Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

ASAM RETINOAT BERDASARKAN METODE


ANALISIS KOSMETIKA PerBPOM HK
03.1.23.08.11.07331 tahun 2011

Kelompok 1
Faradhilla Sufriadi 161011078
Wiranatika Sangkoy 16101105091
Nadine Natari 18101105056
Merdianto Soleiman 18101105061
Patricia Moga 18101105061
Kezia Pangemanan 18101105082
Miracle Tombokan 18101105084
Florence Raintama 18101105093
Afrilia Badu 18101105102
METODE ANALISIS
IDENTIFIKASI ASAM RETINOAT DALAM KOSMETIKA
SECARA KROM ATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DAN K R O M ATO G R A F I CAIR
KINERJA TINGGI (KCKT)

• Asam retinoate merupakan jenis senyawa • Hasil studi pad a tikus menun jukkan paparan asam
kimia yang berhubungan dengan vitamin A. retin oate dapat menyebabkan tulang rapuh dan
Asam retinoate memiliki berat molekul o bjek hampir mati. Selama proses pap aran o bjek
p enelitian m en galami kelainan secara biokim ia
rendah, yang memiliki pengaruh biologis
terhadap penglihatan, perbaikan jarigan, s ep erti anemia, perubahan aktivitas enzim

perkembangan embrio, pertumbuhan sel, alkali fosfatase, tulang rapuh, dan degenerasi
diferensiasi berbagai epitel di tubuh, testis (Kurtz et al., 1984).
memfasilitasi aksi imunomodulasi, dan • Asam retinoate (tretinoin) telah dilarang
membantu perubahan sel (Axel et al., 2001; penggunaannya sejak tahun 1998 melalui
Liu et al., 2012; Mech and Rai, 2014; Orlandi Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
et al., 2003; Zile, 2001). 445/MENKES/PER/V/1998 (Menkes, 1998).
IDENTIFIKASI ASAM RETINOAT BERDASARKAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

1. Ruang lingkup

Metode ini menguraikan prosedur untuk


identifikasi asam retinoate dalam kosmetika.

2. Prinsip

Asam retinoate diidentifikasi secara KLT

3. Baku Pembanding (BP)

Asam retinoate BP. Simpan dibawah nitrogen dan


terlindungi dari cahaya pada suhu ruang
PEREAKSI
Semua pereaksi yang digunakan harus pro analisis
1. Asam asetat glasial
11. Larutan penampak bercak: asam fosfomolibdat
2. Asam fosfomolibdat
5% dalam etanol mutlak yang harus dibuat baru
3. Aseton
(berupa cairan jernih berwarna kuning)
4. Etanol mutlak
5. Dietil eter
6. n-heksan
Sistem A: campuran
Sistem B: Sistem C: campuran
7. Metanol n-heksan – asam
campuran n- sikloheksan – eter –
asetat glasial 0,33%
8. Gas nitrogen heksan – aseton aseton – asam asetat
dalam etanol mutlak
(6:4) v/v glasial (54:40:4:2)
(9:1) v/v
9. sikloheksan
10.Larutan pengembang:
IDENTIFIKASI ASAM RETINOAT BERDASARKAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

PERALATAN PROSEDUR
1. Bejana kromatografi (Catatan: Penimbangan dan pemipetan pada saat pembuatan
2. Kertas saring Whatman no.41 atau yang setara’ larutan baku dan larutan uji harus dilakukan secara cepat dan
3. Lampu UV 254 nm hindarkan dari cahaya untuk meminimalkan penguraian asam
retinoate. Jika tidak tersedia peralatan gelas tahan cahaya,
4. Lempng KLT silika gel 60F254 siap pakai 20cm tabung dan bejana dapat dibungkus dengan aluminium foil).
x 20cm, tebal 0,25 mm
5. Penyaring membrane PTFE 1. Penyiapan larutan baku
Timbang saksama lebih kurang 0,01 g Asam retinoate BP,
(Politetrafluoroetilen) porositas 0,45 µm atau masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan ecerkan
yang setara dengan methanol sampai tanda.
6. Peralatan gelas tahan cahaya
7. Peralatan penampak bercak
8. Tabung sentrifus bertutup 30mL
9. Vortex mixer
3. Prosedur KLT
2. Penyiapan larutan uji
• Produk krim
• Produk krim 1. Siapkan lempeng KLT dengan membuat batas
penotolan dan batas eluasi lebih kurang 10 cm
Timbang lebih kurang 3g contoh, masukkan ke dalam
2. Totolkan secara terpisah, masing-masing 5 hingga
tabung sentrifus 30 mL, bungkus dengan aluminium foil,
20µL larutan baku pada batas penotolan dari lempeng
tambahkan 10mL methanol dan campur menggunakan
KLT
vortex mixer selama 5 menit. Dinginkan dalam es selama
3. Kembangkan lempeng dalam bejana kromatografi
15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman no.41
yang berisi larutan pengembang sistem A. Angkat
atau yang setara.
lempeng dan biarkan hingga kering. Amati bercak
gelap di bawah penyinaran lampu UV
• Produk berbasis air (larutan dan gel)
4. Semprot dengan larutan penampak bercak, akan
Timbang lebih kurang 10g contoh, masukkan ke dalam
tampak bercak, akan berwarna biru tua pada nilai Rf
corong pisah. Untuk contoh gel, tambahkan dalam 5 mL
yang menunjukkan adanya asam retinoate
air. Ekstraksi larutan dengan 50mL n-heksan dan cuci
5. Hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak
ekstrak n-heksan dengan 10 mL air. Uapkan ekstrak
bercak berwarna hijau kebiruan dari asam retinoate
dengan hembusan gas nitrogen sampai kering. Larutkan
6. Jika hasil positif, menunjukkan adanya asam retinoate.
residu dalam 1 mL methanol dan saring melalui penyaring
Ulangi pengujian seperti yang tertera pada nomor 1
membrane PTFE dengan porositas 0,45 µm.(Catatan:
hingga 5 menggunakan larutan pengembang sistem B.
Gunakan penyaring membrane berdiameter kecil.)
IDENTIFIKASI
• Produk berbasis air
1. Hitung nilai Rf untuk masing-masing bercak
1. Isi dan jenuhkan bejana kromatografi dengan larutan
Nilai Rf = Jarak tempuh bercak / Jarak tempuh larutan
pengembang sistem C yang dilapisi dengan kertas
pengembang
saring.
2. Bandingkan bercak yang diperoleh dari larutan uji
2. Totolkan secara terpisah, masing-masing 5 hingga
dengan larutan baku berdasarkan nilai Rf, warna bercak
20µL larutan uji dan 5µL larutan baku pada garis awal
dibawah penyinaran lampu UV dan warna bercak setelah
dari lempeng KLT. Biarkan sampai bercak kering. Perkiraan nilai
Sistem
visualisasi dengan penyemprotan larutan Batas deteksi
penampak bercak.
3. Kembangkan lempeng sampai jarak rambat
pengembang Rf (µg)
pengembang kurang lebih 15 cm.
4. Keringkan lempeng di udara dan amati lempeng di Sistem A 0,1-0,3
bawah penyinaran lampu UV 254 nm. Semprot Sistem B 0,5 0,125
lempeng dengan larutan penampak bercak. Sistem C 0,4
5. Hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak
bercak berwarna hijau kebiruan dari asam retinoate
6. Bandingkan nilai Rf dan warna bercak yang diperoleh
3. Lakukan pengujian lebih lanjut secara KCKT, seperti
dari larutan uji dengan larutan baku
yang tertera pada bagian B dan disbanding waktu retensi
yang diperoleh dari puncak larutan uji dengan larutan baku
PROSEDUR KLT

• Produk krim

1. Siapkan lempeng KLT dengan membuat batas penotolan dan batas eluasi lebih
kurang 10 cm.
2. Totolkan secara terpisah, masing-masing 5 hingga 20 µL larutan uji dan 5 µL
larutan baku pada batas penotolan dari lempeng KLT.
3. Kembangkan lempeng dalam bejana kromatografi yang berisi larutan
pengembang sistem A. Angkat lempeng dan biarkan hingga kering. Amati bercak
gelap di bawah penyinaran lampu UV.
4. Semprot dengan larutan penampak bercak, akan tampak bercak berwarna biru
tua pada nilai Rf yang menunjukkan adanya asam retinoat
5. Hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak bercak berwarna hijau
kebiruan dari asam retinoat
6. Jika hasil positif, menunjukkan adanya asam retinoat. Ulangi pengujian seperti
yang tertera pada 6.3.1.1 hingga 6.3.1.5 menggunakan larutan pengembang
sistem B.
IDENTIFIKASI ASAM RETINOAT BERDASARKAN KROMATOGRAFI
CAIR KINERJA TINGGI

Ruang Lingkup
Metode ini menjelaskan prosedur untuk identifikasi asam retinoat dalam kosmetika.

Prinsip
Asam retinoat diidentifikasi secara kromatografi cair fase balik dengan deteksi ultra violet.

Baku Pembanding (BP)


Asam retinoat BP. Simpan dibawah gas nitrogen dan terlindung dari
cahaya.
PERALATAN PEREAKSI

• Peralatan gelas tahan cahaya Semua pereaksi yang


• Tabung sentrifus bertutup 30 mL digunakan harus pro analisis
• Vial berwarna coklat dan sesuai untuk KCKT
• KCKT dengan detektor ultra violet 353
- Air bidestilasi, 18 Mohm
nm
• Kolom analitik: kolom baja tahan - Asam asetat glasial
karat, 150 x 4,6 mm, berisi - Metanol
oktadesilsilana C18 dengan ukuran - Fase gerak : campuran
partikel 5 µm atau yang setara
• Penyaring membran metanol – air – asam asetat
PVDF(Polyvinylidene difluoride) glasial (85 : 15 : 0,5) v/v/v
porositas 0,45 µm atau yang setara
PROSEDUR

• Penyiapan larutan baku (larutan harus dibuat baru)


• Timbang saksama lebih kurang 10 mg Asam retinoat BP
• Masukkan ke dalam labu tentukur 10-Ml
• larutkan dalam 5 mL metanol
• Jika perlu sonikasi selama 1 hingga 2 menit dan encerkan dengan metanol sampai
tanda (A).
• Buat pengenceran 1000 kali dengan cara: pipet 1 mL (A) ke dalam labu tentukur
10-mL
• encerkan dengan metanol sampai tanda (B)
• pipet 1 mL (B) ke dalam labu tentukur 10mL
• encerkan dengan methanol sampai tanda (C)
• pipet 1mL (C) ke dalam labu tentukur 10-mL
• encerkan dengan methanol sampai tanda (D).
• Larutan (D) yang digunakan sebagai larutan baku
PENYIAPAN LARUTAN UJI : PROSEDUR KCKT

6.2.1 Produk Krim


Timbang lebih kurang 1 g contoh, masukkan ke dalam tabung sentrifus 30 mL yang dibungkus
dengan alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan campur menggunakan vortex mixer
selama 5 menit. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui penyaring membran
berdiameter kecil dengan porositas 0,45 μm. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna coklat,
buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.

6.2.2 Larutan jernih


Saring larutan melalui penyaring membran berdiameter kecil dengan porositas 0,45 μm.
Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna coklat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan
PENYIAPAN LARUTAN UJI : PROSEDUR KCKT

Kondisi :
Suhu kolom : 30°C
Laju alir : 1,4 mL/menit

Detektor : UV 353 nm
Volume injeksi : 20 µL
6.3.2 Suntikkan secara terpisah larutan baku dan larutan uji ke
dalam kromatograf.
6.3.3 Bandingkan waktu retensi yang diperoleh dari kromatogram
larutan uji dengan larutan baku
Detektor : UV 353 nm
Volume injeksi : 20 µL
6.3.2 Suntikkan secara terpisah larutan baku dan larutan uji ke
dalam kromatograf.
6.3.3 Bandingkan waktu retensi yang diperoleh dari kromatogram
larutan uji dengan larutan baku.
PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR

 
Gunakan luas puncak asam retinoat pada kromatogram untuk menghitung kadar
dalam contoh. Hitung kadar asam retinoat % (b/b) dalam contoh, dengan rumus:

dimana:
Au = Luas puncak asam retinoat larutan uji Ab = Luas puncak asam retinoat larutan
baku Bb = Bobot baku
Bu = Bobot contoh
Fu = Faktor pengenceran larutan uji
Fb = Faktor pengenceran larutan baku
Kb = Kemurnian baku
100 = Faktor konversi untuk persentase
KETERANGAN

8.1  Batas deteksi lebih kurang 0,002 mg/mL.

8.2  Larutan uji dan larutan baku harus dalam konsentrasi yang berdekatan untuk
digunakan dalam perhitungan. Jika diperlukan, buat larutan baku yang lebih pekat
atau larutan uji yang lebih encer. Perbedaan luas puncak larutan uji dan larutan baku
tidak lebih dari 10%.

8.3  Identifikasi asam isoretinoat.

Metode ini dapat digunakan untuk identifikasi asam isoretinoat (asam retinoat bentuk
13-cis).

8.4  Untuk konfirmasi kemurnian puncak dapat digunakan detektor Photo Diode Array
(PDA).
thankyou<3

Anda mungkin juga menyukai