SURABAYA
OLEH :
SURABAYA
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
NIP. 196804181989031009
ii
BAB I
PENDAHULUAN
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik bersifat total ataupun parsial.
mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau
tidak langsung. Fraktur mandibula dapat terjadi pada bagian korpus, angulus,
dengan trauma wajah dan sebagian besar melibatkan mandibula. Trauma yang
lainnya seperti trauma kepala, dada dan skeletal. Hal-hal tersebut masih
merupakan masalah dalam penanganan trauma wajah tepat waktu. Salah satu
1
plating mandibula dengan tujuan untuk memberi tahanan pada daerah fraktur,
1.2 TUJUAN
mandibula.
fraktur mandibula.
mandibula.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari
akan manentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
2.1.4 Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak teratur
(Watson,2002).
yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak
3
2.2 KLASIFIKASI
kearah dalam tulang satu sama lain, sehingga tidak dapat terjadi
1) Derajat I
Luka < 1 cm
4
Fraktur sederhana, transversal, oblik atau komunitif ringan
Kontaminasi minimal
2) Derajat II
Laserasi > 1 cm
3) Derajat III
organ visera juga ikut terkena, fraktur seperti ini dapat berbentuk
5
d. Frekuensi terjadinya fraktur pada mandibula adalah : 2% pada
25% pada regio angulus, 25% pada regio korpus, 15% pada regio
simfisis.
Gambar 1.1
intermaxillary fixation.
1) Fraktur Unilateral
6
Fraktur ini biasanya hanya tunggal, tetapi kadang terjadi
lebih dari satu fraktur yang dapat dijumpai pada satu sisi
2) Fraktur Bilateral
3) Fraktur Multipel
7
karena adanya kontraksi refleks yang datang sekonyong-
pada leherkondilar
f. Berdasarkan tipe
1) Single fraktur
lokasi berikut :
bererupsi.
Leher kondilus.
2) Multiple fraktur
3) Simple fraktur
8
semacam ini dapat terjadi dimana saja pada ramus mandibula,
4) Compound fraktur
5) Comminuted fraktur
6) Complicated fraktur
complicated fraktur.
g. Berdasarkan lokasi
1) Fraktur dento-alveolar
9
2) Fraktur Kondilus
4) Fraktur ramus
5) Fraktur angulus
6) Fraktur korpus
10
fraktur pada daerah simfisis dan para simfisis hanyalah
2.3 PENYEBAB
2.3.1 Trauma
2.3.2 Patologis
2.3.3 Degenerasi
2.3.4 Spontan
(tenderness)
terdekat
11
2.4.8 Syok disebabkan rasa nyeri yang hebat, kehilangan darah dan
inferior
d. Maloklusi geligi
h. Deformitas tulang
i. Asimetris
12
2.5 WOC (Web Of Caution)
lokasi mandibula
perdarahan di mulut
sesak
obstruksi partial
tidak efektif
13
2.6 PEMERIKSAAN PENUNUJANG
2.6.1 Sinar – X
2.6.4 Angiografi
arteri untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa digunakan untuk tingkat
14
2.6.5 Pemeriksaan Laboratorium
darah.
clearance.
2.7 PENATALAKSANAAN
15
2.7.2 Terapi operatif terdiri dari
eksterna
untuk kuman gram positif dan negatif dengan dosisi tinggi. Lakukan
terbuka.
16
d. Penyatuan terlambat atau tidak ada penyatuan : dengan graft
(penyatuan sendi).
a. Tahap 1 :
b. Tahap 2 :
fraktur.
maxilla.
menyatukan fraktur
17
4) Fraktur yang hanya ditangani dengan jalan reduksi tertutup
intermaxilla.
deformitas/maloklusi/trismus.
a. Menjelang operasi
18
permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed
consent).
operasi.
e. Tahapan operasi
kiri.
4)
Gambar 1.2
19
pemasangan plat ini bertujuan untuk memberi tahanan pada
a. Infeksi
b. Kerusakan saraf
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Biodata
daerah mandibula.
21
Riwayat pengobatan berikut efek sampingnya, misal kortikosteroid
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Bood)
c. B3 (Brain)
22
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bowel)
benjolan massa.
f. B6 (Bone)
perdarahan di mulut.
trombus).
23
3.2.6 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
ibvasif/traksi tulang).
perdarahan di mulut.
a. Tujuan :
b. Kriteria Hasil :
tracheal tag)
TD : 110-140/60-90 mmHg
N : 60-100x/m
RR : 14-20x/mmHg
24
Nilai BGA :
pH : 7.35 - 7.45
pCO2 : 35 - 45 mmHg
B.E :-2-+2
HCO3 : 21 - 25 mMol/L
c. Intervensi
25
3.3.2 Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang,
a. Tujuan :
berkurang
b. Kriteria hasil :
Nadi : 60-100x/menit
Suhu : 36 ºC
RR : 14-20x/menit
c. Intervensi
edema/nyeri.
sirkulasi vaskuler.
26
5) Ajarkan teknik manajemen nyeri (latihan nafas dalam,
imajinasi visual)
a. Tujuan :
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
perubahan posisi
27
7) Bila terpasang gips/bebat, sokong fraktur dengan bantal
netral.
posisi.
a. Tujuan :
28
b. Kriteria hasil :
Dispneu (-)
RR : 14-20x/menit
c. Intervensi :
efektif
keadaan klien
sesuai indikasi.
dan trombosit
29
5) Evaluasi frekuensi pernapasan dan upaya bernafas,
pernafasan.
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
kulit.
30
R/ Pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan
terjadinya komplikasi.
insisi ditutup.
membersihkan exudat.
b. Kriteria hasil :
Suhu : 36ºC
RR : 20x/menit
Nadi : 60-100x/menit
TD : 120/80 mmHg
c. Intervensi:
31
1) Lakukan perawatan steril dan perawatan luka sesuai
protokol
penyembuhan luka
R/ Meminimalkan kontaminasi
32
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
FKUI
33