FAGOSITOSIS
PENDAHULUAN
masuk dalam tubuh (Suyudi dan Hutabarat, 1993) dan merupakan bagian dari respon
imun nonspesifik serta memainkan peran pada pertemuan pertama inang dengan benda-
benda asing. Pada proses ini terjadi penelanan partikel-partikel oleh sekelompok sel
Selain itu dikenal pula istilah pinositosis, yaitu proses memakan zat-zat non
partikel, misalnya tetes cairan. Proses fagositosis maupun pinositosis mulai dari
terbentuknya suatu kantong pada membran sel, dan diikuti dengan pengambilan partikel
atau terisi oleh cairan. Kantong ini kemudian melipat ke dalam dan membentuk vakuola
yang berisi partikel atau cairan yang akan dicerna lebih lanjut.
fagositosis atau selamat dari proses fagositosis, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai tahap-tahap fagositosis dan berbagai cara bakteri dalam mengatasi atau
neutrofil dan dalam jumlah yang kecil oleh eosinofil. Fagosit mononuklear dihasilkan
oleh sel induk (stem cell) di dalam sumsum tulang, kemudian mengalami proliferasi dan
dilepaskan dalam darah sesudah satu periode melalui fase monoblast fase promonosit
fase monosit (Bellanti, 1993 )J umlah monosit yang mencapai 3 7% dari seluruh
2
leukosit dalam sirkulasi dapat bertahan selama 1 3 hari sebelum masuk dalam jaringan
dan menjadi makrofag yang dapat hidup beberapa bulan dan dapat bergerak bebas atau
juga tidak bergerak seperti sel Kupffer dalam hati dan sel Langerhans dalam kulit
penghancuran semua benda-benda berupa partikel dengan proses endositosis. Sel-sel ini
tidak berguna, sel-sel tumor, benda-benda koloid dan molekul-molekul besar. Proses
berjumlah 60 70% dari jumlah seluruh leukosit di dalam darah perifer orang dewasa
(Bellanti, 1993). Todar (1997) menyatakan bahwa sel yang memiliki masa hidup yang
pendek ini meliputi 30 70% dari leukosit dalam sirkulasi. Sel ini berasal dari stem cell,
kemudian mengalami satu seri pembelahan dan pendewasaan melalui fase myeloblast
promyelosit metamyelosit sel matang PMN dewasa. Sesudah periode yang pendek
di dalam sirkulasi (12 jam), kemudian masuk ke jaringan dan bertahan selama beberapa
hari. Secara normal sel-sel ini tidak pernah kembali dari jaringan ke dalam darah.
Beberapa sel dalam kelompok vaskuler tidak mengalir secara bebas, karena sebagian
dari sel-sel ini terasing untuk sementara dalam pembuluh-pembuluh darah kecil atau
Sel fagositik ketiga adalah eosinofil, meliputi sekitar 1 3 % dari leukosit yang
ada dalam sirkulasi darah dan dapat dibedakan dari leukosit lainnya oleh adanya
granula-granula sitoplasmik yang besar yang tercat merah dengan eosin. Sel-sel ini
3
sama. Namun demikian, berbeda dengan neutrofil, eosinofil menjadi masak dalam
sumsum tulang dalam waktu 3 6 hari sebelum lepas ke sirkulasi. Di dalam sirkulasi,
sel ini mempunyai half life sekitar 30 menit dan dalam jaringan sekitar 12 hari (Bellanti,
1993).
Eosinofil tidak seefisien neutrofil dalam fagositosis, tetapi memiliki lisosom dan
mengadakan letupan pernafasan bila terangsang dengan tepat. Eosinofil secara unik
kutikula. Eosinofil juga mampu menetralkan faktor radang yang dilepaskan oleh sel
mast dan basofil dan karena itu mengatur perbarahan yang disebabkan oleh sel-sel ini
(Tizard, 1981).
Sel-sel fagosit baik monosit maupun neutrofil mencapai tempat infeksi atau agen
1. Proses diapedesis, yaitu terjadinya migrasi sel dari dinding pembuluh darah
dan sebagainya).
2. Kemotaksis, yaitu gerakan amoeboid dari sel fagosit ke tempat infeksi karena
membran plasma dari sel-sel fagosit. Tahap ini biasanya melibatkan reseptor pada
membran plasma sel fagosit. Lebih dari 40 tipe reseptor spesifik telah diidentifikasi dari
Setelah terjadi perlekatan partikel pada permukaan sel fagosit, terjadilah proses
penelanan yang diawali dengan pelipatan dan invaginasi membran sel yang mengurung
letupan respirasi (respiratory burst) menyertai proses penelanan ini dan dikenal sebagai
proses ingesti menggunakan ATP. Hasil akhir dari proses ingesti ini adalah terkurungnya
partikel pada suatu vakuola yang terbentuk dari membran plasma sel. Struktur ini
dinamakan fagosom.
5
melalui bagian membran yang terbuka dan membentuk suatu vakuola digesti yang
disebut fago-lisosom.
akan mengalami kehilangan kemampuan untuk reproduksi. Mekanisme yang pasti dari
Sekitar 10 sampai 30 menit setaelah ingesti, beberapa bekteri patogen dan non
patogen dibunuh secara lisis dan melalui proses digesti oleh enzim-enzim lisosom.
Aktivitas mikrobisidal dari sel fagosit sangat komplek dan bervariasi antara neutrofil,
menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Proses ini melibatkan berbagai enzim
hidrolitik, seperti lisozim, protease, lipase, nuklease dan glikosilase. Neutrofil akan mati
dan lisis setelah proses fagositosis dan digesti sel bakteri berlangsung. Hal ini akan
Dari tahap-tahap fagositosis yang sudah dibahas, jelaslah bahwa hasil fagositosis
ditentukan oleh seperangkat faktor yang rumit, termasuk sifat khusus mikroorganisme,
6
susunan genetik dan fungsional sel-sel fagosit dan pra-kondisi sel fagosit. Beberapa
gambaran bahwa bakteri dapat terhindar dari semua tahap fagositosis tersebut dan
jaringan inang, biasanya sebagai fungsi dari beberapa struktur yang dimilikinya.
dari kerja cationic protein dalam sera atau dalam fagositosis. Outer membran dari
bakteri Gram-negatif adalah suatu barier permeabel yang tidak mudah dimasuki oleh
Mikroorganisme yang masuk kedalam jaringan adalah yang pertama dan yang
paling sering terkena fagosit. Bakteri yang terserang fagosit akan dengan mudah
dicerna dan dibunuh, umumya disebut parasit yang gagal. Sebaliknya, sebagian besar
bakteri yang disebut parasit yang berhasil adalah yang terlibat dalam aktivitas fagosit
penelanan fagosit dan pembunuhan. Sebagian besar adalah memblok satu atau beberapa
1. Patogen masuk atau tinggal di tempat yang tidak ada fagosit. Jaringan internal
tertentu (seperti lumen dari glandula, bagian dari traktus urinaria) dan permukaan
4. Beberapa patogen dapat melapisi permukaan sel bakterial dengan komponen yang
terlihat sebagai dirinya sendiri oleh fagosit inang dan sistem kekebalan. Merupakan
suatu strategi menyembunyikan permukaan antigenik dari sel bakteri. Fagosit tidak
mengenali bakteri pada kontak dan kemungkinan opsonisasi oleh antibodi yang
hialuronat. Asam hialuronat adalah perekat jaringan dalam jaringan ikat tubuh inang.
fagosit melakukan kontak dengan bakteri. Banyak bakteri patogen bertahan di substansi
permukaan yang kemudian menghambat adsorpsi atau penelanan oleh fagosit. Jelas
disini adalah hal yang menyangkut unsur-unsur yang ada pada permukaan bakteri.
permukaan sel bakteri (dinding sel, atau fimbriae, atau kapsul). Contoh klasik adalah
Salmonella typhi
6. Batas sel atau protein A yang larut yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.
Protein A melekat pada daerah Fc pada IgG dan memblok sitofilik (lapisan sel) pada
daerah Ab. Jadi kemampuan IgG untuk menyerang sebagai faktor opsonin dihambat,
ORGANISME PENYAKIT
Mycobacterium tuberculosis Tuberculosis
Mycobacterium leprae Leprosy
Listeria monocytogenes Listeriosis
Salmonella typhi Typhoid fever
Shigella dysentriae Bacillary dysentery
Yersinia pestis Plague
Brucella species Brucellosis
Legionella pneumophilia Penumonia
Rickettsiae Thyphus fever; Rocky Mountain spotted
fever
Chlamydia Conjunctivitis; lymphogranuloma venereum
encoded) untuk masuk kedalam sel inang, sebaik mekanisme khusus untuk
Parasit intraseluler bertahan dengan mekanisme yang baik yang terlibat dengan
aktivitas bekterisida dari sel inang. Beberapa mekanisme bakteri ini termasuk :
pada Chlamydia, mempunyai beberapa struktur permukaan sel bakteri yang telah
ada pada saat penelanan, muncul untuk memodifikasi membran fagosom, sehingga
setelah penelanan menyebabkan produk gen bakteri sebagai hal yang penting dalam
Beberapa patogen ekstraseluler juga dapat tahan terhadap kematian dalam fagosit
dalam vakuola fagositik, tetapi hal ini mungkin disebabkan oleh komponen
tumbuh didalam vakuola fagosit bahkan setelah fusi secara ekstensif dengan
seperti lilin dan komponen kapsul (asam miokolit), yang tidak mudah diserang oleh
enzim lisosomal.
menghasilkan katalase yang kuat dan penghasil superoksida dismutase (SOD), yang
mungkin menetralisir oksigen radikal yang toksis yang dihasilkan oleh NADPH
oksidase dan sistem MPO dalam fagosit. S. aureus juga menghasilakn pigmen
vakuola fagositik.
Keluar lebih awal dari vakuola fagosom adalah hal yang penting untuk
pertumbuhan dan virulensi dari beberapa patogen intraseluler. Ini adalah strategi
yang pandai yang dimiliki oleh Ricketsiae. Ricketsia masuk kedalam sel inang
sitoplasma dalam waktu yang singkat, mungkin sedikitnya dalam 30 detik. Enzim
fagosom.
Satu strategi yang jelas dalam mempertahankan diri terhadap fagositosis adalah
serangan langsung oleh bakteria kepada fagosit profesional. Substansi manapun yang
Sebagian besar adalah enzim ekstraseluler atau toksin yang mematikan fagosit. Fagosit
enzim ekstraseluler yang mematikan fagosit. Enzim ini disebut hemolisin karena
sitoplasma.
penelanan. Mereka mungkin tumbuh dalam fagosom dan melepaskan substansi yang
dapat menembus membran fagosom dan menyebabkan pecahnya granul lisosomal, atau
mereka mungkin tumbuh dalam fagolisosom dan mengeluarkan substansi toksis yang
M
Streptococcus Mematikan fagosit Streptolisisn menyebabkan
sitoplasma
Menghambat kemotaksis Streptolisisn membasmi
netrofil kemotaktik
Tahan penelanan (kecuali ada Protein M pada fimbriae
13
Ab)
Menghindari deteksi oleh Kapsul asam hialuronat
fagosit
Staphylococcu Mematikan fagosit Leukosidin menyebabkan pecahnya
strain
Tahan mati Karotenoid, katalase, superoksida
oksigen radikal
Menghambat penelanan Koagulase permukaan sel
kontak pagositas
Bacillus Mematikan fagosit Toksin anthrax EF
anthracis
Tahan mati Poliglutamat kapsular
Streptococcus Tahan penelanan (kecuali ada Polisakarida kapsular
pneumoniae Ab)
Klebsiella Tahan penelanan Kapsul polisakarida
pneumoniae
Haemophilus Tahan penelanan Kapsul polisakarida
influenza
Pseudomonas Mematikan fagosit Eksotoksin A mematikan makrofag;
typi kematian
Salmonella Tahan didalam fagosit Bakteria berkembang tahan
(cationic protein)
Listeria Lepas dari fagosom Listeriolysis, fosfolipase C lyse
s
Clostridium Menghambat kemotaksis toksin
perfringens fagosit
Menghambat penelanan kapsul
Yersinia pestis Tahan penelanan dan atau Kapsul protein pada permukaan sel
kematian
Yersinia Mematikan fagosit Protein Yop diinjeksi langsung
pneumophilia lisosomal
Neisseria Menghambat formasi Berkaitan dentan protein outer
menurunkan letupan
pernapasan
Rickettsia Keluar dari fagosom Fosfolipase A
chlamydia Menghambat fusi lisosomal Substansi bakterial memodifikasi
pagosom
Brucella Tahan mati Substansi dinding sel (LPS?)
abortus
Treponema Tahan penelanan Material kapsul polisakarida
pallidum
Escherichia Tahan penelanan Antigen O (strain halus); antigen k
selama 8 jam setelah inokulasi pada saat makrofag kehilangan daya lekat dikarenakan
lisis sel telah terjadi. Rata-rata waktu untuk tumbuh dari organisme ini adalah 58 menit.
Walaupun hanya ada sedikit contoh yang jelas, mungkin terdapat beberapa strategi atau
mekanisme antifagositas yang lain. Sebagai contoh adalah suatu patogen mungkin
tulang
PENUTUP
spesifik yang terutama dilakukan oleh sel Polimorfonuklear (PMN) dan monosit atau
makrofag serta sebagian kecil oleh sel eosinofil. Proses fagositosis dimaksudkan untuk
Beberapa tahap fagositosis meliputi : 1). Interaksi sel fagosit dengan induk
semang ; 2). Perlekatan sel fagosit ; 3). Ingesti dan pembentukan fagosom ; 4).
Pembentukan fagolisosom ; 5). Proses pembunuhan intraseluler dan 6). Proses digesti
intraseluler
16
DAFTAR PUSTAKA
Beaman L. dan Beaman B.L., 1984. The Role Of Oxygen and Its Derivatives in
Bellanti, J. 1993. Immunology III. Indonesian Edition : Imunologi III. Gadjah Mada
44:418-424.
Sujudi dan T. Hutabarat. 1994. Proses Kekebalan dalam Mikrobiologi Kedokteran. Edisi