Anda di halaman 1dari 4

CPOTB DAN ELUDASI STRUKTUR SENYAWA

ALAMI
DAUN SIRIH (PIPER BETTLE L.)

DISUSUN OLEH:
ARDIANTO (160701003)

AKADEMI FARMASI MAHADHIKA


Jalan Suci No. 9A Kel. Susukan Kec. Ciracas
Jakarta Timur
2018
DAUN SIRIH (PIPER BETTLE L.)

I. KLASIFIKASI
1. Klasifikasi Sirih (Piper bettle L.)
Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai
berikut :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper bettle L.

2. Morfologi Sirih (Piper bettle L.)


Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat yang bersandar pada batang pohon
lain. Tinggi 5-15m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas
dan merupakan tempat keluarnya akar.

3. Sifat dan Khasiat


Daun sirih mempunyai bau aromatik khas, bersifat pedas, dan hangat. Salah satu
bahan alami yang telah diketahui mengandung antioksidan adalah daun sirih.
4. Kandungan Senyawa Kimia
Daun sirih mengandung 0.7-2.6 persen minyak atsiri yang 60-80 persennya terdiri
dari fenilpropana (alilbrenkatekin): o-hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, eugenol,
metil eugenol, karvacrol, sineol, p-simol, estragol, terpinen dan seskuiterpen.
Disamping itujuga terkandung 0.8 - 1.8 persen komponen lain yang terdiri dari
enzim diastase, tanin, gula dan amilum. Pada daun sirih terdapat juga berkhasiat
sebagai insektisida alami. Disamping itu, kandungan minyak atsiri yang terkandung
di dalam daun sirih juga terbukti efektif digunakan sebagai antiseptik
(Dalimartha,2006).
5. Pelarut : Etanol 70% P (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
6. Susut pengeringan : Menggununakan oven dengan suhu 105oC tiap 30 menit
7. Fase gerak : Silika Gel 60 F254
8. Parameter mutu: Daun sirih hijau (Piper betle L.) ditentukan berdasarkan
standar Farmakope Herbal indonesia (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008) yang terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik,
identifikasi, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar minyak
atsiri dan penetapan susut pengeringan.

II. PROSEDUR
Pembuatan Ekstrak Kental
Ekstrak dibuat dari serbuk kering simplisia dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70% P. Masukkan daun sirih serbuk kering kedalam maserator ,
tambahkan 10 bagian pelarut, rendam selama 6 jam pertama sambil sesekali
diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan cara
pengendapan. Ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis
dan jumlah pelarut yang sama. Kumpulkan semua maserat, kemudian uapkan
dengan penguap vakum atau penguap dengan tekanan rendah hingga diperoleh
ekstrak kental.
III. METODE KLT
Larutan ekstrak dibuat dengan konsentrasi 5mg/mL dari ekstrak kental dan
pastikan ekstrak telah larut sempurna. Totolkan larutan ekstrak pada sebuah pelat
KLT dengan jarak elusi 5 cm. Pelat KLT dimasukkan kedalam chamber fase gerak
yang sudah dijenuhkan menggunakan kertas saring. Pelat KLT dibuat sejumlah
fase gerak yang akan dioptimasi. Nilai Rf tiap spot senyawa yang muncul
dihitung.

Uji kualitatif golongan senyawa

Untuk melihat senyawa yang terkandung pelat KLT yang sudah dielusi dibiarkan
beberapa saat untuk menghilangkan pelarut fase gerak yang masih tersisa pada
plat KLT. Sebuah plat diberi larutan vanilin asam sulfat lalu lihat dibawah lampu
UV beri tanda pada spot pemisahan yang merendam.

Anda mungkin juga menyukai