PRAKTIKUM IV
PEMBUATAN DAN EVALUASI FACIAL WASH
Dosen Pengampu:
apt. Triyani Sumiati, M.Si
Disusun Oleh:
Meidina Tria Kusherawati (19011009)
Sahla Robi’atul Adawiyah (19011010)
Imat Rahmadianingsih (19011027)
Jeri Gunawan (19011032)
Julesco Simaela (19011035)
Winda Sari (19011037)
b. Kegunaan
1. Natrosol
Berfungsi sebagai pengental dalam pembuatan sabun.
2. Asam stearat
Dalam sediaan sabun cair, asam stearat berperan dalam memberikan konsistensi
kekerasan pada sabun dan menstabilkan busa.
3. Cetil alkohol.
Bekerja sebagai pengemulsi, pengental dan carrying agent di produk skincare dan
kosmetik.
4. Isopropil miristat
Merupakan bahan emolien, yaitu bahan yang dapat memberikan rasa halus dan
nyaman ketika dipakai dalam kulit dan juga dapat mengurangi penguapan air dari
kulit.
5. Gliseril monostearat
Dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi nonionik, emolien, penstabil, pelarut
dan sebagai plasticizer dalam produk makanan, farmasetika, dan kosmetik.
6. Metyl paraben
Dalam formulasi farmasetika, produk makanan, dan terutama dalam kosmetik
biasanya digunakan sebagai bahan pengawet.
7. Propyl paraben
Digunakan sebagai bahan pengawet.
8. BHT
Merupakan stabilisator. Berperan sebagai antioksidan menyerupai vitamin E.
9. Aquadest
Sebagai pelarut saat melarutkan senyawa. Sebagai penjelas warna pada indikator
pp. Dalam suatu pembuatan media, maka peran aquades di sini sangat diperlukan
untuk bisa melarutkan bahan yang nantinya juga akan digunakan.
10. Ekstrak kunyit
Tidak hanya membuat kulit cerah, kunyit juga bermanfaat untuk mengurangi
jerawat dan bekas luka yang ditinggalkannya. Sifat antiradang yang dimiliki
kurkumin dalam kunyit dapat pula memperbaiki struktur pori-pori wajah, serta
membuat kulit lebih 'tenang' sehingga jaringan parut ikut berkurang.
11. Texapon
Berfungsi untuk mengangkat kotoran. Texapon memiliki nama kimia Sodium
Lauril Sulfat (SLS).
12. Amnion
Cocamide DEA/Aminon/Camperlan mampu meningkatkan kualitas busa yang
terbentuk serta menstabilkan busa, selain itu cocamide DEA membantu
mengentalkan produk seperti shampo, handsoap, body/facial wash, serta sediaan
kosmetik yang lain.
13. Parfum
Digunakan untuk menimbulkan aroma wangi.
c. Alat
1. Batang pengaduk
2. Timbangan digital
3. Kertas saring
4. Corong
5. Beaker glass
6. Penangas air
7. Wadah botol
Uji organoleptis
Warna : Kuning
Aroma : Wangi aroma lemon dan sedikit
kunyit
Tekstur : Gel
Perhitungan Bahan
Bahan A
1
1. Natrosol 1% = x 60 = 0,6 gram
100
1
2. Asam stearate 1% = x 60 = 0,6 gram
100
0,25
3. Cetil alkohol 0,25% = x 60 = 0,15 gram
100
7,5
4. Isopropyl miristat 7.5% = x 60 = 4,5 gram
100
0,3
5. Gliseril monostearat 0,3% = x 60 = 0,1 gram
100
0,5
6. Metyl paraben 0,05% = x 60 = 0,03 gram
100
0,01
7. Propyl paraben 0.01% = x 60 = 0,06 gram
100
0,01
8. BHT 0,01% = x 60 = 0,06 gram
100
Bahan B
9. Aquadest ad 60 ml
2
10. Ekstark kunyit 2% = x 60 = 1,2 gram
100
Bahan C
11. Texapon q.s.
2
12. Amnion 2% = x 60 = 1,2 gram
100
Bahan D
13. Parfum q.s.
b. Pembahasan
Praktikum kali ini kami membuat dan mengevaluasi sediaan cair Facial wash.
Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memformulasi sediaan sabun cair. Facial wash lebih bertujuan dalam menyegarkan
wajah dan mencapai kecantikan kulit wajah yang optimal. Ada 5 uji yang perlu
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu Uji organoleptis, Uji pH, Uji viskositas, Uji daya
detergensi/daya bersih terhadap kotoran yang melekat dan Uji terhadap kulit. Namun kali
ini yang dilakukan hanya Uji organoleptis saja.
Pada pembuatan facial wash ini dapat diketahui bahwa warna pada sediaan yaitu
kuning yang disebabkan oleh penambahan ekstrak kunyit. Aroma yang tercium adalah
wangi buah lemon dan sedikit kunyit karena digunakan parfum lemon dan esktrak
kunyit. Untuk tektur sediaan cair ini seperti gel dan lembut. Setelah diolehkan pada kulit,
sediaan sedikit berbusa dan tidak terjadi iritasi.
Terjadi kesalahan pada saat peleburan yang terlalu panas sehingga menyebabkan
sediaan menjadi kental. Lalu kami menambahkan beberapa aquadest agar sediaan
menjadi cair namun membuat busa yang dihasilkan tidak sebanyak sabun cuci muka
pada umumnya.
VI. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sediaan facial wash yang diuji
yaitu berwarna kuning, beraroma lemon sedikit kunyit dan bertekstur lembut seperti gel.
Ada sedikit kesalahan pada saat pembuatan fascial wash namun dapat diatasi oleh kami
dengan penambahan bahan. Sediaan facial wash memenuhi syarat sebagai sabun cuci
muka yang dapat digunakan.
VII. Daftar Pustaka
Haqqi, Muhammad. 2008. Uji stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan dengan metode
peredaman DPPH. Depok: UI. (online)
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/file%3Ff
ile%3Ddigital/126137-FAR.056-08-Uji%2520stabilitas-
Literatur.pdf&ved=2ahUKEwjh7bOUqfn2AhWxkNgFHWaKB5kQFnoECB8QAQ&usg
=AOvVaw1ARLL9nCCOcdh2p74xutSi (diakses pada 4 april 2022 pukul 09.16 WIB)
Lina. 2008. Standarisasi ekstrak rimpang kunyit (curcuma domestica val.). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Mitsui T., 1997, New Cosmetic Science, Dalam Elsevier Science B.V., Amsterdam.
Lampiran
LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA
PRAKTIKUM VII
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2. Cetyl alkohol 3%
3. Lanolin 0,7%
4. Kaolin 10%
5. Zinc stearat 5%
6. ZnO 10%
7. Mg stearat 5%
8. Talcum 61%
9. Pewarna = q.s
10. Parfum 0,8%
BAB III
3.1 Alat
1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Corong kaca
4. Kertas perkamen
5. Timbangan digital
6. Mortir
7. Stamper
8. Sudip
9. Kaca arloji
10. Penangas air
11. Wadah bedak
3.2 Bahan
1. mineral oil
2. cetyl alkohol
3. lanolin
4. kaolin
5. zinc stearat
6. zink oxide
7. magnesium stearat
8. talcum
9. pewarna
10. pewangi\parfum
BAB IV
METODE KERJA
PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kosmetika ini dibuat sediaan bedak padat. Ada beberapa bahan yang
digunakan pada formula bedak ini diantaranya mineral oil, cetyl alkohol, lanolin, kaolin, zinc
stearat, ZnO, Mg stearat, talcum, pewarna dan pewangi.
Terdapat fase minyak didalam formulasi bedak ini, yaitu pada kelompok bahan A.
fase minyak penting agar daya lengket pada kulit dapat ditingkatkan dan dapat pula
meningkatkan penetrasi bedak kompak ke kulit.
Proses pembuatan yang dilakukan pertama-tama adalah mencampurkan kelompok
bahan B dan diayak. Kemudian, dilebur kelompok bahan A pada suhu 70oC, lalu
dicampurkan dengan kelompok bahan B hingga terbentuk masa lembab. Setelah itu diberi
pewarna dan parfum.
Pada saat pencampuran bahan pewangi dan pewarna, sediaan bedak ini membentuk
butiran butiran yang menyebabkan pewarnaan pada sediaan tidak merata, sehingga terlihat
tidak homogen. Hal ini dapat dilihat dari sediaan yang masih ada bagian yang berwarna
seperti sebelum ditambahkan pewarna. Hasil seperti ini dapat mempengaruhi kualitas serta
menurunkan minat konsumen. Hal diatas dapat diperbaiki dengan mengayak terlebih dahulu
sediaan sebelum dipadatkan. Kemudian sediaan berbentuk butiran digerus hingga halus dan
dihomogenkan dengan sediaan yang sudah diayak tadi. Setelah itu diayak lagi dan baru
dipadatkan setelah sediaan benar – benar homogen.
Setelah sediaan dibuat, dilakukan uji organoleptis meliputi bau, warna serta wujud
atau bentuk. Selain uji organoleptis, dilakukan pula uji homogenitas. Pada uji organoleptis
didapatkan hasil warna sediaan merah, berbau lemon dan berwujud padat. Sedangkan pada
uji homogenitas didapatkan hasil bahwa, sediaan yang dibuat kurang homogen, hal ini
ditunjukan dengan warna sediaan yang tidak merata.
BAB VI
PENUTUP
6.1 kesimpulan
1. Hasil uji organoleptis : berwarna merah, berbau lemon dan berwujud padat.
2. Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa sediaan kurang homogen yang
ditandai dengan warna yang kurang merata dan hal ini dapat diperbaiki dengan
mengayak sediaan dan menghaluskannya kembali.
3. Selain pewarna memiliki fungsi untuk estetika dan meningkatkan
acceptabilitas sediaan, pewarna ini juga bisa dijadikan indikator homogenitas.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/laporan-compact-powder-pdf-free.html
https://www.google.com/search?q=laporan+praktikum+kosmetik+pembuatan+bedak+padat&
oq=laporan+praktikum+kosmetik+pembuatan+bedak+padat&aqs=chrome..69i57j0i546l3.20
600j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8