Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM

ANALISIS FARMASI
“Penetapan Kadar Kafein Pada Minuman Berenergi Sediaan Sachet Yang
Beredar Di Sekitar Pasar Petisah Medan”

Nama : Nur Aisyah 170500084


Kelompok :D
Golongan : 2 (Dua)
Tanggal Pratikum : 08 Oktober 2020
Dosen Pretest : apt,Emelda.,M.Farm

PENGESAHAN

PROGAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMI-ILMU KKESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................3
A. Tujuan.........................................................................................................................3
B. Landasan Teori..........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................5
A. Alat dan Bahan...........................................................................................................5
B. Cara kerja dan skema kerja......................................................................................5
C. Perhitungan................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB I
A. Tujuan
Tujuannya adalah mahasiswa dapat melakukan analisis penetapan
kadar kafein dalam minuman berenergi sediaan sachet dengan metode
spektrofotometri UV-Vis.

B. Landasan Teori
a. Kafein
Kafein merupakan sejenis alkaloid heterosiklik dalam golongan
methylxanthine, yang menurut definisi berarti senyawa organik yang
mengandung nirogen dengan struktur dua-cincin atau dual-siklik.
Kebanyakan produksi kafein bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
industri minuman. Kafein juga digunakan sebagai penguat rasa atau
bumbu pada berbagai industri makanan.
Beberapa sifat fisik kafein:
Berat molekul : 194.19 g/mol
Densitas : 1.23 g/cm3,
solid Titik leleh : 227–228 °C (anhydrous) , 234–235 °C (monohydrate)
Titik didih : 178 °C subl.
Kelarutan dalam air : 2.17 g/100 ml (25 °C), 18.0 g/100 ml, (80 °C) 67.0
g/100 ml (100 °C)
Keasaman : -0,13 – 1,22 pKa
Momen dipole : 3.64 D
(Mumin et al., 2006)

Kafein terkandung dalam sejumlah sumber makanan yang dikonsumsi


di seluruh dunia yaitu, teh, kopi, minuman coklat, bar coklat, dan
minuman ringan. Kandungan kafein dalam berbagai produk seperti coca
cola, pepsi cola, RC cola , minuman kopi, minuman teh, minuman coklat
susu.
Kafein dalam tubuh dapat dengan mudah diserap oleh usus dan
menyebar dalam beberapa menit melalui darah ke semua organ dan
jaringan tubuh. Kafein dapat mengelabui tubuh untuk dapat tetap
beraktivitas tinggi meningkatkan tekanan darah,dan peningkatan
pengeluaran urin. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah
terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat
(Hermanto, 2007).
Kafein merupakan stimulansia system saraf pusat dan metabolik.
Kefein menghambat phosphodiesterase dan mempunyai efek antagonis
pada reseptor adenosine sentral. Pengaruh pada sistem syaraf pusat
terutama pada pusat-pusat yang lebih tinggi, yang menghasilkan
peningkatan aktivitas mental dan tetap terjaga atau bangun.
Pemerintah telah menetapkan standar kafein pada minuman berenergi
yaitu SNI No 01-6684-2002 tentang minuman berenergi. Tujuan dari SNI
tersebut adalah untuk melindungi konsumen dari efek negatif kafein yang
berlebih. Namun disisi lain, konsentrasi kafein yang telah ditentukan
tersebut tidak memberikan efek stamina yang instan bagi konsumen,
sehingga dimungkinkan ada produsen yang meningkatkan kadar kafeinnya
untuk menghasilkan efek yang cepat bagi pengkonsumsinya. Kadar
maksimum pada minuman berenergi berdasarkan peraturan menurut SK
Dirjen POM No.PO.04.02.3.01510 dan SNI No 01- 6684-2002 yaitu 50
mg persaji (BPOM RI, 2004).
Untuk mengetahui apakah kadar kafein pada minuman berenergi
sediaan sachet sudah sesuai dengan yang tertera pada etiket. Penelitian ini
bermanfaat untuk memberikan informasi bagi masyarakat terhadap bahaya
efek samping mengkomsumsi kafein secara berlebihan dapat
menyebabkan penyakit, sebagai refrensi bagi peneliti untuk menganalisa
kafein dengan metode yang lain, serta sebagai bahan referensi dan acuan
bagi akademik untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB II
A. Alat dan Bahan
Alat :
a. Labu ukur 100ml ( sebagai wadah ukur )
b. Pipet volumetrik ( untuk mengambil bahan cair)
c. Timbangan analitik ( untuk menimbang bahan )
d. Erlenmeyer 250 ml (sebagai wadah )
e. Buret ( titrasi )
f. Beaker glass 250ml ( sebagai wadah )
g. Corong pisah ( untuk pemisahan )
h. Penangas air

Bahan :

a. Kalium dikromat
b. Asam sulfat 2N
c. Kalium iodida 10 %
d. Natrium tiosulfat
e. Indikator amilum 1 %
f. Kloroform
g. Larutan NaCl jenuh
h. aquadest

B. Cara kerja dan skema kerja


1. Standarisasi larutan NaS2O3
 Pipet sebanyak 25 ml larutan kalium dikromat dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 250 ml
 Lalu ditambahkan 5 ml asam klorida pekat dan 5 ml larutan kalium
iodide 1N
 Kemudian kocok hingga homogen
 Setelah homogen ditambahkan larutam amilum 1 ml, kemudian di
tittrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,1 N hingga warna
larutan berubah menjadi biru.

2. Penetapan kadar kafein


 Timbang sampel sebanyak 5 gr dengan menggunakan gelas arloji
 Kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer dan larutkan dengan
100 ml aquades
 Lalu diaduk hingga homogen kemudian di masukkan kedalam
corong pisah
 Lakukan ekstraksi sebanyak 3 kali dengan menggunakan
kloroform.
 Untuk hasil ekstrak pertama, dalam corong dipisah 20ml
kloroform lalu di kocok selama 15 menit setelah itu diamkan
 Lapisan bawah diambil dimasukkan ke erlenmeyer
 Untuk ekstrak kedua, lapisan atas tadi ditambahkan lagi 20 ml
kloroform dengan cara yang sama sampai ketiga.
 Hasil ekstrak dikumpulkan dimasukan ke dalam erlenmeyer
 Lalu hasil ekstrak di uapkan diatas penangas air sampai kering,
setelah itu tambahkan 5 ml asam sulfat 4N dan 50 ml iodium 0,1 N
serta 20 ml larutan NaCl jenuh.
 Setelah itu diaduk dan dibiarkan selama 5 menit ditempat gelap
dan di tutup dengan plastik
 Titrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat 0,1N hingga
berwarna kuning muda, tambahkan 2 ml indikator amilum
 Lalu lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang.
 Tirtrasi blanko 1 ml NaS2O3 0,1N setara dengan 4,85 mg kafein.

C. Perhitungan
Untuk menentukan persentase kadar kafein, dapat menggunakan persamaan
berikut :

1) Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N 250 ml


mg x v
N=
BM x ml
mg x 2
0,1 =
248,21 x 250
mg x 2
0,1 =
62,052,5
Mg.2 = 62.052,5 x 0,1
Mg = 6.205,25/ 2
= 3,1026 gram

2) Pembuatan larutan KI03 0,1 N 250 ml


Diketahui :
BM KIO3 = 214
V = 6 ml
mg x v
N=
BM x ml
mg x 6
0,1 =
214 x 250
mg x 6
0,1 =
53,500
Mg x 6 =53,500 x 0,1
Mg x 6 = 5.350
Mg = 5.350/6 = 891,67 mg = 0,892 gram

3) Standarisasi Na2s2o3 dengan KIO3 0,1 N


mg KIO 3 x V KI 03
N=
ml Na2 S 2O 3 x BM KIO 3
0,892 x 6
0,1 =
ml x 214
5,352
0,1 =
ml x 214
ml x 214 = 5,352
ml = 5,352/21,4 = 0,25 ml
penetapan kadar kafein
Ket:
Vb1 : 1,5 ml
Vb2 : 1,75 ml
Vb3 : 2 ml
Vs1: 0,5 ml
Vs2 : 0,6 ml
Vs3 : 0,7 ml

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛 (Vb1 Vs1)


N ( NA 2 S 203 )
( Vb1−Vs1 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
Bsteoriti sampel (mg)

0,1
( 1,5−0,5 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
5g
( 1 ) x 1 X 4,85
%= x 100 %
5g
4,85
%= x 100 %
5g
= 97 %

% kadar kafein vb2 vs2


N ( NA 2 S 203 )
( Vb2−Vs 2 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
Bs teoriti sampel (mg)

0,1
( 1,75−0,6 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
5g
1,15 x 1 x 4,85
%= x 100 %
5g
5,58
%= x 100 %
5g
% = 111,6 %

% kadar kafein Vb3 Vs3


N ( NA 2 S 203 )
( Vb3−Vs 3 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
Bs teoriti sampel (mg)
0,1
( 2−0,7 ) x X 4,85
%= 0,1
x 100 %
5g
( 1,3 ) x 1 x 4,85
%= x 100 %
5g

( 1,3 ) x 1 x 4,85
%= x 100 %
5g
6,305
%= x 100 %
5g
% = 126,1 %
Rata- rata
Kadar kafein 1+kadar kafein 2+kadar kafein 3
3
97 %+ 111,6% +126,1 %
3
¿ 111,5 %
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Tentang Hasil Sampling
dan Pengujian Laboratorium Produk Minuman Suplemen yang Mengandung Kafein.

Hermanto, Sindhu. 2007. Kafein Senyawa Bermanfaat atau Beracunkah. Chem-Is-Try.Org


Situs Kimia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai