Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FTS II

MODUL I
SUSPENSI

Disusun oleh :

Nama : Dewanti Marwa


NIM : K100200123
Kelas :E-2
Pengampu : apt. Gunawan Setiyadi, S.Si, M,Sc

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
I. TUJUAN

Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memformulasi sediaan


suspensi dan melakukan kontrol kualitas (evaluasi) sediaan suspensi meliputi:
menghitung derajat flokulasi, perbedaan metode pembuatan suspensi dan pengaruh
tipe alat terhadap stabilitas suspensi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog
perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali.
(Moh.Anief,1997)

Menurut Priyambodo (2007), berdasarkan bentuk sediaannya, obat


dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu bentuk sediaan padat atau
solid, bentuk sediaan semipadat atau semisolid, dan bentuk sediaan cair atau
liquid. Contoh dari bentuk sediaan padat atau solid adalah tablet dan kapsul,
sedangkan contoh dari bentuk sediaan semipadat atau semisolid adalah
salep, krim, jel, dan pasta. Contoh dari bentuk sediaan cair atau liquid adalah
larutan, suspensi, dan emulsi.

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam


bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika
dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat
mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

(Departemen Kesehatan RI, 1979)


III. ALAT DAN BAHAN
• Alat :
1. Alat Volumetric
2. Alat pembuat suspensi (mixer)
3. Tabung reaksi 20 mL (minimal 20 buah)
• Bahan :
1. Parasetamol
2. SLS (Sodium Lauril Sulfate)
3. Aquadest
4. AlCl3
5. CMC-Na
6. Metil Paraben
7. Etanol
8. Sirup simpleks

IV. PERHITUNGAN BAHAN


A. Formula
1. Menghitung derajat flokulasi
Formula A B C D E
Parasetamol 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g
SLS 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg
AlCl3 - 6 mg 12 mg 18 mg 30 mg
Akuades ad 60 mL 60 mL 60 mL 60 mL 60 mL

Formula I
2. Menganal metode pembuatan suspensi
Formula II : tiap 5 mL mengandung:
R/ Paracetamol 125 mg
Na-CMC 25 mg
Metil paraben 0,3 g
Sirup simpleks 1,5 mL
AlCl3 150 mg
Etanol 50 mL
Akuadest ad 5 mL
Timbang semua bahan masing-masing dari 2 metode pembuatan (dispersi
dan presipitasi), setiap formula dibuat sebanyak 300 mL.

B. Penimbangan Bahan
1. Formula I
Penimbangan pada formula I
2. Formula II
Parasetamol 125 mg 7,5 g
Na-CMC 25 mg 1,5 g
Metil Paraben 0,3 g 0,3 g
300
Sirup Simpleks 1,5 mL 𝑥 = 90 mL
5

AlCl3 150 mg 0,15 g


Etanol 50 µL 3 mL
Akuades ad 5 mL 300 mL

V. CARA KERJA SKEMATIS


A. Menghitung Derajat Flokulasi

Dibuat dispersi paracetamol

Dilarutkan SLS ke dalam sebagian akuadest

Didispersikan serbuk paracetamol dalam larutan yang mengandung SLS, aduk


sampai semua serbuk terbasahi, jika perlu ditambahkan sedikit akuadest

Ditambahkan larutan AlCl3 secara seksama pada formula-formula B, C, D dan


E. aduk sampai homogen dan terjadi suatu dispersi terflokulasi

Dispersi kemudian dituang ke dalam tabung reaksi berskala 12 mL, digojok


homogen

Ditempatkan suspensi yang deflokulasi dan suspensi yang flokulasi serta buat
grafik waktu vs harga f untuk kelima formula tersebut

𝐹
Dihitung derajat flokulasi suspensi dengan rumus : 𝛽 = 𝐹

B. Metode Pembuatan Suspensi


1. Cara Presisipitasi
Dibuat gel Na-CMC dengan cara menambahkan sedikit air panas diaduk
sampai mengembang semua kemudian tambahkan sisa air sampai
terbentuk gel Na-CMC yang jernih dan homogen

Dilarutan paracetamol sambil diaduk sampai terbentuk larutan jernih dan


homogen

Ditambahkan secara bertahap gel Na-CMC ke dalam campuran aduk


sampai homogen, lalu tambahkan sirup simpleks

Ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam etanol

Sambil diaduk, tambahkan AlCl3 yang telah dilarutkan dengan akuadest 10


mL ke dalam campuran

Ditambahkan air hingga volume akhir 300 mL

Ditempatkan suspensi dalam tabung reaksi yang telah diberi skala (12 mL)
untuk pengamatan
2. Cara Dispersi

Dibuat gel Na-CMC dengan cara menambahkan sedikit air panas diaduk
sampai mengembang semua kemudian tambahkan sisa air sampai terbentuk
gel Na-CMC yang jernih dan homogen

Ditambahkan larutan Na-CMC sedikit demi sedikit ke dalam campuran


paracetamol sambil diaduk hingga homogen

Ditambahkan larutan metil paraben, diaduk hingga homogen

Ditambahkan pula sirup simpleks, diaduk sampai homogen

Ditambahkan air hingga volume akhir 300 mL

Ditempatkan suspensi dalam tabung reaksi yang telah diberi skala untuk
pengamatan

3. Evaluasi Suspensi

Diamati organoleptisnya (warna, bau, dan rasanya)

Volume sedimentasi dan dihitung tinggi endapan diameter partikel

Diamati diameter rata-rata partikel dengan sebanyak 100 partikel, dengan


menggunakan metode mikroskopik dengan alat mikromiretik, buatlah range
pengukuran ke dalam beberapa ukuran, misal 1-10 um, 10-20 um, dst


Digambarkan pengamatan pada hari ke: 0, 1, 3 dan bandingkan hasil yang
diperoleh dari cara presipitasi dan cara dispersi

Redispersibilitas:

Suspensi yang dibuat dengan cara presipitasi dan dispersi dimasukkan ke dalam
tabung kemudian diletakkan pada alat uji, diputar 360 (derajat) pada 20 rpm
sampai semua endapan suspensi terdispersi kembali. Dicatat waktu yang
diperlukan untuk semua endapan terdispersi kembali dan diulangi sebanyak 3 kali.
Lakukan percobaan pada hari ke 3

Diukur viskositas dengan viskosimeter yang sesuai

Diukur pH dengan pH meter

Anda mungkin juga menyukai