Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Dasar Teori

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut,terdispersi dalam cairan pembawa.zat yang terdispersi harus halus,tidak boleh
cepat mengendap,dan apabila dikocok perlahan – lahan,endapan harussegera terdispersi
kembali.dpat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sudah dikocok dan dituang(anief,2008).

Dalam pembuatan suspensi,pembahasan partikel dari serbuk yang tidak larut dalam
cairan pembawa adalah langkah penting.kadang-kadang sukar mendispersi serbuk,karena
adanya udara,lemak,dan lain-lain kontaminan.serbuk tadi tidak dapat segera
dibasahi ,walaupun berat jenisnya besar,namun masih dapat mengembang pada permukaan
cair.pada serbuk yang halus mudah kemasukkan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan
dibawah permukaan cairan.serbuk dengan suhu kontak ±90⁰akan menghasilkan serbuk yang
terapung keluar dari cairan.sedangkan serbuk yang mengembang dibawah cairan memounyai
sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam,menunjukkan tidak adanya sudut kontak
(anief,2008).

Sediaan suspensi banyak digunakan dalam bidang farmasi disamping bentuk sediaan
lainnya. Hal ini dikarenakan sediaan suspensi paling mudah penggunaannya, khususnya
untuk pediatri dan geriatri daripada bentuk lainnya, disamping juga menghindari obat-obat
yang tidak enak rasanya.

Suspensi adalah suatu dispersi zat padat (sebagai fase dispers) terdispersi dalam cairan
(sebagai medium dispers). Sediaan suspensi terdiri dari fase dispers, medium dispers dan
suspending agent. Suspending agent yang digunakan dapat berupa surfaktan dan dapat
berupa hidrokoloid. Suspending agent surfaktan mempunyai kemampuan menurunkan
tegangan permukaan sehingga akan mempermudah fase dispers terdispersi dalam medium
dispers, sedangkan suspending agent hidrokoloid berfungsi menaikkan kekentalan sistem
karena kemampuannya mengikat air.

Suatu suspensi yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, kadang-kadang


mengalami perubahan dalam penyimpanan yang akan mempengaruhi efek obatnya. Adanya
perubahan fisika / kimia ini akan mempengaruhi stabilitas suspensi. Penilaian stabilitas fisik
suspensi dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap sifat alir (theogram), mudah atau
tidak dituang dan volume sedimentasi. Perubahan yang mungkin terjadi selama penyimpanan
adalah turunnya kekentalan suspensi sehingga suspensi menjadi encer karena air yang
terserap akan terlepas kembali akibat kemampuan zat menyerap air terbatas. Turunnya

1
kekentalan suspensi berarti turunnya stabilitas fisik suspensi, hal ini dapat dilihat pada
perubahan rheogramnya, volume sedimentasi, mudah atau tidak dituang

Faktor- faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense adalah:

a) Ukuran partikel,semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas


penampangnya(dalamvolume yang sama).sedangkan semakin kecil dan halus
ukuran partikel,semakin beasr luas penampang partikel,daya tekan keatas cairan
akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap sehingga partikel
makin sukar mengendap dan suspensi makin stabil.

b) Kadar dan sifat zat terdispersi,makin banyak yang terdispersi ,maka tabrakan
antar sesama partikel akan semakin sering terjadi dan partikel jadi sulit berdegrak
bebas.dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
camopran bahan yang sifatnya tidak selalu sama.dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut dalam pelarut.
c) Kekentalan atau viskositas,makin besar viskositas ,makin sekar
pengendapannya,dan suspensi makin stabil.kekentalan atau viskositas suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Ada sifat lain yang lebih spesifik untuk suspense farmasi :

1. Suatu suspense farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secara lambat
dan harus rata kembali apabila dikocok
2. Zat yang tersuspensi ( disuspensikan ) tidak boleh cepat mengendap
3. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah tidak boleh
membentuk suatu gumpalan padat tapi harus dengan cepat terdispersi kembali
menjadi suatu campuran homogeny bila wadahnya di kocok
4. Karakteristik suspense harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
5. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat.

2
BAB II

ANALISIS FARMAKOLOGI DAN PREFORMULASI

A. Analisis Farmakologi Zat Atif


 Penggunaan: Dikonsumsi pada saat perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan.
 Dosis:
 Dewasa: 50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat,
dosis dapat dinaikkan hingga 100 mg/kgBB per hari.
 Anak-anak : 25-50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi
berat, dosis dapat dinaikkan hingga 100 mg/kg per hari.
 Indikasi: Typoid fever, meningitis, putulenta, infeksi bakteri anaerob, reketsiosis
infeksi lain
 Kontra indikasi: Untuk pasien yang hipersensitif terhadap kloramfenikol, untuk
ibu hamil dan bayi premature.
 Perhatian: Obat keras tidak boleh diulang tanpa resep dokter
 Efek samping: Dapat terjadi reaksi hematologic reaksi alergi, reaksi saluran cerna.
 Interaksi obat: Dengan fenobarbital dan rifampisin akan mempercepat waktu
paruh dari kloramfenikol akan menjadi toksik bila diberikan dengan tolbutamid,
fenitoin, dikumarol dan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom
hepar.
B. Preformulasi Zat Aktif
Kloramfenikol
 Rumus struktur: C11H12Cl2N2O 5

 Sifat fisik :
 Organoleptis: serbuk hablur halus, licin, bau lemah, rasa tawar.
 Kelarutan : • Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 45 bagian etanol
(95%) P, dalam 6 bagian kloroform P dan dalam 14 bagian eter P
 Titik lebur: 86-92 0
 Bobot molekul: 561,56
 Sifat kimia:
 Bentuk ester dari kloramfenikol.
 pH sediaan 4,5 – 7,5 .
 pH larutan 25% dlm suspensi aqueous sebagai kloramfenikol 4,5-7,5.
 Pemerian: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai
putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit.

3
 Kelarutan: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2, 5 bagian etanol 95%
dan dalam 7 bagian propilenglikol; sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
 BJ: 561,56
 Warna: Putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan.
 Stabilitas : Stabilitas maksimal pd pH 6
C. Perfomulasi Zat Tambahan
1) CMC Na

Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai putih kuning gading, tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan higrokopis
Kelarutan: Mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol, eter, dan pelarut
organik lain.
Bobot jenis: 1,2636 g/cm3
Warna: Putih sampai krem.
Stabilitas: CMC Na stabil meskipun bersifat higroskopis. Dalam kondisi
kelembapan yang tinggi CMC Na dapat meyerap air dalam jumlah besar (>50%).
Larutan CMC Na stabil pada pH 2-10, pengendapan dapat terjadi pada pH di
bawah 2 dan viskositas larutan menurun dengan cepat di atas pH 10. Umunya
larutan menunjukkan viskositas maksimum dan stabilitas pada pH 7-9.
Fungsi: Pengental
2) Polysorbatum-80

Pemerian Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak mempunyai


rasa.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil asetat P dan
dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P.
Bobot jenis 1.310 g/ml
Warna Tidak berwarna
Stabilitas Stabil pada elektrolit dan asam lemah dan basa. Berangsur-angsur akan
tersaponi dengan asam kuat dan basa.
Fungsi Pengemulsi

4
3) Propilen glikol
Pemerian : Cairan kental seperti minyak ; jernih, kuning ; bau asam lemak,khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dengan etanol (95%) P, dalam etil asetat P
dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji
kapas P.
Fungsi : Pengawet
4) Sirup simplex
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna tahapan kadar memenuhi syarat
penetapan sakarosa yang tertera pada sirup.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat ,ditempat sejuk
Fungsi : Pemanis
5) Aquadest
Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berasa; tidak berbau.
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit.
Bobot jenis 1 g/ml
Warna Tidak berwarna
Stabilitas Air stabil pada semua jenis substansi.
Fungsi Pelarut

5
BAB III
DOSIS
a) Dewasa: Dewasa : 15 ml sebanyak 3-6 kali sehari
b) Anak – anak :
 Umur 1- 5 tahun : 5 ml sebanyak 3-4 kali/hari
 Umur 6-15 tahun : 10 ml sebanyak 3-4 kali/hari.

6
BAB IV

PENDEKATAN FORMULA

a) Berdasarkan data preformulasinya Kloramfenikol digunakan sebagai zat aktif karena


kloramfenikol merupakan antibiotik yang bersifat sukar larut dalam air maka akan dibuat
sediaan suspensi.
b) Pada formulasi kali ini suspending agentnya menggunakan perpaduan antara PGS dan
CMC-Na. Hal ini dikarenakan konsentrasi PGS sebagai suspending agent yang akan
digunakan hanya sebesar 2%. Oleh karena itu PGS dikombinasikan dengan CMC-Na
yang merupakan suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas serta dapat
meningkatkan kestabilan dari suspensi yang dihasilkan.

7
BAB V

FORMULA

R/ Chloramfenikol icolum 2,5 g

CMC Na 2 gr

PGS 2 gr

Polysorbatum-80 2 gr

Propilenglikol 25 gr

Sirupus simplex 4 gr

Aquadest destillata ad 60 ml

8
BAB VI

PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

A. PERHITUNGAN
 Untuk sekali pemakaian 15 ml
15 ml
Cholramfenikol icolum = x 2,5 g = 0,625 gr
60 ml
15 ml
CMC Na 2 gr = x 2 gr = 0,5 gr
60 ml
 Aqudest untuk CMC Na = 20 x 0,5gr = 10 ml
15 ml
PGS = x 2 gr = 0,5gr
60 ml
 Aquadest untuk PGS = 7 X 0,5gr = 3,5 ml

15 ml
Polysorbatum - 80: x 2 gr = 0,5 gr
60 ml

15 ml
Propilenglikol: x 25 gr = 6,25 gr
60 ml

15 ml
Sirup simplex: x 4 gr = 1 gr
60 ml

Aquadest ad 15 ml

 Untuk total sediaan dibuat 110 ml:


110 ml
kloramfenikol icolum = x 2,5g = 4,6 g
60 ml

110 ml
Na CMC = x 2g = 3,7 g
60 ml

 20 X 3,7= 74 ml ( Air Panas )


110 ml
PGS = x 2g = 3,7g
60 ml

 7 X 3,7 = 26 ml ( Air Panas )

110 ml
Polysorbatum-80 = x 2g = 3,7 g
60 ml

110 ml
Propilen glikol = x 25g = 45,8 g
60 ml

110 ml
Sirup simplex = x4g = 7,3 g
60 ml

9
Aquadest ad 110 ml

B. PENIMBANGAN

Nama Bahan Penimbangan


kloramfenikol 4,6 gram
NA CMC 3,7 gram
Air panas yang dibutuhkan 74 ml
PGS 3,7 gram
Air panas yag dibutuhkan 26 ml
Polysorbatum-80 3,7 gram
Propilen glikol 45,8 gram
Sirup Simplex 7,3 gram
Aquadest Ad 110 ml

10
BAB VII

PROSEDUR

ALAT :

1. Timbangan
2. Mortir dan stamper
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Batang pengaduk
6. Sudip
7. 2 botol dengan volume 60 ml

BAHAN:

1. Chloromphenicoli icolum
2. CMC Na
3. PGS
4. Polisorbat 80
5. Propilenglikol
6. Sirup simplex
7. Aqua destilla

CARA KERJA

Kalibrasi botol dengan volume 60 ml.

Timbang semua bahan sesuai dengan perhitungan.

Larutkan serbuk PGS dengan air sebanyak 7 kalinya di dalam mortir, lalu gerus.

Ambil mortir baru, CMC Na ditaburkan ke dalam air panas sebanyak 20 kalinya dan
gerus ad terbentuk mucilago.
11
Masukan polysorbat-80 gerus ad homogen

Dispersikan kloramfenikol dengan propilenglikol di beaker glass

Lalu masukan larutan PGS kedalam mortir,gerus ad homogen

Lalu masukan dispersi kloramfenikol ke dalam motir, gerus ad homogen

Tambahkan syrupus simpleks, gerus ad homogen

Masukan ke dalam beaker glass, tambahkan sisa aquadest lalu aduk ad homegen

Masukan ke dalam botol yang telah dikalibrasi

Endapkan dengan aquadest ad 60 ml

Beri etiket dan label lalu lakukan evaluasi sediaan

12
BAB VIII

EVALUASI SEDIAAN DAN STANDAR UJI

a. Uji Organoleptis: Tujuan uji organoleptik untuk mendeskripsikan bentuk atau konsistensi
(misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna (misalnya kuning, coklat, dll.), bau
(misalnya aromatik, tidak berbau, tengik), dan rasa (misalnya manis, pahit, tidak ada
rasa).

Tuang 5 ml sediaan ke dalam beaker glass

Amati bentuk dan warna, cium bau dan cicip rasa dari sediaan

Catat hasil

Standar dari uji organoleptik sediaan suspensi kloramfenikol adalah bentuknya kental,
warna keruh, bau tidak berbau, rasa pahit.

b. Uji pH :Tujuan uji pH untuk mengetahui kadar pH sediaan akhir dan membandingkan
dengan pH sediaan akhir secara teoritis.

Tuang 5 ml sediaan ke dalam beaker glass

Celupkan kertas Ph kedalam sediaan

Tunggu beberapa saat, amati dan cocokan dengan indikator pH kemasan

Standar uji pH dari sediaan suspensi kloramfenikol adalah 4,5-7

c. Uji Homogenitas: Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan sudah
homogen atau belum.

Oleskan pada plat kaca setipis mungkin

Terawang di bawah sinar matahari


13
Standar uji homogenitas
Amati sampel pada sediaan suspensi kloramfenikol adalah homogen seluruh
dan catat hasil
bahan.

d. Uji Volume Terpindahkan: Tujuan uji volume terpindahkan untuk mengetahui dan
memastikan bahwa volume terpindahkan dari emulsi sama dengan volume yang sudah
tertera di etiket pada saat dipindahkan ke wadah lain

Siapkan gelas ukur volume 60 ml

Tuang sediaan ke dalam gelas ukur secara perlahan

Tunggu hingga kurang lebih 30 menit untuk menghindari adanya gelombang udara pada
saat penuangan

Lihat volume sediaan emulsi lalu ukur volume sediaan

Standar uji volume terpindahkan adalah volume rata-rata tiap botol tidak kurang dari 100%
dimana volume tiap botol tidak kurang dari 95% dari volume etiket

14
BAB IX DESAINKEMASAN

kemasan sekunder

UNTUK
INDIKASI,KO
NTRA
INDIKASI,INT
ERAKSI, DAN
EFEK
SAMPINGO
OBAT LIHAT
PADA
BROSUR

Netto 60 Netto 60 No. Reg : DKL


Komposisi ml 4007003A2
ml No. Batch :
: 03140201
Tiap 5ml Mfg.
mengandung : Date :Mei
NICOL Kloramfenikol NICOL 2021
CHLORAMP Icolum 208m
CHLORAMP Exp. Date:
HENICOL HENICOL Mei 2022
Suspension Aturan Pakai : Suspension
Dewasa: 15 ml KOCOK
3-6kali/hari DAHULU
Anak-anak: SEBELUM
10ml 3-4
PT. KIMIA PT. KIMIA DIMINUM
FARMA kali/hari FARMA
Jakarta- Bayi: 5ml 3 Jakarta-
Indonesia kali/hari Indonesia

15
Kemasan Primer (Label pada botol)

Netto 60 ml
KOMPOSISI : ATURAN
PAKAI :
Tiap 5ml NICOL Dewasa: 15ml 3-6
mengandung : kali/hari Anak-anak:
Kloramfenikol 10ml 3-4 kali/hari
Icolum…208mg CHLORAMPHENICOL Bayi : 5ml
Suspension 3 kali/hari
KOCOK DAHULU SEBELUM
DIMINUM
HARUS DENGAN RESEP PT.KIMIA FARMA No. Reg : DKL
DOKTER Jakarta-Indonesia 4007003A2
Simpan di bawah suhu No. Batch :
30OC Terlindung dari sinar
03140201
matahari langsung
Mfg. Date :Mei 2021
Exp. Date: Mei 2022

16
Leaflet (Brosur)

SUSPENSI

CHLOREXO
CHLORAMPHENICOL

Suspension

Komposisi
Tiap 5 ml mengandung Kloramfenikol Icolum 208 gram

Kloramfenikol adalah obat antibiotic yang berasal dari


kultur Streptomyces venezuelae yang tidak diproduksi
secara sintetik.Berfungsi untuk mengatasi beragam infeksi
bakteri serius, terutama saat penyakit infeksi tidak
membaik dengan obat lain.Kloramfenikol bekerja dengan
cara membasmi bakteri penyebab infeksi, atau
memperlambat hingga menghentikan pertumbuhannya.

17
BAB X

DATA PENGAMATAN HASI UJI EVALUASI SEDIAAN

EVALUSI STANDAR HASIL UJI PEMBANDING KESIMP


ULAN
Organoleptis Bentuk : Bentuk : Bentuk : suspensi X
suspensi kental Rasa : pahit
Rasa : Rasa : pahit Warna : kuning
Warna :
putih
Homogenitas homogen homogen homogen √
Berat jenis >1 g/ml 0,6 g/ml 0,9 g/ml X
(ansel,1998)
Viskositas 37-396 cps 1.232 788,5 X
pH 4-7 ( FI ed 5,5 4,1 √
IV )
Waktu redispersi Terdispersi Tidak Terdispersi X
kembali ≤ 30 terdispersi kembali dalam
detik kembali waktu 16 detik
Volume terpindah Rata-rata Dibotol 60 Dibotol 60ml dan X
tidak kurang ml setelah ketika
dari 100% dituang ke dipindahkan ke
dan tidak labu ukur labu ukur
kurang dari menjadi volumenya tetap
95% (FI ed 50ml sama 60ml
V hal 1615) kehilangan
volume 10
ml
Kebocoran Tidak bocor Tidak bocor Tidak bocor √

18
BAB XI

PEMBAHASAN

Praktikum teknik sediaan liquida ini bertujuan agar mahasiswa


mampu membuat suspense kloramfenikol serta mampu melakukan evaluasi
sediaan suspensi dengan kriteria yang baik.

Pada praktukum kali ini sediaan yang dibuat adalah suspense dengan
zat aktik kloramfenikol. Dimana zat aktifnya merupakan antibiotic,
mekanisme kerja obat antibiotic yaitu dengan menghambat sintesis protein
pada bakteri. Kloramfenikol bekerja dengan mengikat ribosom 50 S.
kloramfenikol juga bisa menghambat sintesis protein mitokondria pada sel
mamalia. Kloramfenikol memiliki aktivitas anti mikroba bersepektrum luas.
Kloramfenikol memiliki efek farmakologi untuk mengobati demam tifoid.
Sediaan ini diajukan untuk orang dewasa dengn dosis 4 kali seharri 15ml
sesudah makan. Sediaan ini dibuat suspense karena bahan aktifnya tidak
larut dalam air ( Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014 ).

Sebelum pembuatan suspense, terlebih botol tempat penyimpanan


sediaan dikalibrasi terlebih dahulu selanjutya suspense dibuat, tetapi
sebelumnya terlebih dahulu timbang bahan-bahan yang akan digunakan .
Setelah pembuatan suspense selesai dilakukan uji evaluasi apakah sediaan
yang dibuat memenuhi syarat suspense atau tidak, uji evaluasi yang
dilakukan meliputi : uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji bobot
jenis, uji viskositas, uji waktu redispersi, uji volume terpindahkan, dan uji
kebocoran.

Pada evaluasi uji organoleptis dilakukan dengan mengamati rasa,


warna, dan bentuk sediaan

Pada evaluasi uji homogenitas, hasil yang kami dapat yaitu sediaan
suspense kloramfenikol kami homogeny karena saat diaamati dikaca slide
tidak ada partakel-partikel pada kaca slide itu yang artinya bahannya
tercampur merata pada sediaan suspensi. Artinya sediaan suspense kami
memenuhi syarat homogenitas suspense. Kombinasi suspending agent CMC

19
Na dn PGS dengan konsentrasi berbeda tidak mempengaruhi homogenitas
sediaan suspense kloramfenikol.

Pada evaluasi uji bobot jenis sediaan yang kami buat tidak memenuhi
standar bobot jenis suspense, standar bobot jenis suspense yaitu >1g/ml
sedangkn hasil bobot jenis yang kami buat yaitu 0,67g/ml. Perbedaaan bobot
jenis ini dikarenakan penimbangan yang kurang teliti. Sedangkan bobot jenis
pembandingnya yaitu 1,1 g/ml yaitu sesuai dengan standar.

Pada evaluasi uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan


dan aliran dari cairan sediaan suspense kloramfenikol dengan standar 37-
396cps (SNI), hasil yang diperoleh dari hasil sediaan suspense yang kami
buat yaitu 1.232 cps, hasil viskositas dari sediaan yang kami buat sangat
jauh dari standar dikarenakan suspense yang kami buat sangat kental,
viskositas yang sangat tinggi menyebabkan seediaan susah dituangkan, ini
jelas terjadi pada sediaan yang kami buat hasil uji viskositasnya 1.232cps
dan sediaanyang kami buat susah untuk dituangkan. Dan nilai viskositas
yang tinggi juga dapat menyebabkan sulitnya sediaan untuk terdisperi
kembali.

Pada evaluasi uji pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman


suatu zat dengan standar pH nya 4-7. Hasil yang diperoleh dari sediaan yang
kami buat yaitu 5,5 artinya bahwa kloramfenikol stabil pada suasana asam
dan dapat memberikan efek terapi yang diinginkan dikarenakan dapat
diabsorpsi dengan baik oleh lambung. Dan pH dari pembanding yaitu 4,1
yang berarti sudah sesui dengan sttandar.

Pada evaluasi uji waktu redispersi data yang diperoleh dari hasil
sediaan yang kami buat yaitu suspense nya tidak teredispersi, dikarenakan
nilai viskositasnya yang sangat tinggi hal itu yang menyebabkan suspense
tidak dapat teredispersi. Sedangkan untuk sediaan pembandingnya
teredispersi dengan waktu 16 detik sesui dengan standar yaitu ≤ 30 detik.

Pada evaluasi uji volume terpindah hasil yang kami dapat yaitu 50ml
dari volume aslinya 60 ml yang menyatakan bahwa hasil yang kami dapat
kuarang dari 95% tidak sesuai dengan standar yang menyatakan rata rata
tidak kurang dari 100% dan tidak kurang dari 95%, hal ini dikarenakan

20
adanya partikel yang mengendap pada wadah dan tidak tercampur pada
cairan. Sedangkan untuk sediaan pembanding volume terpindahnya 60ml
yaitu 100% artinya memenuhi standar.

Pada uji kebocoran sediaan yang kami buat memenuhi standar


suspense yaitu tidak terjadi kebocoran, begitupun dengan sediaan
pembanding yaitu tidak terjdi kebocoran artinya sudah sesuai dengan standar
sediaan suspense.

21
BAB XII

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum sediaan suspennsi kloramfenikol maka dapat


disimpulkan :

1. Formulasi yang digunakan untuk membuat suspense kloramfenikol yaitu


terdiri dari, kloramenikol sebagai zat aktif, CMC Na sebagai suspending
agent, PGS suspending agent, Polysorbat-80 sebagai emulgator, sirup
simplex sebagai pemanis, propilen glikol sebagai pengawet, dan aquadest
sebagai pelarut.
2. Dari hasil uji evaluasi sediaan suspense ada beberapa yang tidak sesui
dengan standar suspense. Yaitu organoleptis tidak sesuai karna hasil sediaan
yang kami buat derajat kekentalannya sangat tinggi sehingga tidak dapat
dituang karena sangat kental, bobot jenis juga tidak sesuai karna ada
kesalahan saat penimbangan,viskositas tidak sesuai karena sediaan yang
kami buat sangat kental, waktu redispersi tidak sesuai karena sediaannya
sangat kental, volume terpindah juga tidak sesuai karena masih ada partikel
yang mengendap pada botol.
3. Setelah melakukan uji evaluasi sediaan suspense kami bisa memahami
bahwa nilai viskositas dapat berpengaruh pada waktu redispersi, dan volume
terpindahkan

22
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C.,1989, pengantar bentuk sediaan


Dapartemen Kesehatan Republik Indonesi, 1995 farmakope idonesia, edisi IV,
606, Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
https://studylibid.com/doc/382744/kelompok7-suspensikloramfenicol-pga

23
Lampiran
No Nama uji gambar
1. Uji homogenitas

2. Uji volume perpindahan

3. Uji Ph

4. Bobot jenis

5. Uji kebocoran

6. Uji viskositas

24
25

Anda mungkin juga menyukai