Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

PRAKTIKUM IV
PEMBUATAN DAN EVALUASI FACIAL WASH

Dosen Pengampu:
apt. Triyani Sumiati, M.Si

Disusun Oleh:
Meidina Tria Kusherawati (19011009)
Sahla Robi’atul Adawiyah (19011010)
Imat Rahmadianingsih (19011027)
Jeri Gunawan (19011032)
Julesco Simaela (19011035)
Winda Sari (19011037)

LABORATORIUM STTIF BOGOR


PROGRAM STUDI S1 REGULER FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2022
I. Tujuan
1. Memformulasi sediaan sabun cair.
2. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa untuk dapat membuat sediaan sabun cair.

II. Dasar Teori


Sabun dalah garam lohal alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.
Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap lapisan
air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
Facial wash adalah salah satu cleansing agent yang digunakan pada wajah. Secara
tradisional, cleansing agent digunakan untuk mencapai kebersihan dan kesegaran wajah
dengan cara membersihkan wajah dari bakteri, debu dan minyak. Facial wash lebih
bertujuan dalam menyegarkan wajah dan mencapai kecantikan kulit wajah yang optimal.
Hal yang paling penting dari sabun cuci muka adalah membersihkan debris kulit yang
berminyak (termasuk make up) tanpa menyebabkan kerusakan kulit wajah. Produk facial
wash terdiri atas sistem foaming dan non-foaming serta towelettes. Pembersih non-
foaming tergolong dalam pembersih yang ringan namun kurang efektif dalam
membersihkan wajah. Pembersih wajah towelettes memberikan kenyamanan dan
kemudahan dalam penggunaanya. Facial wash (bentuk, fungsi dan komposisi) dan tipe
kulit memiliki banyak variasi sehingga pada kesempatan ini akan dibahas mengenai
revolusi dari sabun, kandungan dan interaksinya dengan kulit.
Konsep Facial Wash
Facial wash merupakan dasar untuk memelihara kesehatan dan menyumbangkan aspek
penampilan. Beberapa material yang dapat dihilangkan oleh facial wash adalah:
a) Debu
b) Jelaga (dari udara)
c) Keringat
d) Produk sebum
e) Sisa kosmetik dan makeup
Substansi lain yang dibawa oleh udara tergantung pada lokasi geografis dan
lingkungan. Seluruh material diatas melekat pada lapisan kulit yang mengandung
minyak. Hal tersebut menyebabkan air saja tidak efektif untuk membersihkan kulit. Air
tidak dapat bersatu dengan minyak sehingga air tidak mampu untuk menghilangkan
lapisan kulit berminyak yang mengandung material debris.
Cara kerja Facial Wash
Soaps memberikan struktur molecular yang khusus yang disebut micelle. Micelle
akan membungkus droplet lemak yang berada di lapisan kulit. Ketika droplet lemak
tersebut telah terbungkus, maka air dapat melepaskannya dari kulit dengan mudah. Hal
ini terjadi dikarenakan molekul soap akan Menyusun droplet lemak dalam bentuk
micelle yang disebabkan oleh muatan listrik yang dibawa. Micelle pada soap akan
membungkus droplet lemak dan akhirnya mudah untuk dihilangkan dari kulit.

III. Komposisi Bahan dan Kegunaannya


a. Komposisi Bahan
Bahan A
1. Natrosol 1%
2. Asam stearate 1%
3. Cetil alkohol 0,25%
4. Isopropyl miristat 7.5%
5. Gliseril monostearat 0,3%
6. Metyl paraben 0,05%
7. Propyl paraben 0.01%
8. BHT 0,01%
Bahan B
9. Aquadest ad 60 ml
10. Ekstark kunyit 2%
Bahan C
11. Texapon q.s.
12. Amnion 2%
Bahan D
13. Parfum q.s.

b. Kegunaan
1. Natrosol
Berfungsi sebagai pengental dalam pembuatan sabun.
2. Asam stearat
Dalam sediaan sabun cair, asam stearat berperan dalam memberikan konsistensi
kekerasan pada sabun dan menstabilkan busa.
3. Cetil alkohol.
Bekerja sebagai pengemulsi, pengental dan carrying agent di produk skincare dan
kosmetik.
4. Isopropil miristat
Merupakan bahan emolien, yaitu bahan yang dapat memberikan rasa halus dan
nyaman ketika dipakai dalam kulit dan juga dapat mengurangi penguapan air dari
kulit.
5. Gliseril monostearat
Dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi nonionik, emolien, penstabil, pelarut
dan sebagai plasticizer dalam produk makanan, farmasetika, dan kosmetik.
6. Metyl paraben
Dalam formulasi farmasetika, produk makanan, dan terutama dalam kosmetik
biasanya digunakan sebagai bahan pengawet.
7. Propyl paraben
Digunakan sebagai bahan pengawet.
8. BHT
Merupakan stabilisator. Berperan sebagai antioksidan menyerupai vitamin E.
9. Aquadest
Sebagai pelarut saat melarutkan senyawa. Sebagai penjelas warna pada indikator
pp. Dalam suatu pembuatan media, maka peran aquades di sini sangat diperlukan
untuk bisa melarutkan bahan yang nantinya juga akan digunakan.
10. Ekstrak kunyit
Tidak hanya membuat kulit cerah, kunyit juga bermanfaat untuk mengurangi
jerawat dan bekas luka yang ditinggalkannya. Sifat antiradang yang dimiliki
kurkumin dalam kunyit dapat pula memperbaiki struktur pori-pori wajah, serta
membuat kulit lebih 'tenang' sehingga jaringan parut ikut berkurang.
11. Texapon
Berfungsi untuk mengangkat kotoran. Texapon memiliki nama kimia Sodium
Lauril Sulfat (SLS).
12. Amnion
Cocamide DEA/Aminon/Camperlan mampu meningkatkan kualitas busa yang
terbentuk serta menstabilkan busa, selain itu cocamide DEA membantu
mengentalkan produk seperti shampo, handsoap, body/facial wash, serta sediaan
kosmetik yang lain.
13. Parfum
Digunakan untuk menimbulkan aroma wangi.

c. Alat
1. Batang pengaduk
2. Timbangan digital
3. Kertas saring
4. Corong
5. Beaker glass
6. Penangas air
7. Wadah botol

IV. Metode Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Lebur bahan A pada suhu 70 ̊C.
3. Timbang ekstrak, rebus dengan aquadest hingga air mendidih dan berubah warna,
saring air jaga suhu hingga 70 ̊C campur bahan ke dalam bahan A aduk hingga
homogenya.
4. Campur bahan C aduk perlahan hingga rata (diusahakan jangan berbusa) campur basis
krim sedikit demi sedikit ke dalam bahan C aduk perlahan sampai merata.
5. Tambahkan parfum dan aduk hingga tercampur merata.
6. Tempatkan pada botol yang sesuai.
7. Beri etiket dan label.

V. Hasil dan Pembahasan


a. Tabel hasil pembuatan dan evaluasi facial wash

Uji organoleptis

Warna : Kuning
Aroma : Wangi aroma lemon dan sedikit
kunyit
Tekstur : Gel

Perhitungan Bahan
Bahan A
1
1. Natrosol 1% = x 60 = 0,6 gram
100
1
2. Asam stearate 1% = x 60 = 0,6 gram
100
0,25
3. Cetil alkohol 0,25% = x 60 = 0,15 gram
100
7,5
4. Isopropyl miristat 7.5% = x 60 = 4,5 gram
100
0,3
5. Gliseril monostearat 0,3% = x 60 = 0,1 gram
100
0,5
6. Metyl paraben 0,05% = x 60 = 0,03 gram
100
0,01
7. Propyl paraben 0.01% = x 60 = 0,06 gram
100
0,01
8. BHT 0,01% = x 60 = 0,06 gram
100

Bahan B
9. Aquadest ad 60 ml
2
10. Ekstark kunyit 2% = x 60 = 1,2 gram
100

Bahan C
11. Texapon q.s.
2
12. Amnion 2% = x 60 = 1,2 gram
100

Bahan D
13. Parfum q.s.
b. Pembahasan
Praktikum kali ini kami membuat dan mengevaluasi sediaan cair Facial wash.
Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memformulasi sediaan sabun cair. Facial wash lebih bertujuan dalam menyegarkan
wajah dan mencapai kecantikan kulit wajah yang optimal. Ada 5 uji yang perlu
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu Uji organoleptis, Uji pH, Uji viskositas, Uji daya
detergensi/daya bersih terhadap kotoran yang melekat dan Uji terhadap kulit. Namun kali
ini yang dilakukan hanya Uji organoleptis saja.

Uji organoleptik merupakan pengujian yang berdasarkan pada proses pengindraan.


Dan parameter yang dinilai pada pengujian ini antara lain rasa, warna, aroma, bentuk,
dan kesukaan. Penginderaan merupakan proses fisio-psikologis yang berarti pengenalan
alat indra pada sifat-sifat benda dikarenakan adanya rangsangan yang diterima dari benda
tersebut. Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengetahui kualitas suatu barang
melalui penginderaan saja.

Pada pembuatan facial wash ini dapat diketahui bahwa warna pada sediaan yaitu
kuning yang disebabkan oleh penambahan ekstrak kunyit. Aroma yang tercium adalah
wangi buah lemon dan sedikit kunyit karena digunakan parfum lemon dan esktrak
kunyit. Untuk tektur sediaan cair ini seperti gel dan lembut. Setelah diolehkan pada kulit,
sediaan sedikit berbusa dan tidak terjadi iritasi.

Terjadi kesalahan pada saat peleburan yang terlalu panas sehingga menyebabkan
sediaan menjadi kental. Lalu kami menambahkan beberapa aquadest agar sediaan
menjadi cair namun membuat busa yang dihasilkan tidak sebanyak sabun cuci muka
pada umumnya.

VI. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sediaan facial wash yang diuji
yaitu berwarna kuning, beraroma lemon sedikit kunyit dan bertekstur lembut seperti gel.
Ada sedikit kesalahan pada saat pembuatan fascial wash namun dapat diatasi oleh kami
dengan penambahan bahan. Sediaan facial wash memenuhi syarat sebagai sabun cuci
muka yang dapat digunakan.
VII. Daftar Pustaka
Haqqi, Muhammad. 2008. Uji stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan dengan metode
peredaman DPPH. Depok: UI. (online)
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/file%3Ff
ile%3Ddigital/126137-FAR.056-08-Uji%2520stabilitas-
Literatur.pdf&ved=2ahUKEwjh7bOUqfn2AhWxkNgFHWaKB5kQFnoECB8QAQ&usg
=AOvVaw1ARLL9nCCOcdh2p74xutSi (diakses pada 4 april 2022 pukul 09.16 WIB)
Lina. 2008. Standarisasi ekstrak rimpang kunyit (curcuma domestica val.). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Mitsui T., 1997, New Cosmetic Science, Dalam Elsevier Science B.V., Amsterdam.

Lampiran
LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

PRAKTIKUM VII

PEMBUATAN DAN EVALUASI BEDAK PADAT (COMPACT POWDER)

Dosen Pengampu:

apt. Triyani Sumiati, M.Si

Disusun Oleh:

Meidina Tria Kusherawati (19011009)

Sahla Robi’atul Adawiyah (19011010)

Imat Rahmadianingsih (19011027)

Jeri Gunawan (19011032)

Julesco Simaela (19011035)

Winda Sari (19011037)

LABORATORIUM STTIF BOGOR

PROGRAM STUDI S1 REGULER FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori


Masalah Kulit kering dan kusam adalah masalah umum yang biasa dialami oleh setiap
orang. Kulit wanita lebih sensitive dibandingkan kulit pria. Kulit wanita yang tinggal
didaerah tropis lebih sering terpapar sinar matahari dan sinar UV dibandingkan kulit
wanita didaerah subtropis. Penggunaan kosmetik untuk melindungi kulit dari sinar
matahari dan sinar UV semakin marak digunakan. Bentuk sediaan kosmetik yang paling
mudah digunakan dan efek sampingnya kecil adalah bedak kompak. Bedak kompak
mudah diaplikasikan pada wajah dan dapat dibawa kemanapun karena dapat disimpan
dengan mudah. Bedak kompak juga bisa menyerap sekaligus mengurangi minyak di
wajah dengan cepat. Bentuknya yang padat dan tidak mudah tumpah, sangat praktis untuk
di bawa ke mana-mana. Bentuknya yang beragam, memberikan banyak pilihan.
Kandungan bedak kompak yang digunakan adalah Titanium dioxide. Titanium diokside
merupakan tabir surya fisik yang dapat memantulkan sinar UVA maupun UVB. Juga
merupakan zat warna putih yang cocok sebagai bahan compact powder dan tidak
menimbulkan perubahan warna apabila mengalami kontak langsung dengan cahaya.
 Talcum
Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada
kulit, dan bebas dari butiran Sebagai anticacking agent, sebagai pengisi dan pelekat
Sebagai dusting powder 90,0 – 99,0 %.
 Kaolin (FI IV p.483; Handbook Phamaceutical Exipient 6 th edition, p.352) 
Pemerian : Serbuk ringan,putih, bebas dari butiran kasar, tiak berbau, tidak
mempunyai rasa, licin.  Fungsi : Absorbent, suspending agent.
 Zinc Stearate (Handbook Phamaceutical Exipient 6 th edition p.793)  Pemerian :
Putih, serbuk hidrofobik, ukuran partikelnya besar, tidak berpasir  Fungsi : Untuk
memperbaiki daya adhesi bedak ke kulit dan dapat juga memperbaiki daya adhesi
bedak pada puffnya. sebagai opacifying agent (senyawa yang membuat lapisannya
kedap tidak berongga ) dan sebagai perekat pada wajah (meningkatkan daya adhesi
serbuk pada wajah ).
BAB II
FORMULASI
2.1 Formula
A. mineral oil 4,5%
cetyl alkohol 3%
lanolin 0,7%
B. kaolin 10%
zinc stearat 5%
zink oxide 10%
magnesium stearat 5%
talcum 61%
C. pewarna q.s
D. pewangi\parfum 0,8%

2.2 Perhitungan bahan


1. Mineral oil 4,5%

2. Cetyl alkohol 3%

3. Lanolin 0,7%

4. Kaolin 10%

5. Zinc stearat 5%

6. ZnO 10%

7. Mg stearat 5%

8. Talcum 61%

9. Pewarna = q.s
10. Parfum 0,8%
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Corong kaca
4. Kertas perkamen
5. Timbangan digital
6. Mortir
7. Stamper
8. Sudip
9. Kaca arloji
10. Penangas air
11. Wadah bedak

3.2 Bahan

1. mineral oil
2. cetyl alkohol
3. lanolin
4. kaolin
5. zinc stearat
6. zink oxide
7. magnesium stearat
8. talcum
9. pewarna
10. pewangi\parfum
BAB IV
METODE KERJA

4.1 Cara pembuatan

1. siapkan alat yang akan di gunakan


2. lalu timbang semua bahan yang akan di gunakan
3. campur bahan B,kemudian ayak agar tercampur rata
4. lebur bahan A pada suhu 70°C.lalu campur bahan B ke dalam bahan A sedikit demi
sedikit hingga terbentuk masa yang lembab
5. lalu beri pewarna,aduk hingga merata
6. tambahkan parfum dan adukl hingga wangi parfum merata
7. cetak pada cetakan wadah bedak padat,lalu diamkan hingga keras dan mengering
8. tempatkan pada kemasan yang sesuai,lalu beri etiket\label
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Data pengamatan


Tabel Data Bahan Pembuatan Bedak Padat
No Kelompok Bahan Kegunaan
1 A Mineral Oil Pelembab
2 Cetyl Alkohol Pelembab
3 Lanolin Pelembab
Absorben dan pengikat
4 B Kaolin
pada bedak padat
Perekat pada wajah
5 Zinc Stearat
serta opaccifying agent
6 ZnO Antiseptikum lokal
7 Mg Stearat Pengikat
8 Talcum Bahan pengisi
Meningkatkan
9 C Pewarna
acceptabilitas sediaan
Memberi bau pada
10 D Parfum
sediaan
Gambar Sediaan Yang Telah Dibuat

Gambar Uji Keterangan


Bau : Lemon
Organoleptis Warna : Merah
Wujud : Padat

Terdapat bagian yang


Homogenitas
tidak homogen

5.2 Pembahasan

Pada praktikum kosmetika ini dibuat sediaan bedak padat. Ada beberapa bahan yang
digunakan pada formula bedak ini diantaranya mineral oil, cetyl alkohol, lanolin, kaolin, zinc
stearat, ZnO, Mg stearat, talcum, pewarna dan pewangi.

Terdapat fase minyak didalam formulasi bedak ini, yaitu pada kelompok bahan A.
fase minyak penting agar daya lengket pada kulit dapat ditingkatkan dan dapat pula
meningkatkan penetrasi bedak kompak ke kulit.
Proses pembuatan yang dilakukan pertama-tama adalah mencampurkan kelompok
bahan B dan diayak. Kemudian, dilebur kelompok bahan A pada suhu 70oC, lalu
dicampurkan dengan kelompok bahan B hingga terbentuk masa lembab. Setelah itu diberi
pewarna dan parfum.

Pada saat pencampuran bahan pewangi dan pewarna, sediaan bedak ini membentuk
butiran butiran yang menyebabkan pewarnaan pada sediaan tidak merata, sehingga terlihat
tidak homogen. Hal ini dapat dilihat dari sediaan yang masih ada bagian yang berwarna
seperti sebelum ditambahkan pewarna. Hasil seperti ini dapat mempengaruhi kualitas serta
menurunkan minat konsumen. Hal diatas dapat diperbaiki dengan mengayak terlebih dahulu
sediaan sebelum dipadatkan. Kemudian sediaan berbentuk butiran digerus hingga halus dan
dihomogenkan dengan sediaan yang sudah diayak tadi. Setelah itu diayak lagi dan baru
dipadatkan setelah sediaan benar – benar homogen.

Setelah sediaan dibuat, dilakukan uji organoleptis meliputi bau, warna serta wujud
atau bentuk. Selain uji organoleptis, dilakukan pula uji homogenitas. Pada uji organoleptis
didapatkan hasil warna sediaan merah, berbau lemon dan berwujud padat. Sedangkan pada
uji homogenitas didapatkan hasil bahwa, sediaan yang dibuat kurang homogen, hal ini
ditunjukan dengan warna sediaan yang tidak merata.
BAB VI

PENUTUP

6.1 kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil uji organoleptis : berwarna merah, berbau lemon dan berwujud padat.
2. Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa sediaan kurang homogen yang
ditandai dengan warna yang kurang merata dan hal ini dapat diperbaiki dengan
mengayak sediaan dan menghaluskannya kembali.
3. Selain pewarna memiliki fungsi untuk estetika dan meningkatkan
acceptabilitas sediaan, pewarna ini juga bisa dijadikan indikator homogenitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/laporan-compact-powder-pdf-free.html

https://www.google.com/search?q=laporan+praktikum+kosmetik+pembuatan+bedak+padat&
oq=laporan+praktikum+kosmetik+pembuatan+bedak+padat&aqs=chrome..69i57j0i546l3.20
600j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai