Anda di halaman 1dari 12

A.

TUJUAN
Untuk mengidentifikasi penyakit pneumonia pada pasien bayi
Untuk mengetahui pengobatan terhadap pasien bayi yang mengalami pnemonia parah

B. KASUS
Pneumonia
Nama Pasien : bayi AN
Umur Pasien : 3 bulan
Berat badan : 5,5 kg
Keluhan :
Seminggu yang lalu, bayi AN dibawa ibunya berobat ke dokter karena panas tinggi
(demam). Setelah diperiksa dokter, dia mendapat obat yang berisi paracetamol. 3 hari
setelah meminum obat tersebut, bayi AN tidak kunjung sembuh. Badannya justru menjadi
panas. Ia pun kerap kali batuk, semakin lama semakin kerap frekuensinya. Napasnya pun
kelihatan tersengal-sengal. Karena panik, ibunya pun segera membawanya ke dokter lagi.
Hasil pemeriksaannya yang sekarang diketahui bahwa pada dinding dada bagian dalam
terdapat tarikan ke dalam.

Hasil pemeriksaan
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Respiratory rate : 68 x/menit
Nadi : 100x/menit
Suhu : 390C

Hasil laboratorium
Trombosit : 665 x 109/L (normal 150-350)
Fotothorax menunjukkan abnormalitas
Diagnosis : Pneumonia (severe)
C. DEFENISI
Sistem pernapasan atau respirasi adalah proses pengambilan oksigen (O2) dari
udara bebas saat menarik napas. O2 tersebut kemudian melewati saluran napas (bronkus)
dan sampai kedinding alveoli (kantong udara ). Sesampainya di kantong udara,O2 akan
ditransfer ke pembuluh darah yang didalamnya mengalir sel-sel darah merah untuk dibawa
ke sel sel diberbagai organ tubuh lain energi dalam proses metabolisme. Setalah
metabolisme,sisa sisa metabolisme,terutama karbondioksida(CO2) akan dibawa darah
untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru paru pada saat membuang napas.
Ada beberapa gangguan pada sistem pernapasan, diantaranya adalah pneumonia.

Pneumonia adalah peradangan paru paru yang disebabkan oleh infeksi


virus,bakteri,maupun jamur. Pada penderita pneumonia , pulmonary alveolus (alveoli)
yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh
cairan.

D. PATOFISIOLOGI

1. Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai
usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling
berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang
sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan
malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ
paru-paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak
disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu,
toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara
langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan
respon imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan
dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-
paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan
paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
(Effendy, 2001)
E. ETIOLOGI
a. Bakteri Pneumonia bakterial dibagi menjadi dua bakteri penyebabnya yaitu .
1.Typical organisme
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
- Streptococcus pneumonia : merupakan bakteri anaerob facultatif.7 Bakteri patogen ini di
temukan pneumonia komunitas rawat inap di luar ICU sebanyak 20-60%, sedangkan pada
pneumonia komunitas rawat inap di ICU sebanyak 33%.
- Staphylococcus aureus : bakteri anaerob fakultatif. Pada pasien yang diberikan obat
secara intravena (intravena drug abusers) memungkan infeksi kuman ini menyebar secara
hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-paru. Kuman ini memiliki daya
taman paling kuat, apabila suatu organ telah terinfeksi kuman ini akan timbul tanda khas,
yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Methicillin-resistant S. Aureus
(MRSA) memiliki dampak yang besar dalam pemilihan 10 antibiotik dimana kuman ini
resisten terhadap beberapa antibiotik.
- Enterococcus (E. faecalis, E faecium) : organisme streptococcus grup D yang merupakan
flora normal usus
Penyebab pneumonia berasal dari gram negatif sering menyerang pada pasien defisiensi
imun (immunocompromised) atau pasien yang di rawat di rumah sakit, di rawat di rumah
sakit dalam waktu yang lama dan dilakukan pemasangan endotracheal tube.Contoh akteri
gram negatif dibawah adalah :
- Pseudomonas aeruginosa : bakteri anaerob, bentuk batang dan memiliki bau yang sangat
khas.
- Klebsiella pneumonia : bakteri anaerob fakultatif, bentuk batang tidak berkapsul. Pada
pasien alkoholisme kronik, diabetes atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dapat
meningkatkan resiko terserang kuman ini.
- Haemophilus influenza : bakteri bentuk batang anaerob dengan berkapsul atau tidak
berkapsul. Jenis kuman ini yang memiliki virulensi tinggu yaitu encapsulated type B (HiB)
.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet , biasanya menyerang
pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga virus penyebabnya adalah cytomegalivirus ,
herpes simplex virus, varicella zooster virus.

c.Fungi
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur oportunistik, dimana
spora jamur masuk kedalam tubuh saat menghirup udara. Organisme yang menyerang
adalah Candida sp. , Aspergillus sp. , Cryptococcus neoformans.

F. FAKTOR RESIKO
a. Merokok merupakan faktor risiko untuk terkena pneumonia
b. Memiliki kondisi medis lain, terutama penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) atau asma
c. Bayi kurang dari 1 tahun atau lansia lebih tua dari 65 tahun
d. Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh
e. Minum obat yang disebut proton pump inhibitor (seperti Prilosec atau Protonix) yang
mengurangi jumlah asam lambung
f. Minum alkohol berlebihan
g. Baru-baru ini mengalami pilek atau flu

lebih mungkin untuk memiliki komplikasi pneumonia dan harus mendapatkan penanganan rumah
sakit jika :

a. Lebih tua dari 65 tahun


b. Memiliki beberapa penyakit lain – seperti PPOK, , atau asma – atau pergi ke rumah sakit
untuk masalah medis dalam 3 bulan terakhir
c. Pernah mengalami operasi pengambilan limpa atau tidak memiliki limpa yang bekerja-
seperti pada penyakit sel sabit.
d. Punya masalah penggunaan alkohol
e. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
f. Tinggal di tempat di mana orang tinggal secara bersama-sama, seperti asrama atau panti
jompo.

G. PENENTUAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan fisik
1.Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung,
distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada
waktu menarik napas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40
kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase
inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak jelas.

2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba mungkin
meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan atau
tachycardia.

3. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.

4. Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung / mulut
bayi. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan
terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada
masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek
pleura (Mansjoer,2000).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboraturium
a. Leukosit 18.000 – 40.000 / mm3
b. Hitung jenis didapatkan geseran ke kiri.
c. LED meningkat

2. X-foto dada
Terdapat bercak – bercak infiltrate yang tersebar (bronco pneumonia) atau yang meliputi
satu/sebagian besar lobus/lobule (Mansjoer,2000).

H. PENGOBATAN
Terapi pengobatan pneumonia bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri.
REKOMENDASI TERAPI :
Nama penyakit : pneumonia (severe)
obat :Paracetamol ( acetaminophen ) 60 ml
dosis : 2,5 ml
sediaan : sirup
aturan pakai : 3 x sehari ,setengah sendok takar ( 1 sendok takar : 5 ml )

obat : Co amoxclav (amoxicilin dan asam klavulanat) 60 ml sirup


dosis : 1 ml
sediaan : sirup
aturan pakai : 3 x sehari, 1 ml

obat : salbutamol
dosis : 2.5 mg
sediaan : nebulizer
aturan pakai : 2x sehari
I. ANALISIS KASUS (SOAP)

Nama Pasien : bayi AN


Umur Pasien : 3 bulan

SUBYEKTIF (S)

Keluhan pasien : demam tinggi, batuk, napas tersengal-sengal


Riwayat penyakit pasien :-
Riwayat pengobatan :Paracetamol
Riwayat penyakit keluarga :-
Riwayat sosial :-

OBYEKTIF (O)
Hasil pemeriksaan
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Respiratory rate : 68 x/menit
Nadi : 100x/menit
Suhu : 390C

Hasil laboratorium
Trombosit : 665 x 109/L (normal 150-350)
Fotothorax menunjukkan abnormalitas
Diagnosis : Pneumonia (severe)
ASSESEMENT (A)

PROBLEM SUBYEKTIF OBYEKTIF PLANNING ANALISIS


MEDIS TERAPI

Pneumonia Demam Respiratory Paracetamol Paracetamol


(severe) tinggi,batuk,nafas rate syrup(60ml) pada penyakit
tersengal- =68x/menit Dosis: 3 x ini digunakan
sengal,adanya (tinggi) setengah untuk pereda
tarikan dinding sendok takar. demam bayi
dada kedalam.
Co amoxclav
pada kasus ini
Co amoxclav digunakan
(Amoxicilin untuk
dan asam mengurangi
klavulanat ) infeksi
syrup(60ml) bakteri.
Dosis : 3 x
sehari 1 ml

Salbutamol , Bronkodilator
2,5 mg secara utk sebagai
nebulizer, 2 x pelega jalan
sehari napas pasien.
PLANNING (P)
TERAPI FARMAKOLOGI
nama penyakit : pneumonia (severe) ( parah )
obat :Paracetamol ( acetaminophen ) 60 ml
dosis : 2,5 ml
sediaan : sirup
aturan pakai : 3 x setengah sendok takar ( 1 sendok takar : 5 ml )

obat : Co amoxclav (amoxicilin dan asam klavulanat )60 ml sirup


dosis : 1 ml
sediaan : sirup
aturan pakai : 3 x sehari 1 ml

obat : salbutamol
dosis : 2.5 mg
sediaan : nebulizer
aturan pakai : 2x sehari

TERAPI NON FARMAKOLOGI


1. Diperlakukan rawat inap atau ICU
2. Mendapatkan cairan melalui infus menggantikan cairan tubuh yang keluar
3. Diberikan bantuan oksigen dengan nebulizer agar menjaga pernapasannya
4. Diberikan ASI untuk menjaga asupan nutrisi bayi
KIE

1. saat berkomunikasi dengan pasien/orangtua pasien gunakan bahasan yang sopan dan mudah
dipahami

2. tanyakan kepada pasien mengenai kondisi kesehatan secara keseluruhan,termasuk gaya hidup
dan riwayat keluarga.

3. komunikasikan kepada pasien /orang tua pasien tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan

4. komunikasikan kepada orangtua pasien agar sering melakukan imunisasi kepada bayi

5. komunikasikan kepada orang tua pasien agar selalu memberikan ASI kepada bayi

6. informasikan kepada orang tua pasien untuk terus rutin melakukan pengobatan baik
farmakologi maupun nonfarmakologi yang dianjurkan.

7. pentingnya dukungan keluarga sebagai bentuk penunjang kesehatan pasien.

MONITORING

MONITORING DATA LABORATORIUM

Tekanan darah : 80/60 mmHg ( normal nya 90/60)


Respiratory rate : 68 x/menit (tinggi, normal nya 50x/menit)
Nadi : 100x/menit (rendah, normal nya 130/menit)
Suhu : 390C (tinggi , normal nya 37 derajat celcius)

Hasil laboratorium
Trombosit : 665 x 109/L (tinggi, normal 150-350)
DAFTAR PUSTAKA
Effendy N, 2001, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : media Aesculapius
Rosyid Alfian Nur,2013, Tatalaksana Pneumonia Bakterial Pada Penyakit Ginjal Kronis.Surabaya:
Soedarsono, 2010, Pneumonia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan III. Surabaya:
Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair – RSUD Dr.Soetomo.
PERTANYAAN

1. Apakah pneumonia bisa menular? Penularan nya melalui apa dan apa
pencegahan nya untuk tidak menular ( lalu anggi H. Kelompok 2 A)
2. Apakah pneumonia yang terjadi pada bayi ini bisa menghambat
pertumbuhan bayi? ( maria yuni K kelompok 2 B)

JAWABAN
1. Pneumonia merupakan penyakit menular, adapun menular nya
melalui batuk, bersin, menggunakan gelas yang sama , dan masih
banyak lagi. Adapun cara pencegahan nya adalah dengan menjaga
jarak jika ada pasien penumonia bersin atau batuk, selalui gunkan
masker jika dekat dengan pasien. Dan yang paling harus dilakukan
kepada anak adalah jangan lupa melakukan vaksin.
2. Pneumonia bisa menghambat pertumbuhan bayi, Karena sumber
energi yang anak dapatkan dari makanan serta ASI atau sus formula
tak hanya terpakai untuk pertumbuhannya melainkan untuk
melawan kuman penyebab infeksi tersebut. Sehingga anak dengan
infeksi tertentu membuthkan lebih banyak asupana makanan bergizi
seimbang dibandingkan anak sehat.

Anda mungkin juga menyukai