Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DEMAM BERDARAH

Ns. DEWA GEDE JULIAWAN, S.Kep, M.Kes


DEFINISI

Demam berdarah dengue adalah penyakit


demam akut yang disebabkan oleh empat
serotipe virus dengue dan ditandai dengan
empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali,
dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai
timbulnya renjatan (sindroma renjatan dengue)
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian (Rohim dkk, 2002 ; 45).
Lanjutan…

Demam berdarah dengue adalah infeksi


akut yang disebabkan oleh arbovirus
(Arthropadborn Virus) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan
Aedes Aegepty) (Ngastiyah, 2005).
ETIOLOGI

• Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit


ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari
empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4
• Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang
ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis
Vektor ini mepunyai ciri-ciri :
1. Badannya kecil, badannya mendatar saat hinggap
2. Warnanya hitam dan belang-belang
3. Menggigit pada siang hari
4. Gemar hidup di tempat – tempat yang gelap
5. Jarak terbang <100 meter dan senang mengigit manusia
6. Bersarang di bejana-bejana berisi air jernih dan tawar
seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas atau
tempat-tempat yang berisi air yang tidak bersentuhan
dengan tanah.
7. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk sekitar 10 hari.
PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Aedes dan infeksi pertama kali
mungkin memberi gejala sebagai Dengue
Fever (DF). Reaksi tubuh merupakan reaksi
yang biasa terlihat sebagai akibat dari proses
viremia seperti demam, nyeri otot dan atau
sendi, sakit kepala, dengan / tanpa rash dan
limfa denopati.
LANJUTAN…
Sedangkan DBD biasanya timbul apabila
seseorang telah terinfeksi dengan virus
dengue pertama kali, mendapat infeksi
berulang virus dengue lainnya. Reinfeksi ini
akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik
antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi
komplek antigen antibodi (komplek virus anti
bodi) yang tinggi.
LANJUTAN…
Terdapatnya komplek antigen antibodi dalam
sirkulasi darah mengakibatkan :
1. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat
dilepaskannya mediator anafilatoksin C 3a dan C 5a,
dua peptida yang berdaya melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat yang menyebabkan
meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (plasma
– Leakage), dan menghilangnya plasma melalui endotel
dinding itu, renjatan yang tidak diatasi secara adekuat
akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik
dan berakhir kematian.
LANJUTAN…
2.Depresi sumsum tulang mengakibatkan
trombosit kehilangan fungsi agregasi dan
mengalami metamorfosis, sehingga
dimusnahkan oleh sistem RE dengan akibat
terjadi trombositopenia hebat dan
perdarahan.
LANJUTAN…
3. Terjadinya aktivasi faktor Hagemon (faktor
XII) dengan akibat akhir terjadinya pembekuan
intra vaskuler yang meluas. Dalam proses
aktivasi ini maka plasminogen akan berubah
menjadi plasmin yang berperan pada
pembentukan anafilatoksin dan penghancuran
fibrin menjadi Fibrin Degradation Product
(FDP).
TANDA DAN GEJALA
• Demam naik turun, anoreksia. Nyeri punggung
, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyetainya.
• Tanda-tanda perdarahan
• Hepatomegali

• Trombositopenia, kenaikan HT 20%

• Renjatan (Syock)
KLASIFIKASI DBD MENURUT WHO
1. Derajat I.
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala
tidak khas, dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah tes toniquet positif
2. Derajat II.
Sama dengan derajat I, ditambah dengan
gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena,
perdarahan gusi.
Lanjutan…
3. Derajat III.
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu
nadi cepat dan lemah tekanan darah rendah,
gelisah, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat IV.
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi
tidak terdeteksi.
Pemeriksaan Diagnostik
• Uji rumple leed / tourniquet positif

• Darah, akan ditemukan adanya


trombositopenia, hemokonsentrasi, masa
perdarahan memanjang, hiponatremia,
hipoproteinemia.
• Air seni, mungkin ditemukan albuminuria
ringan

• Serologi
• Thorax foto
Penatalaksanaan Medis
• Tirah baring

• Diet makan lunak

• Minum banyak (2-2,5 liter/hari)


• Pemberian cairan intravena

• Pemberian obat-obatan : antipiretik, anti


konvulsi (jika kejang)

• Pemberian antibiotik bila ada infeksi sekunder


Komplikasi

• Perdarahan
• Kegagalan sirkulasi
• Hepatomegali
• Efusi Pleura
Pencegahan
1. Pembersihan jentik
a) program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
b) larvasidasi
c) menggunakan ikan (ikan kepala timah, capung,
sepat)
2. Pencegahan gigitan nyamuk
a) menggunakan kelambu
b) menggunakan obat nyamuk
c) penyemprotan
Ada 3 cara pemberantasan vector
1. Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini,
dana terbatas maka kegiatan fogging hanya
dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis
butul-butul memenuhi kriteria
2. Abatisasi
Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis
terutama di sekolah dan tempat-tempat
umum.
Lanjutan…
3. Tanpa inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam
berdarah dengan cara 3M:
1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau
menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air
bersih.
2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas,
plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat
menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang
nyamuk Aedes Aegypti.
Pengkajian
• Identitas pasien
• Anamnesa : Keluhan, Riwayat penyakit
sekarang, Riwayat penyakit terdahulu, dan
keluarga
• Lingkungan tempat tinggal
• Kaji tanda-tanda perdarahan
• Kaji tanda-tanda kegagalan sirkulasi
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d berpindahnya cairan
intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma
dari endotel)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Hipertermi b.d proses infeksi
4. Nyeri akut b.d proses viremia
5. Gangguan nutrisi b.d intake tdk adekuat
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
7. Kurang pengetahuan b. d kurangnya informasi
Intervensi
1. Kaji keadaan umum pasien (lemah pucat,
tachicardi) serta tanda-tanda vital.
2. Observasi adanya tanda-tanda syok.
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Kaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik
(riwayat muntah diare, kehausan turgor jelek).
5. Kaji perubahan haluaran urine dan monitor
asupan haluaran
6. Kolaborasi dalam pemberian sesuai indikasi
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan lab
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai