Nama kelompok:
Siska Firnanda
Vonny Destiana
Nayla fitria
Puspa ayu
Kelas:XI farmasi
PENDAHULUAN
Namun, WHO mencatat bahwa "penggunaan obat-obatan tradisional atau praktik tradisional
yang tidak tepat dapat berefek negatif atau berbahaya" dan bahwa "penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk memastikan kemanjuran dan keamanan" dari praktik-praktik tersebut, serta
tumbuhan obat yang digunakan oleh sistem pengobatan tradisional.[1] Oleh karenanya, WHO
menerapkan strategi sembilan tahun untuk "mendukung negara-negara anggotanya dalam
mengembangkan kebijakan proaktif dan melaksanakan rencana aksi yang akan memperkuat
peran obat tradisional dalam menjaga kesehatan masyarakat."
2.Klasifikasi tanaman.
Klasifikasi kencur atau cikur (Kaempferia galanga)
Divisi :Tracheophyta
Subdivisi :Spermatophytes
Klad : Angiospermae
Klad :monocots
Klad :commelinids
Ordo :Zingiberales
Famili :Zingiberaceae
Genus :Kaempferia
Kencur atau cikur (Kaempferia galanga) adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang
tertanam di dalam tanah, biasa dipakai untuk bahan rempah-rempah dan ramuan obat Bagian
tanaman kencur yang sering digunakan adalah rimpang, akar dan daun.
Selain itu, tanaman ini merupakan salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung
minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur
(Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi
kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun
zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah
pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai
tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), tetapi mudah dibedakan dari daunnya.
Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta, kachora, कचोर, yang berarti temu putih
(Curcuma zedoaria).
RIMPANG KENCUR Kaempferiae Galangae Rhizoma
Rimpang kencur adalah rimpang Kaempfetia galanga L, suku Zingiberaceae, mengandung
minyak atsiri tidak kurang dari 2,40% v/b dan/atau etil p-metoksisinamat tidak kurang dari
1,80%
Identitas Simplisia
Pemerian berupa irisan rimpang, pipih, bentuk hampir bulat sampai sampai jorong atau tidak
beraturan, bagian tepi berombak dan berkeriput, kasar, bagian tengah tampak pembatasan
tegas antara korteks dan stele, korteks sempit, berserat halus, warna cokelat hingga
kemerahan, bagian tengah bewarna putih sampai putih kecoklatan, bau khas, rasa pedas.
Mikroskopis
Fragmen pengenal adalah amilum, parenkim, periderm, berkas pengangkut dengan penebalan
tipe spiral, parenkim dengan sel sekresi dan berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga.
1. Amilum 2. Parenkum
3. Periderm 4. Berkas pengangkut dengan
Struktur kimia:
Etil p-metoksisinamat
Pola kromatografi
Lakukan kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <61> dengan parameter
sebagai berikut.
Deteksi :UV25
Keterangan :
Rf 1. 0,30
Rf 2. 0,40
Rf 3. 0,80
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>
Lakukan penetapan kadar dengan cara KLT Densitometri seperti tertera pada Kromatografi
<61> menggunakan :
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g serbuk simplisia, sari dalam tabung reaksi dengan
20 ml, etanol P vorteks selama 30 menit dan diamkan selama 2 jam. Saring dengan kertas saring
ke dalam labu tentukur 25-ml, bilas kertas saring dengan etanol P dan tambahkan etanol P
sampai tanda
Larutan pembanding Etil p-metoksisinamat 0,1% dalam etanol P buat sari pengenceran larutan
pembanding hingga diperoleh kadar dengan serapan mendekati serapan larutan uji.Prosedur
totorkan secara terpisah 1 uL larutan uji dan masing-masing seri Larutan pembanding pada
lempeng silika gel 60 F254, eluasi dengan Fase gerak. Ukur serapan pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 254 nm. Buat kurva kalibrasi. Hitung presentase etil p-
metoksisinamat dalam serbuk simplisia dengan kurva baku atau dengan rumus.
Identitas Ekstrak
Pemerian Ekstrak kental, warna cokelat tua, bau khas, rasa pedas dan tebal di lidah
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>
Lakukan penetapan kadar dengan cara KLT Densitrometri seperti tertera pada Kromatografi
<41> menggunakan
Larutan pembanding etil P-metoksisinamat 0,1% dalam etanol P, buat seri pengenceran larutan
pembanding hingga diperoleh kadar dengan serapan mendekati serapan larutan uji.Prosedur
totolkan secara terpisah 1 ul, Larutan uji dan masing masing seri Larutan pembanding pada
lempeng silika gel 60 f254, eluasi dengan fase gerak. Ukur serapan pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 254 nm. Buat kurva kalibrasi hitung presentasi etil-p-
metoksisinamat dalam ekstrak dengan kurva baku atau dengan rumus.
Beras/padi : kandungan utama beras adalah karbohidrat yang jumlahnya hampir 80 persen dari
total berat keringnya. Namun, selain itu, biji-bijian tersebut juga mengandung protein, serat,
vitamin, dan mineral.
Kencur : diantara kandungan tersebut adalah : Air / Mineral, Pati, gom dan Minyak Atsiri berupa
: Etil Ester, Borneol, Sineol, Kamphene, Asam Anisat, Alkaloid, Paraeumarin, Asam Metil kanil,
Asam Sinamat dan Penta dekaan.
•Tempat tumbuh.
Beras/padi : padi dapat tumbuh di daerah panas dengan curah hujan tinggi. Dikutip dalam buku
Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia (2012) karya Setijati D. Sastrapradja, jenis padi pada
umumnya ditanam di sawah yang pada mulanya digenangi air. Tapi ada juga kelompok pada
yang ditanam di lahan kering.
Kencur : kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau
pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur
tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas
permukaan tanah.
•Cara panen.
Beras/padi : Kegiatan panen padi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan butir-butir padi
yang sudah matang di sawah. Dalam kegiatan panen ini meliputi beberapa kegiatan yaitu: a)
memotong jerami, b) mengangkut, c) merontok (threshing), d) membersihkan (cleaning) dan e)
mengumpulkan (bagging) memasukkan gabah kedalam karung.
Kencur : pemanenan Tanaman kencur; Kencur mulai dipanen sesudah umur sekitar 7-9 bulan
atau disesuaikan dengan kondisi tanaman dan kebutuhannya. Tanaman kencul selain
rimpangnya dapat dipanen rimpang/anakan mudanya karena anakan muda juga bisa
dimanfaatkan untuk lalapan yang sangat lezat harum dan nikmat. Cara memanen kencur juga
tidak susah yauti dengan cara mencabut tanaman kencur/ menggunakan pisau untuk
mencungkel tunas muda yang dipanen lebih awal untuk lalapan, kemudian hasil panenennya
dibersihkan dari tanah/media tanam dan kotoran lainnya sehingga hasil panen kencur bersih
dan siap untuk diolah atau digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
BAB II
PROSEDUR KERJA
A. Alat
Wajan/kuali
Sudip
Saringan
Pisau
Baskom
Talenan
Air
Lumpang/sendok
B. Bahan
300 gr kencur
Air secukupnya
C. Cara kerja
4.setelah diperas, biarkan kurang lebih 30 menit agar sari pati nya memisah
5.sambil menunggu sari patinya memisah sangrai tepung beras kurang lebih 35menit pada
api kecil
6.setelah proses pengendapan sari pati tadi, pisahkan antara sari dan endapannya. Lalu hasil
air sari tadi tuangkan ke dalam wajan masak dengan api kecil.
7.masukkan bahan tambahan seperti daun pandan masak hingga mendidih setelah mendidih
terakhir tambahkan gula putih
10.setelah itu kemas dengan kemasan tertutup baik,beras kencur instan siap digunakan
FOTO DOKUMENTASIDOKUMENTAS
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Ekstraksi adalah metode untuk mengambil zat aktif pada suatu bahan dalam hal ini simplisia.
Ada banyak sekali metode ekstraksi yang bisa digunakan pada penarikan senyawa kimia yang
berasal dari bahan alam, seperti kristaliasi,perkolasi, difusi, infudasi, dll,dimana dalam proses
pelaksanaannya menggunakan pelarut yang juga menyesuaikan dengan senyawa yang akan di
ambil.
Pada praktikum kali ini,Kami melakukan ektraksi senyawa kimia menggunakan cara metode
kristaliasi . Dimana,Metode kristalisasi disebut juga metode konvensional karena proses
pembuatannya hanya memerlukan alat-alat yang sederhana. Kristalisasi merupakan
pembentukan kristal dari suatu fase homogen. Metode ini praktis untuk mendapatkan bahan
kimia murni dengan kondisi yang memenuhi yaitu berkisar pada 95-110 ℃. Apabila suhu pada
proses pemanasan melebihi titik lebur 160°C maka larutan sukrosa tersebut akan terbentuk
karamel dan tidak akan menjadi kristal(7). Faktor berikutnya yaitu pengadukan yang intensif,
hal ini diperlukan saat proses kristalisasi mulai terjadi agar panas dapat tersebar merata. Saat
larutan mulai mengeras, pengadukan yang keras diperlukan agar kristal yang terbentuk tidak
bergumpal sehingga akan sulit dihaluskan menjadi serbuk(8)Berdasarkan hasil penelitian
(Firdausni,2017) mengenai serbuk jahe instan dengan metode kristalisasi yang hanya dengan
menggunakan gula pasir 100% menunjukkan bahwa kadar air yang terkandung dalam minuman
serbuk jahe instan sebesar 0,48%. Hal ini telah memenuhi SNI 01-0430-2004 tentang
persyaratan minuman serbuk instan adalah kadar air maksimal 3%(16).
Pada praktikum kali ini, kelompok kami (kelompok 5) melakukan ekstraksi kencur (Kaempferia
galanga).sample atau bahan" seperti kencur dan beras kami kumpulkan pada hari Minggu jam 5
sore, kami mendapatkan kencur diwarung dekat rumah Vonny,kencur yang diambil adalah
kencur yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, dengan harapan kandungan zat aktif
didalamnya sudah cukup untuk dimanfaatkan,untuk beras nya memakai beras milik Vonny,serai
kami dapatkan di halaman belakang rumah Siska.
Setelah terkumpul, selanjutnya kami melakukan prosedur lanjutan yaitu melakukan sortasi
basah. Sortasi basah dilakukan untuk memperoleh bahan yang bersih dari kotoran semisal
debu/tanah yang menempel saat pengumpulan bahan. Sortasi basah dilakukan menggunakan
air mengalir.
Setelah kencur,daun pandan dan beras dicuci kemudian dikeringkan lalu kencur dirajang
dengan ketebalan tertentu. Perajangan dapat memudahkan kami untuk melanjutkan proses
selanjutnya seperti penumbukan atau penghalusan bahan.setelah itu kencur yg sudah dirajang
dimasukan kedalam lumpang secara sedikit demi sedikit agar halusnya merata,setelah
dihaluskan masukan kencur ke dalam baskom lalu beri air 1 liter kedalam baskom lalu diperas
seperti memeras santan,hal ini untuk memisahkan zat aktif di dalam kencur tersebut.
Setelah kencur di peras, diamkan selama 30 menit agar endapan jahe terpisah.sambil
menunggu endapan kencur,haluskan beras sampai menjadi tempung beras lalu di sangrai
menggunakan api kecil,jika sudah berbau memasak tepung beras dipindah kan ke wadah yang
bersih dan kering tidak ada satupun tetesan air.jika endapan sudah terpisah kencur dimasukan
ke panci dengan api besar lalu diaduk perlahan sampai air perasan kencur mendidih setelah itu
masukan opsi tambahan seperti daun pandan aduk secara perlahan.jika air kencur sudah sedikit
menyusut ubah api menjadi sedang masukan gula pasir 300 gram aduk agar tidak
menggumpal,aduk hingga air kencur berbetuk cair namun sedikit kekaramel lalu masukan
tepung beras 1½ sendok makan aduk agar tepung tidak menggumpal dan aduk hingga berubah
menjadi karamel kering matikan api sambil di aduk secara cepat Agar berbentuk serbuk.
Kemudian di ayak agar terpisahnya serbuk halus dan kasar agar diperoleh hasil yang bebas dari
ampas.setelah di ayak lalu di kemas jamu BKP dengan kemasan bersih dan tertutup baik.
Cara penyajian:
Tuangkan 1 sachet serbuk kedalam 250 ml air hangat lalu aduk hingga rata.jamj siap untuk
dinikmati.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid I, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, Tahun 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, Tahun 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid I, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017: Rimpang kencur (Kaempferiae Galangae
Rizhoma) Hal 227-230.
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017: Ekstrak kental rimpang kencur (Kaempferiae
Galangae Rhizomae Exstractum Spissum) Hal 230-231.
Raina, A. & Abraham, Z. Tahun 2015. Chemical profiling of essential oil of Kaempferia galanga L.
Germplasm from India. Journal of Essential Oil Research. Vol 23. No 1. pp.29-34.
Jurnal Pangan dan Agroindustri 4 (1): 417-. 427. Endang S Tahun 2000. Membuat Jamu Beras
Kencur. Kanisius Media. Yogyakarta. Gaman, P. M. dan Sherrington. 1994.
PENUTUPAN
Dengan demikian, kami menutup proposal ini dengan harapan besar agar
proposal ini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk mencapai tujuan
sangat berharap agar proposal ini dapat diterima dan mendapat dukungan
yang optimal.