Anda di halaman 1dari 17

Manfaat dan Khasiat Ketapang

25 Feb

Pohon ketapang atau Terminalia catappa.

Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon
ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya
bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.

Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak),
katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor), atapang
(Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara), sarisa,
sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), dan kalis, kris (Papua).

Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris adalah tropical almond, India-almond, Umbrella
tree, Sea almond, dan Beach almond. ketapang dalam bahasa latin (ilmiah) adalah Terminalia
catappa L. yang bersinonim dengan Terminalia moluccana Lamk., Terminalia procera
Roxb., dan Terminalia latifolia Blanco,.

Diskripsi dan Ciri-ciri.

Pohon ketapang (Terminalia catappa) bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh
mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon yang muda sering nampak seperti pagoda. Tingginya
dapat mencapai 35 meter.

Daun ketapang lebar berbentuk bulat telur dengan pangkal daun runcing dan ujung daun lebih
tumpul. Pertulangan daun sejajar dengan tepi daun berombak. Daunnya meluruh (meranggas)
dua kali dalam setahun

bunga ketapang berukuran kecil dan terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting berwarna
kuning kehijauan dengan panjang sekitar 8–25 cm. Buahnya batu berbentuk bulat telur agak
gepeng dan bersegi. Saat muda buah ketapang berwarna hijau kekuningan dan berubah
menjadi ungu kemerahan saat matang.

Ketapang (Terminalia catappa) berasal dari Asia Tenggara, dan tersebar hampir di seluruh
daerah di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Tumbuhan ini juga biasa ditanam di
Australia, India, Madagaskar hingga Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Habitat yang disukai oleh pohon ketapang adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian
500 meter dpl. Pohon ini menggugurkan daunnya hingga dua kali dalam setahun sehingga
tanaman ini mampu bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering
Manfaat Ketapang.

Ketapang telah menjadi pohon multiguna sejak dahulu. Pepagan (kulit luar) dan daunnya
berguna untuk menyamak kulit, pewarna alami, dan sebagai tinta. Kayunya mempunyai
kualitas cukup baik meskipun rentan rayap.

Biji ketapang bisa dimakan dan mengandung minyak (mirip minyak almond) sehingga sering
dipakai sebagai pengganti minyak almond yang berkhasiat meredakan radang rongga perut.
Jika dimasak bersama daunnya, dalam menyembuhkan lepra, kudis dan penyakit kulit yang
lain. Daging buahnya dapat dimakan, tetapi berserat dan tidak enak walaupun harum.
Daunnya digunakan untuk rematik pada sendi. Tanin dari pepagan dan daunnya digunakan
sebagai astringen pada disentri dan sariawan. Juga sebagai diuretik, kardiotonik dan dipakai
sebagai obat luar pada erupsi kulit.

info bahan baku herbal/jamu hubungi : 0878 3877 8700

https://juraganjamu.wordpress.com/2013/.../manfaat-dan-khasiat-ketapan

Detail Penelitian Obat Bahan Alam


Judul Penelitian
Pemeriksaan Kandungan Kimia dan Aktivitas daun Terminalia catappa Linn. dan Daun
Pluchea indica Less.
Peneliti
Amarila Malik
Iwang Soediro
Kosasih Padmawinata
Elin Yulinah S.
Abstrak
Telah diteliti kandungan kimia dan aktivitas antijamur daun ketapang (Terminalia catappa
Linn., Combretaceae) dan daun beluntas (Pluchea indica Less., Compositae) terhadap
Candida albicans, Trichophyton mentagroophyters, Epidermophyton flocosum dan
Microsporum gypseum. Ekstrak etanol daun ketapang, ekstrak n-heksana dan minyak atsiri
daun beluntas memiliki aktivitas terhadap Microsporum gypseum. Dua senyawa flavon yang
tersubstitusi oleh gugus hidroksil pada posisi 5, 7, 4’ dan 5, 7, 3, 4 yang diisolasi dari fraksi
etil asetat hasil partisi ekstrak etanol daun ketapang menunjukkan aktivitas antijamur.
Fraksinasi ekstrak n-heksana daun beluntas dengan kromatografi cair vakum menggunakan
eluen landaian kombinasi n-heksana-etil asetat menghasilkan 15 fraksi. Aktivitas palingkuat
ditunjukkan oleh fraksi 4 dan 5 yang mempunyai pola kromatografi lapis tipis sama dengan
pola kromatografi lapis tipis minyak atsiri. Dengan cara kromatografi gas-spektrometri masa
tiga komponen minyak atsiri telah diidentifikasi yaitu α-kadinena, α-kadinol dan linalool.
Keterangan
Tesis
Tahun
1993
Tempat Penelitian
Sekolah Farmasi ITB
Isolasi
Metode penelitian meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,
pembuatan ekstrak, pemisahan, pemurnian, identifikasi, karakterisasi isolat dan uji aktivitas
antijamur.

Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, penetapan kadar abu total, kadar
abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut
etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri
serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.

Ekstraksi daun Terminalia catappa Linn. dilakukan dengan cara ekstraksi sinambung
menggunakan alat Soxhlet dengan pelarut n-heksana dilanjutkan dengan etanol 95%.
Ekstraksi daun Pluchea indica Less. dilakukan dengan cara maserasi bertahap dengan pelarut
n-heksana dilanjutkan dengan etanol 95%. Ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol diuji
aktivitas antijamurnya.

Setelah dilakukan uji aktivitas terhadap ekstrak n-heksana maupun ekstrak etanol, maka
ekstrak yang mempunyai aktivitas kuat dilanjutkan dengan pemisahan menggunakan cara
kromatografi kolom cair vakum untuk ekstrak n-heksana dan partisi dengan cara ekstraksi
cair-cair dengan landaian pelarut mulai dari n-heksana, kloroform, dan etil asetat untuk
ekstrak etanol. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antijamur dari fraksi-fraksi tersebut.

Pemurnian dilakukan setelah fraksi-fraksi ekstrak diuji aktivitasnya. Fraksi ekstrak yang aktif
dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi datar sentrifugal "Chromatotron" atau
dengan kromatografi lapis tipis preparatif atau dengan kromatografi kertas preparatif dan
dilakukan rekristalisasi tergantung kesesuaian sifat isolat.

Senyawa yang murni dan diperoleh dalam jumlah yang mencukupi dapat diidentifiksi dan
dikarakterisasi secara kromatografi, spektrofotometri, gabungan kromatografi dan
spektrometri serta sifat fisik dari senyawa tersebut.

Dari daun Terminalia catappa telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi etil asetat) dua
senyawa golongan flavonoid yaitu:
a. Senyawa TC-1 adalah senyawa flavon yang mengandung gugus hidroksil pada atom
karbon nomor 5, 7, dan 4’.
b. Senyawa TC-3 adalah senyawa flavan yang mengandung gugus hidroksil pada atom
karbon nomor 5, 7, 3 dan 4’.
Dari daun Pluchea indica telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi n-heksana) isolat
sebagai berikut:
a. Senyawa PI-1 diidentifikasi sebagai stigmasterol yang tidak mempunyai aktivitas terhadap
Microsporum gypseum.
b. Fraksi 4 dan 5 hasil fraksinasi ekstrak n-heksana mengandung komponen yang sama
dengan minyak atsiri dan mempunyai aktivitas terhadap Microsporum gypseum. Dari minyak
atsiri dapat diidentifikasi adanya α-kadinen, α-kadinol dan linalool.
c. Minyak atsiri (PI-2) menghambat pertumbuhan Microsporum gypseum dengan kesetaraan
sebagai berikut:
10 µl setara dengan 56,76 µg griseofulvin.
Uji Farmakologi
Uji aktivitas antijamur dilakukan secara in vitro menggunakan empat jenis biakan jamur
Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes, Epidermophyton flocosum dan
Microsporum gypseum dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Uji ini
dilakukan untuk memantau hasil ekstraksi, hasil fraksinasi dan isolat yang aktif atau tidak
aktif.

Juga dilakukan penetapan aktivitas antibiotik griseofulvin sebagai antijamur pembanding.

Ekstrak daun Terminalia catappa Linn. dan daun Pluchea indica Less. mempunyai aktivitas
terhadap jamur Microsporum gypseum.
Dari daun Terminalia catappa telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi etil asetat) dua
senyawa golongan flavonoid yaitu senyawa TC-1 dan TC-3. senyawa TC-1 mempunyai
aktivitas yang lebih kuat terhadap Mycrosporum gypseum dibandingkan senyawa TC-3.
Dari daun Pluchea indica telah dapat diisolasi dari fraksi aktif (fraksi n-heksana) isolat
sebagai berikut:
a. Senyawa PI-1 diidentifikasi sebagai stigmasterol yang tidak mempunyai aktivitas terhadap
Microsporum gypseum.
b. Fraksi 4 dan 5 hasil fraksinasi ekstrak n-heksana mengandung komponen yang sama
dengan minyak atsiri dan mempunyai aktivitas terhadap Microsporum gypseum. Dari minyak
atsiri dapat diidentifikasi adanya α-kadinen, α-kadinol dan linalool.
c. Minyak atsiri (PI-2) menghambat pertumbuhan Microsporum gypseum dengan kesetaraan
sebagai berikut:
10 µl setara dengan 56,76 µg griseofulvin.

Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah
Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id

bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=139

Ada beberapa kandungan alami yang terkandung dalam daun ketapang (dan buah), antara lain:
flavonoids (sama halnya dengan kaempferol atau quercetin) atau dikenal dengan vitamin P atau
citrin, tanin (punicalin, punicalagin atau tercatin seperti halnya pada teh, anggur, strawberry, delima,
pomegranate, aren-arenan), saponin yang dipakai sebagai surfaktan, dan phytosterol (kolesterol
tumbuhan dengan sedikit kandungan alkohol). unsur lain yang terdapat dalam daun ketapang antara
lain; Sulfur, Nitrogen fosfor in dalam bobot beragam. Ketapang juga mengandung logam seperti Ca,
Mg, Cu, Zn etc
http://kajidirilebihdalamlagi.blogspot.c...

about opsi "ketapang"

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketapang atau Terminalia catappa merupakan pohon yang mudah didapatkan dan

banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat ketapang bervariasi. Sejak manusia belum

mengenal obat-obat modern, orang lebih sering menggunakan ketapang untuk ramuan

tradisional. Diantaranya dapat dipergunakan untuk mengobati diare, radang perut, hipertensi,

rematik sendi, disentri, lepra, kudis, dan penyakit kulit lainnya. Bagian-bagian tumbuhan

ketapang mempunyai khasiat yang berbeda-beda. Bagian tumbuhan ketapang khususnya daun

selain untuk obat kulit daun ketapang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan pH air tawar

dan menyerap zat-zat kimia yang terdapat pada air tawar. Daun ketapang memiliki racun

untuk mempertahankan diri dari serangga parasit.

Zat-zat yang terdapat pada daun tersebut adalah asam organik humic dan tannin.

Asam humic adalah campuran yang kompleks pembusukan sebagian bahan-bahan organik.

Didalam asam humic terdapat belerang, fosfor, nitrogen dan zat-zat lainnya. Asam tannin,

lignin, dan tuluic adalah sub kelas dari asam humic. Zat-zat tersebut terdapat pada daun

ketapang yang telah mengering. Apabila daun tersebut masuk ke dalam air khususnya air

tawar akan menimbulkan warna coklat kuat. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap
dan menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium, dan tembaga,

juga dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan kesehatan ikan

peliharaan. Pemberian daun ketapan kering yang banyak kedalam air dapat membuat pH

semakin rendah, untuk itu penggunaan harus sesuai.

Oleh karena banyak manfaatnya, budidaya tanaman ketapang kini mulai diminati

kembali oleh masyarakat. Perawatannya mudah dan pertumbuhannya sangat cepat. Selain

dapat digunakan untuk obat, menurunkan pH air, menyerap bahan kimia di air juga berguna

untuk peneduh tempat seperti taman kota. Bahkan di sekolah-sekolah banyak ditanami pohon

ketapang. Pada penelitian ini akan difokuskan pada kegunaan daun ketapang. Kandungan

asam humic pada daun ketapang yang telah mengering bisa digunakan untuk menurunkan pH

air. Di wilayah iklim tropis kebanyakan pH air tinggi.

Hasil penelitian mengenai tanaman ketapang yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa tanaman ketapang mempunyai manfaat yang telah dibuktikan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari. Ketapang memiliki zat toksin atau racun yang digunakan tanaman

ketapang untuk mempertahankan diri dari serangan serangga dan parasit pada tanaman

ketapang. Daun ketapang memiliki zat racun, selain untuk mempertahankan diri, juga dapat

menurunkan pH air tawar, sebab daun ketapang mengandung banyak asam tannin. Asam

tannin berguna mengikat partikel-partikel yang menyebabkan air menjadi sadah dan

kemudian sebagai gantinya asam tannin melepaskan ion H+ (ion hidrogen) yang dikenal

dengan prinsip redoks. Adanya penelitian yang terbukti secara ilmiah demikian, kini dengan

metode tersebut dapat digunakan sebagai alternatif.

Daun ketapang sejak dahulu juga digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan

penyakit mulai dari daun hingga kulit ketapang. Sekarang telah berkembang penemuan

kegunaan tanaman ketapang sebagai alternatif-alternatif diantaranya penurun pH air, bahan

bakar biosolar, dan lain-lain.Daun ketapang yang mempunyai macam-macam manfaat telah
membantu manusia untuk mengatasi penyakit, menangani lingkungan sekitar. Peneliti ada

yang berpendapat bahwa sebenarnya tanaman ketapang khususnya daun, fungsinya selain

untuk menurunkan pH air juga baik untuk kehidupan ikan cupang di dalam air yang ideal.

Air daun ketapang memilki efek bagi ikan cupang yang disebut detoksifikasi. Dalam keadaan

tertentu daun ketapang dapat menurunkan pH air akan tetapi pada penggunaan dosis yang

belebihan dapat mengganggu kesehatan ikan. Peneliti ada yang berpendapat bahwa air

rebusan daun ketapang tepatnya bukan untuk menurunkan pH air akan tetapi untuk menjaga

ikan cupang agar sirip yang panjang pada ikan cupang tetap terjaga indah dan menarik.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Karya ilmiah ini akan membahas manfaat daun ketapang dalam kehidupan sehari-

hari, terutama untuk menurunkan pH suatu larutan basa/air limbah.Beberapa manfaat daun

ketapang antara lain :

1. Digunakan untuk mengobati penyakit pencernaan seperti diare, radang perut, disentri.

2. Digunakan untuk mengobati hipertensi, rematik sendi, lepra, kudis, dan penyakit kulit

lainnya

3. Digunakan untuk penurunan pH air, akan tetapi penurunan pH air tidak bisa mencapai ukuran

pH keadaan normal (7,2-7,4)

4. Menjaga ekosistem air tawar

5. Memberi warna yang lebih mencolok pada ikan cupang

C. RUMUSAN MASALAH

Pada karya ilmiah ini akan difokuskan membahas pada penanganan penurunan pH air.

1. Bagaimana cara daun ketapang menurunkan pH air?

2. Seberapa efektifkah daun ketapang menurunkan pH air?

3. Apakah kandungan dari daun ketapang sehingga bisa menurunkan pH air?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu

1. Mengetahui cara daun ketapang dapat digunakan untuk menurunkan pH air.

2. Mengetahui keefektifan daun ketapang dalam menurunkan pH air

3. Mengetahui kandungan daun ketapang sehingga bisa digunakan untuk menurunkan pH air.

E. MANFAAT PENELITIAN

Daun ketapang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Khusunya di daerah iklim

tropis yang kebanyakan air mempunyai pH yang sangat tinggi sehingga air tidak bisa

dimanfaatkan dengan optimal. Daun ketapang berfungsi sebagai penurun pH air yang sangat

berguna untuk kelangsungan ekosistem air tawar.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. KETAPANG
Ketapang adalah pohon yang mirip pagoda besar, merupakan tanaman asli asal

Malaysia dan Indonesia. Daun-daunnya berwarna hijau dan menjadi merah terang setelah

menua. Daun-daun yang menua akan menguning dan berguguran. Oleh orang Indonesia

tanaman ini digunakan sebagai obat penyakit kulit. Riset terakhir membuktikan bisa

menyembuhkan penyakit hipertensi. Ketapang yang memiliki nama latin: Terminalia

Catappa, atau biasanya disebut juga kenari tropis, badamier, Kenari Pulau Jawa, kenari liar,

Kenari Orang India, Myrobalan, Malabar Kenari, Kenari Singapura, Huu Kwang, Kenari

Laut, Kobateishi. Pohon ini dikenal menghasilkan suatu racun pada daun-daunnya untuk

mempertahankan dirinya terhadap serangga parasit. Daun-daun yang mengeringkan jatuh

masuk ke sungai akan menimbulkan warna coklat kuat. Larutan ini penuh dengan asam

organik seperti humic dan tannin. Ketapang yang mengering dapat melepaskan asam organik

seperti humic dan tannin, yang dapat menurunkan pH air, menyerap bahan-kimia berbahaya

dan memberikan kondisi air yang nyaman bagi ikan.


Kandungan Asam humic, adalah suatu campuran yang komplek pembusukan sebagian

bahan-bahan organik. Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak

datang dari tanah hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau

dan berubah sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam Humic mengandung belerang,

fosfor dan nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain.

Asam humic dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas

masing-masing komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam

fulvic dan yang lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic

adalah hasil akhir pembusukan bangkai binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang sangat

berperan penting dalam kesuburan tanah.

Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua

mewarnai air sehingga menguning. Asam humic dan tannin mungkin sangat bermanfaat

untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan

kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan menetralkan

racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.

Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH

semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang

optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol

kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion.

B. pH Air
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan yang diukur

pada skala 0 s/d 14. Untuk pH air minum skala yang sesuai standar kesehatan adalah 6,5 s/d

8,5, jika dibawah 6,5 maka dikatakan air tersebut bersifat asam dan diatas 8,5 adalah basa.

C. Hubungan pH air dengan daun ketapang


Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai

KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang

biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilai pH terlalu

tinggi (lebih dari 12 sedangkan KH tergolong bagus antara 6-12) maka hal ini merupakan

petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.

Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat),

biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga

dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan

atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata). Selain itu bisa juga dapat

dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam akuarium. Bogwood adalah semacam

kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun

ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini betujuan untuk menurunkan pH larutan yang bersifat basa, sehingga

diharapkan pH air / air limbah dapat diturunkan mendekati pH air yang bersih dan sehat yang

memiliki pH sekitar 7,4, yang pada akhirnya dapat di konsumsi menjadi air untuk kebutuhan

sehari-hari.

A. ALAT DAN BAHAN

ALAT:

 Parameter universal

 Gelas kimia

 Kompor
 Panci

 Saringan

BAHAN:

 Daun ketapang kering 25 lembar

 Air kurang lebih 1,5 liter

 Air ber-pH tinggi (pHnya >7 misal air sabun, air kapur)

Takaran air yang akan diukur harus sesuai dengan jumlah daun ketapang yang kering,

agar mendapat hasil yang optimal.

Langkah-langkah kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menurunkan pH diantaranya:

1. Merebus daun ketapang

2. Memasukkan daun ketapang yang kering ke dalam air yang memiliki pH air yang tinggi.

3. Dan cara-cara ilmiah lainnya yang membutuhkan peralatan laboratorium

Selain dengan metode diatas, dapat digunakan metode yang lebih cepat, canggih, dan

efisien. Alat canggih tersebut tidak semua orang memilikinya namun dalam kehidupan

sehari-hari cukup dengan menggunakan metode yang sederhana saja, dan dapat diamati

perkembangan penelitiannya dengan mudah. Perbedaaan metode sederhana dengan metode

metode yang canggih hanya terletak pada perbedaan waktu atau kecepatan dalam

menurunkan pH airnya. Kesabaran dan ketelitian sangat diperlukan dalam melakukan

metode-metode tersebut agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

B. CARA PENELITIAN

Langkah-langkah kegiatan peenlitian antara lain :

1. Menyiapkan alat dan bahan,

2. Ambil beberapa daun ketapang yang kering yakni 30 lembar (disesuaikan dengan air limbah

yang akan diuji).

3. Tumbuk atau remas daun ketapang


Gambar 1.Ketapang yang setelah dicuci dan diremas

4. Rebus tumbukan daun ketapang tersebut dalam air 1,5 liter yang telah mendidih

Gambar 2. Ketapang yang sedang direbus

5. Saring rebusan tumbukan daun ketapang hingga air benar-benar terpisah dengan tumbukan

daun ketapang

Gambar.3. Rebusan daun ketapang yang disaring

6. Tuangkan rebusan daun tersebut ke dalam air sabun dan air kapur yang telah diukur pHnya.

Gambar 4. Air ketapang yang dicampur dengan air bekas cucian

7. Ukur kembali pH air sabun dan air kapur dengan kertas indikator universal

Gambar 5.Air campuran ketapang yang sedang diukur pHnya

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dan percobaan ini telah diketahui bahwa daun ketapang dapat

menurunkan pH air karena mengandung asam humic. Daun ketapang yang mengandung asam

humic yang baik adalah pada daun yang telah kering. Berikut hasil pengamatan hasil

penelitian yang telah dilakukan :

Tabel 1.1 Tabel hasil penelitian

No Larutan Ketapang pH air bekas cucian pH air bekas cucian


piring sebelum dicampur piring sesudah
ketapang dicampur ketanpang
1. Ketapang 1 hari 11 8

2. Ketapang 2 hari 11 8

3. Ketapang 3 hari 10 8
Waktu perendaman yang dilakukan selama satu hari. Perendaman ini dilakukan untuk

mengetahui penurunan pH secara signifikan. Penelitian ini dapat menurunkan pH 2-3.

Perendaman lebih dari 1 atau 2 hari dapat lebih membantu menurunkan pH air.

Ketika pengukuran pH perlu dilakukan pengadukan agar tercampur antara ekstrak

daun ketapang dan air limbah. Ketika penelitian tidak dilakukan pengadukan pada saat

pengukuran pH. Kandungan asam organik yang dapat menurunkan pH terletak di dasar

rendaman maka untuk itu diperlukan pengadukan agar hasil yang didapat bisa semaksimal

mungkin.

Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak datang dari tanah

hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau dan berubah

sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam humic mengandung belerang, fosfor dan

nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain. Asam humic

dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas masing-masing

komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam fulvic dan yang

lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic adalah hasil akhir

pembusukan bangkai binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang sangat berperan penting

dalam kesuburan tanah.

Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua

mewarnai air sehingga merah kecoklatan. Asam humic dan tannin mungkin sangat

bermanfaat untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang

membahayakan kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan

menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.

Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH

semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang
optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol

kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion.

pH Air

pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan yang diukur

pada skala 0 s/d 14. Untuk pH air minum skala yang sesuai standar kesehatan adalah 6,5 s/d

8,5, jika dibawah 6,5 maka dikatakan air tersebut bersifat asam dan diatas 8,5 adalah basa.

Hubungan pH air dengan daun ketapang

Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai

KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang

biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilai pH terlalu

tinggi (KH tergolong bagus antara 6-12) maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses

keseimbangan yang buruk.

Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion

bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. Dalam akuarium air tawar, pada

kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat

lebih berperan.

KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk

mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+ . Oleh karena itu, dalam sistem air

tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan

alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan

kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang

berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.


Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat),

biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga

dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan

atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).

Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam

akuarium. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap

kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan penurunan pH air

dengan menggunakan daun ketapang menunjukkan bahwa :

1. Daun ketapang mengandung asam humic. Asam humic adalah campuran yang kompleks

pembusukan sebagian bahan-bahan organik. Asam tannin, lignin, dan tuluic adalah sub kelas

dari asam humic. Zat-zat tersebut terdapat pada daun ketapang yang telah mengering

sehingga dapat daun ketapang.

2. Menurunkan pH air dapat dilakukan dengan cara merebus air daun ketapang yamg sudah

kering. Rebusan daun ketapang tersebut dicampurkan dengan larutan yang akan diturunkan

pHnya dengan kemudian diukur pHnya.

3. Daun ketapang efektif dalam menurunkan pH air, karena daun ketapang mudah untuk

didapatkan. Selain itu, menurunkan pH air dengan daun ketapang tidaklah sulit dan

memerlukan biaya yang tidak banyak.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa larutan basa diantarannya air bekas cucian baju dan

piring dapat diturunkan pH-nya dengan daun ketapang yang memiliki pH <7. Sehingga dapat

menurunkan pH larutan basa . Larutan basa pH-nya tidak sepenuhnya turun menjadi normal,

namun berkurang antara 1-3 ukuran pH.


Dari penelitian karya ilmiah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Daun ketapang selain dapat mengobati penyakit kulit dan deabetes juga dapat menurunkan

pH air.

2. Manjaga keseimbangan ekosistem

3. Pada penelitian ini lebih menekankan pada hubungan daun ketapang dan penurunan pH air

yang berfungsi untuk:

a. Menjaga ekosistem air tawar

b. Mempermudah masyarakat dalam memperoleh air dengan ber-pH yang diinginkan

khususnya pada daerah beriklim tropis

c. Mendaurulang air tercemar menjadi air yang sangat bermanfaat

d. Salah satu alternatif dalam menangani masalah air guna kehidupan masa yang akan datang

e. Menjaga keselarasan alam dengan tidak menggunakan bahan kimia melainnkan

menggunakan bahan alami yaitu daun ketapang

DAFTAR PUSAKA

Abror,Abah.21/05/2012http://lelesangkuriangabah.wordpress.com/2012/05/21/dan-

ketapang-dan-manfaatnya/.(Diakses pada tanggal 25 Januari 2013).

Anonim.30Desember2008http://www.airminumisiulang.com/news/41/ph_air_danbeberapa

aspek_yang_mempengaruhinya(Diakses tanggal 25 Januari 2013).

Anonim.http://soulheaven73.wordpress.com/kimia/ (Diakses pada tanggal 24 Januari

2013).

Faulina.02Januari2012.http://faulinamilianieali.blogspot.com/2012/01/pemanfaatan-

daun-ketapang-sebagai-media.html.(Diakses pada tanggal 25 Januari 2013).


Rikha%27s%20file/opsi/pemanfaatan-daun-ketapang-sebagai-media.htm

Zaelani, Jajang http://jzhipo.wordpress.com/2011/11/30/unsur-kimia-pada-

aquascape/(diakses pada tanggal 8 februari 2013)

Anda mungkin juga menyukai