Di Susun Oleh:
Zakiyah Resha Ningsih (020319648)
Ari Nuryani (020319603)
Alifiya Fatya Irliani (020319598)
Elisa Leoni Nurpratiwi (020319613)
Indah Nurislamiyah S (020319622)
Nika Ardia Pamungkas (020319630)
Jl. Raya Industri Pasir Gombong, Pasirgombong, Kec. Cikarang Utara, Bekasi, Jawa
Barat 1753011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kelompok Ilmu Dasar Keperawatan 1
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu
dosen, yakni ibu Ns. Mila Sartika, S.kep., M.kep yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………..i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ………………………………………………14
B. Saran ……………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika Anda berjalan di luar pada hari yang dingin, apakah suhu tubuh kita turun drastis?
Tidak, suhu tubuh kita tetap stabil di kisaran 98,6 derajat Fahrenheit. Bahkan ketika suhu di
sekitar kita berubah, suhu internal kita tetap sama.
Tetapi dari lingkungan internal juga tetap stabil. Misalnya, tubuh kita mampu mengatur
keseimbangan cairan. Kita mungkin telah memperhatikan bahwa jika kita dehidrasi, urine kita
akan berwarna lebih gelap. Itu karena urin lebih pekat.
Banyak sekali gangguan-gangguan yang dapat mengancam keadaan sistem tubuh manusia.
Sistem tubuh manusia memiliki organ-organ yang berfungsi untuk mempertahankan keadaan
sistem tubuh itu sendiri. Keadaan sistem tubuh itu diatur oleh
h o m e o s t a s i s d a l a m t u b u h . Mekanisme homeostasis berkaitan erat dengan keadaan
cairan dalam tubuh, baik dalam hal pengeluaran maupun asupan cairan tubuh.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dipandang sebagai upaya untuk mengerucutkan permasalahan yang akan
disajikan dalam makalah ini. Dengan demikian, diharapkan pengembangan masalah lebih
proporsional, sistematis, dan fokus sesuai dengan latar belakang yang telah tertera. Adapun
rumusan masalah yang disajikan sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan homeostatis
2. Pentingnya homeostatis pada manusia
3. Bagaimana adanya Sistem Pengendalian Tubuh Mekanisme Umpan Balik
PEMBAHASAN
A. Pengertian Homeostatis
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan
kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah
satu konsep yang paling penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan
mekanisme homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada
setiap organisme.
Biotik ialah komponen hidup yang meliputi semua organisme hidup. Contoh komponen biosis
ialah:
Manusia
Tumbuhan
Hewan
Abiotik ialah komponen mati, antara lain:
Suhu
Nilai pH
Cahaya
Kelembapan
Topografi
Iklim
1. kaidah fisika
2. Kaidah metabolisme
Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada penggunaan otot-otot
tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan yang akan terjadi ialah:
Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak hipotalamus
akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi
akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi badan.
1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak
banyak keluar ke lingkungan sekitar.
2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya panas
sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh
otot erektor.
3. Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang
mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan.
4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka
panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.
Pengawalan suhu dengan kaidah metabolik
Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan kimia badan
daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang melibatkan otot-otot. Kawalan ini
melibat peranan:
Otot rangka
Kelenjar adrenal
Kelenjar tiroid
Dalam keadaan sejuk, hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk vasokonstriksi secara aktif.
Hal ini akan menyebabkan seseorang mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat yang
sama, kelenjar adrenal akan mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan
kelenjar tiroid akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk
meningkatkan suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh.
Dalam keadaan panas, aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga dengan sekresi hormon-
hormon tertentu oleh kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid akan berkurang.
Pengaturan kadar gula sedikit dalam darah atau glukosa. Di antara kemungkinan yang mungkin
terjadi ialah:
Apabila kadar glukosa terlampau banyak, lebih dari jumlah normal, sel beta pada Pulau
Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon insulin, kadar glukosa dalam darah akan
turun, proses ini akan berlanjut hingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah yang
normal.
Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel alfa pada kelenjar
pulau-pulau Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar glukosa
dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar glukosa dalam darah berada
pada jumlah normal.
PENUTUP
D. Kesimpulan
Dalam tubuh manusia banyak sekali faktor-faktor internal tubuh yang harus
dipertahankansecara homeostasis. Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh
mempertahankan homeostasis. Keberadaan seseorang di lingkungan sangat dingin tanpa pakaian
dan perlindungan dapat berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu
inti tubuh turun. Hal ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses (ensimatik) sel yang sangat
bergantung kepada suhu tertentu. Contoh lain adalah, kehilangan darah dalam jumlah yang kecil
mungkin tidak fatal karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan
cara meningkatkan tekanan darah, mereabsorpsi cairan di ginjal dan lain sebagainya. Tetapi bila
kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang besar, upaya kompensasi tubuh mungkin tidak
memadai sehingga berakibat fatal. Tanggung jawab dokter dan paramedis adalah untuk
membantu mempertahankan homeostasis. Tanggung jawab ini jelas terlihat di unit perawatan
intensif untuk pasien-pasien yang gawat. Berbagai indikator homeostasis akan dipantau di unit
intensif ini, seperti frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh,
kimia darah, dan masuk-keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit ini adalah untuk mengambil alih
fungsi homeostasis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sehingga
tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Akbariyah, Siti. (2010)
https://www.academia.edu/14885520/HOMEOSTASIS_MAKALAH_ok
2. Agnesia, Monica. (2019) https://www.sridianti.com/pengaturan-umpan-balik-dalam-
homeostasis.html\
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Homeostasis
4. Siagian, Minarma. (2004) homeostatis: keseimbangan yang halus dan dinamis