TELAAH JURNAL
“Isolasi, Identifikasi, dan Uji Toksisitas Senyawa Steroid dalam Ekstrak
Kloroform Daun Ketapang (Terminalia catappa L.)”
Disusun oleh:
Shela Insanul Hikmah NIM. 17030234011
Fidelia Yustisia Adriane NIM. 17030234049
Excel Aida Fransiska NIM. 17030234057
Steroid
2. Uji Steroid
I. DATA SPEKTROSKOPI
1. Hasil uji toksisitas menggunakan metode BSLT
J. UJI BIOAKTIVITAS
1. Persiapan Sampel
Daun ketapang yang sudah berwarna kuning dicuci sampai bersih
kemudian diangin-anginkan hingga kering. Setelah kering dihaluskan
hingga menjadi serbuk. Sebanyak 80 gram serbuk daun ketapang yang
sudah berwarna kuning dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke
dalam soklet yang telah dilengkapi dengan kondensor serta pelarut
kloroform ke dalam labu alas bulat, proses sokletasi dilakukan selama ± 8
jam, hasil sokletasi kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan
evaporator Buchi, selanjutnya ekstrak kloroform yang masih mengandung
pelarut diuapkan dengan cara diangin-anginkan. Untuk mengetahui
kandungan kimia dari ekstrak kloroform dan fraksinya yang paling aktif
dilakukan uji penapisan fitokimia. Penapisan ini meliputi uji golongan
senyawa alkaloid, steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, kuinon dan
fenolik.
2. Pebuatan Ekstrak Kloroform Daun Ketapang
Terhadap ekstrak kloroform dilakukan kromatografi lapis tipis
untuk mendapatkan pemisahan terbaik dengan fase gerak campuran n-
heksana p.a., etil asetat p.a. dan kloroform p.a. dengan perbandingan 2:0,1:3
dan fase diam berupa silika gel 60 GF254. Ekstrak kloroform dilakukan
kromatografi kolom dengan fase gerak berupa kloroform: n-heksana dengan
perbandingan 1:2. Fraksi kecil hasil kromatografi kolom ditampung setiap
10 mL dalam botol vial. Masing-masing fraksi kecil dianalisis dengan
metode KLT. Fraksi-fraksi kecil dengan pola pemisahan noda yang sama
digabung menjadi satu fraksi besar, dipekatkan dan diberi notasi A, B, C, D
dan seterusnya.
Ekstrak kloroform daun ketapang dan fraksi-fraksi hasil
kromatografi kolom diuji toksisitasnya dengan metode BSLT. Pembuatan
larutan konsentrasi 1000, 100 dan 10 ppm dengan penambahan tween 20.
Uji toksisitas tersebut dilakukan dengan 3 kali replikasi.
3. Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT
Telur udang ditetaskan di dalam bejana gelap dan terang. Zona gelap
letak telur dan aerator, sedangkan zona terang diletakkan lampu untuk
memberi pencahayaan dalam penetasan serta memisahkan antara kista. Pada
bejana diisi dengan ±50-100 mg telur udang yang akan ditetaskan,
selanjutnya pada bejana dibagi menjadi 2 bagian zona gelap dan zona terang
yang diberi lampu yang dinyalakan selama 48 jam. Kemudian larva dipipet
sebanyak 10 ekor pada 2500 μL air laut . Agar Sampel larut tambahkan 2
tetes DMSO. Ekstrak yang akan diuji dibuat dalam konsentrasi 1000, 100,
dan 10 ppm. Selanjutnya di pipet larutan sampel yang akan diuji masing-
masing sebanyak 2,5 ml atau 2500 μL dan ditepatkan hingga 5 ml atau 5000
μL sehingga didapat konsentrasi 500, 50, dan 5 ppm. Untuk setiap
konsentrasi dilakukan 3 kali pengulangan. Untuk kontrol dilakukan tanpa
penambahan sampel hanya ditmbahkan 2 tetes DMSO sebagai kontrol
negatif. Larutan dibiarkan selama 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva
yang mati dan masih hidup dari tiap vial kemudian dihitung dengan analisa
probit untuk mentukan LC50
K. DAFTAR PUSTAKA