PNEUMONIA
A. DEFINISI
Menurut Bruner dan Sudarth (2003) Pneumonia adalah proses
inflamasi dari parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh preparat
infeksius.
Menurut Murwani A (2011) Pneumonia adalah keadaan akut pada paru
yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga
alveolli erisi oleh eksudat peradangan.
Menurut Corwin (2001), Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian
bawah, penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme.
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus.
B. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan penyebab
a. Pneumonia lipid
b. Pneumonia kimiawi
2. Berdasarkan anatomik
a. Pneumonia lobaris
Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari
lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia
lobaris.
b. Pneumonia interstisial
c. Bronchopneumonia
Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat
tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi
dalam lobus.
C. ETIOLOGI
1. Bakteri
2. Virus
3. Fungi
Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh bahan-
bahan lain/non infeksi :
b) Adenovirus
c) virus parainfluenza
d) virus influenza
· Nyeri pleuritik
· Takipnea
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
i. Gelisah
j. Sianosis
· Area sirkumoral
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
6. LED: meningkat
2. Istrahat
G. KOMPLIKASI
Menurut Suyono (2003) Efusi pleura dan emfisema. Terjadi pada sekitar 45%
kasus, terutama pada infeksi bakterial akut berupa efusi para pneumonik gram
negatif sebesar 60%, staplilococus aureus 50%, S. Pneumoniae 40-60%, kuman
anaerob 35%. Sedang pada mycoplasma pneumoniae sebesar 20%. Cairannya
transudat dan sterill, Komplikasi sistemik, dapat terjadi akibat invasi kuman atau
bakteriemia berupa meningitis. Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia,
anemia pada infeksi kronik, peningkatan ureum dan enzim hati, Hipoksemia
akibat gangguan difusi, Pneumonia kronis yang dapat terjadi bila pneumonia
berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob s. Aureusdan kuman
gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi karena pneumonia pada masa anak-
anak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang dilokasi bronkus distal pada cystic
fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkolosis, atau pneumonia nekrotikans.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian fokus
a. Demografi meliputi; nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita pneumonia akan mengeluh sesak
nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit pneumonia mulai dirasakan saat penderitamengalami
batuk menetap dengan produksi sputum setiap hariterutama pada saat
bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut-turuttiap tahun
sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih/kuning) dan banyak
sekali.Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernafasan, dada
terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyinafas krekels,
warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya penderita pneumonia sebelumnya belumpernah
menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyairiwayat penyakit
yang dapat memicu terjadinya pneumonia yaitu riwayat merokok,
terpaan polusi kima dalam jangka panjangmisalnya debu/ asap.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya penyakit pneumonia dalam keluargabukan merupakan
faktor keturunan tetapi kebiasaan atau polahidup yang tidak sehat
seperti merokok.
f. Pola pengkajian
1) Pernafasan
Gejala :Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat
bangun) selama minimum 3bulan berturut- turut) tiap tahun
sedikitnya 2 tahun.Produksi sputum (Hijau, putih/ kuning)
dan banyak sekali.
Riwayat pneumonia berulang, biasanya terpajan pada polusi kimia/
iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya rokok
sigaret), debu/ asap(misalnya : asbes debu, batubara, room
katun,serbuk gergaji)Penggunaan oksigen pada malam hari
atau terusmenerus.
Tanda : Lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untukbernafas,
penggunaan otot bantu pernafasan (misalnya: meninggikan
bahu, retraksi supraklatikula, melebarkan hidung)
Dada : Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP
(bentuk barel), gerakan difragmamini mal.
Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar
Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kukuabu- abu
keseluruhan.
2) Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan ekstremitas bawah
Tanda : Peningkatan tekanan darah
Peningkatan frekuensi jantung / takikardi berat, disritmia
Distensi vena leher(penyakit berat) edema dependen,
tidakberhubungan dengan penyakit jantung.Bunyi jantung
redup (yang berhubungandengan peningkatan diameter AP
dada).Warna kulit / membrane mukosa : normalatau abu-
abu/ sianosis perifer. Pucat dapatmenunjukan anemia.
3) Makanan / cairan
Gejala : - Mual / muntah
- Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema)
- Ketidakmampuan untuk makan karena distresspernafasan
Tanda : - Turgor kulit buruk
- Berkeringat
- Palpitasi abdominal dapat menyebabkanhepatomegali.
4) Aktifitas / istirahat
Gejala :- Keletihan, keletihan, malaise
- Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari- harikarena sulit
bernafas
- Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk
tinggi.
- Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadapaktifitas atau
istirahat
Tanda : Keletihan, Gelisah/ insomnia, Kelemahan umum / kehilangan
masa otot
5) Integritas
Gejala : Peningkatan faktor resiko
Tanda : Perubahan pola hidup
Ansietas, ketakutan, peka rangsang
6) Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhanmelakukan
aktifitas sehari- hari
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
7) Keamanan
Gejala : riwayat alergi atau sensitive terhadap zat /
faktorlingkungan.Adanya infeksi berulang.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Resiko Infeksi
4. Intoleransi Aktivitas
5. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
6. Defisit Pengetahuan
3. Rencana Intervensi
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas, berhubungan dengan : inflamasi
trakeabranchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri
fleuritik. Penurunan energi, kelemahan.
Tujuan :Menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas,
menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak
ada dispnoe.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan
bunyi nafas, misalnya : krekels, mengi.
Rasional: Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi
dengan cairan, bunyi nafas bronchial ( normal pada bronchus ) dapat
juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels dan ronchi dan mengi
terdengar pada inspirasi dan / atau ekspirasi pada respon terhadap
pengumpulan cairan, secret kental dan spasme jalan nafas / obstruksi.
b. Bantu pasien latihan nafas sering. Tunjukkan / Bantu pasien
mempelajari melakukan batuk, missal menekan dada dan batuk efektif
sementara posisi duduk tinggi.
Rasional: Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-
paru/jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan
jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas
paten.
c. Pengisapan sesuai indikasi
Rasional: Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara
mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak
efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
d. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml ml/hari ( kecuali kontraindikasi ).
Tawarkan air hangat dari pada dingin.
Rasional: Cairan kususnya yang hangat memobilisasi dan
mengeluarkan sekret.
Kolaborasi
e. Bantu mengawasi efek pengobatan
Rasional: Memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret.
f. Berikan obat sesuai indikasi, mukoliti, ekspentoran, bronchodilator &
analgesik
Rasional: Alat untuk menurunkan spasme bronchus dengan mobilisasi
sekret. Analgesik untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan
ketidaknyaman tapi harus digunakan secara hati-hati karena dapat
menekan pernafasan.
Indriasari, D. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter A-Z Deteksi, Obati dan Cegah
Penyakit. Yogyakarta : Pustaka Grhatama
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Balita,
Orang Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer : Jakarta
Nurarif, A. H., dan Hardhi K. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media
Action Publishing