Anda di halaman 1dari 20

Pemberian Nutrisi

Pasien Sakit Kritis

Sri Sulastri
PICU-NICU
RS DR KARIADI
SEMARANG
TIU
Memahami dan mampu melakukan asuhan keperawatan nutrisi
pada anak sakit kritis di PICU

TIK

1. Bagaimana memulai dan menentukan rute pemberian


nutrisi enteral atau parenteral
2. Bagaimana menentukan jenis nutrisi yang diberikan
3. Bagaimana melakukan monitoring
Pendahuluan
Anak sakit kritis (infeksi berat, trauma, pascabedah mayor,
dll) :
Terdapat respons hormon dan metabolik (metabolic stress responses)
yang memengaruhi pemberian nutrisi seringkali hiperkatabolisme
Berpotensi mengalami malnutrisi (under atau overfeeding)

Tujuan tunjangan nutrisi:


Mendeteksi dan mengoreksi pre- exingting malnutrisi
Mencegah malnutrisi energi protein secara progresif
Mengoptimalkan status metabolisme pasien.
Mencegah efek samping jangka panjang
Bagaimana memulai

Pemberian Nutrisi?
PEDOMAN PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL (NE) DI PICU
Apakah pasien akan diberikan NE?
(cari risiko pemberian NE)

Risiko absolut: Risiko relatif:


Berikan NP Curiga EKN
Obstruksi mekanik usus
Risiko tinggi abdomen (< 24 jam post-op jantung,
Evaluasi tiap hari EKN >2 inotrop, open dada, < 24 jam henti jantung)
Ya Perdarahan saluran cerna masif Distensi perut, high output stoma, diare
Iskemia usus intraktabel, ileus, operasi saluran cerna kompleks)

Tidak Tidak

Mulai NE dengan kecepatan 0,5-1 ml/kg/jam


Kembalikan residu lambung (pemberian pasca puasa ikuti toleransi sebelumnya)
Stop nutrisi selama 2 jam kemudian
cek ulang VRL apakah >5 ml/kg
Berikan NE dengan kecepatan ini selama 4 jam
Ya Ya

Apakah dapat diberikan nutrisi Apakah volume residu lambung (VRL) >5 ml/kg?
pospilorik? Tidak
Tingkatkan 0,5 ml/kg/jam selama 4 jam
Ya Ya

Berikan nutrisi pospilorik Apakah volume residu lambung (VRL) >5 ml/kg?

Tidak
Tingkatkan 0,5 ml/kg/jam tiap 4 jam
sampai target tercapai
Pemberian NE pada anak sakit kritis

Penyembuhan luka lebih cepat


Penurunan permeabilitas mukosa gastrointestinal
Menurunkan infection rate

JPEN 1981;15:376-83
Am J Respir Crit Care Med 1995;152:1545-8
Ann Surg 1992;216:172-83
Metode pemberian nutrisi enteral :

secara bolus
secara intermiten : 2 mL/kg setiap 4 6 jam selama
20 45 menit.
secara tetesan kontinyu :
Mulai 0,5 mL/kg/jam dari setengah formula penuh
ditingkatkan 0,5 mL/kg/jam sampai tercapai volume
yang diharapkan.
Monitoring pasien dengan nutrisi enteral
Toleransi Mual
Muntah
Diare
Konstipasi
Distensi perut

Nutrisi dan metabolik Berat badan


Na, K dan osmolalitas serum
Keseimbangan asam basa
Glukosa darah, ureum dan nitrogen
Mg, Ca dan PO4 serum
pemeriksaan urin
tes fungsi hati
Mekanik pastikan lokasi dan patensi selang kateter sebelum
digunakan
irigasi selang kateter untuk pemberian makanan intermiten
dan berikan obat-obatan yang sudah dibuat puyer
Nutrisi Parenteral
Indikasi
Prematuritas
kelainan kongenital : gastroskisis, fistula
trakheoesofagus pembedahan abdomen
perdarahan gastrointestinal masif
pseudo-obstruksi usus kronis
fistula usus
Inisiasi pemberian nutrisi parenteral :

Hari I Peningkatan Maksimal


Dekstrosa 10-12,5 % 2,5%-5%, dinaikkan 30%
tiap hari
Protein 1-1,5 g/kg/hari 0,5 g/kg/hari 3,5 g/kg/hari

Lemak 0,5 g/kg/hari 0,5 g/kg/hari 3 g/kg/hari

Dikutip dari : Buchman AL. Practical Nutritional Support Techniques. 2004


Sediaan nutrisi
parenteral
Karbohidrat D5%, D10%, D12,5%, D15%, dst
Lemak/lipid Long chain triglyseride (LCT) dan
Mediaum chain triglyseride (MCT)?
Ivelip 20%
Lipofundin 20%
Protein
Asam amino setara telur (Aminofusin Paed 5%)
Asam amino setara ASI (Aminosteril infant 6%)
Dekstro
sa
Misalnya ingin membuat larutan D15% untuk anak yang akan
mendapatkan cairan 480 ml/hari. Bagaimana cara menyiapkan
larutan tersebut bila yang tersedia adalah cairan D10% dan
D40%?
A + B = 480 A = 480 B
10 A + 40 B = 480 x 15
10 (480 B) + 40B = 7200
4800 10B + 40B = 7200
30B = 7200 4800 2400
30B = 2400 B = 80
A = 480 80 400
Jadi D10% yang dibutuhkan adalah 400 ml dan D40% adalah 80
ml untuk mendapatkan D15% sebanyak 480 ml
Kalau dibutuhkan 240 ml D12,5% bagaimana menyiapkan larutannya?

A + B = 240 A = 240 B
10A + 40B = 12,5 x 240
10A + 40B = 3000
10 (240 B) + 40B = 3000
2400 10B + 40B = 3000
30B = 3000 2400
30B = 600 B = 600/30 = 20 A = 240 20 = 220

Jadi dibutuhkan 220 ml D10% dan 20 ml D40% untuk mendapatkan


D12,5% sebanyak 240 ml
Lipid
Ivelip 20% : Mengandung lemak 200 g/L
Osmolaritas: 270 mOsm/L
Kemasan botol kaca 100 ml, 250 ml dan 1000 ml
Penyimpanan: tidak boleh membeku, suhu < 25
Tidak boleh menggunakan filter

Ivelip

Clinoleic 20% : Mengandung lemak 200 g/L


Osmolaritas: 345 mOsm/L

Clinoleic
Menentukan
kebutuhan
Bila seorang anak dengan berat badan 10 kg hendak diberi 1
g/kg lipid intravena dengan konsentrasi 20%, berapa ml yang
dibutuhkan?
Kebutuhan lipid 1 x 10 = 10 g/hari
10/20 x 100 ml 50 ml
Jadi diperlukan 50 ml lipid 20%/harinya

Menentukan rate /
kecepatan
Kecepatan pemberian maksimal 0,15 g/kg/jam
Jadi pada kasus ini, kecepatan maksimal adalah 1,5
g/jam 1,5/20 x 100 7,5 ml/jam
Bila diberikan dalam 24 jam 50/24 = 2 ml/jam
Protein
Aminofusin Paed 5%

Asam amino 50 g/L , vitamin dan elektrolit


Osmolaritas: ?
Kemasan botol kaca 250 ml

Aminosteril infant 6%
Asam amino 60 g/L , vitamin dan elektrolit
Osmolaritas: ?
Kemasan botol kaca 100 ml
Sediaan Jadi

Clinimix 2 kantong Nutriflex 3 kantong


Cara Mencampur sediaan jadi
Vena perifer atau sentral?
Menentukan apakah diperlukan akses vena sentral atau cukup
vena perifer berdasar perhitungan osmolaritas akhir dari larutan
(dekstrosa, lipid dan asam amino)
Pada nutrisi parenteral, batas osmolaritas total adalah 700 - 900
mOsm/L
Contoh: Bila diberikan TPN dengan komposisi sbb:
D10% 360 ml, aminofusin 5% 100 ml dan clinoleic 20% 25 ml
Osmolaritas akhir adalah:
{(360 x 500 ) + (100 x 600) + (25 x 345)}/(360 + 100 + 25)
(180.000 + 60000 +8625)/485
512 mOsm/L
Bila dekstrositi dinaikkan menjadi 15% maka osmolaritas akhir:
(360 x 800) + 60.000 + 8625)/485
735 mOsm/L
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai