Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FORMULASI TEKNOLOGI DAN SEDIAAN OBAT ALAM

“GEL EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH SEBAGAI

ANTIBAKTERI”

Disusun Oleh:

1. Isnaini Chietra Kusumawati (E18002)

2. Diona Rizky Wijaya (E18005)

3. Arya Kelana Syarif (E18097)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK INDNUSA SURAKARTA

2020
I. Bahan Baku

Sumber daya alam bahan obat dan obat tradisional merupakan aset

nasional yang perluterus digali, diteliti, dikembangkan dan dioptimalkan

pemanfatannya. Sebagai suatu Negara dengan wilayah yang mempunyai

tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, potensi sumber daya tumbuhan

yang ada merupakan suatu aset dengan nilai keunggulan komparatif dan

sebagai suatu modal dasar utama dalam upaya pemanfaatan dan

pengembangannya untuk menjadi komoditi yang kompetitif. Obat

tradisional yang didasarkan pada pendekatan “warisan turun temurun” dan

pendekatan empirik disebut jamu,sedangkan yang didasarkan pendekatan

ilmiah melalui uji pra-klinik disebut obat herbal terstandar (OHT) dan yang

telah melalui uji klinik disebut fitofarmaka. Sehingga pada kesempatan kali

ini produsen ingin memproduksi gel dari ekstrak kunyit putih yang

bermanfaat sebagai antibakteri.

1. Pemerian

Zedoariae Rhizoma atau kunyit putih merupakan keluarga

Zingiberaceae tanaman ini memiliki tinggi hingga 1,6 meter hidup

pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosil dengan ketinggian

tempat 240 – 1200 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan curah

hujan 2000 – 4000 mL/tahun. Waktu panen tumbuhan ini adalah 10-

12 bulan, periode panen kunyit dilakukan di musim kemarau karena

pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul.

Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga


memudahkan proses pengeringannya. Rimpang ini berwarna putih

dan berasa sangat pahit dan memiliki isi kandungan minyak atsiri

zingiberene, D-champhor , 1,8 cineol, D-camphene,procurcumenol,

D-borneol, curcumeneol, isofuranogermakrena, curcumadiol,

alpha-pinene, curcumol, curculone, furonodienone, aerugidiol,

zederona (zederone), isofuranodienone, zat pati (starch),

furanodienone, minyak lemak, curcumin, desmethoxycurcumin,

bisdesmethoxycurcumin, pyrocucuzerenone, zedoarondiol,

curzerenone (zedoarone), curcumenone, isocurcumenol,

germacrone, curdione, dehydrocurdione, neocurdione.

2. Kegunaan

Kunyit putih mempunyai banyak manfaat salah satunya

adalah sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Serin Maulidatin (2015) bahwa kandungan flavonoid dan minyak

atsiri dalam tanaman memiliki aktifitas sebagai antimikroba, selain

itu menyatakan di dalam ekstrak rimpang kunyit putih yang

mengandung flavonoid dan minyak atsiri dilaporkan mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, maka

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas

rimpang kunyit putih yang diformulasikan dalam bentuk sediaan gel

antiseptik.
II. Metode Pembuatan Ekstrak

Pada pembuatan ekstrak ini menggunakan metode maserasi

dikarenakan rimpang ini memiliki senyawa minyak atsiri dan flavonoid

yang mudah rusak pada pemanasan tinggi. Cara pembuatannya yaitu

rimpang kunyit putih dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan, dijemur

dengan panas matahari tidak langsung dengan ditutupi kain warna

gelap.setelah kering, dibuat serbuk dan diayak hingga diperoleh serbuk

rimpang. Curcuma Zedoaria. Sebanyak 500 gram serbuk diekstrak dengan

cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 1,5 liter.

Pengadukan dilakukan 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari, setelah 3 x 24

jam dilakukan penyaringan. Ampas dimaserasi kembali dengan pelarut

etanol 96% sebanyak 1,5 liter, maserasi dilakukan 3 kali. Filtrat yang

diperoleh dikumpulkan kemudian diendapkan, lalu disaring untuk

selanjutnya diuapkan dengan pengurangan tekanan menggunakan rotary

evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


% Rendemen = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎

III. Pemilihan Bentuk Sediaan

Rasa pahit dari rimpang ini mengakibatkan tidak disukainya oleh

masyarakat umum, dan rimpang ini memiliki aktivitas antibakteri yang

diperoleh dari minyak atsiri dan zat fenolnya, sehingga kami memilih gel

antibakteri sebagai bentuk sediaannya. Penyakit kulit yang disebabkan oleh

bakteri Staphylococcus aureus sekarang banyak menyerang masyarakat


umum, sehingga pemilihan sediaan ini juga dikarenakan saat ini gel

antibakteri sangat dibutuhkan sebagai sebagai pengobatan topikal. Selain

itu gel memiliki keuntungan diantaranya daya sebar yang baik pada kulit,

efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air pada kulit,

tidak menghambat fungsi fisiologis kulit khususnya respiratio sensibilis

yaitu proses pengeluaran zat tertentu seperti garam melalui kelenjar keringat

pada kulit.

IV. Rancangan Formulasi Gel

Formulasi gel ekstrak kunyit putih dalam sediaan tube 20 gram

Nama bahan Jumlah penimbangan

Ekstrak kunyit putih 20% 4 gram

Propilenglikol 3 gram

HPMC 0,4 gram

Metilparaben 0,04 gram

Propilparaben 0,01 gram

Aquadest ad 20 gram
V. Rancangan Formula Untuk Produksi Massal

Formulasi gel ekstrak kunyit putih untuk sediaan massal sebanyak 1000

tube :

Nama bahan Jumlah penimbangan

Ekstrak kunyit putih 20% 4.000gram

Propilenglikol 3.000gram

HPMC 4.00gram

Metilparaben 40gram

Propilparaben 10gram

Aquadest ad 20.000gram

Perhitungan untuk sediaan masal :


20
Esktrak kunyit putih 20% : 100 x 20gram x 1000 : 4.000gram

Propilenglikol : 3gram x 1000 : 3.000gram

HPMC : 0,4gram x 1000 : 4.00gram

Metilparaben : 0,04 x 1000 : 40gram

Propilparaben : 0,01 x 1000 : 10gram

Aduadest ad : 20.000gram
VI. Cara Pembuatan Sediaan

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Panaskan aquadest ±50ml kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu

±800 C.

3. HPMC dikembangkan didalam aquadest panas selama 15 menit.

4. Setelah mengembang, diaduk dan ditambahkan metil paraben dan propil

paraben yang sudah dilarutkan dengan sedikit etanol.

5. Ditambahkan ekstrak kunyir putih, kemudian ditambahkan

propilenglikol sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen.

6. Terakhir dicukupkan dengan aquadest dan diaduk hingga homogen.

Setelah dilakukan pembuatan gel dilakukan evaluasi gel meliputi :

1. Organoleptik

2. Homogenitas

3. Pengujian pH

4. Uji Daya Sebar

5. Uji Daya Lekat

VII. Indikasi & Dosis

Gel ekstrak kunyit putih diindikasikan sebgai gel antibakteri dan dosis

pakainya sehari 2x dioleskan pada kulit.


VIII. Pustaka

https://dokumen.tips/documents/simplisia-kunyit-putih.html

Serin Maulidatin. 2015. Daya Hambat Ekstrak Etanol Kunyit Putih

(Curcuma zedoaria) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Analisis Kesehatan.

Nurvianty, A., Wullur, A. C., & Wewengkang, D. S. (2018). Formulasi

Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Awar-AwAR (Ficus Septica

Burm.) Dengan Variasi Basis HPMC dan Aktivitasnya Terhadap

Staphylococcus Epidermidis. Pharmacon, 7(1), 30–37.

Anda mungkin juga menyukai