Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Membuat sediaan kosmetik menggunakan bahan alam
2. Membuat sediaan masker dari ekstrak daun kemuning
3. Mengetahui proses pembuatan masker wajah yang baik
4. Menguji kualitas sediaan masker ekstrak daun kemuning

B. DASAR TEORI

Perkembangan industri kosmetik yang terus meningkat menyebabkan


beragamnya produk masker yang beredar di pasar, baik dari segi merk, fasilitas, jenis,
harga, maupun variasi yang terkandung dalam produk tersebut. Kenyataan ini
membuat sebagian konsumen, terutama yang kurang paham mengenai masker wajah
menjadi kesulitan menemukan produk masker yang sesuai dengan kondisi kulit.
Menurut Adsense (2011) masker wajah dari berbagai merk ternama saat ini mudah di
dapatkan, namun tidak sedikit yang menyebabkan kulit menjadi bermasalah.
Berdasarkan evaluasi market yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa beberapa
masker yang dijual dipasaran mengandung asam alfa hidroksi (AHA), asam glikolat,
lanolin, sitrun, β-karoten, sinoksat, asam stearat, propilen gliko, Benzoyl peroxide,
Benzefenon, metil paraben, parfum, zinc stearat, Briliant lake red, magnesium
karbonat dan sebagainya. Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan
tersebut harus memenuhi ketentuan pembuatan kosmetika.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat memacu perusahaan-perusahaan


industri kosmetik untuk berlomba-lomba menciptakan formulasi dalam pembuatan
produk masker wajah. Produk masker yang beredar di masyarakat umumnya
berbentuk bubuk yang kemudian dicampur dengan air mawar. Formulasi masker
alami yang beredar dipasaran juga terdiri dari satu ekstrak bahan, misalnya pati
jagung, pati kentang atau pati bengkoang saja. Formulasi pembuatan masker wajah
alami perlu dilakukan sebagai alternatif pilihan. Masker wajah dapat dibuat dari
bahan-bahan alami yang diformulasikan ke dalam pembuatan masker alami wajah
yang berguna untuk mengurangi keriput pada wajah. Bahan-bahan alami tersebut

1
harus mengandung vitamin A, C, E, dan zinc sehingga nantinya diharapkan mampu
mengurangi keriput pada wajah. Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk
sediaan, salah satunya dalam bentuk masker. Sediaan masker bentuk gel masih jarang
dijumpai, padahal masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan di antaranya
penggunaan yang mudah serta mudah untuk dibilas, dibersihkan, dan dapat diangkat
atau dilepaskan seperti membran elastik (Wilkinson dan Moore, 1982 : 276).

Murraya paniculata [L.] Jack. (Kemuning) merupakan pohon perdu, tumbuh


liar di semak belukar ataupun di hutan, dan secara luas tumbuh di negara India, Asia
Tenggara, China bagian selatan, Taiwan dan kepulauan Okinawa (Kinoshita et al.,
1989). Tumbuhan ini termasuk dalam familia Rutaceae. M. paniculata merupakan
tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional misalnya sebagai pemati rasa
(anastesi), sedatif, anti-inflamasi, anti-rematik, penghilang bengkak dan anti-tiroid. Di
China, M. paniculata dan M. exotica digunakan secara tradisional untuk pengobatan
sakit kepala, sakit gigi, nyeri perut, influenza, reumatik, luka traumatik, dan luka
gigitan serangga. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun, kulit batang maupun
buahnya (Kong et al., 1986). M. paniculata mempunyai banyak kandungan senyawa
kimia antara lain : yuehchukene; sibiricin; mexoticin; 5,7-dimetoksi8-(3-metil-2-okso-
butil) kumarin; murrangatin; murrangatin ester; murralongin; scopoletin; edulitin;
metil N-metil anthranilat; 3’,4’,5’,5,7- pentametoksiflavon; 3’,4’,5,5’,7,8-
heksametoksiflavon (Kong et al., 1986; Imai et al., 1989). Ferracin et al. (1998)
melaporkan sembilan senyawa flavonoid yang diisolasi dari buah segar M. paniculata.
Kesembilan senyawa tersebut adalah : 5-Hidroksi-3,3’,4’,5’,7,8,-heksametoksiflavon;
8- hidroksi-3,3’,4’,5,5’,7-heksametoksiflavon; 3,3’,4’, 5,7,8-heksametoksiflavon;
3’,4’,5,5’,7-pentametoksiflavon; 3’,4’,5,5’,6,7- heksametoksiflavon; 3,3’,4’, 5,5’,6,7-
heptametoksiflavon; 3’,4’5,5’,7,8-heksametoksiflavon; 3,3’4’5,5’,7,8,-
heptametoksiflavon dan 5-hydroxy-3, 3’,4’-7,8- pentametoksiflavon. Penemuan ini
juga didukung temuan ilmiah oleh Riyanto (2003). Kulit batang M. paniculata
mempunyai kandungan kimia senyawa flavonoid yaitu senyawa flavon termetilasi.
Senyawa tersebut yaitu 3,3’,4’,5,5’,6,7,8-oktametoksiflavon; 3,3’,4’,5,5’,6,7-
heptametoksiflavon; dan 3,3’,4’,5,5’, 7–heksametoksiflavon. Sedangkan daun M.
paniculata mempunyai kandungan kimia : 3,3’,4’,5,5’,7–heksametoksiflavon dan
3’,4’,5,5’,7- pentametoksiflavon.

2
C. PREFORMULASI
1. Zinc Oxid ( FI IV Halaman 835 )
Nama lain : ZnO, seng oksida
BM 81,38
Pemerian : serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih kekuningan; tidak berbau;
tidak berasa. Lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam encer.
2. Amylum Oryzae ( FI IV hal. 108 )
Nama Lain : Pati beras
Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza Sativa L (Familia Poaceae)
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih, berasa dan tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
3. Glycerin ( FI IV hal. 413 )
Nama lain : Glycerolum, gliserol
BM 92,09
Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh
berbau khas lemah ( tajam atau tidak enak ), higroskopik, netral terhadap lakmus.
4. Metil Paraben ( FI IV hal. 551 )
Nama lain : Methylis Parabenum
BM 152,15
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau
atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida;
mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
5. Tepung maizena ( FI IV hal. 108 )
Nama lain : Amylum Maydis, pati jagung
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea Mays L (Familia Poaceae).
Pemerian dan kelarutan sama seperti yang tertera dapa pati beras.
6. Daun Kemuning
Nama lain : Murrayae Folium
Nama Tanaman Asal : Murraya paniculata ( Jack )
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, damar, zat penyamak (tanin),
glukosida murayin
Penggunaan : Antitiroida, obat gonorrhoe, anti bakteri, anti oksidan

3
BAB II

METODE KERJA

A. BAHAN DAN FORMULA


Amylum Oryzae 33 g
Zinc Oxyda 2,5 g
Glycerin 2,5 g
Metil Paraben 0,1 g
Pewangi rose 2g
Tepung maizena 50 g
Ekstrak daun kemuning 10 ml

B. PERALATAN
Blender
Mortir
Saringan teh
Spatula / sudip
Ayakan mesh 100
Objek glass & cover glass
Beaker glass
Ph indikator

C. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Pembuatan ekstrak daun kemuning :
Timbang 250 gr daun kemuning, masukkan dalam blender, tambahkan 250 ml
aquadest. Blender, saring
2. Bagi tepung beras menjadi 2 bagian di dalam beaker glass.
Bagian pertama dicampur dengan Metil paraben.
Bagian kedua dicampur dengan pewangi.
3. Campurkan keduanya menjadi satu dalam mortir, aduk.
4. Tambahkan Zinc oxida + ¼ bagian tepung maizena + Glicerin, aduk rata dalam
mortir.
5. Tambahkan ekstrak kemuning, aduk.
6. Ayak dengan saringan mesh 100.

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

A. Uji organoleptik
Dengan cara diamati secara fisik
1. Warna : putih
2. Aroma : wangi minyak mawar
3. Kerataan : rata
4. Kehalusan : halus
B. Uji pH
Menggunakan pH indikator universal, dengan cara melarutkan sedikit masker
dalam sedikit air, lalu dicelupkan kertas pH meter. Didapatkan hasil pH = 6

C. Uji aliran
Dengan cara melewatkan 25 g serbuk melalui corong. Hanya ada sedikit serbuk
yang melewati corong pada saat baru dituangkan, sedangkan serbuk sisanya tidak
bisa mengalir melewati corong.

5
D. Uji aplikasi
Serbuk masker diberikan sedikit air hingga kekentalan yang sesuai, lalu
diaplikasikan ke wajah/tangan. Masker bisa menempel dengan baik dan terasa
dingin di kulit.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada formulasi sediaan masker ini menggunakan ekstrak daun kemuning yang
bertujuan sebagai anti bakteri dan anti oksidan. Ekstrak daun kemuning dibuat dengan
cara menghaluskan daun kemuning menggunakan blender, lalu disaring.
Formulasi masker yang terdiri dari zinc oxyd, amylum oryzae, amylum
maydis dan glycerin sebagai basis masker, memberikan hasil yang baik. Dilihat dari
uji organoleptik yang memberi warna putih, aroma rose dan serbuk yang halus dan
merata. Pada uji pH memberikan hasil pH normal yaitu 6. Ketika diaplikasikan pada
kulit, masker bisa menempel dengan baik dan terasa sensasi dingin. Akan tetapi pada
saat uji aliran, masker tidak dapat melewati corong. Hal ini kemungkinan disebabkan
serbuk yang sedikit lembab sehingga daya tarik antar molekul serbuk yang besar
menyebabkan serbuk tidak dapat mengalir melewati corong

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Ekstrak daun kemuning diketahui memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang
berfungsi sebagai anti bakteri untuk mencegah dan mengobati jerawat serta
sebagai anti oksidan.
2. Ekstrak daun kemuning memberikan hasil yang baik pada sediaan masker dengan
formulasi zinc oxyd, amylum oryzae, amylum maydis dan glycerin.
3. Pada uji waktu alir, sediaan masker tidak bisa mengalir dengan baik dikarenakan
kondisi serbuk yang lembab.

B. SARAN
1. Perlu dilakukan percobaan menggunakan ekstrak kental daun kemuning. Dimana
ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan etanol lalu dikeringkan dengan
evaporator.
2. Perlu dilakukan percobaan menggunakan serbuk kering daun kemuning, lalu
dibandingkan sediaan mana yang memberikan hasil yang lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Adsense. 2011. Rahasia Resep Cantik Ala Indonesia.


http://www.smartnewz.info.html. Diakses tangggal 3 November 2011.
2. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
Depkes RI
3. Kinoshita, T., Tatara, S., Ho, F.C., Sankawa, U. 1989, 3-Prenylindole from
Murraya paniculata and Their Biogenetic Significance, Phytochemistry,
28(1):147-151.
4. Kong, T.C., Ng, K.H., But, P.P., Li, Q., Yu, S.X., Zang, H.T., Cheng, K.F.,
Soejarto, D.D., Kan, W.S., and Waterman, P.G., 1986, Source of the Anti-
implantation Alkaloid Yeuhchukene in The Genus Murraya, J. of
Ethnopharmacology, 15:195-200.
5. Riyanto S., 2003, Phytochemical Studies and Bioactivity Tests of Murraya
paniculata Jack, Aegle marmelos Correa, and Zingiber amaricans Blume.
Dissertation, Universiti Putra Malaysia.
6. Wilkinson, J.B., dan Moore, R.J. 1982. Harry’s Cosmeticology. 7th Edition. New
York : Chemical Publishing Company, Inc.

Anda mungkin juga menyukai