Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

DOSEN PENGAMPUH : ARIYANTI DIANITA,M.Pd

HOMEOSTASIS

Oleh :

KELOMPOK 1

RIDHA ANUGRAH KAHAR (18.84206.001)

MUSLIMAH (18.84206.035)

SUDARIAH (18.84206.016)

NUR ARISKA (18.84206.033)

FAKULTAS TARBIYAH

PTOGRAM STUDI TADRIS IPA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami  panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
mengerjakan danmenyelesaikan penyusunan makalah ini, meskipun disadari
sepenuhnya makalah inimasih banyak kekurangannya. Penulisan makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampuh Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Penyusun
menyadari bahwa masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah kami.

Untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Penyusun berharap tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
pribadi dan pembaca pada umumnya.

Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................5

C. Tujuan.................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7

A. Pengertian Homeostasis......................................................................................7

B. Fungsi Homeostasis............................................................................................7

C. Faktor faktor yang mempengaruhi homeostasis.................................................7

D. Tahapan-Tahapan Homeostasis..........................................................................9

E. Kontribusi Berbagai Sistem Homeostasis........................................................10

F. Sistem Control Homeostasis.............................................................................12

G. Homestasis Fisiologi.........................................................................................13

H. Sistem Umpan Balik.........................................................................................14

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17

A. Kesimpulan.......................................................................................................17

B. Saran.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Homeostasis berasal dari kata homeo berarti “yang sama” dan stasis berarti
“berdiri atau diam”. Sherwood (2007) mendefinisikan homeostasis sebagai
pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil.

Makhluk hidup sejatinya senantiasa melakukan pertukaran dengan


lingkungan, mengambil bahan yang diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang sudah
tidak berguna dalam tubuh. Kita ambil contoh Amoeba misalnya. Amoeba  mengambil
oksigen dan nutrisi dari lingkungannya serta melepaskan zat sisa metabolisme ke
lingkungan.

Apa yang terjadi pada tubuh manusia hampir sama meski tidak sama persis.
Manusia mengambil zat-zat yang dibutuhkan dari lingkungan, serta mengeluarkan zat
sisa (sampah) ke lingkungan. Tubuh manusia terdiri dari banyak sel tidak seperti
Amoeba yang hanya terdiri dari satu sel. Bagi sel-sel tubuh terdapat dua lingkungan
yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah
lingkungan dimana tubuh manusia hidup atau dapat dikatakan segala sesuatu yang
berada di luar tubuh manusia. Lingkungan internal adalah lingkungan di luar sel
namun berada di dalam tubuh.

Lingkungan internal berupa cairan plasma dan cairan interstisial. Ketika sel-
sel tubuh memerlukan suatu asupan, dia tidak bisa langsung mengambilnya dari
cairan ekstra sel, zat yang diperlukan akan diambil dari cairan interstisial yang
dipasok oleh plasma darah. Ketika sel perlu mengeluarkan sisa metabolisme misalnya
karbondioksida tidak bisa juga langsung dikeluarkan ke lingkungan eksternal,
maka karbondioksida tersebut akan dikeluarkan ke cairan interstisial. Agar sisa
metabolisme pada cairan interstisial tidak menumpuk maka sisa metabolisme tersebut
dikeluarkan melalui plasma darah kemudian menuju alat-alat ekskresi dan akhirnya
dikeluarkan ke lingkungan eksternal.

Plasma darah dan cairan interstisial diatur agar dapat mendukung kehidupan
sel, tidak seperti Amoeba yang tidak dapat mengatur lingkungannya. Pengaturan
keadaan lingkungan internal agar tetap stabil inilah yang disebut dengan homeostasis.
Pemeliharaan lingkungan internal berupa komposisi, suhu dan karakteristik lainnya

4
ini bukan berarti tidak ada perubahan sama sekali. Stabil disini berarti perubahan-
perubahan yang terjadi tidak terlalu menyimpang jauh. Jika suatu faktor mulai
menggerakkan kondisi lingkungan internal menjauhi kondisi optimal, maka sistem-
sistem dalam tubuh akan memulai reaksi tandingan untuk meminimalisasi perubahan
tersebut. Misalnya jika tubuh terpapar pada suhu dingin maka suhu internal tubuh
akan cenderung turun. Maka, pusat kontrol di otak akan menanggapinya untuk
memulai kompensasi misalnya menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh menuju
suhu normal. Sebaliknya ketika lingkungan internal tubuh saat cuaca panas misalnya,
pusat kontrol suhu akan memicu berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh menuju
normal.

Banyak faktor dalam lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan.


Faktor-faktor tersebut meliputi konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi
O2dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi garam, air dan elektrolit lain,
volume dan tekanan serta suhu.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan homeostasis?

b) Apa saja fungsi dari homeostasis?

c) Bagaimana mekanisme homestasis dalam tubuh manusia?

d) Bagimana system control pada homeostasis?

e) Bagiaman sisem umpan balik homeostasis yang terjadi di dalam


tubuh?

C. Tujuan
a) Untuk mengenal tentang homeostasis

b) Mengetahui fungsi dari homeostasis

c) Dapat menjelaskan mekanisme homestasis yang terjadi dalam tubuh


manusia

5
d) Megetahui jenis system control pada homeostasis

e) Mengetahui cara kerja dari system umpan balik

6
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Homeostasis
Homeostatis berasal dari bahasa Yunani : homeo berarti “sama”,
stasis “mempertahankan keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang
dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan
aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.

                       Homeostatis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi


tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol
oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat
penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran
yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.

B. Fungsi Homeostasis
Homeostasis memiliki banyak fungsi yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup, antara lain :

a) Menstabilkan cairan disekitar sel-sel oranisme multi sel atau cairan extrasel
(CES)
b) Untuk kelangsungan hidup sel
c) Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai
jumlah dan habitat yang lebih luas.
d) Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme)
yang stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
e) Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat tertentu.
f) Dan yang terakhir Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya
dengan optimum

C. Faktor faktor yang mempengaruhi homeostasis


Salah satu fungsi dari homeostasis adalah menstabilkan atau menyeimbangan
cairan, dan faktor yang mempengaruhu keseimbangan cairan tersebut adalah:

7
a) Usia,

 Dengan bertambahnya usia organisme, maka organ yang mengatur keseimbangan


akan menurun fungsinya, dengan begitu hasil untuk kesimbangan pun akan menurun.

b) Temperatur lingkungan

Dengan sesuatu organisme banyak terdapat di lingkungan yang panas, maka akan
terjadi proses evaporasi, sehingga dimungkinkan cairan banyak yang keluar.

c) Makanan
d) Obat-obatan
e) Stres
Stres dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya adalah, Mempengaruhi
metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH
akan meningkatkan sehingga urine menurun.
f) Sakit
Misalnya gagal ginjal, maka organisme akan mengeluarkan cairan yang
banyak sehingga dapat menggau keseimbangan di dalam tubuh organism
tersebut. (Irawan, 2008).

Yang kedua adalah faktor-faktor yang dapat menstabilkan lingkungan internalnya


yaitu :

a) Konsentrasi molekul zat-zat gizi.


Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan
sebagai bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian
digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup.
b) Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik
sebanyak mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan
dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini
tidak meningkatkan keasaman di lingkungan  internal.
c) Konsentrasi zat-zat sisa
Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek
toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
d) pH.

8
Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasaman lingkungan
cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel
saraf dan perubahan aktifitas enzim di semua sel.
e) Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain Karena konsentrasi
relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal)
mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi
keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai.
Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau
menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya.
Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi
kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.
f) Suhu.
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel
akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu
dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan
terganggu apabila suhunya terlalu panas.
g) Volume dan tekanan.
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus
dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung
vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh
tubuh.

D. Tahapan-Tahapan Homeostasis
Homeostasis terdiri dari 3 tahap:

a) Homeostasis primer.

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima
pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya
vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat
dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk
mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.

b) Homeostasis Sekunder.

9
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi
luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan
faktor koagulasi.

Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin.


Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau
proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke
homeostasis tersier.

c) Homeostasis Tersier.

Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas


koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

E. Kontribusi Berbagai Sistem Homeostasis


       Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada
gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan
sebagai bagian dari system tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang
digunakan bersama oleh semua sel.

Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk


homeostasis dicantumkan sebagai berikut:

a) Sistem Sirkulasi.
Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat
gizi, O2, CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh lainnya.
b) Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat
diserap  ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga
memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan
internal. System ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna  ke
lingkungan eksternal melalui tinja.
c) Sistem Respirasi
Mengambil  O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal.
Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system
respirasi juga penting  untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang
sesuai.

10
d) Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui
urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.
e) Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ.
System ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu
elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam
rentang yang sangat sempit. Bersama dengan system otot , system rangka juga
memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.
f) Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang
homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati
makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh
kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol
kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk melakukan
bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari
keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk menjahit sampai
gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu
diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.
g) Sistem Integument
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal
keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System
ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan
dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan
mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.
h) Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing  dan sel-sel tubuh yang
telah menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan
dan penggantian sel yang tua atau cedera.
i) Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh.
Secara umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas
tubuhyang memerlukan respon cepat. System ini sangat penting terutama
untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di
lingkungan internal. Selain itu, system ini akan bertanggung jawab atas fungsi
lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan
homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.

11
j) Sistem Endokrin
Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-
kelenjarpenghasil hormone pada system endokrin mengatur aktifitas yang
lebih mementingkan daya tahan (durasi) daripada kecepatan. System ini
terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan
menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit
lingkungan internal.
k) Sistem Reproduksi
System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi
kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi
kelangsungan hidupsuatu spesies.

F. Sistem Control Homeostasis


Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal
yang perlu dijaga dalam retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol
berbagai sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu.
Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada
kadar yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada
konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat mengubah aktifitas pernapasan,
sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang diinginkan.

Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis dapat


dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu:

Control intrinsik

Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau inheren
bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas
menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2  untuk menghasilkan energy yang
diperlukan untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2
meningkat di dalam otot tersebut.

Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang
mengaliri otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut
menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk
mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme local ini

12
ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang optimal di dalam lingkungan
cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut.

Control ekstrinsik

Control ekstrinsik (extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang


dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control
ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin,
dua sistem kontrol utama pada tubuh.

Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk


mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk
melayani organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan
yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis
lingkungan internal secara keseluruhan.

G. Homestasis Fisiologi
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin
dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :

a) Self Regulation
Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses
pengaturan fungsi organ tubuh
b) Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi
didalamnya. Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin,
maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang
pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya
menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil,
pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman
terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu
tubuh.
c) Umpan Balik Negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan
abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik
untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
d) Umpan Balik Positif untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

13
Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses
peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup
ke sel tubuh.

H. Sistem Umpan Balik


            Sistem umpan balik dapat didefinisikan sebagai perubahan suatu variable
yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut
dalam keadaan semula. Didalam proses umpan balik, informasi indrawi tentang
variabel suhu atau pH misalnya, digunakan untuk mengendalikan proses dalam sel
dan jaringan serta organ yang berpengaruh terhadap level variabel
tersebut. Mekanisme homeostasis yang utama adalah diatur oleh hipotalamus. System
umpan balik ada dua macam, yaitu system umpan balik positif dan system umpan
balik negative. Tetapi system umpan balik yang befungsi dalam pengendalian kondisi
homeostasis pada tubuh hewan adalah adalah system balik negative. Mengapa yang
digunakan dalam proses pengendalian kondisi homeostasis, hanya menggunakan
umpan balik negative, karena sistem umpan balik negative didefinisikan sebagai
perubahan suatu variable yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung
mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula. Juga perlu diketahui umpan
balik negative dalam pengendalian homeostasis sesungguhnya merupkan
keseimbangan antara input dan output.
Ada dua macam respons umpan balik yang dapat muncul, yaitu respons
umpan balik negatif dan respons umpan balik positif. Kedua respons ini juga
memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai keadaan homeostasis.

Respons umpan balik negatif merupakan respons yang memberikan suatu


kondisi yang berkebalikan dengan kondisi yang sedang terjadi. Misalnya adalah darah
yang mengalir dalam pembuluh darah kita memberikan tekanan pada dinding
pembuluh darah. Jika denyut jantung lebih cepat, tekanan pada dinding pembuluh
darah meningkat. Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah ini akan terbaca oleh
reseptor pada dinding pembuluh darah tertentu yang disebut dengan baroreseptor.

14
Baroreseptor mengirimkan pesannya ke otak, kemudian otak melakukan evaluasi dan
mengirimkan komando ke jantung untuk menurunkan denyutnya. Hasilnya, tekanan
darah pun akan turun. Pada proses ini, respons yang diberikan adalah yang
berlawanan dengan kejadian semula, yaitu adanya peningkatan denyut jantung yang
direspons dengan penurunan denyut jantung.

Respons umpan balik positif merupakan respons yang memberikan suatu


kondisi yang menguatkan kondisi sebelumnya. Misalnya pada proses persalinan,
ketika bayi akan lahir, mulut rahim terdesak oleh bayi dan melebar. Pada mulut rahim
ini banyak terdapat reseptor yang mengirimkan pesan ke kontrol pusat yaitu otak.
Otak akan mengevaluasi, kemudian memberikan komando kepada kelenjar hormon
untuk mengeluarkan hormonnya ke dalam darah agar sampai ke rahim. Hormon yang
dikeluarkan ini memberi efek pada rahim untuk semakin kuat mendorong bayi keluar.
Proses ini baru berhenti jika bayi sudah dilahirkan, karena tidak ada lagi yang
memicu melebarnya mulut rahim. Pada proses ini respons yang diberikan adalah yang
menguatkan kondisi sebelumnya, yaitu rahim yang mendorong bayi keluar dan
melebarkan mulut rahim akan direspons untuk mendorong bayi semakin kuat.

Apabila mekanisme ini mengalami gangguan atau perubahan yang terjadi terlalu
berat untuk diatasi, akan timbul ketidakseimbangan homeostasis yang menyebabkan
tubuh kita mengalami suatu penyakit. Jika hal ini terjadi, tubuh kita memerlukan
bantuan dari luar untuk mengembalikan ke kondisi homeostasis, misalnya dengan
obat. Inilah salah satu proses pertahanan tubuh yang dimiliki oleh tubuh kita untuk
menjaga kondisi tubuh tetap dalam kondisi homeostasis.

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Homeostasis berasal dari bahasa yunani  yaitu, homeo yang berati sama
dan stasis yang berati mempertahankan keadaan.

Faktor yang mempengaruhi homeostatis yaitu : Menstabilkan cairan disekitar sel-


sel oranisme multi sel atau cairan extrasel (CES), Untuk kelangsungan hidup sel,
Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai jumlah
dan habitat yang lebih luas. Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam
badan organisme) yang stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat tertentu. Dan yang
terakhir Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum

Faktor yang mempengaruhi terdiri atas faktor eksternal meliputi usia, temperatur
lingkungan, makanan, obat-obatan dan stress. Faktor internal yaitu konsentrasi
molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat-zt sisa, PH, dan
konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain.

Mekanisme Homeostatis terdiri atas sistem umpang balik negatif dan sistem
umpang balik positif.

B. Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya
semua mahasiswa dan mahasiswi Prodi Tadris IPA dan para pembaca sekalian dapat
mengetahui serta memahami apa itu homeostatsis

16
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2008. HOMEOSTASIS suatu pengantar. http//www.scrib.com. Jumat, 19
September 2008

Guy Ton, Arthur C., Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pramita, Aam Citrida. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Palembang : Poltekkes


Depkes Palembang.

Raharja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT Alex Media


Komputindo

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Siagian, Minarma. 2004. HOMEOSTASIS: Keseimbangan yang Halus dan Dinamis.


Jakarta : Departemen Ilmu   

17

Anda mungkin juga menyukai