Anda di halaman 1dari 2

FRAKTUR MAKSILLA BILATERAL/

LE FORT I Halaman

1 dari 2

Ditetapkan oleh
No Dokumen
Tanggal
Terbit : Bedah Mulut

Hilangnya kontinuitas tulang maksila bilateral akibat trauma mekanik,


seperti akibat kecelakaan lalu lintas, keributan/perkelahian,
1. Pengertian
kecelakaan olah raga, industri dan rumah tangga,
(Definisi) kejahatan/kriminalitas, kecelakaan masal dan bencana alam. Pada
fraktur ini melibatkan tulang-tulang pembentuk wajah.
Adanya riwayat benturan langsung/tidak langsung (trauma mekanis)
2. Anamnesis pada daerah wajah. nyeri rahang, sulit mengunyah makanan.
Pada status generalis ata adanya gangguan kesadaran, syok,
diperiksa apakah ada fraktur ditempat lain. Status lokalisata
3. Pemeriksaan Fisik ditemukan pembengkakan/luka pada wajah, maloklusi, perubahan
dataran oklusal dan maksilla mengambang/ floating jaw maxilla.
4. Kriteria Diagnosis Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja Fraktur maksilla bilateral/ Le fort I
1. Fraktur Le Fort II
6. Diagnosis Banding 2. Fraktur alveolar segmental maksilla
1. Schedel PA kepala
2. Panoramik
7. Pemeriksaan
3. Water’s view
Penunjang 4. Submentovertex
5. CT Scan
1. Reduksi tertutup (closed reduction) untuk fraktur simple dan tidak
terdapat displacement (76.73) dengan pemasangan interdental
wiring dan intermaxilary wiring (79.10) tindakan ini dilakukan di
bawah anestesi umum.
2. Reduksi terbuka (ORIF) (76.74) dengan cara pemasangan plate
dan screw (mini & mikro sebagai adaptive plate) untuk fraktur
simple displace ringan tanpa maloklusi tindakan ini dilakukan di
bawah anestesi umum.
3. Rekonstruksi lain pada tulang wajah lain (76.46) pada fraktur
komplek, comminuted, dan atau terdapat defek/ kehilangan
sebagian tulang wajah akibat trauma, bisa disertai dengan
maloklusi atau tidak (normoklusi), dengan cara pemasangan plat
8. Tata Laksana dan screw tunggal atau multiple untuk merekonstruksi struktur
tulang wajah arah horozontal vertikal dan anteroposterior dengan
atau tanpa bone graft dan dengan pemasangan interdental wiring
dan intermaxilary wiring (79.10) untuk mengoreksi maloklusi dan
imobilisasi rahang tindakan ini dilakukan di bawah anestesi
umum.
4. Suspensi kawat
5. Rawat inap 3-6 hari pada pasien stabil GCS 15.
6. Rawat bersama bagian Bedah Saraf, pada pasien yang
mengalami pembedahan/rekonstruksi dan pasien dengan
penyulit (komplikasi neurologis yang berat), sekitar 1-3 minggu.
Jika sudah stabil rawat jalan.
1. Penjelasan diagnosis dan diagnosis banding.
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko
dan komplikasi
9. Edukasi
3. Penjelasan alternatif tindakan
4. Penjelasan lama rawat
FRAKTUR MAKSILLA BILATERAL/
LE FORT I Halaman

2 dari 2

Ditetapkan oleh
No Dokumen
Tanggal
Terbit : Bedah Mulut

Quo Ad Vitam/ hidup: dubia ad bonam


10. Prognosis Quo Ad Sanationam/sembuh : dubia ad bonam
Quo Ad Functionam/ fungsi : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IB
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis Dokter Spesialis Bedah Mulut Maksillofasial
1. Keluhan berkurang (nyeri, edema, trismus)
2. Oklusi individu
14. Indikator Medis
3. Tidak terjadi infeksi luka operasi

1. Fonseca, R.J. et al. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed. Vol. 2.
St Louis: Elsevier. 2005

2. Moore, U.J. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 5th ed.


15. Kepustakaan Oxford: Blackwell-Science. 2001

3. Peterson, L.J. et al. Contemporary Oral and Maxillofacial


Surgery. 4th ed. St. Louis: Mosby. 2003

Anda mungkin juga menyukai