Disusun oleh :
Kelas : Farmasi B
MANADO
2020
I. PENDAHULUAN
Asam salisilat adalah jenis obat oles yang digunakan untuk mengatasi berbagai masalah
kulit, khususnya yang disebabkan karena lapisan kulit yang iritasi atau biasa digunakan untuk
kulit yang gatal-gatal yang disebabkan karena alergi.Dalam melakukan identifikasi dan
penetapan kadar menggunakan metode volumetri dan spektrofotometri. Dan spektrofotometri
adalah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisa danmenentukan
komposisi sampel baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Pada masa kini obat-obat anti jamur konvensional seperti asam salisilat, asam benzoat,
sulfur dan asam undesilenat pun masih banyak digunakan oleh masyarakat. Asam benzoat dan
asam salisilat merupakan zat-zat aktif yang umumnya terdapat dalam obat anti jamur, dimana
asam benzoate memiliki khasiat fungistatis dan bakteriostatis sedangkan asam salisilat
mempunyai sifat keratolitik yaitu dapat melunakkan kulit [13;7]. Asam salisilat juga dijadikan
bahan kombinasi dengan asam benzoat yang berfungsi meningkatkan penetrasi dan aktivitas zat
tersebut ke dalam kulit
Asam salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat di gunakan pada
secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang di gunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2
kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan
pula garam salisilat. Turunan yang paling di kenal adalah asam asetilsalisilat.
COOH
OH
Asam salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal berwarna merah
muda terang hingga kecoklatan yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik
leleh sebesar 1560C dan destilasi pada 250C sebesar 1,433 g/ml. Mudah larut dalam air dingin
tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat dapat menyublim tetapi dapat
terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan phenol bila di panaskan secara cepat
pada suhu sekitar 2000C (wikipedia, 2011).
Bahan baku utama pembuatan asam salisilat adalah phenol, NaOH, karbon dioksida dan
asam sulfat. Asam salisilat kebanyakan digunakan sebagai obat-obatan dan sebagai bahan
intermediet pada pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya sebagai
antiseptik, asam salisilat zat yang mengiritasi kulit dan selaput lendir. Asam salisilat tidak di
serap oleh kulit, tetapi membunh sel epidermis dengan sangat cepat tanpa memberikan efek
langsung pada sel epidermis. Setelah pemakaian beberapa hari akan menyebabkan terbentuknya
lapisan lapisan kulit yang baru. Obat ini sangat spesifik untuk rematik akut yang dapat mencegah
kerusakan jantung yang biasanya terjadi akibat rematik, menghilangkan sakit secara keseluruhan,
dan beberapa saat setelah pemakainanya akan menurunkan temperatur suhu tubuh kembali
normal.
Selain digunakan sebagai bahan utama pembuatan aspirin, asam salisilat juga dapat
digunakan sebagai bahan baku obat yang menjadi turunan asam salisilat. Misalnya sodium
salisilat yang dapat digunakan sebagai analgesik dan antipiretik serta untuk terapi bagi penderita
rematik akut.
V.URAIAN BAHAN
Labu Takar
Spektrofotometri UV-Vis
Timbangan Analitik
Kertas Saring
Pipet Tetes
Gelas Beker
Erlenmeyer
Asam Salisilat
Etanol
10 mg 10 mg
= =200 ppm
50 ml 0,05 L
- C3 (9 ppm)
Dibuat larutan standar asam salisilat 9 ppm, sehingga :
M1V1 = M2V2
M1
V 2= ×V 1
M2
9 ppm
¿ ×50 ml=2,25 ml
200 ppm
Sehingga, dipipet 2,25 ml + etanol ad 50 ml
- C4 (12 ppm)
Dibuat larutan standar asam salisilat 12 ppm, sehingga :
M1V1 = M2V2
M1
V 2= ×V 1
M2
12 ppm
¿ ×50 ml=3 ml
200 ppm
Sehingga, dipipet 3 ml + etanol ad 50 ml
- C5 (15 ppm)
Dibuat larutan standar asam salisilat 15 ppm, sehingga :
M1V1 = M2V2
M1
V 2= ×V 1
M2
15 ppm
¿ ×50 ml=3,75 ml
200 ppm
Sehingga, dipipet 3,75 ml + etanol ad 50 ml
VIII. CARA KERJA
Pembuatan larutan Baku Asam Salisilat
1) Sejumlah lebih kurang 10 mg Asam Salisilat BPFI ke labu takar 50 mL, larutkan
sampai tanda dengan air (konsentrasi 200 ppm)
Penetapan panjang gelombang maksimum
1) Dibuat larutan standar asam salisilat 1 ppm. Pipet 0,2 mL dari larutan baku asam
salisilat tambah ettanol ke dalam labu takar 50 mL sampai tanda.
2) Dengan menggunakan blanko, ukur transmitannya dengan panjang gelombang 400 nm
sampai dengan 600 nm.
Pembuatan Kurva Baku
1) Dibuat larutan standar asam salisilat 3 ppm, 5 ppm, 9 ppm, 12 ppm dan 15 ppm.
2) Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL.
3) Dipipet larutan baku asam salisilat masing-masing 0,75 mL; 1,5 mL; 2,25 mL; 3 mL;
3,75mL; ke dalam labu takar 50 mL
4) Disiapkan blanko.
5) Kedalam masing-masing labu takar ditambahkan etanol ke dalam labu takar 50 mL
sampai tanda.
6) Diukur absorbansi masing-masing larutan standar pada spektrofotometri dengan
menggunakan panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan.
7) Buat kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi.
8) Ditentukan persamaan garis regresi dan dibuat garis regresinya.
HASIL
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Y.S., dkk, 2007, Pengaruh Konsentrasi Adaps Lanae Dalam Dasar Salep Cold Cream
Terhadap Pelepasan Asam Salisilat, Pharmacy, Vol. 05, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
K. Rao, Purushotham, Khaliq K., Kharat S. S., Sagare P., dan Patil S. K., 2010, “Preparation
And Evaluation O/W Cream For Skin Psoriasis”, International Journal of
Pharma and Bio Sciences, Vol. 1, No. 3, ISSN : 0975 – 6299, India.
Panjaitan, Elman, 2008, “Karakterisasi Fisik Liposom Asam Salisilat Menggunakan Mikroskop
Elektron Transmisi”, Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 9, No. 3, ISSN :
1411 – 1098, Tanggerang.