Anda di halaman 1dari 4

PERAWAT : Tidak Hanya Berteori

^_^
Sabtu, 23 Mei 2009

TEKANAN DARAH
Tekanan darah merupakan salah satu konsep
yang wajib diketahui oleh perawat. Termasuk
salah satu dari komponen tanda-tanda vital. Ada
cara mudah dalam memahami tekanan darah.
Tekanan darah adalah tekanan atau gaya lateral
darah yang bekerja pada dinding pembuluh
darah. Proses tekanan ini, sebetulnya dimulai
pada saat darah keluar dari jantung, beredar ke
seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung. Karena pembuluh darah darah terbagi 2,
yaitu arteri dan vena, maka tekanan darah juga dapat diklasifikasikan menjadi 2
macam, yaitu tekanan darah arteri dan tekanan darah vena.

Tekanan darah yang kita kenal sehari-hari adalah adalah tekanan darah
arteri. Yang pengukurannya menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer
atau tensian, bahasa umumnya. Sedangkan tekanan darah vena diukur dengan
menggunakan CVP (Central Venous Pressure) atau tekanan vena sentral.

Dalam mengukur tekanan darah arteri, kita mengukur bagaimana kondisi


jantung dalam memompa darah. Ada dua hasil yang kita temui. Yaitu sistolik dan
diastolik, seperti yang orang awam ketahui pada umumnya. Tekanan tertinggi
terjadi selama ejeksi jantung dan disebut tekanan sistolik (Normalnya 120
mmHg), yaitu saat ventrikel kontraksi. Titik terendah dalam siklus ini disebut
diastolik yaitu saat ventrikel relaksasi (Normalnya 80mmHg). Selisih tekana sistolik
dan tekanan diastolik disebut Pulse Pressure (Tekanan Nadi) Dan akan terus berubah
sesuai dengan pertambahan usia. Sedangkan tekanan darah vena, dengan mudah
kita dapat dengan CVP. Nilai normalnya di sternum 0 – 5 cmH2O, Midaxilla line = 5 –
15 cmH2O

Kembali ke pengukuran tekanan darah arteri, karena didapatkan dua hasil


(Sistolik dan diastolik), maka kita perlu mencari tekanan arteri yang sebenarnya.
Tekanan darah arteri rata-rata bisa didapatkan dengan sebuah rumus yaitu :

MAP = (S + 2D)/3

MAP = Mean Arterial Pressure/tekanan arteri rata-rata


S = Tekanan darah sistolik

D = Tekanan darah diastolik

Jadi perhitungannya, apabila seseorang mempunyai tekanan darah arteri 120/80


mmHg, maka MAP/tekanan arteri rata-ratanya adalah (120 + 160) atau 280/3 yaitu
93,4 mHg.

Hal ini penting diketahui oleh dokter dan perawat, karena tekanan darah arteri
menggambarkan kondisi tekanan darah yang ada pada darah saat keluar dari
jantung. Tekanan yang rendah mengakibatkan suplai darah kurang ke jaringan.
Sehingga, oksigen dan sari-sari makanan tidak tersampaikan, dan akhirnya dapat
terjadi penurunan metabolisme tubuh. Kondisi ini yang dinamakan dengan
hipoksia.

Definisi Fisiologi Tekanan Darah

Untuk memahami penyakit-penyakit yang berhubungan dengan nilai


tekanan darah, seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi) atau Hipotensi (tekanan
darah rendah), atau lebih jauh lagi Shock (Penurunan tekanan darah yang ekstrim,
sehingga darah tidak dapat sampai ke organ-organ vital tubuh, dan terjadi
kegagalan fungsi), dibutuhkan konsep dasar yang lebih dari itu.

Tekanan darah, secara fisiologi dapat didefinisikan sebagai

BP = CO x SVR

BP = Blood Pressure/tekanan darah

CO = Cardiac output/ Curah jantung (Jumlah darah yang keluar dari jantun dalam
waktu 1 menit)

SVR = Systemic Vascular Resisten/ Tahanan pembuluh darah sistemik (resistensi


dinding pembuluh

darah terhadap aliran darah.

Sedangkan

CO = SV x P

SV = Stroke Volume/volume sekuncup (jumlah darah yang dipompakan keluar


jantung 1x pompaan)

P = Pulse/Nadi dalam satu menit


Dengan kata lain, dapat diambil kesimpulan bahwa

BP = SV x P x SVR

Penjelasan :

Sudah jelas bahwa, tekanan darah itu sendiri merupakan perkalian dari 3
komponen yaitu Stroke volume, nadi dan tahanan dinding pembuluh darah.
Sehingga dengan kata lain, dapat kita simpulkan bahwa ada tiga faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya tekanan darah yaitu, jumlah darah yang keluar dari
jantung (SV), Denyut jantung (P) serta keadaan dinding pembuluh darah (SVR).

Kita dapat mengambil analogi hitungan anak SD, yaitu 2 x 3 x 4 = 24. Apabila
angka 2 diganti dengan 1 (diturunkan) tentu saja hasilnya akan turun menjadi 12,
karena 1 x 3 x 4 = 12 he…....3x ^_^. Begitu juga dengan tekanan darah, kalau ada
salah satu dari 3 unsur tersebut mengalami perubahan nilai, maka akan terjadi
perubahan nilai juga pada tekanan darah.

Contoh kasus :

Pada orang dengan perdarahan hebat, jumlah darah yang ada dalam tubuh
menjadi berkurang. Hal itu mengakibatkan darah yang masuk ke jantung menjadi
sedikit, sehingga stroke volume jadi kecil/jadi sedikit. Karena terjadi penurunan
stroke volume, akhirnya mengakibatkan tekanan darah menjadi turun. Kalau hal ini
berlangsung ekstrim, terus-menerus dan tidak ditolong, seseorang dapat
mengalami kematian, disebabkan kegagalan fungsi organ akibat tidak adanya suplai
oksigen dan nutrisi untuk metabolisme yang dibawa oleh darah. Kondisi inilah yang
disebut dengan shock hipovolemik.

Nursing di 16.11

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai