FRAKTUR MANDIBULA
Makalah
Disusun oleh:
Kelompok 6
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
3. Klasifikasi
3.1.Lokasi anatomis…………………………………………… 4
3.2.Pola fraktur………………………………………………… 6
4. Tanda klinis……………………………………………………….. 8
5. Perawatan ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................43
ii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
namun apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan ataupun isi makalah, penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini berguna
Penulis
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mandibula adalah bagian dari rangka maxilofasial yang kedua paling sering
mengalami fraktur disebabkan oleh posisinya dan bentuknya yang menonjol. Lokasi
dan pola fraktur ditentukan oleh mekanisme terjadinya injuri dan arah vektor gaya
traumanya. Selain itu, umur pasien, ada atau tidaknya gigi, dan penyebab trauma juga
Ketidakstabilan tulang dari daerah yang fraktur biasanya sangat mudah untuk
ditemukan saat pemeriksaan klinis. Tanda klinis lainnya yang juga sering muncul
Tujuan dari manajemen fraktur tulang yang harus dicapai adalah (1)
anatomis; (3) dan mencegah infeksi. Sehingga untuk mencapai tujuan-tujuan ini
dengan sesempurna mungkin, dibutuhkan perhatian yang sangat khusus dan teliti saat
mengerjakan perawatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Etiologi
d. Terjatuh (7%)
2) Fraktur patologik
II. Insidensi
fraktur terjadi pada mandibula itu sendiri, sedangkan 156 kasus terjadi baik pada
mandibula maupun pada bagian sepertiga tengah dari skeleton fasial, sehingga
terdapat 2103 fraktur mandibula. Fraktur mandibula meliputi 40% – 62% dari seluruh
sedangkan fraktur angulus lebih sering pada remaja dan dewasa muda.
III. Klasifikasi
pola frakturnya.
Klasifikasi ini sudah dimodifi oleh Kelly dan Hariggan yang dipaparkan
a. Fraktur Dentoalveolar
b. Fraktur Symphysis
c. Fraktur Parasymphysis
inferior.
5
Fraktur yang muncul diantara foramen mentale dengan distal molar kedua
e. Fraktur Angle
Fraktur distal ke molar kedua yang memanjang dibentuk dari titik temu
body dan ramus mandibula pada retromolar area dengan titik yang
dibentuk dari titik inferior body mandibula dan posterior border ramus
mandibula.
mandibula
2) Pola Fraktur
a. Fraktur Tertutup/Simple Fraktur, terdiri dari satu garis fraktur yang tidak
pada satu lokasi fraktur. Fraktur ini hasil dari tekanan yang lebih besar
berdekatan dengan tulang seperti pembuluh darah besar, saraf dan sendi.
mandibula foramen.
7
fragment lainnya
g. Indirect Fraktur, fraktur ini muncul pada titik yang jauh dari lokasi trauma.
h. Direct Fractur, fraktur yang muncul secara cepat berdekatan dengan titiik
i. Pathology Fracture, fraktur hasil dari fungsi normal atau minimal trauma
pada tulang yang sudah lemah oleh patologis. Patologis ini bisa muncul
fragment mandibular yang tersisa tanpa ada perkembangan dari jarak atau
fraktur
1. Perubahan oklusi.
9
harus menanyakan pada pasien apakah gigitannya terasa berbeda. Perubahan pada
oklusi dapat disebabkan oleh fraktur gigi, fraktur prosessus alveolaris, fraktur
mandibula pada beberapa lokasi dan trauma pada TMJ dan otot mastikasi. Open bite
anterior disebabkan karena fraktur bilateral pada kondilus atau angulus mandibula
dan fraktur maksilla dengan perpindahan inferior dari posterior maksilla. Open bite
posterior disebabkan oleh fraktur pada prosessus alveolaris atau fraktur parasimfiseal.
berhubungan dengan fraktur angulus atau kondilus. Oklusi prognatik disebabkan oleh
karena pergerakan berlebih dari TMJ. Contoh di atas merupakan beberapa kelainan
Openbite anterior
parasymphyseal
Tabel : Kelainan Oklusi yang Terjadi, dibandingkan dengan Daerah yang Diduga Mengalami Fraktur
Hal ini berkaitan dengan gangguan pada nervus alveolar inferior dimana nervus
ini melewati foramen mandibula. Jika bibir bawah mati rasa, mungkin saja terjadi
fraktur pada daerah distal foramen mandibula. Untuk memeriksa adanya perubahan
sensasi pada bibir bawah dan dagu, klinisian harus menggunakan anesthesi.
terbatas dan trismus. Contohnya deviasi pada salah satu sisi karena fraktu kondilaris
prosessus koronoideus pada arkus zygomatikus atau depresi pada fraktur arkus
11
prosessus alveolaris, angulus, ramus atau simfisis karena kontak prematur gigi.
Fraktur
zigomatikum
symphysis
displacement tulang
Tabel : Kelainan Pergerakan Mandibula, dibandingkan dengan Daerah yang Kemungkinan Mengalami
Fraktur
Walaupun kontur wajah tertutuoi oleh bengkak, klinisi harus memeriksa wajah
dan mandibula untuk kontur yang abnormal. Tampilan datar pada bagian lateral
wajah mungkin disebabkan oleh fraktur corpus, angulus atau ramus. Tampilan
memanjang pada muka mungkin disebabkan oleh fraktur bilateral pada subkondilar
angulus atau corpus, asimetris wajah, merupakan tanda bagi klinisi kemungkinan
12
adanya fraktur mandibula. Jika ada deviasi dari bentuk U yang normal pada kurva
Tabel : Perubahan pada Wajah, dibandingkan dengan Daerah yang Kemungkinan Mengalami Fraktur
Adanya luka harus diinspeksi secara hati-hati sebelum penutupan. Arah dan tipe
fraktur dapat dilihat melalui luka. Namun, klinisi perlu pemeriksaan radiografi untuk
Pemeriksaan pada gigi dan tulang pendukung dapat membantu diagnosis fraktur
pada prosessus alveolaris, korpus dan simfiseal. Gaya yang kuat dapat menyebabkan
fraktur gigi juga pada tulang yang mendasarinya. Fraktur gigi multiple
palpasi pada mandibula dengan menggunakan dua tangan dengan ibu jari pada gigi
Kemerahan, panas yang terlokalisasi, bengkak, dan rasa sakit merupakan tanda-
tanda sejak jaman Yunani kuno. Jika semua hal tersebut ditemukan merupakan tanda-
teknik foto yang bisa digunakan pada kasus fraktur mandibula ini antara lain,
Tujuan :
yang baik
5) Mendapatkan aparatus artikular yang bebas dari rasa nyeri baik saat berfungsi
maupun istirahat
6) Tidak terjadi kelainan TMJ pada sisi yang terkena trauma ataupun sisi
kontralateralnya
Prinsip Perawatan :
1) Reduksi
2) Fiksasi
Ujung tulang yang fraktur konstan (tidak bergerak/fixed) pada posisi yang
3) Imobilisasi
Fragmen tulang yang sudah direduksi dan difiksasi selama beberapa waktu
1) Evaluasi dan monitor keadaan umum pasien, seperti jalan napas, kontrol
harus mampu menentukan gigi mana yang dapat dipertahankan atau harus
diekstraksi.
4) Pencapaian oklusi.
16
5) Jika trauma fraktur juga meliputi area fasial, fraktur mandibula harus
dan keparahan, kondisi kesehatan umum pasien, usia, dan metode terapi
yang digunakan.
Jenis Perawatan :
1) Perawatan Konservatif
Ketika terlihat garis fraktur pada tampilan radiografis tapi tidak terlihat
displacement.
a) Kontrol rasa sakit dengan obat analgesik yang cukup kuat seperti
diberikan.
d) Diet
g) Follow – up
2) Perawatan Aktif
a) Reduksi Tertutup
karet elastik antara rahang atas dan rahang bawah. Metode utama
o Wiring
o Arch Bars
untuk perawatan IMF. Arch bars ada yang sudah tersedia dari
o Splints
tertutup.
20
karet elastik.
panjang.
- Skeletal pin
tergantung pada lokasi fraktur, ada atau tidaknya gigi di daerah fraktur, usia
Secara umum, perawatan fraktur mandibula mulai stabil pada minggu ke-4.
Dewasa 3-6 minggu. Anak-anak 2-3 minggu. Lanjut usia 6-8 minggu.
Ada panduan sederhana untuk mengukur waktu imobilisasi fraktur pada area
Dewasa muda dengan fraktur pada angulus dan mendapatkan perawatan dini
Jika :
b) Reduksi Terbuka
- Indikasi
parasimfisis mandibula
5. Multiple fraktur
Pasien diberi anestesi lokal atau sedasi. Arch bar atau alat
dari kedua fragmen dan sebuah kawat baja tahan karat (0,45 atau
Gambar : Fraktur pada angulus mandibula. (A) Fraktur pada angulus mandibula
dengan pergeseran segmen proksimal, (B) Fraktur tersebut direduksi atau diatur
langsung. (Sumber: Pedersen, G. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa
inferior. Lubang dibuat pada kedua segmen pada tepi bawah dan
sebuah kawat baja tahan karat (0,5 atau 0,55 mm) dilewatkan, sering
yang menghubungkan arch bar atau alat yang lain. Bagian tersebut
setiap bagian dari mandibula bagian anterior yakni korpus dan regio
mentalis.
25
apabila reduksi tertutup atau peroral tidak berhasil, terjadi luka – luka
secukupnya saja untuk jalan masuknya alat. Lubang dibuat pada tepi
26
inferior dari kedua fragmen, dan kawat baja tahan karat (0,018 atau
memilinkan kedua ujung kawat transoseus satu sama lain. Dasar dari
untuk kasus kontaminasi yang luas, atau fraktur kominusi yang lebar
dan jika penutupan primer baik mukosal atau dermal, tidak bisa
paling besar, maupun fragmen yang lebih besar bisa direduksi sendiri
– sendiri atau bersama – sama. Fraktur dislokasi yang parah dan tidak
Dengan diseksi tumpul dan tajam yang dilakukan hati – hati untuk
3) Kasus Khusus
perawatan fraktur ini sulit. Non-union (tidak bersatu) adalah komplikasi yang
paling ditakuti dalam menangani fraktur ini. Pada pasien edentolus, oklusi
Yang menambah kesulitan dalam menangani fraktur ini adalah tidak adanya
tulang tebal untuk meletakan sekrup dan tidak adanya gigi untuk MMF.
the Chalmers and Lyons Study” (1976), penulis menyarankan reduksi tertutup
sebagai perawatan pilihan fraktur ini. Bagaimanapun, studi kedua oleh grup
ini pada 1995 melibatkan 167 fraktur pada pasien edentolus, dimana 81%-nya
adalah alternatif perawatan pada grup pasien ini. Penting untuk diingat saat
Menurut Peterson, pada kasus fraktur pada pasien edentolus, gigi tiruan
dan gigi tiruan rahang atas dapat difiksasi ke maksila dengan menggunakan
teknik wiring atau bone screws (sekrup tulang) untuk menahan gigi tiruan
pada tempatnya. Setelah itu, gigi tiruan atas dan bawah dapat difiksasi
banyak instansi, pasien fraktur yang edentolus total menjalani reduksi terbuka
b) Anak-anak
penggunaan lingual atau occlusal splint. Teknik ini khususnya berguna untuk
dan bone plates sulit dilakukan karena susunan gigi desidous, karena gigi
pasien sulit diperoleh. Reduksi tertutup fraktur mandibula bersama dengan fiksasi
indirek dapat dicapai baik dengan aplikasi IMF atau hanya dengan menerapkan
menyeluruh, semua fraktur dan luka jaringan lunak harus diidentifikasi dan
dikategorikan. Setelah itu, dengan masukan dari pasien dan keluarga pasien,
untuk IMF, dan antisipasi morbiditas (kaku) akan mengarah pada keputusan,
komponen dental atau prosesus alveolar pada hubungan yang benar dengan
eksposur langsung dan reduksi fraktur melalui insisi bedah) harus ditputuskan.
Jika reduksi tulang yang adekuat sudah muncul, IMF dapat memberikan
rigid, pasien dapat sembuh tanpa melalui IMF atau setidaknya ada
32
pemendekan waktu IMF. Hal ini saja dapat menjadi faktor penting dalam
ideal di area fraktur. Ini khususnya pada fraktur kondilus. Pada fraktur ini,
menghasilkan oklusi dan fungsi paskaoperasi yang adekuat (tetapi hanya jika
hubungan oklusal yang baik terbentuk selama periode penyembuhan dari area
fraktur). Pada kasus ini, IMF digunakan untuk maksimum 2 hingga 3 minggu
pada dewasa, dan 10-14 hari untuk anak-anak, dimana setelahnya ada periode
rehabilitasi fungsional yang agresif. Periode yang lebih panjang dari IMF
dapat mengarah pada ankilosis tulang atau fibrosis tulang, dan pembatasan
pembukaan mulut yang parah. Jika ada pergeseran anatomis yang signifikan
dari segmen kondilus, hasil akhir perawatan dapat diperbaiki dengan reduksi
harus didapatkan. Akses ini dapat dicapai melalui beberapa pendekatan bedah,
posterior atau ramus dan fraktur kondilus lebih mudah divisualisasi dan
menggunakan insisi intraoral dikombinasi dengan insersi dari trocar kecil dan
cannula lewat kulit untuk memfasilitasi reduksi fraktur dan fiksasi. Pada
kedua kasus sebuah pendekatan bedah harus menghindari struktur vital seperti
nervus, duktus, dan pembuluh darah dan harus menghasilkan bekas luka yang
sekecil mungkin.
Metode tradisional dan tetap diterima untuk fiksasi tulang setelah reduksi
periode MMF yang berkisar dari 3 hingga 8 minggu. Metode fiksasi ini dapat
Pada saat ini, teknik fiksasi internal rigid telah secara luas digunakan untuk
perawatan fraktur. Metode ini menggunakan bone plates, bone screws, atau
oklusal yang baik harus tercapai sebelum reduksi dan fiksasi segmen tulang.
yang meningkat, keamanan yang lebih tinggi untuk pasien dengan kejang, dan
seringkali, manajemen paskaoperasi yang lebih baik untuk pasien dengan luka
multipel.
35
BAB III
HASIL DISKUSI
1. Faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan perawatan reduksi tertutup? – Dea
Isny (160110090058)
Perawatan reduksi tertutup tidak dianjurkan untuk fraktur selain di area angulus,
corpus, atau simfisis, serta jika terjadi fraktur bilateral kondilus, malunion,
dan pada kasus-kasus fraktur wajah yang kompleks. Kegagalan dapat terjadi
karena perawatan reduksi tertutup tidak memberikan hasil yang adekuat pada
Menurut Peterson, pada kasus fraktur pada pasien edentolus, jika pasien memiliki
gigi tiruan, gigi tiruan rahang bawah dapat dikawat ke mandibula dengan
circummandibular wiring, dan gigi tiruan rahang atas dapat difiksasi ke maksila
dengan menggunakan teknik wiring atau bone screws (sekrup tulang) untuk
menahan gigi tiruan pada tempatnya. Setelah itu, gigi tiruan atas dan bawah
fixation). Pada banyak instansi, pasien fraktur yang edentolus total menjalani
36
reduksi terbuka (open reduction) dan fiksasi internal dengan anatomic alignment.
Namun jika pasien tidak memiliki gigi tiruan, bisa langsung dengan reduksi
terbuka.
3. Bagaimanakah terapi suportif untuk memenuhi nutrisi pasien, karena pada terapi
(160110090063)
Selama pasien dalam kondisi tidak boleh membuka mulut, pasien diberi makanan
intravena berupa suplemen protein hidrolisat 5% dan vitamin. Jika pasien sudah
4. Bagaimana cara membedakan deviasi yang diakibatkan oleh fraktur dan bukan
terbua harus ditangani terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Begitu juga
dengan kerusakan saraf, harus ditangani terlebih dahulu, bisa dengan dirujuk ke
dokter ahli saraf. Sedangkan fraktur mandibula dapat ditunda perawatannya. Dan
biasanya penundaan itu tidak akan berakibat buruk untuk penyembuhan jaringan
dan tulang yang patah dapat difiksasi dengan baik, prognosisnya juga baik.
jarang terjadi.
6. Kapan fiksasi secara IMF dan skeletal pin digunakan? – Ulima Dewi
(160110090062)
IMF merupakan cara fiksasi yang sederhana dan murah, hanya dengan
oklusi. Penggunaan skeletal pin dipilih ketika IMF dirasa kurang memberikan
fiksasi yang adekuat, karena pada penggunaan skeletal pin, sekrup langsung
Apabila terjadi kehilangan sebagian fragmen fraktur maka akan diganti dengan
plate (baja atau titanium). Teknik yang digunakan reduksi terbuka peroral dengan
bone graft.
8. Jika dokter gigi umum dihadapkan pada pasien fraktur mandibula, tindakan
apakah yang boleh dan dapat kita lakukan sebagai pertolongan? – Aisya Alifiani
(160110090052)
Penanganan kasus fraktur mandibula bukanlah ranah kerja dokter gigi umum,
perban atau apapun untuk mencegah mandibula bergerak, lalu merujuk ke dokter
gigi spesialis bedah mulut. Jika terdapat luka terbuka, dokter gigi umum juga
apakah ada efek samping, dan berapa lama periode perawatannya? – Srikandi
Indra (160110090059)
menggunakan teknik reduksi terbuka (bone plate dan kawat), namun memiliki
efek samping yaitu akan terjadi inflamasi karena adanya benda asing (bone plate
39
dibutuhkan pengangkatan kembali bone plate dan kawat sekitar 2-3 minggu
setelah ditanam. Pada waktu ini telah beredar bone plate dan kawat yang
10. Bagaimana cara membedakan compound dan direct fracture? – Elita Winria
(160110090064)
Cara membedakan compound fracture dan direct fracture tidak bisa dilihat dari
klinis. Jika pasien mengalami fraktur dekat dengan lokasi trauma, bisa
fraktur tersebut bisa didukung dengan foto rontgen. Bisa saja satu fraktur terdiri
11. Apa yang terjadi jika terlambat menangani kasus fraktur pada orang dewasa? –
Biasanya penundaan itu tidak akan berakibat buruk untuk penyembuhan jaringan
dan tulang yang patah dapat difiksasi dengan baik, prognosisnya juga baik.
40
tertutup atau perawatan reduksi terbuka peroral gagal, tapi apakah perawatan
(160110090066)
terbuka perkutan tergantung pada indikasi dan kondisi dari fraktur itu sendiri.
Jika hanya fraktur kecil, kita bias menggunakan reduksi tertutup saja, namun jika
benda asing dalam tubuh, tanpa menggunakan bone plate, hanya kawat saja).
13. Fraktur mandibula paling sering terjadi pada kondilus, apakah ada perbedaan
Untuk fraktur pada kondilus, perbedaannya ada pada lama fiksasi dan imobilisasi,
yang hanya diperbolekan selama 2-3 minggu untuk dewasa, dan 10-14 hari untuk
anak-anak. Karena pada dasarnya bagian kondilus adalah bagian yang sering
41
bergerak, jika terlalu lama dibiarkan diam, akan terjadi penyatuan dengan fossa
14. Pada perawatan reduksi terbuka yang menggunakan bone plate, bagaimana
Prognosis untuk perawatan fraktur dengan bone plate adalah baik. Bone plate
BAB IV
KESIMPULAN
Mandibula adalah bagian dari rangka maxilofasial yang kedua paling sering
mengalami fraktur disebabkan oleh posisinya dan bentuknya yang menonjol. Lokasi
dan pola fraktur ditentukan oleh mekanisme terjadinya injuri dan arah vektor gaya
traumanya. Selain itu, umur pasien, ada atau tidaknya gigi, dan penyebab trauma juga
Perawatan fraktur mandibula terdiri dari perawatan konservatif dan aktif. Pada
perawatan aktif bisa dilakukan reduksi tertutup atau terbuka, dengan selalu
memperhatikan tipe fraktur, lokasi, jumlah dan keparahan, kondisi kesehatan umum
DAFTAR PUSTAKA
Balaji, SM. 2007. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi : Elsevier
India.
Banks Peter, Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, Alih Bahasa Wahyono, Edisi
Ketiga, Gajah Mada University Press, 1992, 1-79
Kruger, Gustav O. 1984. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery 6th ed.
Toronto : The C.V. Mosby Company.
Miloro, Michael. 2004. Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd
Ed. London: BC Decker Inc.
Pederson Gordon., Bedah Mulut, Alih Bahasa Purwanto, EGC, Jakarta, 1990, 236-
248