Anda di halaman 1dari 6

Teori 1

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh


permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh
darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah
melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup
karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan
atrium kanan (Ethel, 2003: 238).
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering
diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut nadi
dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan atau dengan cara palpasi,
disamping itu dapat pula ditentukan dengan menggunakan peralatan elektronik
yang sederhana maupun yang modern.
Pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah merupakan faktor
yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai system kardiovaskuler.

Sumber :
https://www.academia.edu/5224124/PEMERIKSAAN_DENYUT_NADI_DAN_
PENGUKURAN_TEKANAN_DARAH

Teori 2

Tekanan darah merupakan besaran yang penting dalam sistem sirkulasi.


Tekanan darah penting karena :
a. Tekanan harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup.
b. Tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh
bahkan ruptur pembuluh halus.
c. Tekanan darah arteri merupakan hasil perkalian curah jantung dan resistensi
vaskular perifer.
d. Tekanan darah seseorang secara langsung dipengaruhi oleh volume darah
pada sirkulasi sistemik.
Faktor-faktor vaskular yang mempengaruhi tekanan darah antara lain :
1. Gerakan pompa jantung
2. Volume darah
3. Viskositas darah
4. Elastisitas dinding pembuluh darah
Faktor-faktor vaskular pada setiap individu berbeda-beda dan dapat
bervariasi, variasi tersebut dipengaruhi oleh umur, ras, exercise, obesitas, sex,
medikasi, dan variasi genetis.
Tekanan darah dalam tubuh manusia biasanya diukur berdasarkan dua
ukuran. Itulah kenapa ketika mengukur tekanan darah kita akan mendapati dua
angka seperti 90/80. Angka tersebut sebenarnya menunjukan 2 tekanan darah
yang terjadi dalam pembuluh darah manusia. Angaka pertama dalm ukuran
tekanan darah merupakan tekanan darah atas atau tekanan sistolik (Redaksi,
2012). Tekanan sistolik adalah tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh
aktivitas jantung ketika melakukan pemompaan darah. Sedangkan angka kedua
pada ukuran tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau tekanan distolik.
Tekanan ini menunjukan tekanan pada jantung ketika jantung beristirahat
diantara proses pemompaan darah (Redaksi, 2012).

Sumber :
https://www.academia.edu/8739000/ANFISMAN

Teori 3

Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai


sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal
tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah – yakni
dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol
baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik
sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan
instrumen komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah
atau voleme darah, yang mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan ,
kaki, tungkai, lengan dan leher (Sanif, 2008).

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung


seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi.
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan
struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi,
apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang
diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).

Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan


titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis
posterior (Michael, 2006).

Pulsa denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui


arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara
periodik; kontraksi dan relaksasi arteri bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi
jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena. Dengan
demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung per menit atau yang
dikenal dengan heart rate (Quan, 2006). PMI, atau Point of Maximal Impulse,
dapat ditemukan pada sisi kiri dada, kurang lebih 2 inci ke kiri dari ujung sternum.
Titik ini dapat dipalpasi dengan mudah; dan pada titik ini pula biasanya apical
pulse diperiksa secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop.

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan
luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup
tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu
tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua
harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan
diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung.
Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang
kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun
atas empat fase (Saladin, 2003),

1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)

Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya


turun dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh
darah dalam tiga tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti
dengan pengisian yang lebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses
diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic
Volume), yang merupakan volume darah total yang mengisi tiap ventrikel,
besarnya kurang lebih 130 mL.

2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)

Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole
selama sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah
masih belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80
mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg)masih lebih tinggi dibandingkan
tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup jantung. Dalam
fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan
isovolumetrik.

3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)

Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam


ventrikel melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka.
Harga tekanan puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25
mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa
ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54%
dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV);
dengan demikian SV = EDV – ESV.

4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)

Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya


repolarisasi. Fase ini juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup
AV belum terbuka dan ventrikel belum menerima darah dari atria.

Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang
terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi
ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan
blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).

Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan


darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet
tiup.

Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet


memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk
tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan
tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam
spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat
gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam
kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang
ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau
tekanan sistolik.

Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan
mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan
suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam
manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan
manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum,
jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara
jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset
turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus
menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus
mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi.
Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran
laminar dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970). Adapun
bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan
bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang
ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.

Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti


halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu
tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

Sumber :

https://deyra.wordpress.com/2012/12/07/laporan-praktikum-tekanan-darah-dan-
denyut-nadi/

Anda mungkin juga menyukai