Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

A. PENGERTIAN

Demam Berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus

dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti

betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006). Demam

berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue (arbo virus)

yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegypti.

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,

disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan

kematian (Amin & Hardi, 2013).

Demam Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke

dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini sering menyerang

anak, remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise, sakit kepala, mual, nyeri,

pegal seluruh tubuh, adanya petekia. Pada pasien rejatan berat, volume plasma dapat

berkurang sampai 30% atau lebih dan jika tak segera ditangani maka akan terjadi

anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD

menyangkut 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan

koagulasi. Prinsip utama dalam penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian

makanan lunak dan minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat

obatan antipiretik, konsulti, antibiotik kortikosteroid dan anti koagulasi. (Suzanne C.

Smeltzer, 2001).
B. ETIOLOGI

Virus dengue sejenis arbo virus (Arthropod borne viruses) artinya virus yang

ditularkan melalui gigitan antropoda misal nyamuk aedes aegypti (betina). Infeksi yang

pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama

demam,nyeri otot/sendi.

Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae.Terdapat 4 serotipe

virus yaitu DEN-1, DEN-2,DEN -3,DEN-4. Keempatnya ditemukan diindonesia

dengan DEN-3 serotype terbanyak . Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan

antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan tidak dapat memberikan

perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut . Seorang yang tinggal di

daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotype selama hidupnya.

Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia

(Sujono, 2010).

C. MANIFESTASI KLINIS

1) Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir

tidak bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.

2) Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk

3) Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis

melena

4) Muka kemerahan , leukopenia.

5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati

6) Pembengkakan sekitar mata

7) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening

8) Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
GAMBARAN KLINIS YANG TIDAK KHAS DAN SERING DIJUMPAI ADALAH:

1) keluhan pada saluran pernafasan : batuk, pilek, sakit waktu menelan

2) keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi

3) Keluhan system tubuh yang lain : sakit kepala, nyeri otot tulang sendi, nyeri ulu

hati, nyeri perut, pegal pegal, kemerahan pada kulit, pembengkakan sekitar

mata, lakrimasi dan fotofobia

4) Pada pasien yang mengalami dialysis perifer, kulit terasa lembab, dingin,

tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah.

5) Adanya pembesaran hati, limpa dan pembesaran kelenjar getah bening

TANDA PENTING DARI DBD INI ADALAH ADANYA KEBOCORAN PLASMA:

a. Hematokrit meningkat lebih dari 20%.

b. Pada kebocoran plasma terjadi perpindahan aliran plasma dari kapiler masuk ke

ruang interstitial seperti palpebra, perut, skrotum, sebagian ke pleura, dengan

manifestasi klinis :effusi pleura, asites, edema palpebra,

hidroproteinemia.(Sylvia A. Price, 2005).

KLASIFIKASI DBD

1) Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji

turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.

2) Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain

3) Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin

lembab, gelisah.

4) Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
D. PATOFISIOLOGI

1) Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty

dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus

antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3

danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin

dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

2) Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor

koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor

penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal

pada DHF.

3) Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah,

menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis

hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.

4) Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel

dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami

hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik

dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah :

1) IgG dengue positif

2) Trombositopenia

3) Hematokrit meningkat lebihd ari 20 merupakan indicator akan timbulnya

rejatan

4) Hb meningkat lebih dari 20%

5) Leukopenia pada hari 2 dan 3

6) Masa perdarahan memanjang

7) Hipoproteinemia

8) Hiponatremia

9) Hipokloremia

10) SGOT dan SGPT meningkat

11) Ureum, Ph darah bisa meningkat

Urine : Albuminuria

Foto thorax : effusi pleura

G. PENATALAKSANA

1) Tirah baring

2) Pemberian makanan lunak

3) Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)

4) Pemberian cairan melalui infuse

5) Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik


6) Antikonulsi jika terjadi kejang

7) Monitor TTV

8) Monitor adanya tanda-tanda renjatan

9) Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut

10) Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas

DBD dapat mengenai pada semua umur yang tinggal di daerah tropis.

b. Keadaan Umum

Terjadinya peningkatan suhu tubuh / demam dan disertai ruam macula popular.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Umumnya klien dengan DHF datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam

akut 2 – 7 hari, nyeri otot dan pegal pada seluruh badan, malaise, mual, muntah,

sakit kepala, sakit pada saat menelan, lemah, nyeri ulu hati, pendarahan spontan.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Diantara penyakit yang pernah diderita yang dahulu dengan penyakit DHF yang

dialami sekarang, tetapi kalau dahulu pernah menderita DHF penyakit itu

berulang.

e. Riwayat Penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain, yang tinggal

didalam satu rumah / beda rumah dengan jarak yang berdekatan sangat

menentukan karena ditularkan melalui gigitan nyamuk.


f. Riwayat Penyakit Lingkungan

DHF ditularkan oleh 2 nyamuk yaitu: Aedes aeyipry dan Aedes albopiehis,

hidup dan berkembang biak didalam rumah yaitu pada tempat penampungan air

bersih seperti kaleng bekas, bak mandi yang jarang dibersihkan.

2. PEMERIKSAAN FISIK

a) Sistem pernafasan : Tidak ada gangguan dalam pernafasan.

b) Sistem persyarafan : Gangguan dalam sistem persyarafan adalah

terdapat respon nyeri.

c) Sistem cardiofaskuler : Terjadi pendarahan dan kegagalan sirkulasi.

d) Sistem pencernaan : Terjadi anorexia, mual dan muntah.

e) Sistem otot dan integumen : Ditemukan peteckie, pegal-pegal pada

seluruh tubuh.

f) Sistem eliminasi : Terjadi gangguan pada sistem eliminasi alvi yaitu

terjadi konstipasi.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Ketidak efektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme

otot-otot pernapasan, nyeri, hipoventilasi

b) Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue

c) Ketidakefektifan perfusi jaringan perfer b.d kebocoran plasma darah

d) Nyeri akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)

e) Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke

ekstravaskuler

f) Resiko syok (hypovolemik) b.d perdarahan yang berlebihan,

pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler


g) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake

nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

h) Resiko perdarahan b.d penurunan faktor-faktor pembekuan

darah(trombositopenia)
DAFTAR PUSTAKA

Amin, N.F. dan Hardhi. ( 2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta : Media Action publishing.

Doenges, Marilyn. E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta: EGC

North American Nursing Diagnosis Assosiation. 2001. Nursing Diagnosis: Deffinition and
Clasification, the assosiation. Philadelphia

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Breda G.2001. Buku Aajar: Keperawatan Medikal-Bedah,
Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC

NANDA, (2012) Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

Anda mungkin juga menyukai