WA JALIMA
O1A1 19 197
KELAS D
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
Karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa)
Myrtaceae
NAMA SINONIM
NAMA DAERAH
Di Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama, antara lain kemunting
(Sumatera Utara, Sumatera Selatan), harimonting (Batak), karamuntiang (Sumatera Barat),
kalimuntiong (Riau), karaduduk (Bangka), masisin (Kalimantan), dan lain sebagainya 1
NAMA ASING
DESKRIPSI
Tumbuhan tergolong perdu tinggi ±1-4 m. Batang bercabang, bersisik dan berambut.
Daun tunggal, bertangkai, dan letak daun berhadapan bersilang. Helai daun memanjang
(lonjong), ujung lancip, pangkal membulat dengan tepi rata, permukaan berambut pendek,
panjang 6-13 cm, lebar 0,7-8 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk keluar diujung dengan
jumlah bunga tiap malai 4-10, warnanya ungu kemerahan. Saat buah masak akan merekah,
warnanya ungu tua kemerahan. Biji dengan ukuran kecil-kecil, warna cokelat 2
Salah satu tumbuhan di Indonesia yang dimanfaatkan secara tradisional sebagai obat
adalah tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.). Bagian tumbuhan ini
yang sering digunakan untuk antikanker adalah daun 3
KANDUNGAN KIMIA
Senyawa flavonoid yang diidentifikasi dari daun karamunting adalah isoquercitrin 6″-
O-gallate,(- )-epicatechin gallate, procyanidin-B2 dan -B5, kaempferol-3-O-(2′,6′-di-O-p-
trans-coumaroyl)- β-glucoside, quercetin, quercitrin, rutin . Senyawa tanin yang diidentifikasi
dari daun karamunting adalah malabathrin A, -B, -C, -D, -E dan –F, strictinine, casuarictin,
pedunculagin, nobotanin- B, -D, -G, -H dan -J, pterocarinin C, casuarinin, stachyurin,
stenophyllanins A dan B, alienanin B6
Tanaman karamunting (Rhodomyrtus tomentosa L.) salah satu tanaman yang telah
dikenal oleh masyarakat dan telah digunakan sebagai obat tradisional di beberapa daerah di
Indonesia dengan cara merebus daunnya. Secara empiris daun Karamunting digunakan untuk
mengobati diare, disentri, perdarahan, abses maupun sebagai antiseptic7.
EFEK FARMAKOLOGI
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun karamunting tergolong
dalam antioksidan dengan intensitas yang sangat kuat (<50 μg/mL) karena diperoleh nilai
IC50 sebesar 24,451 μg/mL. Pada umumnya senyawa flavnoid mempunyai sifat antioksidan
yang kuat oleh sebab itu ekstrak etanol daun karamunting mempunyai potensi sebagai
antioksidan alami. Antiokidan erat kaitanya dengan antikanker dimana antioksidan
mempunyai mekanisme kerja menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit
kanker8 .
Golongan senyawa yang memberikan aktivitas antioksidan adalah senyawa fenol dan
flavonoid. Senyawa fenolik dan flavonoid berperan sebagai antioksidan karena memiliki
gugus hidroksil yang terikat pada karbon yang memiliki ikatan rangkap terkojugasi, sehingga
gugus hidroksil tersebut dapat dengan mudah mendonorkan atom hidrogen kepada radikal
bebas. Sehingga semakin banyaknya kandungan senyawa flavonoid dan fenolik suatu
tumbuhan maka akan semakin besar pula aktivitas antioksidan4.
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
Daun karamunting kontraindikasi dengan penyakit ginjal, diet protein, dan syok10.
PERINGATAN
Mengkonsumsi ekstrak daun karamunting yang tidak terkendali atau melebihi batas
(over dosis) akan menyebabkan kerusakan oksidasi sel yang berujung pada resiko
berkembangnya penyakit seperti arteriosclerosis, gagal jantung, kanker da alzheimer11.
Efek yang tidak diinginkan yaitu terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin pasca
pemberian ekstrak daun karamunting10.
INTERAKSI
TOKSISITAS
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol
daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa L.) mengandung total fenolik 0,76%, nilai IC50
sebesar 15,330 μg/mL dan memiliki efek toksik lemah terhadap sel kanker WiDr dengan nilai
IC50 205,7069 ppm dan toksik kuat terhadap sel vero dengan nilai IC50 44,8779 μg/mL 7.
Telah diuji toksisitas ekstrak etanol daun karamunting dan rhodomyrton terhadap sel-
sel fibroblast dermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak etanol dan
rhodomyrton 56 masing-masing sebesar 476 dan >200 mg/mL, yaitu sekitar 15 dan 400 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai MIC99 nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
bahan ini memiliki toksisitas yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai bahan
obat untuk terapi topikal12.
PENYIMPANAN
Hasil ekstrak yang diperoleh kemudian disimpan dalam wadah tertutup, disimpan pada suhu
kamar, dan ditempat yang terlindung dari cahaya matahari8.
DAFTAR PUSTAKA
3. Salni S, Juswardi J, Junaidi E, Aminasih N, Wardana St, Hariani Pl., 2022. Pelatihan
Pembuatan Jamu Dari Daun Karamunting Di Desa Burai, Tanjung Batu, Ogan Ilir. Jurnal
Abdi Insani 9: 428–437
4. Dona R, Furi M, Suryani F. Penentuan Kadar Total Fenolik, Total Flavonoid Dan Uji
Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Dan Fraksi Daun Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa
(Aiton) Hassk). Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 9: 2020
6. Rohani R, Mayasari D, Rijai L., 2021. Kajian Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun
Karamunting (Melastoma Malabathricum L) Dalam Sediaan Krim Terhadap Sifat Fisik Dan
Aktivitas Antioksidan. Proceeding Of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 14: 272–
279
11. Marwati M, Rifai Y, Alam G, Yulianty R, Samsiar N., 2022. Toxicity Test Of
Karamunitng Leaf (Rhodomyrtus Tomentosa (Aiton) Hassk.) Ekstratc With Finder Liquid
Variation Using The Brine Shrimp Lethality Test (Bslt) Method. In Tapanuli International
Health Conference. Vol 9 (10)