Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ilmu Faal Olahraga

“HOMEOSTASIS”

Dosen Pengampuh :

Andrew Rinaldi Sinulingga,S.Pd,M.Pd AIFO-P

Disusun oleh :

1. Milla Tulbasyaroh (2005116725)


2. Prengki Zalfian (2005125359)
3. Anom Silwanus (2005134934)
4. M Rauzan Ilham (2005113711)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Homeostasis yang dipergunakan untuk
melengkapi tugas kuliah perkelompok.

Dalam penulisan makalah ini saya selaku penulis, tidak sedikit menemukan beberapa
hambatan. Namun berkat kerja keras, dan tanggung jawab serta dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Sehubungan dengan itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Andrew Rinaldi Sinulingga,S.Pd,M.Pd AIFO-P selaku dosen pengampuh mata kuliah
Ilmu Faal Olahraga.

2. Teman-teman Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Dengan kerja keras dan usaha yang telah kami lakukan semoga karya ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis juga akan terus berupaya untuk memperbaiki
karya ini sehingga dapat menjadi solusi dari sebagian permasalahan di bidang Olahraga ataupun
Ilmu Faal Olahraga Universitas Riau.

Penulis

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

A. Sejarah Homeostasis...............................................................................................................3
B. Pengertian Homeostasis..........................................................................................................3
C. Mekanisme Homeostasis.........................................................................................................4
D. Proses Pengaturan Dalam Tubuh Manusia.............................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................7

A. Kesimpulan.............................................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Homeostasis energi tubuh diatur oleh sistem hormonal yang sangat kompleks dengan tujuan
memenuhi energi yang dibutuhkan untuk aktivitas kehidupan. Ketidakseimbangan antara
masukan dan keluaran energi dapat mengakibatkan berbagai kelainan berat badan, diantaranya
adalah anoreksia nervosa dan obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit
noninfeksi dengan angka mortalitas tertinggi di seluruh dunia. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai keseimbangan energi sangatlah penting.

Menurut paradigma psikoneuroendokrinologi, sistem hormonal memiliki kesatuan yang tidak


dapat dipisahkan dengan sistem saraf dan perilaku. Peran sistem hormonal yang kompleks dalam
homeostasis energi mendapat pengaruh dari emosi. Figlewicz dan Woods telah menemukan jalur
hedonik perilaku makan yang diperantarai oleh jaras dopaminergik dan serotoninergik. Selain
itu, berbagai kasus psikologis seperti stres, depresi, dan kecemasan menunjukan adanya
perubahan perilaku makan dan metabolisme energi. Hal ini menunjukkan bahwa selain untuk
memenuhi kebutuhan energi, perilaku makan juga memiliki efek psikogenik. Sebaliknya,
keadaan emosi tertentu juga memengaruhi perilaku makan dan metabolisme energi.

Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi keadaan emosi. Salah satunya adalah musik.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa musik mampu memodulasi status emosi dan status
hormonal seseorang. Jenis musik yang berbeda memiliki efek modulasi yang berbeda. Sebagai
contoh, pajanan terhadap musik techno meningkatkan sirkulasi hormon stress berupa β-EP,
ACTH, NE, GH, dan CORT yang meningkatkan tonus simpatis. Sedangkan pajanan terhadap
musik klasik Mozart meningkatkan sintesis dopamin serta memperbaiki status emosi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah dari homeostasis?
2. Apa pengertian dari homeostasis?
3. Apa saja mekanisme homeostasis?
4. Bagaimana pengaturan dalam tubuh manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah dari jomeostasis.
2. Untuk mengetahui pengertian dari homeostasis.
3. Untuk mengetahui mekanisme homeostasis.
4. Untuk mengetahui pengaturan dalam tubuh manusia.

1
1.4 Manfaat
Adapun manfaat disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ilmu Faal
b. Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang Homeostasis
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Homeostasis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Homeostasis

Konsep pengaturan lingkungan internal dijelaskan oleh fisiolog Prancis Claude Bernard
pada tahun 1849, sedangkan kata homeostasis diciptakan oleh Walter Bradford Cannon pada
tahun 1926. Pada tahun 1932, Joseph Barcroft, seorang ahli fisiologi Inggris, mengatakan bahwa
fungsi otak yang lebih tinggi membutuhkan lingkungan internal yang paling stabil. Bagi
Barcroft, homeostasis tidak hanya diatur oleh otak, tetapi juga melayani otak. Homeostasis
merupakan istilah biologis yang hampir eksklusif, yang merujuk pada konsep yang dijelaskan
oleh Bernard dan Cannon, mengenai konstannya lingkungan internal tempat sel-sel tubuh hidup
dan bertahan hidup. Istilah sibernetika diterapkan pada sistem kendali seperti termostat, yang
berfungsi sebagai mekanisme untuk menjaga homeostasis, tetapi sering kali didefinisikan jauh
lebih luas daripada istilah biologis homeostasis.

Kata homeostasis sendiri menggabungkan kata Latin baru dari bahasa Yunani Kuno:
ὅμοιος homoios, "mirip" dan στάσις stasis, "diam", yang menghasilkan gabungan kata "tetap
sama".

2.2 Pengertian Homeostasis

Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup
untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun
terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini meliputi
berbagai variabel, seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga dalam batas
yang telah ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya yaitu pH
cairan ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula darah. Hal-
hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah. Setiap variabel
ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama mempertahankan
kehidupan.

3
Diagram yang menggambarkan perubahan glukosa menjadi glikogen dan sebaliknya untuk
menjaga kadar gula darah tetap konstan, meskipun terjadi fluktuasi akibat makan atau
berpuasa.

Ketika suatu hal sudah dalam kondisi optimal, homeostasis muncul sebagai resistansi
alami untuk berubah. Kondisi seimbang dipertahankan dan diatur oleh banyak mekanisme.
Semua mekanisme yang mengendalikan homeostasis memiliki setidaknya tiga komponen yang
saling bergantung, yaitu reseptor, pusat kendali, dan efektor, yang masing-masing dimiliki untuk
setiap variabel yang diatur. Reseptor adalah komponen penginderaan yang memantau dan
merespons perubahan lingkungan, baik eksternal maupun internal. Reseptor mencakup reseptor
suhu dan reseptor mekanik. Pusat kontrol misalnya pusat pernapasan dan sistem renin–
angiotensin. Efektor adalah target yang ditindaklanjuti sehingga perubahan dikembalikan ke
keadaan normal.

2.3 Mekanisme Homeostasis

Variasi sirkadian pada suhu tubuh yang berkisar dari sekitar 37,5 °C dari pukul 10 hingga 18,
dan turun menjadi sekitar 36,4 °C pada pukul 2 hingga 6.

Proses metabolik pada semua organisme hanya dapat terjadi di lingkungan fisik dan
kimia yang sangat spesifik. Kondisinya bervariasi pada masing-masing organisme dan
tergantung apakah proses kimia berlangsung di dalam sel atau di dalam cairan interstisial yang
menggenangi sel. Mekanisme homeostasis yang paling dikenal pada mamalia adalah regulator
(pengatur) yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau "lingkungan internal") tetap
konstan, terutama yang berkaitan dengan suhu, pH, osmolalitas, serta konsentrasi natrium,
kalium, glukosa, karbon dioksida, dan oksigen. Ada banyak sekali mekanisme homeostasis lain
yang mengatur beragam aspek fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi
atau lebih rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan hiper-
dan hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan hipotensi.

Jika suatu entitas dikendalikan melalui homeostasis, hal itu tidak menyiratkan bahwa
nilainya harus benar-benar stabil untuk menjaga kesehatan. Suhu inti tubuh, misalnya, diatur

4
oleh mekanisme homeostasis oleh sensor suhu, di antaranya hipotalamus pada otak. Namun, titik
setel suatu regulator diatur ulang secara teratur. Sebagai contoh, suhu inti tubuh pada manusia
bervariasi sepanjang hari (dipengaruhi oleh ritme sirkadian), dengan suhu terendah terjadi pada
malam hari dan tertinggi pada sore hari. Suhu normal juga bervariasi akibat siklus menstruasi.
Titik setel regulator suhu diatur ulang ketika infeksi untuk menghasilkan demam Organisme
mampu menyesuaikan diri pada berbagai kondisi seperti perubahan suhu atau kadar oksigen pada
ketinggian tertentu, dengan proses aklimatisasi.

2.4 Proses Pengaturan Dalam Tubuh Manusia

Terdapat 2 kaidah pengaturan suhu badan yaitu:

1. kaidah fisika
2. Kaidah metabolisme

Semua kaidah untuk mengatur suhu tubuh dibantu koordinasi tubuh.

1. Pengaturan suhu dengan kaidah fisik

Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada penggunaan otot-otot
tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan yang akan terjadi ialah:

 Suhu badan tinggi melebihi normal


 Suhu badan rendah melebihi normal

Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada kulit, di otak,
hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk mengatur suhu darah yang melaluinya,
mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan
koordinasi tubuh.

- Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi ialah:

1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit


(lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar.
2. Bulu kulit ditegaskkan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada kulit supaya
panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit
diatur oleh otot erektor.
3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan panas darah
terbebas keluar melalui proses penyinaran.
4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas pendam
tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke lingkungan sekitar
apabila air peluh menguap.

5
Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak
hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme
koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi
badan.

- Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah ialah:

1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak
banyak keluar ke lingkungan sekitar.
2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya panas
sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh
otot erektor.
3. Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang
mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan.
4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka
panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.

2. Pengawalan suhu dengan kaidah metabolik

Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan kimia badan
daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang melibatkan otot-otot. Kawalan ini
melibat peranan:

 Otot rangka
 Kelenjar adrenal
 Kelenjar tiroid

Dalam keadaan sejuk, hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk vasokonstriksi secara
aktif. Hal ini akan menyebabkan seseorang mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat
yang sama, kelenjar adrenal akan mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan
kelenjar tiroid akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk
meningkatkan suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh.

Dalam keadaan panas, aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga dengan sekresi
hormon-hormon tertentu oleh kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid akan berkurang.

Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan:

1. Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernapasan.


2. Meningkatkan tekanan darah.
3. Meningkatkan metabolisme badan.
4. Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan glikogen ke glukosa.

6
Pengaturan kadar gula sedikit dalam darah atau glukosa. Di antara kemungkinan yang
mungkin terjadi ialah:

1. Kadar gula sedikit atau glukosa terlampau banyak


2. Kadar gula sedikit atau glukosa terlampau sedikit

Apabila kadar glukosa terlampau banyak, lebih dari jumlah normal, sel beta pada Pulau
Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon insulin, kadar glukosa dalam darah akan
turun, proses ini akan berlanjut hingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah yang
normal.

Fungsi hormon insulin ialah:

 Merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk disimpan dalam hati.


 Merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam sel.

Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel alfa pada kelenjar
pulau-pulau Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar glukosa
dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar glukosa dalam darah berada
pada jumlah normal.

Fungsi hormon glukagon ialah:

 Merangsang pengubahan glikogen ke glukosa dalam darah.

Sel-sel Langerhans terletak dalam pankreas.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup
untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun
terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini meliputi
berbagai variabel, seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga dalam batas
yang telah ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya yaitu pH
cairan ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula darah. Hal-
hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah. Setiap variabel
ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama mempertahankan
kehidupan.

3.2 Saran

Dengan terselesainya makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi pengetikan maupun dari segi penyusunan. Dan semoga penyusun dan pembaca dapat
mengerti dan memahami materi dalam makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kursus Sains Fajar Bakti (Penerbit Fajar Bakti) (008974-T) - 1999 - Biologi STPM Jilid 1 oleh
Peter Chen terjemahan oleh Liew Shee Leong dan Lim Peng Lai - ISDN 967-65-0658-3

SASBADI (139288-X) - 2004 - Master Studi Sasbadi SPM Biologi Tingkatan 4 dan 5 oleh Mah
Chee Wai, Dr. Tina Lim Swee Kim, dan Nazar Shaarani - ISDN 983-59-2090-7

'K' Publishing (144639) - 2004 - KBSM Biologi Tingkatan 5 oleh Zolkofli bin Awang, Nurul
Uyun binti Abdullah, Norma binti Ismail, Fathiah binti Mansoor, dan Mohd. Nazri bin Md. Saad
- ISDN 983-852-379-8

Anda mungkin juga menyukai