Tujuan Percobaan
1. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi
formula sediaan
suspensi rekonstitusi.
2. Mengamati pengaruh metode prmbuatan granul atau
serbuk kering serta konsentrasi bahan pembasah dan
pensuspensi terhadap karakteristik fisik
suspensi.
II.
Teori Singkat
Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah
sejumlah sediaan resmi dan diperdagangkan yang terdiri
dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan
untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya
sebelum pemberian. Sebagaimana telah diketahui sediaan
resmi ini mencantumkan Untuk Suspensi Oral pada judul
resminya untuk membedakannya dari suspensi yang sudah
disiapkan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai
campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-obat
antibiotik. Produk kering yang dibuat secara komersial guna
mengandung obat-obat antibiotik, dengan bahan tambahan
untuk
pewarna,
pemanis,
aroma,
penstabil
dan
pensuspensi, atau zat pengawet yang mungkin didinginkan
untuk meningkatkan stabilitas dari serbuk kering atau
campuran granul atau dasar suspensi cair. Apabila akan
dioplos dan diberikan kepada pasien maka apoteker atau
ahli farmasi akan membuka serbuk yang ada pada dasar
wadah secara perlahan-lahan dengan benda keras lalu
menambahkan sejumlah air murni sesuai dengan yang
ditunjukkan pada label dan dikocok dengan kencang sampai
seluruh suspensi kering tersuspensi sempurna.
Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan
secara tepat jumlah air yang telah ditetapkan dalam
campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang
tepat per unit dosis. Penggunaan air murni lebih baik untuk
menghindari penambahan kontaminasi yang dapat merusak
dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas sediaan
yang dihasilkan. Ahli farmasi harus memberitahukan pasien
mengenai sifat-sifat ini dan mengharuskannya untuk
mengocok isinya baik-baik sesaat sebelum pemakaian dan
obat disimpan secara tepat (biasanya didinginkan).
Data Preformulasi
A. Zat Aktif
Ampisilin Trihidrat ( FI IV hal.103, DI 2003 hal,.391-
393)
pH
B. Zat Tambahan
1. Na CMC ( Natrium Carboxy Cellulose) (Excipient
hal 78)
BM
: 90000 700000
Pemerian
: serbuk berwarna putih, tidak berasa,
bergranul.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol dan
toluen. Mudah terdispersi dalm air pada
semua suhu, bentuk jernih, membentuk
koloid dengan air.
Kegunaan
: bahan penstabil ,pensuspensi, dan
untuk peningkat viskositas.
Konsentrasi: bahan pengemulsi : 0,25% 1,0%
Konsentrasi
:
Pelembab
:
3-15%,
Suspensi oral : 70%
Rumus Molekul :
C16H10N2Na2O7S2
Berat Molekul
: 452,37
Pemerian
: Serbuk kuning
kemerahan, didalam larutan
memberikan warna orange terang.
Kelarutan
: Mudah larut gliserin
dan air, agak sukar larut dalam aseton
dan propilenglikol tetapi mudah larut
6. Aerosil
Pemerian
IV.
V.
FORMULASI
Formula I ( Tanpa Granulasi )
VI.
Formula II ( Dengan
Granulasi )
Ampisilin Trihidrat 250 g
Na CMC 1,5%
Sorbitol 10%
Aerosil 0,25%
Sunset Yellow 0,125 %
Essence Orange 0,0625 %
PVP 1%
Etanol 1 ml
Ampisilin
2.
Na CMC
3.
Sorbitol
4.
Aerosil
5.
Sunset Yellow
== 0,125%
6.
Essence Orange =
0,0625%
7.
Aquadest
400 ml
400 ml
= 286,7ml
Berat teoritis
Berat yang didapat
Factor koreksi air
= 66,875 gram
= 64,8 gram
= bobot yang didapat x 400 ml
bobot teoritis
= 64,8 g x 400 ml
66,875 g
= 387,588 ml
Bobot yang diserahkan
=
60 ml
x bobot yang
didapat
factor air
= 60 ml
x 64,8 gram
387,588 ml
= 10,03 gram
Bobot untuk rekonstitusi
yang didapat
factor air 60 ml
x bobot
factor air
= 387,588 g 60 ml x 64,8 gram
387,588 g
= 54,76 gram
Air untuk rekonstitusi = factor air 60 ml
= 387,588 ml 60 ml
= 327,588 ml
Formula 2 ( dengan granulasi )
1. Ampisilin
= BM Trihidrat x 250 mg x 400 ml
BM anhidrat
5
= 22958,40175 mg 22,9584 g
2. Na CMC
= 1,5 x 400 ml = 6 g
100
3. Sorbitol
= 10 x 400 ml = 40 g
100
4. PVP
Etanol
= 1 x 400 ml = 4 g
100
= x 4g
= 1 ml
5. Sunset Yellow =
0,125%
10 tts
x 1 ml =
20 tts
6. Essence Orange
= 0,0625%
7. Aerosil
0,5 ml
x 100% =
400 ml
5 tts x 1 ml =
0,25 ml
x 100%
20 tts
400 ml
= 0,25 x 73 g = 0,2 g
100
9. Aquadest
4 ) g = 326,8 ml
Berat teoritis
Berat yang didapat
Factor koreksi air
= 66,6 gram
= 66,4 gram
= bobot yang didapat x 400 ml
bobot teoritis
= 66,4 g x 400 ml
66,6 g
= 398,7988 ml
Bobot yang diserahkan
=
60 ml
x bobot yang
didapat
factor air
=
60 ml
x 66,4 g
398,7988 ml
= 9,99 gram
Bobot untuk rekonstitusi
=
factor air 60 ml x bobot
yang didapat
factor air
= 398,7988 g 60 ml x 66,4 g
398,7988 ml
= 56,41 gram
Formula I
Formula II
Ampisilin Trihidrat
Na CMC
Sorbitol
PVP
Aerosil
Sunset Yellow
Essence Orange
Etanol
20 g
6g
40 g
0,15 g
0,625 g
5 tetes
-
20 g
6g
40 g
40 g
0,15 g
0,4502 g
3 tetes
3 ml
8.
9.
VIII.
Kec.alir
(g/dtk)
3,75
23,75
5,68
3,75
28,07
4
3,65
29,91
3,52
Kesimpulan : : baik
()
Kesimpulan :
Aliran :
mudah mengalir
Kec.alir
(g/dtk)
2
1,64
2,98
: : baik
25 g
12,5
2,0
3,9
27,14
25 g
15,2
2,2
3,9
29,43
25 g
8,4
2,3
3,9
30,53
o
rata-rata = 29,03
Kesimpulan
kec. Alir rata-rata = 2,203 g/det
Kesimpulan : Aliran :
cohesive
Bobot
Formula 1
7,2634 g
1,4703 g
2,9604 g
9,2369 g
1,3903 g
0,0103 g
Bobot
formula 2
0g
0g
0g
0g
0g
25 g
3. Waktu Rekonstitusi
Massa granul yang direkonstitusi : 25 g
Formula 1
Formula 2
1 menit 3detik 1 menit 12 detik
Formula 2
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
3 ml
8,33
25 ml
3 ml
8,33
25 ml
3 ml
8,33
25 ml
3 ml
8,33
25 ml
3 ml
6 hari
H
Ho
Hv
H
8,33
25 ml
3 ml
8,33
8,33
25 ml
3 ml
8,33
H = Hv
Ho
H = tinggi sedimentasi
Hv = volume sedimentasi akhir
Ho = volume sedimentasi mula-mula
IX. PEMBAHASAN
1. Pada percobaan ini dibuat sediaan suspensi rekonstitusi
karena Ampisilin trihidrat merupakan antibiotika yang tidak
stabil dalam air jika disimpan dalam periode yang cukup
lama, sehingga dibuat sediaan kering agar tidak terurai oleh
air menjadi lebih stabil.
2. Pada formula satu (tanpa granulasi) didapat sudut diam
yang baik dan kecepatan alir yang mudah mengalir. Hal ini
dapat mempengaruhi keseragaman bobot sediaan sehingga
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya keseragaman
kandungan zat aktif dalam sediaan.
Pada formula dua (granulasi) didapat sudut diam yang baik
dan kecepatan alir yang cohesive sehingga kemungkinan
terjadinya ketidakseragaman pada bobot sediaan.
Pada formula dua (granulasi) didapat kecepatan alir yang
cohesive dikarenakan granul yang masih lembab serta
kemungkinan za-zat tambahan yang bersifat higroskopis
sehingga sediaan mudah menjadi lembab.
3. Formula yang tidak digranulasi lebih cepat direkonstitusi
karena luas permukaannya yang luas, sedangkan formula
yang digranulasi akan membutuhkan waktu rekonstitusi
yang lebih lama karena luas permukaannya lebih sempit dan
adanya PVP sebagai pengikat.
4. Evaluasi ukuran partikel tujuannya
untuk
menguji
keseragaman bobot serta dosis dalam sediaan.
Pada formula satu (tanpa granulasi) didapat hasil yang tidak
seragam
ukuran
partikelnya.
Hal
tersebut
dapat
menyebabkan ketidakseragaman dosis ketika dikonsumsi.
KEMASAN
Terlampir
XI.
KESIMPULAN
1.
Sifat alir
a. Formula I
- Secara langsung
= Free Flowing
- Secara tidak langsung = baik
b. Formula II
- Secara langsung
= Cohesive
- Secara tidak langsung = baik
2. Waktu rekonstitusi
Untuk formula tanpa granulasi = 1 menit 3detik
Untuk formula dengan granulasi = 1 menit 12 detik
3. Ukuran partikel
Dari hasil evaluasi formula II (granulasi) lebih baik dari
formula I (tanpa granulasi).
4. Viskositas
a. Formula I : Tidak Terbaca
b. Formula II : Tidak Terbaca
5. Volume Sedimentasi
a. Formula I : tidak stabil
b. Formula II : tidak stabil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT
SUSPENSI REKONSTISUSI AMPHISLIN TRIHIDRAT
KELAS B
KELOMPOK 2
Anggota :
Satya Hutomo
(2007210192)
Septi Kusuma Sari
(2007210194)
Silvia Widyani
(2007210200)
Siska Widyawati
(2007210202)
Siti Halimatus Sadiyah
(2007210204)
Siva Fauziah
(2007210
)
Vita Lestari
(2007210
)
Wiwit Afyanti
(2007210225)
Yacinta Paloma
(2007210226)
Yetti Rosanni
(2007210231)
Ades Puspita
(2008210003)
Ahmad Fahmi
(2008210009)
Alisa
(2008210014)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2010