Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM

ANALISIS FARMASI
“ANALISIS PARACETAMOL DALAM TABLET”

Nama : Nur Aisyah 170500084


Kelompok :D
Golongan : 2 (Dua)
Tanggal Pratikum : 30 September 2020
Dosen Pretest : apt,Emelda.,M.Farm

PENGESAHAN

PROGAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMI-ILMU KKESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................3
A. Tujuan.........................................................................................................................3
B. Landasan Teori..........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................5
A. Alat dan Bahan...........................................................................................................5
B. Cara kerja dan skema kerja......................................................................................5
C. Perhitungan................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB I
A. Tujuan
Tujuannya adalah mahasiswa dapat melakukan analisis penetapan
kadar paracetamol dalam tablet dengan metode spektrofotometri UV-Vis.

B. Landasan Teori
Parasetamol sinonim dari asetaminofen; p-Hidroksiasetanilida; p-
asetamidofenol; N-asetil-p-aminofenol; C6H9NO2, dengan berat molekul
151,16 Rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut (christian
Andrianti, 2009)

Gambar 1. Rumus bangunan paracetamol


Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik
yang populer dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan
sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat
analgesik salesma dan flu. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti
aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak memiliki sifat antiradang. Jadi
parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis Non Steroid Anti Imuno
Deficiency (NSAID). Dalam dosis normal yaitu 4 gram perhari, parasetamol
tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah,
ginjal atau duktus arteriosus pada janin.(christian Andrianti, 2009). Dilihat
dari strukturnya, parasetamol mem-punyai gugus kromofor dan ausokrom,
yang dapat menyerap radiasi, sehingga dapat dilakukan de- ngan metode
spektrofotometri, tetapi kendala yang sering dijumpai adalah terjadinya
tumpang tindih spektra (overlapping) karena keduanya memiliki serapan
maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan sehingga diperlukan
proses pe- misahan terlebih dahulu (4,5).(Naid, Kasim, & Pakaya, 2011)
Pada industri farmasi, pengawasan mutu merupakan salah satu bagian
dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian
bahwa produk mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya,
agar hasil produksi yang dipasarkan memenuhi persyaratan CPOB. Pada
persyaratan ini perlu dilakukan penetapan kadar parasetamol dalam tablet,
yang menurut persyaratan Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV tahun 1995
yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%. Besarnya kadar zat
aktif parasetamol dalam sediaan obat tablet yaitu 500 mg. Kadar yang tidak
sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan pada suatu senyawa obat akan
mempengaruhi efek terapi yang diharapkan dan dapat menimbulkan hal-hal
buruk, baik ditunjukan dengan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan
ataupun timbulnya efek toksisitas yang dapat membahayakan bagi konsumen
obat tersebut. Oleh karena itu, penetapan kadar parasetamol sangat penting
dilakukan untuk mengetahui ketepatan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
tersebut (christian Andrianti, 2009).
Spektrofotometri UV adalah teknik analisis spektroskopik yang
memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer. Apabila pada suatu molekul
dikenakan radiasi elektromagnetik makaakan terjadi eksitasi ke tingkat energi
yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron ”anti-bonding.
Diagram tingkat energi elektron pada keadaan dasar dan keadaan tereksitasi
ditunjukkan pada gambar. (christian Andrianti, 2009)
Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet.
Parasetamol mudah larut dalam air mendidih, sangat mudah larut dalam
kloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil formamida, aseton dan etil
asetat,praktis tidak larut dalam benzen. Berdasarkan kelarutan dalam metanol,
maka dilakukan modifikasi penetapan kadar parasetamol dengan
menggunakan pelarut metanol.
BAB II
A. Alat dan Bahan
Alat :
a. Spektrofotometer UV-VIS ( untuk mengukur absorbansi )
b. Labu ukur 50 mL, 10 mL ( sebagai wadah ukur )
c. Mortir stamper ( untuk menghaluskan tablet )
d. Timbangan analitik ( untuk menimbang bahan )
e. Magnetic strirer ( untuk mengaduk larutan secara magnetic )

Bahan :

a. Panadol extra (pct 500mg, 65 kaffein) ( zat kimia yang diuji)


b. Paramex (pct 250 mg, propyphenazone 150 mg, kafeein 50mg, dexa 1mg)
c. Tablet paracetamol 500mg
d. Tablet paracetamol 250mg
e. Metanol (pelarut)

B. Cara kerja dan skema kerja


1. Pembuatan larutan induk/stok
 Timbang 16,6mg paracetamol murni dimasukan ke labu takar
50ml kemudian dilarutkan dengan metanol
2. Pembuatan larutan kadar sampel
 20 tablet dengan berat seragam dimasukkan ke mortir dan digerus
hingga menjadi serbuk
 Kemudian timbang 16,6 mg serbuk lalu dimasukkan ke labu takar
dan dilarutkan dengan metanol hingga 50ml.
3. Pembuatan kurva baku
 Larutan baku dengan seri 3,0 , 6,0 , 9,0 , 12,0 , 15,0 dan hitunglah
pengencerannya kemudian dikukur dengan spektrofotometri dan
lihat nilai absorbansinya dan tentukan persamaan kurva bakunya.
C. Perhitungan
a. Pembuatan larutan induk/stok
16,6 mg/ 50mL = 16,600mcg/50ml= 332mcg/ml
*1mg = 1000mcg
b. Pembuatan larutan sampel
menimbang 20 tablet digerus
a. 5 tablet Panadol extra (pct 500mg, 65 kaffein)
b. 5 tablet Paramex (pct 250 mg, propyphenazone 150 mg, kafeein 50mg,
dexa 1mg)
c. 5 Tablet paracetamol 500mg
d. 5 Tablet paracetamol 250mg

NO Berat tablet
1 650
2 655
3 653
4 648
5 647
6 654
7 649
8 651
9 658
10 646
11 650
12 651
13 653
14 652
15 653
16 655
17 648
18 649
19 650
20 647

Rata rata 650,95= 651

a. Panadol extra (pct 500mg)


= 500mg/651mg x 16,6 mg
= 12,6 mg
b. Paramex (pct 250)
= 250mg/651mg x 16,6 mg
= 6,3 mg
c. Tablet paracetamol 500mg (generik)
= 500mg/651mg x 16,6 mg
= 12,6 mg
d. Tablet paracetamol 250mg (generik)
= 250mg/651mg x 16,6 mg
= 6,3 mg

Perhitungan seri kadar : ( 3,0 , 6,0 , 9,0 , 12,0 , 15,0 )

Konsentrasi(mcg/ml) ml yang diambil Absorbansi


3,0 332 x V1 = 3 x 50ml
V1 = 150/332 = 0,45 ml
6,0 332 x V1 = 6 x 50ml
V1 = 300/332 = 0,9 ml
9,0 332 x V1 = 9 x 50ml
V1 = 450/332 = 1,35 ml
12,0 332 x V1 = 12 x 50ml
V1 = 600/332 = 1,8 ml

15,0 332 x V1 = 15 x 50ml


V1 = 750/332 = 2,25 ml
DAFTAR PUSTAKA

Ahmida, N. H. S., Abu-Naja, M. S., & Doghman, Y. S. A. 2009, 'Determination of


paracetamol in tablet by difference spectrophotometric method'. Asian Journal
of Chemistry, 21(3), 2233–2240.
christian Andrianti, Y. 2009, No Title 255 )5(2 ,‫ مجلة العربية‬.‫كتاب المجامع‬.
Indonesia, U., Wardani, L. A., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., Alam, P., & Kimia, P.
S.2012, 'Vitamin C Pada Minuman Buah Kemasan Dengan Spektrofotometri
Uv-Visible', Skripsi.
Naid, T., Kasim, S., & Pakaya, M.2011, 'Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet
Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-
Sinar Tampak'. Majalah Farmasi dan Farmakologi, 15(2), 77–82.
http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Ked/article/viewFile/196/192
Tulandi, G. P., Sudewi, S., & Lolo, W. A. 2015, 'Validasi Metode Analisis Untuk
Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri
Ultraviolet'. Pharmacon, 4(4). https://doi.org/10.35799/pha.4.2015.10205

Anda mungkin juga menyukai