Anda di halaman 1dari 13

Parasetamol

dalam
Suppositoria

ANALISIS
INSTRUMENTAL
Nama Kelompok 3 :
1. IMAM PUTRA (1448201047)
2. LIONI REGINA PRADIPTA (1848201011)
3. ANNISA REZI RITAMI (1848201015)
4. ANGGUN SUNTARI (1848201016)
5. DESY GUSTIAWELA (1848201013)
Parasetamol (Asetaminofen)

– Termasuk salah satu obat analgesik-antipiretik yang sangat


popular. Tersedia dalam berbagai macam sediaan seperti
tablet, kapsul, tetes eliksir, suspensi dan suppositoria
– Asetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan (F.I Edisi III)
Suppositoria

Supositoria menurut FI Edisi IV


Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk,yang diberikan
melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya meleleh, melunak atau
melarut dalam suhu tubuh.
Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,
sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik
.
Spektrofotometri

Merupakan alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer yang


digunakan untuk mengukur energi relative jika energi tersebut di
transmisikan, direfleksikan atau di emisikan sebagai fungsi panjang
gelombang.
Jenis jenis spektrofotometri:
A. Spektrofotometri UV-VIS dan cahaya tampak
B. Spektrum serapan dan infra merah
Prosedur Kerja

Pembuatan Larutan Baku Induk Dan Baku Kerja Parasetamol


1. Larutan baku induk parasetamol 250 mcg/ml dengan menimbang
125 mg dilarutkan dalam 10 ml methanol dalam 500ml aquades.
2. Larutan baku parasetamol dibuat dari larutan baku induk
kemudian diencerkan dengan aquadest didapatkan kadar yang
dikehendaki yaitu 2,5mcg/ml, 5mcg/ml, 7,5mcg/ml, 10mcg/ml,
12,5mcg/ml, 15,mcg/ml.
Penentuan panjang gelombang
1. Penentuan panjang gelombang maksimum dengan cara mengamati
nilai serapan larutan parasetamol pada kadar 5 mcg/ml dan
10mcg/ml pada rentang panjang gelombang 220-270 nm
2. Tiap-tiap kadar dilakukan pembacaan nilai serapan dengan
replikasi tiga kali.
3. Dari hasil pengamatan dibuat tabel dan kurva nilai serapan dan
panjang gelombang sehingga dengan demikian diperoleh panjang
gelombang maksimum.
Pembuatan kurva baku parasetamol
1. Larutan baku parasetamol dengan kadar 2,5 mcg/ml, 5mcg/ml,
7,5mcg/ml, 10 mcg/ml, 12,5 mcg/ml, 15 mcg/ml diamati serapannya pada
panjang gelombang maksimum.
2. Kemudian dibuat kurva baku antara nilai serapan dan kadar dengan
perhitungan regresi diperoleh persamman garis kurva baku.
Cara Kerja Paracetamol dalam
Suppositoria

1. Sampel sebanyak 5 suppositoria dilebur, dibuat homogen kemudian didinginkan dalam


cawan dan diaduk, ditimbang bobotnya dengan teliti.
2. Sebagian campuran homogen tersebut ditimbang setara dengan 100 mg parasetamol
3. Masing-masing dilarutkan dalam 10 ml methanol sampai larut, kemudian diencerkan
dengan aquadest sampai volume 100 ml
4. Diamati serapan pada panjang gelombang
5. Dihitung kadar parasetamol dengan menggunakan persamaan kurva baku
6. Dilakukan replikasi tiga kali
Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
– Spektrofotometri UV-Visible - Parasetamol
– Kuvet 2 buah - Suppositoria
– Sejumlah alat gelas lainnya - Aquades
– Kertas grafik - Methanol
– Pipet volume
– Neraca analitik
– Cawan penguap
– Batang pengaduk
Perhitungan
–250 PPm
PPm =g/ml x 10^6
–V1.C1 = V2.C2
=0,25/(10 ml) x10^6 V1 . 25000= 10ml . 10
=25.000 25000 = 100
–V1.C1=V2.C2 = 0,004
V1 . 25000=10 ml .2,5
25000=25 –V1.C1 = V2.C2
=0.001
–V1.C1=V2C2
V1 .25000 = 10ml . 12,5
V1 . 25000=10ml . 5 25000 = 125
25000= 50 = 0,005
=0,002 –V1.C1 = V2.C2
–V1.C1=V2C2
V1 . 25000=10ml . 7,5 V1 . 25000= 10ml . 15
25000= 75 25000 = 150
= 0,003 = 0,006
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai