OLEH:
INTANIA NAPITUPULU (4153341020)
JULI ESTIKA SIMBOLON (4153341024)
MONA ASTILLA L. TOBING (4153341028)
MULIA DALIMUNTHE (4153341031
MEDAN
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ 1
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................. 2
B. PERUMUSAN MASALAH....................................................... 3
D. MANFAAT PENELITIAN........................................................ 3
BAB IV : ISI
BAB V SIMPULAN
5.1. KESIMPULAN................................................................................ 16
5.2. SARAN............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan
luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup
tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu
tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua
harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan
diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus
jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah
yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung
tersusun atas empat fase (Saladin, 2003),
4
(SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut
End Systolic Volume (ESV); dengan demikian SV = EDV ESV.
Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang
terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi
ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan
blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).
Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan
mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan
suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam
manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan
manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum,
jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara
jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset
5
turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus
menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus
mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi.
Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran
laminar dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970).
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah saat
mengalir melalui arteri, karena darah bergerak secara bergelombang ada dua jenis
tekanan darah yaitu tekanan sistolik yang merupakan tekanan darah yang
dihasilkan oleh kontraksi ventrikel yang merupakan tekanan pada puncak
gelombang darah dan tekanan diastolik merupakan tekanan ventrikel pada saat
istirahat. (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010) World Health Organization
(WHO) menyebutkan bahwa tekanan darah dianggap normal bila kurang dari
135/85 mmHg dan hipertensi bila tekanan darah lebih dari 140/90mmHg.
(Noviyanti, 2015)
Tekanan darah tinggi (Hipertensi) berarti tekanan yang tinggi dalam arteri.
Hipertensi menjadi salah satu penyakit utama yang menyebabkan cacat tubuh dan
kematian dihampir semua Negara. Penyebab yang belum pasti dan tidak banyak
gejala sampai akhirnya dapat menimbulkan komplikasi yang serius seperti
serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan bahkan kematian hingga akhirnya
penyakit ini disebut sebagai silent killer. (Gardner, 2007)
7
Berdasarkan laporan system pencatatan dan pelaporan puskesmas dinas kesehatan
kabupaten Ciamis tahun 2015, Hipertensi menduduki posisi pertama pada sepuluh
besar penyakit di kabupaten Ciamis tahun 2015 dengan total 48.007 kasus.
kesenjangan antara rendahnya angka deteksi kasus hipertensi dan tingginya angka
komplikasi jangka panjang hipertensi, hal ini bila terus dibiarkan, maka hipertensi
akan selalu menjadi masalah medis dan masalah kesehatan masyarakat yang
serius. (Lubis, 2013)
BAB III
METODE PENELITIAN
8
Praktikum dilakukan di laboratorium biologi FMIPA Unimed pada 15
Maret 2017 pukul 09.40 sampai11.20.
Nama Alat
N
NAMA ALAT JUMLAH
O
1. Spygmomanometer manual 1 buah
2. Spygmomanometer digital 1buah
3. Hvs 1 lembar
Nama Bahan
No Prosedur Kerja
1 Cari pembuluh darah arteri branchialis dan mendengarkan bunyi desakan
darah yang ada melalui stetoskop
2 Beban lengan kiri praktikan (pria dan wanita ) dengan sypgmonamometer dan
mengsisikan udara ke dalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka
9
170mmHg
3 Keluarkan udara secara perlahan lahan dari spygmonamometer sambil tetap
mencatata tinggi air raksa tepat ketika bunyi desakan pertama terdengar
(systole) serta buniy desakan udara pertama kali menghilang sama sekali
(diastole)
4 Ulangi percobaan diatas selama 3 kali untuk setiap 3 orang
Perlakukan pada praktikan (pria dan wanita)
- Keadaan tenang pada posisi duduk atau terbaring
- Setelah berlari selama 5 menit
- Setelah berendam didalam es selama 5 menit
5. Tuliskan pengamatan pada tabel dibawah ini.
BAB IV
ISI
NO PERLAKUAN DENYUT
JANTUNG/MENIT
1. Duduk diam selama 5 menit 84
10
2. Berjalan selama 5 menit 98
3. Berlari selama 5 menit 110
11
Pada perhitungan pertama setelah melakukan aktivitas berlari, denyut
jantung ada sebanyak 4 kali. Sedangkan pada aktivitas berjalan ada sebanyak 3
kali. Lain halnya dengan duduk diam hanya 2 kali. Dari data tampak jelas bahwa
aktivitas tubuh mempengaruhi denyut jantung, semakin berat aktivitas tubuh
semakin cepat jantung berdetak untuk memenuhi asupan energi yang dibutuhkan.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak diteliti efek jangka panjang
dari berjalan santai, serta tidak dapat mengendalikan keseriussan reponden dalam
berjalan santai. Kelebihan dalam penelitian ini peneliti fokus meneliti efek
seketika dari berjalan santai pada pra lansia yang jarang dilakukan pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Serta lebih mengkhususkan efek seketika dari
jalan santai, bukan pada aktivitas fisik atau olah raga pada umumnya
12
Perbedaan rata-rata tekanan sistol dan diastol antara posisi berdiri dengan
berbaring lebih besar dari pada posisi berbaring dengan posisi duduk. Pada
penelitian ini, selisih rata-rata tekanan darah antara posisi berdiri dan berbaring
tidak didapat karena perubahan posisi secara tiba-tiba melainkan setelah
perubahan bertahap dari posisi duduk. Sebagian besar memberikan kesimpulan
bahwa ada perbedaan bermakna pada hasil pengukuran tekanan darah untuk tiap
posisi yang berbeda, namun perbedaan yang diberikan berupa peningkatan
tekanan darah, maka hasil penelitian di atas melemahkan teori yang dikemukakan
oleh Burnside dan Mc Glyne (1995) yang menyatakan bahwa posisi berdiri akan
memperkuat gaya gravitasi sehingga tekanan darah akan turun.
Tidak ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sistol antara posisi
duduk dan berdiri.Hipotesis ini berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh
Ganong (2008) yang menyatakaan bahwa 20-30% perubahan posisi tubuh dari
berbaring ke duduk atau berdiri memberikan pengaruh yaitu penurunan curah
jantung dan penurunan curah jantung akan
mengakibatkanpenurunan tekanan darah.Menurut peneliti, hasil penelitian
melemahkan teori karena terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi hasil
pengukuran tekanan darah selama pengambilan data. Selama proses pengambilan
data, sampel yang diukur tekanan darahnya telah diupayakan memenuhi kriteria
inklusi seperti berada direntang usia dewasa muda, tidakmengkonsumsi kafein
dan rokok, melakukan istirahat baring selama 5 menit sebelum pengukuran,
memiliki emosi yang stabil, serta sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan yang
mempengaruhi tekanan darah, namun peneliti tidak membedakan sampel
berdasarkan berat-ringannya aktivitas yang dilakukan sebelum dilakukan
pengukuran tekanan darah. Sampel yang melakukan aktivitas lebih berat seperti
naik tangga dan berlari kemungkinan memerlukan istirahat yang lebih dari lima
menit untuk menstabilkan tekanan darah karena peningkatan metabolisme yang
dialaminya.
13
darah setelah berolahraga. Pada penelitian itu responden diukur tekanan darah
sebelu dan sesudah melakukan olah raga selama 8 minggu, hasilnya didapatkan
penurunana yang signifikan dengan penurunan tekanan darah sistolok sebesar
7mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 5,2mmHg. Hal ini terjadi karena
pada rreponden yang melakukan olahraga secara teratur dalam jangka waktu yang
lama didapatkan penurunan kekakuan dari pembukuh darah arteri serta penurunan
aktivitas sistem saraf simpatis (Liu et al, 2012).
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak diteliti efek jangka panjang
dari berjalan santai, serta tidak dapat mengendalikan keseriussan reponden dalam
berjalan santai. Kelebihan dalam penelitian ini peneliti fokus meneliti efek
seketika dari berjalan santai pada pra lansia yang jarang dilakukan pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Serta lebih mengkhususkan efek seketika dari
jalan santai, bukan pada aktivitas fisik atau olah raga pada umumnya
Pada saat frekuensi denyut jantung cepat,tekanan arteri turun secara tajam
selama fase ejeksi sistolik ventrikel karena katup atrioventrikulat tertarik
kebawah meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menyedot darah ke atrium dari
vena besar. Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut membantu secara nyata
pada arus balik vena. Hal ini menjelaskan mengapa pada beberapa sunjek terjadi
penurunan pada tekanan sistole setelah berlari.
14
B. Suhu
Panas dapat hilang dari tubuh melalui tiga cara, yatu; melalui kulit, dalam
udara ekspirasi dan melalui urin dan feses. Panas yang hilang dari kulit melalui
konduksi, radiasi, dan konveksi, melalui perspirasi dan penguapan keringat.
Kehilangan ini dikontrol oleh variasi jumlah darah yang melewati kulit, dihasilkan
oleh perubahan ukuran pembuluh darah didalamnya. Kehilangan panas melalui
kulit dipengaruhi oleh jumlah dan jenis pakaian yang dikenakan.
BAB V
SIMPULAN
5.1. Kesimpulan
15
tekanan dalam tensimeter,jika misalnya menunjukkan angka 82
mmHg, maka tekanan diastolnya adalah 82 mmHg.
2.
NO PERLAKUAN DENYUT
JANTUNG/MENIT
1. Duduk diam selama 5 menit 84
2. Berjalan selama 5 menit 98
3. Berlari selama 5 menit 110
3. semakin berat aktivitas fisik tubuh maka semakin kuat detak denyut
jantung yang menandakan aliran darah semakin banyak. Semakin sedikit
tubuh atau fisik beraktivitas maka semakin normal jantung bekerja ditandai
melalui denyut jantungnya.
4. tekanan darah yang meningkat. Tekanan darah yang meningkat ini
dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih
besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat
1.
Jantung 1. Umur
2.
Tahanan Perifer
3.
Volume Darah 2. Jenis kelamin
4.
Viskositas Darah
5.
Distensibilitas Dinding 3. Kerja otot
Pembuluh Dara
Faktor Tambahan 4. Bentuk tubuh
5. Emosi
16
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and
Function, Third Edition. McGraw-Hill
Sanif, Edial, dr. 2008. Tes Untuk Memelihara Kebugaran
Kardiovaskuler. diam bil dari:
http://www.jantunghipertensi.com/content/2/3/32. [6 April 2010]
Michael, dkk. 2006. Kecepatan Denyut Nadi Siswa SMA Kelas X.
Mahatma Gading School
Quan, Kathy. 2006. Vital Signs: How to Take a Pulse. diambil dari:
http://health
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010).
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta:
EGC.
Noviyanti. (2015). Hipertensi kenali, cegah & obati.
Yogyakarta: Notebook.
Gardner, F. S. (2007). Smart treatment for high blood pressure.
Jakarta: Prestasi pustaka.
Lubis, M. L. (2013). Penatalaksanaan Terkini Krisi Hipertensi
Preoperatif. 40. Manembu,
Runtukahu, R. F., Rompas, S., & Pondaag, L. (2015, Mei). Analisis
Faktor-faktoryang berhubungan dengan kepatuhan melaksanakan diet
pada penderitahipertensi di wilayah kerja puskesmas wolaang
kecamatan langowan timur. 3.