• Renjatan (Syock)
KLASIFIKASI DBD MENURUT WHO
1. Derajat I.
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala
tidak khas, dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah tes toniquet positif
2. Derajat II.
Sama dengan derajat I, ditambah dengan
gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena,
perdarahan gusi.
Lanjutan…
3. Derajat III.
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu
nadi cepat dan lemah tekanan darah rendah,
gelisah, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat IV.
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi
tidak terdeteksi.
Pemeriksaan Diagnostik
• Uji rumple leed / tourniquet positif
• Serologi
• Thorax foto
Penatalaksanaan Medis
• Tirah baring
• Perdarahan
• Kegagalan sirkulasi
• Hepatomegali
• Efusi Pleura
Pencegahan
1. Pembersihan jentik
a) program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
b) larvasidasi
c) menggunakan ikan (ikan kepala timah, capung,
sepat)
2. Pencegahan gigitan nyamuk
a) menggunakan kelambu
b) menggunakan obat nyamuk
c) penyemprotan
Ada 3 cara pemberantasan vector
1. Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini,
dana terbatas maka kegiatan fogging hanya
dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis
butul-butul memenuhi kriteria
2. Abatisasi
Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis
terutama di sekolah dan tempat-tempat
umum.
Lanjutan…
3. Tanpa inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam
berdarah dengan cara 3M:
1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau
menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air
bersih.
2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas,
plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat
menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang
nyamuk Aedes Aegypti.
Pengkajian
• Identitas pasien
• Anamnesa : Keluhan, Riwayat penyakit
sekarang, Riwayat penyakit terdahulu, dan
keluarga
• Lingkungan tempat tinggal
• Kaji tanda-tanda perdarahan
• Kaji tanda-tanda kegagalan sirkulasi
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d berpindahnya cairan
intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma
dari endotel)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Hipertermi b.d proses infeksi
4. Nyeri akut b.d proses viremia
5. Gangguan nutrisi b.d intake tdk adekuat
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
7. Kurang pengetahuan b. d kurangnya informasi
Intervensi
1. Kaji keadaan umum pasien (lemah pucat,
tachicardi) serta tanda-tanda vital.
2. Observasi adanya tanda-tanda syok.
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Kaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik
(riwayat muntah diare, kehausan turgor jelek).
5. Kaji perubahan haluaran urine dan monitor
asupan haluaran
6. Kolaborasi dalam pemberian sesuai indikasi
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan lab
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH