Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRATIKUM

ANALISIS FARMASI
“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU
PEGAL LINU DAN JAMU REUMATIK YANG BEREDAR DI KOTA
MANADO”

Nama : Nur Aisyah 170500084


Kelompok :D
Golongan : 2 (Dua)
Tanggal Pratikum : 30 September 2020
Dosen Pretest : apt,Emelda.,M.Farm

PENGESAHAN

PROGAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMI-ILMU KKESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. Tujuan...................................................................................................................2
B. Landasan Teori.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
A. Alat dan Bahan Serta Kegunaannya...................................................................4
B. Cara kerja dan Skema Kerja..............................................................................5
C. Perhitungan..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui cara menganalisi bahan kimia
obat, mengetahui kandungan kadar asam mefenamat dalam jamu pegal dan
jamu rematik.

B. Landasan Teori
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau
psikotropika dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM RI, 2006)
Penggunaan jamu yang semakin lama semakin meningkat
menyebabkan beberapa produsen jamu menambahkan bahan kimia obat
(BKO) ke dalam produk jamu. Tujuan penambahan BKO untuk
memberikan efek terapi yang lebih maksimal sehingga produk yang
dihasilkan lebih laku di pasaran. Berdasarkan data BPOM tahun 2015
terdapat 54 merek jamu yang mengandung bahan kimia obat (BPOM,
2015). Hal ini karena suatu sediaan jamu tidak boleh mengandung bahan
kimia obat atau hasil sintesis yang memiliki khasiat sebagai obat
(Permenkes, 2012).
Penambahan BKO tersebut meningkatkan aktivitas dari obat
sehingga masyarakat gemar untuk mengkonsumsinya. Penggunaan asam
mefenamat yang tidak terkontrol dapat menyebabkan risiko bahaya yang
secara umum adalah risiko gangguan kesehatan serius, terutama pada
lambung, jantung, ginjal, hati dan bisa berujung kematian (Sidoretno dkk,
2018). Beberapa efek merugikan penambahan asam mefenamat yang lain
berdasarkan Public Warning/Peringatan BPOM RI No. KH. 00.01.43.2397
tanggal 4 Juni 2009 adalah diare, ruam kulit, trombositopenia, anemia
hemolitik, kejang, dan tukak lambung. Menurut Pharmaceutical Press
(2009), penggunaan asam mefenamat yang berlebihan akan berkaitan
dengan toksisitas pada sistem saraf pusat (Central Nervous Systems)
seperti kejang ataupun koma, sehingga penambahan asam mefenamat pada
jamu pegal linu perlu dilakukan pengawasan dengan baik oleh pihak
pemerintah maupun swasta. Asam mefenamat kedalam golongan obat anti
inflamasi non steroid atau yang sering juga disebut dengan AINS dan
merupakan derivate asam antranilat. Asam mefenamat merupakan salah
satu bahan obat yang memiliki efek analgesic atau anti nyeri (Munaf,
1994).
Nama lain dari asam mefenamat yaitu asam N-2,3-
xililantranilatasit, dengan rumus kimia C15H15NO2. Asam mefenamat
memilki massa molecular 241.29 gr/mol, berbentuk serbuk hablur
berwarna putih atau hampur putih. Asam mefenamat melebur pada suhu
lebih kurang 230C disertai peruraian, larut dalam alkali hidroksida, agak
sukar larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan methanol dan
praktis tidak larut dalam air (Anonim,1995).
Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit degenerasi pada
sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang
sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. Dalam
perhimpunan reumatologi Indonesia secara Reumatoid Arthritis sederhana
didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena
proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi-
sendi tersebut (Harmita, 2004).
Asam mefenamat pada jamu pegel linu dapat di deteksi
menggunakan metode Kromatografi lapis tipis (KLT). Metode ini
digunakan karena tingkat selektifitas yang tinggi, tidak memerlukan
peralatan canggih dan sederhana. Prinsip analisa metode ini yaitu
pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kepolaran sehingga dapat
digunakan untuk mengindentifikasi senyawa-senyawa yang memiliki
kepolaran yang hampir sama. Untuk memperkuat hasil dilakukan deteksi
secara kualitatif menggunakan pereaksi warna. Pereaksi yang digunakan
yaitu FeCl3, Vitalin-morin dan fenolftalein (PP).

BAB II

A. Alat dan Bahan Serta Kegunaannya


Alat :
 Alat – alat gelas ( sebagai wadah )
 Neraca analitik (KERN AC 22 – 4M) ( menimbang sejumlah massa
bahan kimia )
 Chamber ( merendam kertas atau baki lempeng pada analisa
kromatografi kertas dan lapis tipis )
 Mikropipet (mengambil dan atau memindahkan cairan dalam jumlah
kecil secara akurat )
 Plat silika GF254 (memisahkan komponen yang ada pada ekstrak dan
di sinari UV dengan panjang gelombang 254 nm)
 Spektrofotometer UV-Vis( mengukur absorbansi )
Bahan :
 Asam Mefenamat murni (sebagai anti nyeri/ sebagai sampel yang akan
di uji )
 Metanol (pa) sebagai pelarut
 Etil asetat (pa) sebagai pelarut
 Aseton (pa) sebagai pelarut
 Kloroform (pa) sebagai pelarut non polar
 Toluene (pa) sebagai pelarut
 Diklorometan (pa) sebagai pelarut
 Etanol (pa).sebagai pelarut

B. Cara kerja dan Skema Kerja


1. Pengumpulan jamu pegal linu dan jamu reumatik
Jamu yang digunakan yaitu dari 10 macam merk terdiri dari 5 jamu
pegal linu dan 5 jamu reumatik yang paling diminati oleh masyarakat.
2. Pembuatan larutan induk
10 tablet di gerus dengan mortir hingga terbentuk serbuk, kemudian
12,5 mg dimasukan ke labu ukur dan di tambahkan 50mL metanol dan
dikocok hingga homogen.
3. Pembuatan kurva baku
Dari larutan baku pada poin 2 dibuat seri konsentrasi 5,7,9,11,13 ppm
dengan cara ambil larutan sesuai perhitungan masing-masing
kemudian encerkan dengan metanol sampai 10 ml.
4. Preparasi sampel
Timbang 12,5 mg sampel yang telah di gerus kemudian masukan ke
labu takar 50 ml dan di tambahkan pelarut metanol dan di aduk hingga
homogen. Kemudian di pipet 250 mikroliter tambahkan metanol 10ml
kemudian di baca di spektrofotometri uv vis
5. Penetapan kadar sampel
Timbang 12,5 mg sampel yang telah di gerus kemudian di masukan ke
labu takar 50ml dari larutan tersebut di encerkan dengan pelarut
metanol seperti pembuatan seri konsentrasi sampai dengan 11 ppm
kemudian dibaca konsentrasinya.
6. Analisis kualitatif Asam mefenamat
Analisis kualitatif asam mefenamat menggunakan metode KLT fase
diam silika gel GF254 fase gerak menggunakan campuran toluene : etil
asetat : diklorometana ( 60:40:1), toluene : aseton (1:2) dan toluen :
metanol : kloroform (20:5:1).

C. Perhitungan
a. Pembuatan larutan induk
12,5 mg/ 50 ml = 12,500mcg/50ml = 250mcg/ml
*1mg = 1000mcg
b. Perhitungan seri konsentrasi :
Konsentrasi(mcg/ml ml yang diambil Absorbansi
)
5 250 x V1 = 5 x 10
V1 = 50/250
V1 = 0,2 ml
7 250 x V1 = 7 x 10
V1 = 70/250
V1 = 0,28 ml
9 250 x V1 = 9 x 10
V1 = 90/250
V1 = 0,36 ml
11 250 x V1 = 11 x 10
V1 = 110/250
V1 = 0,44 ml
13 250 x V1 = 13 x 10
V1 = 130/250
V1 = 0,52 ml

c.penetapan kadar sampel


* kadar 5 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
12,5 x 50 = 5 x V2
625 = 5 x V2
V2= 125ml
*kadar 7 ppm
12,5 x 50 = 7 x V2
625 = 7 x V2
V2 = 89,2 ml
*kadar 9 ppm
12,5 x 50 = 9 x v2
625 = 9 x v2
V2 = 69,4 ml
*kadar 11 ppm
12,5 x 50 = 11 x v2
625 = 11 x v2
V2 = 56,8 ml
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta.
BPOM R.I., 2006, Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) Yang Dibubuhkan Kedalam
Obat Tradisional (Jamu), available at:
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/144/BAHAYA-BAHAN-KIMIA-
OBAT-- BKO--YANG-DIBUBUHKAN-KEDALAM-OBAT-TRADISIONAL--
JAMU-.html, 30/09/2020, 20:00:09 WIB.
Harmita,2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Departemen Farmasi FMIPA-UI, Jakarta.
MenKes R.I., 1994, Persyaratan Obat Tradisional, 4, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Munaf, S. 1994. Catatan Kuliah Farmakologi. EGC press, Palembang.

Anda mungkin juga menyukai