25 Feb
Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon
ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya
bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak),
katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor), atapang
(Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara), sarisa,
sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), dan kalis, kris (Papua).
Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris adalah tropical almond, India-almond, Umbrella
tree, Sea almond, dan Beach almond. ketapang dalam bahasa latin (ilmiah) adalah Terminalia
catappa L. yang bersinonim dengan Terminalia moluccana Lamk., Terminalia procera
Roxb., dan Terminalia latifolia Blanco,.
Pohon ketapang (Terminalia catappa) bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh
mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon yang muda sering nampak seperti pagoda. Tingginya
dapat mencapai 35 meter.
Daun ketapang lebar berbentuk bulat telur dengan pangkal daun runcing dan ujung daun lebih
tumpul. Pertulangan daun sejajar dengan tepi daun berombak. Daunnya meluruh (meranggas)
dua kali dalam setahun
bunga ketapang berukuran kecil dan terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting berwarna
kuning kehijauan dengan panjang sekitar 8–25 cm. Buahnya batu berbentuk bulat telur agak
gepeng dan bersegi. Saat muda buah ketapang berwarna hijau kekuningan dan berubah
menjadi ungu kemerahan saat matang.
Ketapang (Terminalia catappa) berasal dari Asia Tenggara, dan tersebar hampir di seluruh
daerah di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Tumbuhan ini juga biasa ditanam di
Australia, India, Madagaskar hingga Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Habitat yang disukai oleh pohon ketapang adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian
500 meter dpl. Pohon ini menggugurkan daunnya hingga dua kali dalam setahun sehingga
tanaman ini mampu bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering
Manfaat Ketapang.
Ketapang telah menjadi pohon multiguna sejak dahulu. Pepagan (kulit luar) dan daunnya
berguna untuk menyamak kulit, pewarna alami, dan sebagai tinta. Kayunya mempunyai
kualitas cukup baik meskipun rentan rayap.
Biji ketapang bisa dimakan dan mengandung minyak (mirip minyak almond) sehingga sering
dipakai sebagai pengganti minyak almond yang berkhasiat meredakan radang rongga perut.
Jika dimasak bersama daunnya, dalam menyembuhkan lepra, kudis dan penyakit kulit yang
lain. Daging buahnya dapat dimakan, tetapi berserat dan tidak enak walaupun harum.
Daunnya digunakan untuk rematik pada sendi. Tanin dari pepagan dan daunnya digunakan
sebagai astringen pada disentri dan sariawan. Juga sebagai diuretik, kardiotonik dan dipakai
sebagai obat luar pada erupsi kulit.
https://juraganjamu.wordpress.com/2013/.../manfaat-dan-khasiat-ketapan
Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, penetapan kadar abu total, kadar
abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut
etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri
serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.
Ekstraksi daun Terminalia catappa Linn. dilakukan dengan cara ekstraksi sinambung
menggunakan alat Soxhlet dengan pelarut n-heksana dilanjutkan dengan etanol 95%.
Ekstraksi daun Pluchea indica Less. dilakukan dengan cara maserasi bertahap dengan pelarut
n-heksana dilanjutkan dengan etanol 95%. Ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol diuji
aktivitas antijamurnya.
Setelah dilakukan uji aktivitas terhadap ekstrak n-heksana maupun ekstrak etanol, maka
ekstrak yang mempunyai aktivitas kuat dilanjutkan dengan pemisahan menggunakan cara
kromatografi kolom cair vakum untuk ekstrak n-heksana dan partisi dengan cara ekstraksi
cair-cair dengan landaian pelarut mulai dari n-heksana, kloroform, dan etil asetat untuk
ekstrak etanol. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antijamur dari fraksi-fraksi tersebut.
Pemurnian dilakukan setelah fraksi-fraksi ekstrak diuji aktivitasnya. Fraksi ekstrak yang aktif
dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi datar sentrifugal "Chromatotron" atau
dengan kromatografi lapis tipis preparatif atau dengan kromatografi kertas preparatif dan
dilakukan rekristalisasi tergantung kesesuaian sifat isolat.
Senyawa yang murni dan diperoleh dalam jumlah yang mencukupi dapat diidentifiksi dan
dikarakterisasi secara kromatografi, spektrofotometri, gabungan kromatografi dan
spektrometri serta sifat fisik dari senyawa tersebut.
Dari daun Terminalia catappa telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi etil asetat) dua
senyawa golongan flavonoid yaitu:
a. Senyawa TC-1 adalah senyawa flavon yang mengandung gugus hidroksil pada atom
karbon nomor 5, 7, dan 4’.
b. Senyawa TC-3 adalah senyawa flavan yang mengandung gugus hidroksil pada atom
karbon nomor 5, 7, 3 dan 4’.
Dari daun Pluchea indica telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi n-heksana) isolat
sebagai berikut:
a. Senyawa PI-1 diidentifikasi sebagai stigmasterol yang tidak mempunyai aktivitas terhadap
Microsporum gypseum.
b. Fraksi 4 dan 5 hasil fraksinasi ekstrak n-heksana mengandung komponen yang sama
dengan minyak atsiri dan mempunyai aktivitas terhadap Microsporum gypseum. Dari minyak
atsiri dapat diidentifikasi adanya α-kadinen, α-kadinol dan linalool.
c. Minyak atsiri (PI-2) menghambat pertumbuhan Microsporum gypseum dengan kesetaraan
sebagai berikut:
10 µl setara dengan 56,76 µg griseofulvin.
Uji Farmakologi
Uji aktivitas antijamur dilakukan secara in vitro menggunakan empat jenis biakan jamur
Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes, Epidermophyton flocosum dan
Microsporum gypseum dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Uji ini
dilakukan untuk memantau hasil ekstraksi, hasil fraksinasi dan isolat yang aktif atau tidak
aktif.
Ekstrak daun Terminalia catappa Linn. dan daun Pluchea indica Less. mempunyai aktivitas
terhadap jamur Microsporum gypseum.
Dari daun Terminalia catappa telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi etil asetat) dua
senyawa golongan flavonoid yaitu senyawa TC-1 dan TC-3. senyawa TC-1 mempunyai
aktivitas yang lebih kuat terhadap Mycrosporum gypseum dibandingkan senyawa TC-3.
Dari daun Pluchea indica telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi n-heksana) isolat
sebagai berikut:
a. Senyawa PI-1 diidentifikasi sebagai stigmasterol yang tidak mempunyai aktivitas terhadap
Microsporum gypseum.
b. Fraksi 4 dan 5 hasil fraksinasi ekstrak n-heksana mengandung komponen yang sama
dengan minyak atsiri dan mempunyai aktivitas terhadap Microsporum gypseum. Dari minyak
atsiri dapat diidentifikasi adanya α-kadinen, α-kadinol dan linalool.
c. Minyak atsiri (PI-2) menghambat pertumbuhan Microsporum gypseum dengan kesetaraan
sebagai berikut:
10 µl setara dengan 56,76 µg griseofulvin.
Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah
Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id
bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=139
Ada beberapa kandungan alami yang terkandung dalam daun ketapang (dan buah), antara lain:
flavonoids (sama halnya dengan kaempferol atau quercetin) atau dikenal dengan vitamin P atau
citrin, tanin (punicalin, punicalagin atau tercatin seperti halnya pada teh, anggur, strawberry, delima,
pomegranate, aren-arenan), saponin yang dipakai sebagai surfaktan, dan phytosterol (kolesterol
tumbuhan dengan sedikit kandungan alkohol). unsur lain yang terdapat dalam daun ketapang antara
lain; Sulfur, Nitrogen fosfor in dalam bobot beragam. Ketapang juga mengandung logam seperti Ca,
Mg, Cu, Zn etc
http://kajidirilebihdalamlagi.blogspot.c...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketapang atau Terminalia catappa merupakan pohon yang mudah didapatkan dan
banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat ketapang bervariasi. Sejak manusia belum
mengenal obat-obat modern, orang lebih sering menggunakan ketapang untuk ramuan
tradisional. Diantaranya dapat dipergunakan untuk mengobati diare, radang perut, hipertensi,
rematik sendi, disentri, lepra, kudis, dan penyakit kulit lainnya. Bagian-bagian tumbuhan
ketapang mempunyai khasiat yang berbeda-beda. Bagian tumbuhan ketapang khususnya daun
selain untuk obat kulit daun ketapang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan pH air tawar
dan menyerap zat-zat kimia yang terdapat pada air tawar. Daun ketapang memiliki racun
Zat-zat yang terdapat pada daun tersebut adalah asam organik humic dan tannin.
Asam humic adalah campuran yang kompleks pembusukan sebagian bahan-bahan organik.
Didalam asam humic terdapat belerang, fosfor, nitrogen dan zat-zat lainnya. Asam tannin,
lignin, dan tuluic adalah sub kelas dari asam humic. Zat-zat tersebut terdapat pada daun
ketapang yang telah mengering. Apabila daun tersebut masuk ke dalam air khususnya air
tawar akan menimbulkan warna coklat kuat. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap
dan menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium, dan tembaga,
juga dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan kesehatan ikan
peliharaan. Pemberian daun ketapan kering yang banyak kedalam air dapat membuat pH
Oleh karena banyak manfaatnya, budidaya tanaman ketapang kini mulai diminati
kembali oleh masyarakat. Perawatannya mudah dan pertumbuhannya sangat cepat. Selain
dapat digunakan untuk obat, menurunkan pH air, menyerap bahan kimia di air juga berguna
untuk peneduh tempat seperti taman kota. Bahkan di sekolah-sekolah banyak ditanami pohon
ketapang. Pada penelitian ini akan difokuskan pada kegunaan daun ketapang. Kandungan
asam humic pada daun ketapang yang telah mengering bisa digunakan untuk menurunkan pH
bahwa tanaman ketapang mempunyai manfaat yang telah dibuktikan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ketapang memiliki zat toksin atau racun yang digunakan tanaman
ketapang untuk mempertahankan diri dari serangan serangga dan parasit pada tanaman
ketapang. Daun ketapang memiliki zat racun, selain untuk mempertahankan diri, juga dapat
menurunkan pH air tawar, sebab daun ketapang mengandung banyak asam tannin. Asam
tannin berguna mengikat partikel-partikel yang menyebabkan air menjadi sadah dan
kemudian sebagai gantinya asam tannin melepaskan ion H+ (ion hidrogen) yang dikenal
dengan prinsip redoks. Adanya penelitian yang terbukti secara ilmiah demikian, kini dengan
Daun ketapang sejak dahulu juga digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan
penyakit mulai dari daun hingga kulit ketapang. Sekarang telah berkembang penemuan
bakar biosolar, dan lain-lain.Daun ketapang yang mempunyai macam-macam manfaat telah
membantu manusia untuk mengatasi penyakit, menangani lingkungan sekitar. Peneliti ada
yang berpendapat bahwa sebenarnya tanaman ketapang khususnya daun, fungsinya selain
untuk menurunkan pH air juga baik untuk kehidupan ikan cupang di dalam air yang ideal.
Air daun ketapang memilki efek bagi ikan cupang yang disebut detoksifikasi. Dalam keadaan
tertentu daun ketapang dapat menurunkan pH air akan tetapi pada penggunaan dosis yang
belebihan dapat mengganggu kesehatan ikan. Peneliti ada yang berpendapat bahwa air
rebusan daun ketapang tepatnya bukan untuk menurunkan pH air akan tetapi untuk menjaga
ikan cupang agar sirip yang panjang pada ikan cupang tetap terjaga indah dan menarik.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Karya ilmiah ini akan membahas manfaat daun ketapang dalam kehidupan sehari-
hari, terutama untuk menurunkan pH suatu larutan basa/air limbah.Beberapa manfaat daun
1. Digunakan untuk mengobati penyakit pencernaan seperti diare, radang perut, disentri.
2. Digunakan untuk mengobati hipertensi, rematik sendi, lepra, kudis, dan penyakit kulit
lainnya
3. Digunakan untuk penurunan pH air, akan tetapi penurunan pH air tidak bisa mencapai ukuran
C. RUMUSAN MASALAH
Pada karya ilmiah ini akan difokuskan membahas pada penanganan penurunan pH air.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu
3. Mengetahui kandungan daun ketapang sehingga bisa digunakan untuk menurunkan pH air.
E. MANFAAT PENELITIAN
tropis yang kebanyakan air mempunyai pH yang sangat tinggi sehingga air tidak bisa
dimanfaatkan dengan optimal. Daun ketapang berfungsi sebagai penurun pH air yang sangat
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KETAPANG
Ketapang adalah pohon yang mirip pagoda besar, merupakan tanaman asli asal
Malaysia dan Indonesia. Daun-daunnya berwarna hijau dan menjadi merah terang setelah
menua. Daun-daun yang menua akan menguning dan berguguran. Oleh orang Indonesia
tanaman ini digunakan sebagai obat penyakit kulit. Riset terakhir membuktikan bisa
Catappa, atau biasanya disebut juga kenari tropis, badamier, Kenari Pulau Jawa, kenari liar,
Kenari Orang India, Myrobalan, Malabar Kenari, Kenari Singapura, Huu Kwang, Kenari
Laut, Kobateishi. Pohon ini dikenal menghasilkan suatu racun pada daun-daunnya untuk
masuk ke sungai akan menimbulkan warna coklat kuat. Larutan ini penuh dengan asam
organik seperti humic dan tannin. Ketapang yang mengering dapat melepaskan asam organik
seperti humic dan tannin, yang dapat menurunkan pH air, menyerap bahan-kimia berbahaya
bahan-bahan organik. Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak
datang dari tanah hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau
dan berubah sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam Humic mengandung belerang,
fosfor dan nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain.
Asam humic dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas
masing-masing komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam
fulvic dan yang lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic
adalah hasil akhir pembusukan bangkai binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang sangat
Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua
mewarnai air sehingga menguning. Asam humic dan tannin mungkin sangat bermanfaat
untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan
kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan menetralkan
racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.
Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH
semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang
optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol
kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion.
B. pH Air
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan yang diukur
pada skala 0 s/d 14. Untuk pH air minum skala yang sesuai standar kesehatan adalah 6,5 s/d
8,5, jika dibawah 6,5 maka dikatakan air tersebut bersifat asam dan diatas 8,5 adalah basa.
KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang
biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilai pH terlalu
tinggi (lebih dari 12 sedangkan KH tergolong bagus antara 6-12) maka hal ini merupakan
biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga
dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan
atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata). Selain itu bisa juga dapat
kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini betujuan untuk menurunkan pH larutan yang bersifat basa, sehingga
diharapkan pH air / air limbah dapat diturunkan mendekati pH air yang bersih dan sehat yang
memiliki pH sekitar 7,4, yang pada akhirnya dapat di konsumsi menjadi air untuk kebutuhan
sehari-hari.
ALAT:
Parameter universal
Gelas kimia
Kompor
Panci
Saringan
BAHAN:
Air ber-pH tinggi (pHnya >7 misal air sabun, air kapur)
Takaran air yang akan diukur harus sesuai dengan jumlah daun ketapang yang kering,
2. Memasukkan daun ketapang yang kering ke dalam air yang memiliki pH air yang tinggi.
Selain dengan metode diatas, dapat digunakan metode yang lebih cepat, canggih, dan
efisien. Alat canggih tersebut tidak semua orang memilikinya namun dalam kehidupan
sehari-hari cukup dengan menggunakan metode yang sederhana saja, dan dapat diamati
metode yang canggih hanya terletak pada perbedaan waktu atau kecepatan dalam
B. CARA PENELITIAN
2. Ambil beberapa daun ketapang yang kering yakni 30 lembar (disesuaikan dengan air limbah
4. Rebus tumbukan daun ketapang tersebut dalam air 1,5 liter yang telah mendidih
5. Saring rebusan tumbukan daun ketapang hingga air benar-benar terpisah dengan tumbukan
daun ketapang
6. Tuangkan rebusan daun tersebut ke dalam air sabun dan air kapur yang telah diukur pHnya.
7. Ukur kembali pH air sabun dan air kapur dengan kertas indikator universal
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dan percobaan ini telah diketahui bahwa daun ketapang dapat
menurunkan pH air karena mengandung asam humic. Daun ketapang yang mengandung asam
humic yang baik adalah pada daun yang telah kering. Berikut hasil pengamatan hasil
2. Ketapang 2 hari 11 8
3. Ketapang 3 hari 10 8
Waktu perendaman yang dilakukan selama satu hari. Perendaman ini dilakukan untuk
Perendaman lebih dari 1 atau 2 hari dapat lebih membantu menurunkan pH air.
daun ketapang dan air limbah. Ketika penelitian tidak dilakukan pengadukan pada saat
pengukuran pH. Kandungan asam organik yang dapat menurunkan pH terletak di dasar
rendaman maka untuk itu diperlukan pengadukan agar hasil yang didapat bisa semaksimal
mungkin.
Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak datang dari tanah
hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau dan berubah
sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam humic mengandung belerang, fosfor dan
nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain. Asam humic
dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas masing-masing
komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam fulvic dan yang
lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic adalah hasil akhir
Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua
mewarnai air sehingga merah kecoklatan. Asam humic dan tannin mungkin sangat
bermanfaat untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang
membahayakan kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan
menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.
Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH
semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang
optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol
kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion.
pH Air
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan yang diukur
pada skala 0 s/d 14. Untuk pH air minum skala yang sesuai standar kesehatan adalah 6,5 s/d
8,5, jika dibawah 6,5 maka dikatakan air tersebut bersifat asam dan diatas 8,5 adalah basa.
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai
KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang
biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilai pH terlalu
tinggi (KH tergolong bagus antara 6-12) maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses
bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. Dalam akuarium air tawar, pada
kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat
lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk
mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+ . Oleh karena itu, dalam sistem air
tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan
alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan
biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga
dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan
atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam
akuarium. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap
kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan penurunan pH air
1. Daun ketapang mengandung asam humic. Asam humic adalah campuran yang kompleks
pembusukan sebagian bahan-bahan organik. Asam tannin, lignin, dan tuluic adalah sub kelas
dari asam humic. Zat-zat tersebut terdapat pada daun ketapang yang telah mengering
2. Menurunkan pH air dapat dilakukan dengan cara merebus air daun ketapang yamg sudah
kering. Rebusan daun ketapang tersebut dicampurkan dengan larutan yang akan diturunkan
3. Daun ketapang efektif dalam menurunkan pH air, karena daun ketapang mudah untuk
didapatkan. Selain itu, menurunkan pH air dengan daun ketapang tidaklah sulit dan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa larutan basa diantarannya air bekas cucian baju dan
piring dapat diturunkan pH-nya dengan daun ketapang yang memiliki pH <7. Sehingga dapat
menurunkan pH larutan basa . Larutan basa pH-nya tidak sepenuhnya turun menjadi normal,
1. Daun ketapang selain dapat mengobati penyakit kulit dan deabetes juga dapat menurunkan
pH air.
3. Pada penelitian ini lebih menekankan pada hubungan daun ketapang dan penurunan pH air
d. Salah satu alternatif dalam menangani masalah air guna kehidupan masa yang akan datang
DAFTAR PUSAKA
Abror,Abah.21/05/2012http://lelesangkuriangabah.wordpress.com/2012/05/21/dan-
Anonim.30Desember2008http://www.airminumisiulang.com/news/41/ph_air_danbeberapa
2013).
Faulina.02Januari2012.http://faulinamilianieali.blogspot.com/2012/01/pemanfaatan-