PENDAHULUAN
kontinuitas pada mandibula, dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai tempat
menempelnya gigi geligi. Faktor etiologi utama terjadinya fraktur mandibula bervariasi
umum
Fraktur mandibula merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal ini
disebabkan kondisi mandibula yang terpisah dari kranium. Diagnosis fraktur mandibula dapat
ditunjukkan dengan adanya rasa sakit, pembengkakan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya
gigi, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya lengkung rahang, gigi yang goyang dan krepitasi
Oleh karena itu, penulis merasa pentingnya bagi dokter gigi untuk mengetahui
anatomi, etiologi, klasifikasi, insidensi, tanda klinis dari fraktur mandibula. Sehingga
BAB II
1
MANDIBULA
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia yang merupakan tulang
paling kuat pada daerah muka dan berfungsi sebagai tempat melekatnya gigi geligi.
dan disangga oleh otot - otot mengunyah. Mandibula terdiri dari korpus dan ramus.
mandibula. Pada ujung dari masing-masing ramus didapatkan dua buah penonjolan
terdiri dari kaput dan kolum. Pada permukaan luar digaris tengah corpus mandibula
belakang, memipih dan meninggi pada bagian ramus kanan dan kiri sehingga
membentuk pilar, ramus membentuk sudut 1200 terhadap korpus pada orang dewasa.
Pada yang lebih muda sudutnya lebih besar dan ramusnya nampak lebih divergen.
Gambar 12
Anatomi mandibula
2
B. Fraktur Mandibula1, 3
merupakan tulang yang kuat, tetapi pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian yang
lemah. Daerah korpus mandibula terutama terdiri dari tulang kortikal yang padat
dengan sedikit substansi spongiosa sebagai tempat lewatnya pembuluh darah dan
pembuluh limfe. Daerah yang tipis pada mandibula adalah angulus dan sub condylus
sehingga bagian ini termasuk bagian yang lemah dari mandibula. Selain itu titik lemah
juga didapatkan pada foramen mentale, angulus mandibula tempat gigi molar III
terutama yang erupsinya sedikit, kondilus mandibula terutama bila trauma dari depan
Garis fraktur dimulai pada regio alveolar kaninus dan insisivus berjalan oblique
akibat tarikan otot-otot mastikasi, oleh karena itu maka reduksi dan fiksasi pada fraktur
arah dan kekuatan trauma, arah dan sudut garis fraktur, ada atau tidaknya gigi pada
Pada daerah ramus mandibula jarang terjadi fraktur, karena daerah ini
terfiksasi oleh musculus masseter pada bagian lateral, dan medial oleh musculus
pterigoideus medialis. Demikian juga pada prosesus koronoideus yang terfiksasi oleh
musculus masseter.
3
Setiap benturan atau pukulan keras pada muka dapat mengakibatkan terjadinya
suatu fraktur pada mandibula. Fraktur dapat terjadi akibat trauma atau karena proses
patologis. Fraktur akibat trauma dapat terjadi akibat perkelahian, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan kerja, luka tembak, jatuh ataupun trauma saat pencabutan gigi. Fraktur
patologis dapat terjadi karena kekuatan tulang berkurang akibat adanya kista, tumor
jinak atau ganas rahang, atrofi tulang secara menyeluruh atau osteoporosis nekrosis
atau metabolic bone disease. Akibat adanya proses patologis tersebut, fraktur dapat
lebih sering terjadi dibandingkan dengan bagian tulang wajah lainnya. Pada umumnya
Menurut survey di District of Columbia Hospital, dari 540 kasus fraktur, 69%
kasus terjadi akibat kekerasan fisik (perkelahian), 27% akibat kecelakaan lalu-lintas,
12% akibat kecelakaan kerja, 2% akibat kecelakaan saat olahraga dan 4% karena sebab
patologis.
80%
70%
60%
50% 69%
27%
40%
12%
30%
2%
20% 4%
10%
0%
Kekerasan Fisik Kecelakaan lalu Kecelakaan kecelakaan saat Patologis
lintas kerja olah raga
4
Grafik 1
lain.
-
Kecelakaan lalu lintas, menggunakan seat belt saat mengemudi mobil atau helm
sudah ditentukan.
-
Patologis, mulai menjalani pola hidup yang sehat
Gambar 21
5
Insidensi Fraktur Mandibula Berdasarkan Regio
perempuan hanya 28%. Hal ini disebabkan karena laki-laki jauh lebih banyak
menjalani aktivitas luar seperti berkendara atau berolah raga dibandingkan dengan
wanita. Fraktur mandibula juga lebih sering terjadi pada laki-laki dewasa yaitu 48%
kisaran usia 21-30 tahun. Kelompok usia anak-anak khususnya pasien dibawah 5
yaitu :
1. Tipe fraktur
a. Fraktur simple atau fraktur tertutup, yaitu fraktur dengan jaringan lunak yang
c. Fraktur comminuted, yaitu fraktur yang terjadi pada satu daerah tulang yang
6
d. Fraktur greenstick, yaitu fraktur yang tidak sempurna dimana satu sisi tulang
e. Fraktur patologis yaitu fraktur yang diakibatkan oleh penyakit pada mandibula
fraktur
Gambar 34
2. Lokasi fraktur1, 4
Berdasarkan pada letak anatomi dapat terjadi pada daerah sebagai berikut :
a. Dentoalveolar
b. Kondilus
c. Koronoideus
d. Ramus
e. Angulus
f. Korpus
7
g. Simfisis
h. Parasimfisis
Gambar 44
3. Pola fraktur
a. Fraktur unilateral adalah fraktur yang biasanya tunggal pada satu sisi
mandibula saja
b. Fraktur bilateral adalah fraktur yang sering terjadi akibat kombinasi trauma
8
c. Fraktur multipel adalah variasi pada garis fraktur dimana bisa terdapat dua
atau lebih garis fraktur pada satu sisi mandibula. Lebih dari 50% dari fraktur
Gambar 54
1. Rasa nyeri yang hebat dapat dirasakan saaat pasien mencoba menggerakkan
3. Maloklusi
4. Trismus atau ketidakmampuan membuka mulut lebih dari 35 mm, batas terendah
5. Pergerakan abnormal
6. Krepitasi tulang atau bunyi berciut yang terdengar jika tepian-tepian fraktur
G. Pemeriksaan Penunjang
Radiografi :
1. Panoramic
2. Postero Anterior
10
BAB III
Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah awal bersifat kedaruratan yaitu5 :
1. Airway
Apabila pasien merespon dengan suara yang normal, maka jalan nafas pasien
baik. Hambatan jalan nafas bisa menjadi sebagian atau komplit. Tanda-tanda dari
hambatan sebagian mencakup suara yang berubah, nafas yang tidak teratur dan
2. Breathing
Jika nafas tidak cukup, ventilasi harus dibantu dengan memberikan napas
3. Circulation
Hitung nadi berapa kali per menitnya. Juga lihat capillary refill time, apakah
4. Disability
Bila pasien hanya memberikan respon saat nyeri atau tidak responsif sama
sekali, patensi jalan napas harus dipastikan dengan menempatkan pasien dalam
11
Hitung refleks cahaya pupil dan glukosa darah. Tingkat penurunan kesadaran
5. Exposure
iatrogenik yang biasa terjadi di ruang dengan AC, berikan pasien selimut atau
penghangat.
+ 4 = Bingung
T = intubasi
+6 = Mematuhi perintah
+5 = sakit setempat
Ilmu oklusi merupakan dasar yang penting bagi seorang Spesialis Bedah Mulut
maksilofasial.
fraktur dapat kembali ke hubungan awal yang normal dan telah beradaptasi dengan
jaringan lunak termasuk otot dan pembuluh saraf disekitar rahang dan wajah.
Reduksi adalah tindakan untuk mengembalikan posisi dari bagian tulang yang
fraktur ke posisi semula. Fiksasi adalah suatu tindakan untuk mempertahankan tulang
13
yang telah direduksi. Imobilisasi adalah suatu tindakan untuk menjaga tulang yang
telah difiksasi tidak bergerak sama sekali. Pada perawatan yang tidak memerlukan
fiksasi berfungsi sebagai alat imobilisasi. Tindakan reduksi ada dua teknik yaitu close
A. Close Reduction
sederhana yang paling mungkin untuk mengurangi komplikasi dan menangani fraktur
morbiditas. Reduksi secara tertutup digunakan pada kondisi kondisi sebagai berikut : 13
1. Jika gigi-gigi pada kedua rahang cukup atau masih lengkap, sehingga oklusi dapat
dibangun kembali dan gigi-gigi dapat dipakai sebagai pegangan untuk alat fiksasi
2. Pasien yang edentulous parsial (sebagian tidak bergigi) yang mana terjadi fraktur
3. Fraktur dengan celah fragmen yang tidak begitu lebar (kurang dari 2mm) dan
oklusi baik
5. Lokasi fraktur mandibula tidak berada di tempat tarikan otot yang kuat.
Oklusi yang tepat harus didapatkan sebelum penempatan arch bar. IMF (Inter
mengikat gigi geligi pada oklusinya dari luar ke tempatnya semula untuk mendapatkan
stabilitas.
14
Gambar 89
IMF dengan wire fixation, dengan posterior wire loop pada kedua sisi, dan anterior
Digunakan screw pada maxila dan mandibula secara bilateral, kemudian wire
ditempatkan untuk fiksasi di kedua sisi. Teknik ini memiliki keuntungan dilakukan
dengan cepat, tetapi bagaimanapun juga tehnik ini tidak memberikan stabilisasi bagi
rahang dan meningkatkan resiko trauma gigi. Bentuk fiksasi tambahan ini penting saat
stabilitas pada gigi geligi tidak dapat tercapai, seperti pada rahang yang tidak bergigi
pada orang lanjut usia atau pada anak pada masa pergantian gigi.
Gambar 99
4 points fixation
15
Alternatif lain bila pasien menggunakan gigi tiruan, maka gigi tiruan dapat
fraktur. Gigi tiruan pada rahang atas dan bawah dapat diikat bersama untuk
mendapatkan IMF.
Gambar 109
B. Open Reduction
2. Pada fraktur ramus ascendens mandibula atau pada processus condiloideus dengan
Pada open reduction diperlukan insisi intra oral atau ekstra oral. Insisi intra oral
biasanya dilakukan pada fraktur yang non displaced atau slightly displaced. Sedangkan
insisi ekstra oral dilakukan pada comminuted fraktur atau dislokasi yang parah.
Anastesi umum dilakukan pada insisi ekstra oral dan lokal bila dilakukan insisi intra
16
oral. Plate dan screw untuk fiksasi rigid secara open reduction dan menghindari
terjadinya fragmen yang bergerak dengan mengikat semua segmen yang ada di area
fraktur. Diperlukan pemilihan plate yang tepat dari segi panjang dan ketebalannya serta
apa tipe dan ukuran yang akan digunakan. Jika kualitas tulang buruk, seperti fraktur
yang kecil-kecil, kerusakan, atropi maka load bearing fixation digunakan untuk
stabilisasi.
Gambar 119
Gambar 1210
17
Gambar10
luas pada pasien fraktur terbuka dan re evaluasi kebutuhan nutrisi. Pantau intermaxilla
fixation (IMF) selama 4-6 minggu. Setelah wire dibuka, evaluasi dengan foto
D. Komplikasi
jarang terjadi. Komplikasi yang paling umum terjadi pada fraktur mandibula adalah
mengalami gangguan penyembuhan fraktur baik itu malunion ataupun non-union, hal
ini akan memberi keluhan berupa rasa sakit dan tidak nyaman yang berkepanjangan
pada sendi rahang oleh karena perubahan posisi dan ketidakstabilan antara sendi
rahang kiri dan kanan. Hal ini tidak hanya berdampak pada sendi tetapi otot-otot
18
pengunyahan dan otot sekitar wajah juga dapat memberikan respon nyeri (myofascial
hubungan oklusi yang tidak normal. Kondisi inilah yang banyak dikeluhkan oleh
pasien patah rahang yang tidak dilakukan perbaikan atau penangnanan secara adekuat.
Ada beberapa faktor risiko yang secara spesifik berhubungan dengan fraktur
union. Faktor risiko yang paling besar adalah infeksi, kemudian aposisi yang kurang
baik, kurangnya imobilisasi segmen fraktur, adanya benda asing, tarikan otot yang
Malunion yang berat pada mandibula akan mengakibatkan asimetri wajah dan
dapat juga disertai gangguan fungsi. Kelainan-kelainan ini dapat diperbaiki dengan
lengkung mandibula.
19
BAB IV
RINGKASAN
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia yang merupakan tulang paling
kuat pada daerah muka dan berfungsi sebagai tempat melekatnya gigi geligi.
akibat trauma atau karena proses patologis. Fraktur akibat trauma dapat terjadi akibat
perkelahian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan lain-lain. Fraktur patologis dapat
terjadi karena kekuatan tulang berkurang akibat adanya kista, tumor jinak atau ganas rahang,
atrofi tulang secara menyeluruh atau osteoporosis nekrosis atau metabolic bone disease.
Akibat adanya proses patologis tersebut, fraktur dapat terjadi secara spontan seperti waktu
Berdasarkan tipenya fraktur terbagi menjadi fraktur dimple, fraktur kompoun, fraktur
comminuted, raktur green stick dan fraktur patologis. Berdasarkan lokasinya terbagi menjadi
Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah awal bersifat kedaruratan seperti
jalan nafas (airway), pernafasan (breathing), sirkulasi darah termasuk penanganan syok
(circulation), penanganan luka jaringan lunak dan imobilisasi sementara serta evaluasi
terhadap kemungkinan cedera otak. Tahap kedua adalah penanganan fraktur secara definitif
yaitu reduksi/reposisi fragmen fraktur (secara tertutup (close reduction) dan secara terbuka
(open reduction)), fiksasi fragmen fraktur dan imobilisasi, sehingga fragmen tulang yang
telah dikembalikan tidak bergerak sampai fase penyambungan dan penyembuhan tulang
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
20
1. Penatalaksanaan Fraktur Mandibula. Alvin. 2011. Available at :
http://alfinzone.files.wordpress.com/2011/01/penatalaksanaan-fraktur-mandibula.pdf
dictionary.thefreedictionary.com/Upper+mandible
http://alfinzone.files.wordpress.com/2011/01/penatalaksanaan-fraktur-mandibula.pdf
http://dentistlove.blogspot.com/2011/05/fraktur-mandibula.html
5. Initial Assessment and Treatment with the Airway, Breathing, Circulation, Disability,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3273374/
8. Mandible Fractures, General Priciples and Occlusion. Sau Thir. 2010. Available at :
http://oralmaxillo-facialsurgery.blogspot.com/2010/05/mandible-fractures-general-
principles.html
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3324216/
https://www2.aofoundation.org/wps/portal/!
ut/p/c0/04_SB8K8xLLM9MSSzPy8xBz9CP0os3hng7BARydDRwN3QwMDA08zTz
dvvxBjIwN_I_2CbEdFADiM_QM!/?
segment=Mandible&bone=CMF&classification=91-Angle%20and%20ramus%2C
%20simple&teaserTitle=&showPage=diagnosis&contentUrl=srg/91/01-
21
Diagnosis/ao_srg_diag_angle_si.jsp
13. Barbuta, Rahmat. Perawatan Fraktur Berganda Mandibula dengan Reduksi. 2009. Available
at :
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/05/perawatan_fraktur_berganda_mandibul
a_dengan_reduksi.pdf
22