Anda di halaman 1dari 16

MAAKALAH

FITOTERAPI PENCERNAAN

DISUSUN OLEH :

DIKY ARDIAN (01021206)

WIDIYA AINUN ISLAMMIYAH (01021255)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Saluran pernafasan merupakan organ yang mudah terserang penyakit, hal ini
disebabkan karena saluran pernafasan termasuk ke dalam kelompok saluran terbuka.
Artinya saluran pernafasan berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Salah satu
permasalahan kesehatan paru-paru adalah penyakit asma menyebutkan bahwa saat ini
sebanyak 235 juta penduduk dunia mengidap penyakit asma. Penyakit pernafasan kronik
ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saluran pernafasan memiliki mekanisme
pertahanan yang dapat mencegah masuknya kuman kedalam tubuh melalui saluran
pernafasan. Mekanisme ini berupa sistem kekebalan bawaan yang bersifat umum dan
sistem kekebalan dapatan yang bersifat khusus. Namun terkadang sistem pertahanan yang
ada pada organ paru-paru tidak dapat menahan mikroorganisme patogen yang masuk. Agar
tidak terjadi kerusakan pada paru-paru, diperlukan zat yang mampu meningkatkan sistem
pertahanan pada organ paru-paru sehingga dapat mencegah masuknya mikroorganisme
patogen maupun benda asing yang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

Penggunaan tanaman herbal untuk pengobatan sudah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu. Secara umum penggunaan herbal dalam dunia pengobatan dikelompokkan
menjadi empat kelompok yaitu pengobatan tradisional herbal cina, ayuverda, pengobatan
herbal barat dan pengobatan herbal dari arab. Saat ini banyak obat-obatan modern yang
masih diturunkan dari tanaman dan ±25% dari semua resep mengandung satu atau lebih
bahan aktif dari tanaman. Penggunaan tanaman herbal sebagai obat-obatan banyak disukai
karena secara umum obat herbal lebih aman dibandingkan dengan obat modern.

Peningkatan penggunaan obat herbal juga terjadi di Indonesia. Hal ini menandakan
bahwa masyarakat di Indonesia semakin percaya terhadap efek obat herbal. Penggunaan
obat herbal di Indonesia juga tidak terbatas pada strata masyarakat tertentu. Penggunaan
obat herbal sudah menembus seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian kajian dan
pengembangan terhadap potensi obat herbal harus terus dilakukan agar masyarakat
mendapatkan manfaat dari penggunaan obat herbal secara maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Saluran Pernapasan


Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan
sebagai sebuah proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan
penggunaan energi yang ada di dalam tubuh.

Ketika manusia bernapas, berarti sedang terjadi proses masuknya oksigen ke


dalam tubuh dan pelepasan karbondioksida keluar tubuh. Pertukaran antara oksigen
dan karbondioksida tersebut terjadi di dalam darah manusia. Manusia yang memiliki
pernapasan yang normal ditandai dengan bernapas sebanyak 12-20 kali dalam satu
menit.

Dalam bernapas, umumnya manusia membutuhkan 300 liter oksigen dalam


sehari. Jika seseorang tersebut sedang mengerjakan pekerjaan berat seperti olahraga
maka kebutuhan oksigennya menjadi bertambah berkali kali lipat. Jumlah oksigen
yang diambil ini tergantung dari jenis aktivitas yang dilakukan, ukuran tubuh dan
jenis makanan yang dikonsumsi.

Pada paru-paru yang normal, volume udara bisa mencapai 4500 cc. Kapasitas
ini biasa dikenal dengan kapasitas total. ketika proses pernapasan berlangsung,
kapasitas vital udara yang digunakan hanya sampai 3500 cc. Kapasitas vital adalah
jumlah udara maksimal yang bisa dikeluarkan manusia setelah paru-parunya terisi.
Lalu ke mana sisa yang 1000 cc nya? 1000 cc yang tersisa adalah sisa udara yang
tidak bisa digunakan. Sisa udara tersebut akan mengisi bagian paru-paru sebagai
residu.

Jumlah udara yang masuk dan ke luar dari dalam tubuh setiap bernapas disebut
dengan frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan pada manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh dan aktivitas yang
dilakukan. Semakin bertambahnya usia, frekuensi pernapasannya akan semakin
rendah. Selain itu, laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan karena kebutuh oksigen dan produksi
karbondioksida pada tubuh laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada tubuh
perempuan.

2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Pernapasan


Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada saluran
pernafasan, yaitu :

a. Infeksi mikroorganisme
Dapat menyebabkan berbagai penyakit pada sistem pernafasan misalnya
Tuberkulosis (TBC). Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri. TBC menyerang paru-paru dan menyebabkan gangguan pada fungsi
organ ini. TBC disebabkan oleh beberapa jenis mycobacteria, biasanya
Mycobacterium tuberculosis.
b. Merokok
Penyebab utama terjadinya berbagai penyakit sistem pernafasan, seperti
kanker dan emfisema.
c. Emfisema
Penyakit paru-paru yang disebabkan pembesaran (over-inflasi) alveolus
(kantung udara di paru-paru). Emfisema menyebabkan aliran udara pada
pernafasan terhambat karena alveoli yang ukurannya membesar tidak bisa
menukar gas dengan baik saat seseorang bernafas. Zat radikal bebas seperti
nikotin dan tar dari rokok juga sangat berbahaya, sebab menyebabkan terjadinya
kanker paru-paru.
d. Polusi Udara
Zat berbahaya penyebab kanker paru-paru juga dapat ditemukan pada
polusi udara, yang dikeluarkan oelh kendaraan bermotor dan pada pabrik
e. Usia
Juga menjadi penyebab gangguan sistem pernafasan, kraena dengan
meningkatnya usia, semakin berkurang pula kemampuan organ dalam sistem
pernafasan.
2.3 Beberapa Macam Penyakit dan Obat Herbal Pada Gangguan Pernafasan
1) Batuk
Batuk dapat disebabkan oleh alergi asma, sebab-sebab mekanis (asap rokok,
debu, dan tumor paru), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan
kimiawi ( bau, gas). Selain itu disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus
dan peradangan dari jaringan paru (pneumonia), tumor dan juga efek samping
beberapa obat (penghambat-ACE). Jenis batuk dapat dibedakan menjadi 2,
yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk non produktif (kering). Batuk
produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi
mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu, dsb) dan dahak dari batang
tenggorok. Batuk ini pada hakikatnya tidak boleh ditekan oleh obat batuk
predea. Tetapi dalam praktek seringkali batu yang hebat mengganggu tidur dan
meletihkan pasien ataupun berbahaya, misalnya setelah pembedahan. Untuk
meringankan dan mengurang frekuensi batuk umumnya dilakukan terapi
simtomatis dengan obat-obat batuk (antitisiva), yakni zat pelunak, ekspektora,
mukolitika dan preda batuk. Sedangkan batuk non-produktif bersifat “kering”
tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan atau juga karena
pengeluarannya memang tidak mungkin , seperti pada tumor.
Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati batuk, yaitu:
 Pegagan (Centella asiatica)

Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk


Cara membuat : Seluruh bagian tanaman pegagan (segenggam) ditambah
temulawak segar (selera) yang diiris, kemudian direbus dengan air 3 gelas
hingga tersisa hanya 2 gelas.
Aturan pakai : airnya diminum 2 kali sehari.

 Saga (Abrus precatorius)


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk
Cara membuat : Daun saga dilayukan, selanjutnya dikeringkan dibawah
panas sinar matahari ditambahdaun sirih dan kencur, direbus dengan air 3
gelas sampai mendidih.
Aturan pakai : diminum pagi dan sore hari.

 Sirih (Piper betle )


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.
Cara membuat : Daun sirih, cengkeh, kapulogo dan kemukus direbus
dengan 4 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Aturan pakai : diminum pagi dan sore hari.

 Melati (Yasminum sambac)


Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.
Cara membuat : Bunga melati yang masih kuncup ditambah kapulogo 3
butir, direbus dengan air 3 gelas hingga tersisa 1 gelas, tambahkan gula
batu, lalu didinginkan.
Aturan pakai : Diminum pagi dan sore.

 Kayu manis (Cinnamomum burmani)

Secara empiris digunakan untuk mengobati batuk.


Cara Membuat : Kulit kayu manis dicampur dengan air 3 gelas, direbus
sampai mendidih dan tersisa 1 gelas, didinginkan, dan dapat ditambah
dengan madu. Airnya diminum.

1) Sinusitis

Penyakit sinusitis merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja, tidak
memandang umur, jenis kelamin, status sosial dan daerah tempat tinggal.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan penyakit sinusitis, antara lain virus dan
bakteri. Sinusitis merupakan sebuah penyakit peradangan yang terjadi pada
selaput lendir sinus yaitu rongga yang berisi udara dan letaknya dalam rongga
kepala sekitar hidung.
Tak banyak yang menyadari akan hadirnya penyakit ini pada seseorang
dikarenakan dengan gejala-gejala yang biasa saja seperti hidung sering
mengeluarkan cairan air dan berwarna kuning, juga ingus yang bau amis, sering
sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi dan tidak bersemangat. Apabila dibiarkan
terus menerus akan berdampak pada keseriusan sehingga dapat menyerang
tubuh pasien dan membuat pasien tidak bersemangat dan membawa rasa sakit
yang berlipat ganda. Berdasarkan jenisnya sinusitis dapat dibagi menjadi 2
yaitu, sinusitis akut dan sinusitis kronik. Sinusitis bersifat akut jika berlangsung
selama 3 minggu atau lebih, sedangkan sinusitis kronik berlangsung selama 3-8
selama minggu dan dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan sampai
bertahun-tahun.

Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati sinusitis, yaitu:

a) Cengkih (Syzygium aromaticum / Eugenia aromaticum)


Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis
Cara Membuat : Bunga cengkih dimasukkan ke dalam air mendidih
tersebut. Diamkan sampai hangat. Saring dan kemudian gunakan air
tersebut untuk berkumur-kumur. Aturan pakai : lakukan setiap hari
rutin, terutama menjelang tidu
b) Mayana (Solenostemon scutellarioide)
Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis.
Cara Membuat : Lima helai daun diremas kemudian dihirup.
Aturan pakai : 3x sehari (pagi, siang, malam).

c) Tentari (Cyperus rotundus)


Secara empiris digunakan untuk mengobati sinusitis.
Cara membuat : Semua bagian dari satu tanaman direbus dengan 5 gelas
air kemudian air rebusan diminum.
Aturan pakai : 1 gelas, 2-3x sehari (pagi, siang, malam).
1) TBC
Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari
"Tubercle bacillus") merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak
kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain
mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau
"MTbc").
Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak
pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang
dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka
melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya
satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila
Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa
meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum
atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB
disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya
mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala
yang bermacam-macam. Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali
merupakan infeksi TBC laten, di mana terdapat bakteri TBC yang “tertidur” atau
belum aktif secara klinis. Bakteri TBC akan aktif dan mulai menunjukkan gejala
setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu bahkan beberapa tahun,
tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien.
Beberapa obat tradisional yang digunakan untuk mengobati TBC, yaitu:

a) Pegagan (Centella asiatica)


Cara Membuat : 60 gr daun pegagan/antanan + 10 gr sambiloto + 30 gr kencur
+ 10 gr kulit jeruk mandarin kering + 25 gr kunyit + 1 buah jamur putih kering,
rendam dahulu selama 2 jam + gula batu secukupnya lalu semuanya direbus
dengan 800 cc air hingga tersisa 300 cc, saring lalu airnya diminum.
Aturan Pakai : 2 kali sehari dan jamurnya dimakan.
b) Ciplukan (Physalis angulata L.)
Cara Membuat :Rebus tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga
dan buahnya) dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring.
Aturan pakai : diminum 3 kali sehari 1 gelas.

c) Bluntas (Pluchea indica Less)


Cara membuat : Merebus daun atau akar Beluntas sebanyak 10-15 g lalu
diminum.
Aturan pakai : diminum 3 kali sehari

2) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dan Infeksi Saluran Pernapasan


Atas (Commond Cold)
Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan
istilah yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai
radang parenkim.
Tanda gelaja ISPA adalah hidung tersumbat, sputum berlebihan, pilek, sakit
kepala dan demam ringan (Corwin, 2009). Sedangkan Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (commond cold) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan
menyerang saluran pernapasan atas (hidung). Virus yang menyebabkan common
cold seperti coronavirus dan rhinovirus. Tanda dan gejala awal common cold yaitu
hidung berair, sakit tenggorokan dan bersin-bersin. Selama ini pasien yang
mengalami ISPA dan flu biasa cenderung memperoleh pengobatan dari pihak
medis/kesehatan yang menggunakan senyawa-senyawa kimiawi sehingga
menimbulkan efek samping dalam jangka panjang.
Beberapa obat tradisional untuk pengobatan ISPA antara lain :
a) Kulit manggis (Garcinia mangostana L.)
Secara empiris digunakan untuk pengobatan ISPA. Penelitian tentang ISPA dan
keterkaitannya dengan kulit manggis yang memiliki 43 senyawa Xanthone
memiliki kemampuan secara medis untuk menopang sistem imun tubuh dan
mendukung keseimbangan mikrobakterial.
Cara mengolah kulit manggis menjadi obat khusunya pengobatan ISPA yaitu:

a. Ambil 5 kulit manggis kemudian rebus bersama air hingga mendidih

b. Rebusan air manggis tersebut mengandung sari pati kulit manggis

c. Minumlah rebusan kulit manggis tersebut dengan ditambahkan gula jawa


atau gula

kemasan secukupnya, agar tidak terasa pahit

d. Kulitnya yang sudah direbus tadi, dapat langsung dicampurkan dengan


madu, kemudian dapat langsung di konsumsi
b) Sambiloto (Andrographis paniculata)
Tanaman sambiloto memiliki kandungan andrographolide yang dapat
meningkatkan imunitas di saluran pernafasan atas sehingga efektif untuk
penyembuhan Gejala common cold. Dosis senyawa Andrographolide untuk
meredakan gejala yaitu sebesar 60 mg/hari dan pada anak-anak sebesar 30
mg/hari yang diberikan selama 10 hari. Sedangkan dosis sambiloto yang berupa
tanaman kasar (Crudeplant) sebesar 3-6 gram.
Cara penggunaan sambiloto untuk pengobatan, yaitu :
a. Ambil daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam tangan

b. Kemudian ditumbuk dan ditambahkan ½ cangkir air matang lalu saring dan
siap diminum.
Atau dengan cara yang lain, yaitu :
a. Sebanyak 3 gram tanaman kering sambiloto atau 25 gram bahan segar
direbus
b. Diminum 2 kali/hari sebelum makan.
c. Penggunaan herbal sambiloto akan efektif digunakan selama 3-5 hari setelah
gejala awal muncul

c) Bawang putih (Alliumsativum)


Secara empiris digunakan untuk meredahkan kongesti atau hidung tersumbat
yang merupakan gejala awal dari common cold .
Cara yang paling efektif yaitu menambahkan irisan bawang putih pada kuah
sup hangat, hal ini karena irisan bawang putih akan melepaskan senyawa allicin
yang merupakan antibiotik alami yang akan membunuh virus dan infeksi
bakteri

1) Asma
Penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan
peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas.
Berikut beberapa pilihan obat asma tradisional dari bahan alami :
a) Jahe
Khasiat jahe untuk kesehatan tubuh sudah diakui sejak zaman dulu,
termasuk sebagai obat asma alami.
Cara kerja jahe untuk meredakan asma sebetulnya belum begitu diketahui.
Namun, para ahli menduga bahwa jahe dapat membantu mengurangi respon
alergi dengan menurunkan menurunkan kadar IgE dalam tubuh.
Ada banyak cara mengolah jahe sebagai obat tradisional asma, antaranya:

 Membuat jus dari campuran buah delima, satu ruas jahe ukuran kecil,
dan satu sendok makan madu. Minum 1 sendok makan campuran ini
sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sehari.
 Dapat membuat air wedang jahe. Caranya mudah, masukkan satu ruas
jahe yang sudah digeprek atau dipotong kecil-kecil ke dalam panci air
mendidih. Tambahkan gula merah untuk mengurangi rasa pedas yang
dihasilkan dari jahe. Biarkan selama 5 menit, tunggu hingga dingin dan
minum.
 Dapat mengonsumsi jahe mentah dicampur garam.

b) Bawang putih
Bawang putih memiliki sifat anti radang yang berguna sebagai obat alami
untuk meredakan gejala asma. Sifat antiradangnya dipercaya mampu
mengurangi peradangan pada saluran napas akibat asma.
Bila ingin mencoba, cukup didihkan 2-3 siung bawang putih ke dalam 1 1/2
cangkir susu. Biarkan hingga dingin, lalu minum. Bila tak suka dengan
aroma menyengatnya, juga bisa mencampurkan bumbu dapur ini ke dalam
makanan. Misalnya, sup ayam hangat. Uap sup sekaligus membantu
melemaskan saluran napas dan mengencerkan lendir.
c) Kopi
Bahkan efek bronkodilator (pelega pernapasan) yang dimiliki kafein mirip
dengan obat asma theophylline. Kafein membantu merelaksasikan dan
melegakan saluran pernapasan dalam membantu bernapas lebih mudah.
Semakin kuat kopinya, semakin bagus hasilnya. Selain kopi, kafein juga
dapat ditemukan pada teh ataupun coklat. Meski punya potensi manfaat
sebagai obat tradisional untuk asma, jangan gunakan kafein sebagai
perawatan rutin. Pastikan tidak minum kopi hitam lebih dari 3 cangkir
dalam sehari. Bagi beberapa orang, kebanyakan minum kopi hitam dapat
membuat asam lambungnya naik dan jantungnya berdetak cepat.
Kebanyakan minum kopi pun dapat menyebabkan insomnia alias sulit tidur.

d) Madu
Selain untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk, madu pun bisa
dijadikan sebagai obat tradisional untuk asma. Kandungan antioksidan yang
berlimpah dalam madu diyakini dapat membantu melawan peradangan dan
meningkatkan kekebalan tubuh penderita asma.
Bisa mencampur 1 sendok teh madu ke dalam segelas air hangat dan
meminumnya setidaknya tiga kali sehari. Guna menambah cita rasa, juga
bisa menambahkan perasan jeruk nipis, lemon, atau sejumput kayu manis.
Ketiga bahan ini diketahui dapat membantu
mengencerkan dahak di tenggorokan sekaligus meningkatkan sistem imun
tubuh.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Terdapat beberapa faktor yang secara umum menyebabkan ternjadinya gangguan


pernafasan yaitu : Infeksi mikroorganisme, merokok, emfisema, polusi udara dan usia.
Cara pengobatan gangguan saluran pernafasan menggunakan obat herbal berbeda-beda
untuk setiap jenis penyakit. Umumnya obat herbal di rebus dan diminum airnya, namun
ada pula yang dihirup serta ditempelkan pada bagian yang sakit.

Saran

Diharapkan kepada pembaca dan mahasiswa/i dapat mencari materi atau pengetahuan
lebih tentang terapi sulih hromon yang tidak terdapat dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff H dan Mukty HA. 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Universitas

……………Airlangga.
Azizah Gama Trisnawati dan Faizah Betty Rahayuningsih. pelatihan peningkatan
kemampuan

……………kader kesehatan dalam penanganan tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja

……………puskesmas gemolong ii sragen. Vol .11, No. 2.

Corwin (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2011. Formularium obat herbal asli indonesia. Direktorat bina pelayanan

…………….kesehatan tradisional.

Linnisaa, U.H. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk Ekspektoran dan Antitusif di
Apotek

……………Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012. Indonesian Journal on Medical

……………..Science Vol 1 No 1.

Patmawati Dongky dan Kadrianti. Faktor Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA

…………….Balita di Kelurahan Takatidung Polewalimandar. September-Oktober 2016.

…………….Unnes Journal of Public Health 5 (4).

Reza Setiawan Sudirman, Usmar, Abdul Rahim dan Muhammad Akbar Bahar. 2017.
…………….Aktivitas Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) pada

…………….Model Inflamasi Terinduksi CFA (Complete Freund's Adjuvant). Jurnal

………………Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 191 – 198.

S. Amilah dan P.S. Ajiningrum. 2015. uji efektifitas daya hambat sari daun pegagan
(centella

……………..asiatica) dan daun beluntas (pluchea indica less) terhadap pertumbuhan

……………..mycobacterium tuberculosis. Journal of science 8(2): 6 – 11.

Saminan. 2015. Nilai Spirometri Penderita Batuk setelah Minum Seduhan Asam Jawa

…………….(Tamarindus indica L.) sebagai Obat Tradisional. Jurnal Kedokteran Yarsi Vol

…………….23 No 1.

Syarif,P., dkk. 2015. Diskripsi dan Manaat Tanaman Obat di Pedesaan sebagai Upaya

………………Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus di Kecamatan Wonokerto).

……………..Pekalongan: Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai