Anda di halaman 1dari 7

KOSMETIKA ALAM DAN AROMATERAPI

TABIR SURYA

DISUSUN OLEH:
DEVIANTY ARBAINA (160701007)

AKADEMI FARMASI MAHADHIKA


Jalan Suci No. 9A Kel. Susukan Kec. Ciracas
Jakarta Timur
2018
I. DEFINISI TABIR SURYA
Tabir surya merupakan salah satu pelindung kulit dari dampak sinar matahari.
Sinar matahari memang bagus untuk kesehatan karena bisa merangsang tubuh
memproduksi vitamin D. Namun di lain sisi, jika terkena sinar matahari (sinar
ultraviolet A atau B) terlalu lama dan tanpa perlindungan, akibatnya bisa
berdampak buruk bagi warna dan kesehatan kulit. Kulit akan terbakar dan menjadi
hitam jika sinar ultraviolet terlalu lama dan tanpa perlindungan. Tidak hanya
masalah kecantikan, sinar matahari juga bisa meningkatkan risiko mengalami
kanker kulit. Salah satu cara agar terhindar dari efek buruk sinar matahari adalah
dengan memakai tabir surya yang tepat. Maka dari itu, penting untuk
menggunakan tabir surya yang tepat. Dengan tabir surya, kulit akan terlindungi
dari bahaya sinar ultraviolet yang bisa memicu produksi melanin, yaitu pigmen
penentu warna kulit, yang membuat kulit menjadi gelap.
Efek berbahaya radiasi matahari dominan disebabkan oleh spektrum
elektromagnetik daerah ultraviolet (UV), yang dibagi menjadi tiga daerah yaitu
UVA 320400 nm, UVB 290-320 nm dan UVC 200-290 nm. Radiasi UVC disaring
oleh atmosfer sebelum mencapai bumi. Radiasi UVB tidak sepenuhnya disaring
oleh lapisan ozon yang dapat menyebabkan kulit terbakar matahari (sunburn),
sedangkan radiasi UVA mampu mencapai lapisan epidermis dan dermis lebih
dalam, serta dapat memprovokasi penuaan dini pada kulit. Efek-efek radiasi UV
tersebut menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kanker kulit. Fakta inilah
yang menyebabkan perlunya zat tabir surya ditambahkan ke dalam produk
kosmetik sehari-hari seperti sediaan lotion (Balakhrisnan & Narayanaswamyi,
2011; Dutra, dkk, 2004). Beras merah (Oryza nivara) adalah salah satu bahan
alami yang berkhasiat tabir surya. Ekstrak etanol beras merah dilaporkan memiliki
aktivitas sunblock terhadap radiasi UVA dan UVB serta efek antioksidan (Suda,
2013; Tisnadjaja, dkk, 2012). Kedua efek tersebut disebabkan oleh kandungan
antosianin suatu pigmen yang memberi warna merah yang terdapat pada lapisan
pericarp hingga lapisan luar endosperm beras merah. Antosianin termasuk
komponen senyawa flavonoid turunan polifenol (Indrasari, dkk, 2010).

1
II. FORMULASI
Tiap 50 mL lotion ekstrak etanol beras merah mengandung:

Bahan Formula Kegunaan


F1 F2 F3
Ekstrak etanol 2.5% 5% 10% Zat aktif
Beras merah
Cera alba 7% 7% 7% Stabilisator emulsi
Tween 80 7% 7% 7% Emulgator
Setil alkohol 3% 3% 3% Pengemulsi, emolien
Stearil alkohol 2% 2% 2% Pengemulsi, emolien
Parafin cair 10% 10% 10% Pelembut
Metil paraben 0,18% 0,18% 0,18% Pengawet
Propil paraben 0,02% 0,02% 0,02% Pengawet
Minyak mawar 3 tts 3 tts 3 tts Pewangi
Alfa tokoferol 2 tts 2 tts 2 tts Antioksidan
Aquadest ad 100% 100% 100% Pelarut

III.CARA BUAT
3.1. Alat dan bahan
NO ALAT BAHAN
1 Alat-alat gelas (Pyrex) Aquadest
2 Bejana maserasi Alfa tokoferol
3 Lumpang dan alu porselin Cera alba
4 pH meter (HI 8424) Ekstrak beras merah
5 Spektrofotometer (Genesys 10S UV-Vis) Metil
6 Viskometer (Rion VT06F). Paraben
7 Minyak mawar
8 Paraffin cair
9 Propil paraben
10 Setil alkohol
11 Stearil alkohol dan tween 80

2
3.2. Prosedur
1. Ekstraksi Beras Merah
Beras merah yang telah diolah hingga proses penghalusan sebanyak 748
g diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%
selama 3 x 24 jam dengan sesekali diaduk (Suda, 2013). Maserat cair
diserkai dan dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh
ekstrak kental.
2. Formulasi Lotion
Fase minyak (cera alba, setil alkohol, stearil alkohol, parafin cair dan
propil paraben) dicampur dan dipanaskan pada suhu 65OC-75OC di atas
hot plate. Fase air (tween 80 dan metil paraben) juga dipanaskan pada
suhu yang sama. Setelah homogen fase minyak ditambahkan ke dalam
fase air dan diaduk sebentar, kemudian dituang ke dalam lumpang sambil
digerus. Aquadest ditambahkan sedikit demi sedikit. Setelah dingin
ditambahkan ekstrak etanol beras merah, alfa tokoferol dan minyak
mawar secara berturutturut. Proses penambahan bahanbahan tersebut
dilakukan sambil terus digerus hingga terbentuk massa lotion yang
homogen. Masing-masing formula dibuat triplo.

IV. CARA PENGUJIAN


1. Uji organoleptik
Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran
daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai
peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat
memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan
lainnya dari produk.
2. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Metode cycling Test
Uji ini merupakan uji stabilitas dipercepat yang dilakukan untuk
mengetahui kestabilan dari lotion tabir surya ekstrak etanol beras merah

3
yang telah dibuat terhadap stress bervariasi berupa perubahan suhu
ekstrem dalam waktu penyimpanan 12 hari.
3. Uji Efektivitas Tabir Surya
Efektivitas tabir surya sediaan ditunjukkan salah satunya dengan nilai
SPF. Besarnya kemampuan suatu senyawa untuk melindungi kulit dari
radiasi sinar UV dapat dilihat dari nilai SPF ini. Semakin tinggi nilai SPF,
semakin efektif aktivitas tabir surya suatu sediaan (Dutra, dkk, 2004).
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak beras merah maka semakin tinggi pula
nilai SPFnya.
4. Uji Homogenitas Sediaan Krim
Uji homogenitas merupakan parameter yang cukup penting di dalam suatu
sediaan kosmetika karena parameter ini menunjukkan tingkat kehalusan
dan keseragaman tekstur krim yang dihasilkan. Semakin halus dan
seragam tekstur, maka semakin baik sediaan yang dihasilkan karena
tekstur tersebut merupakan parameter tercampurnya komponen air dan
minyak.
5. pH Sedian Krim Tabir Surya
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter penting pada produk
kosmetik karena pH yang sangat tinggi atau rendah dapat mengakibatkan
kulit teriritasi. Oleh sebab itu, pH produk kosmetika sebaiknya dibuat
sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4,5-7,5 pengujian pH bertujuan untuk
mengetahui kestabilan nilai pH dari sediaan.
6. Uji viskositas Lotion
Sediaan dimasukkan ke dalam wadah berbentuk tabung, lalu dipasang
rotor no 1 dan pastikan bahwa rotor terendam dalam sediaan uji. Alat
viscotester dinyalakan dan dipastikan bahwa rotor dapat berputar. Diamati
jarum penunjuk dari viskosimeter yang mengarah ke angka pada skala
viskositas untuk rotor no 1 yang tersedia, ketika jarum menunjukkan ke
arah yang stabil, maka angka itulah merupakan viskositasnya dan dicatat
dalam satuan dPa.S.
7. Faktor pelindung surya (FPS)

4
Prinsip: perbandingan antara banyaknya energi sinar surya yang
dibutuhkan untuk menimbulkan kemerahan pada kulit yang dilindungi
dengan tabir surya yang dibutuhkan untuk menimbulkan kemerahan pada
kulit yang tidak dilindungi tabir surya
Bahan: sediaan tabir surya
Alat: penutup berwarna hitam, solar meter, mexa meter
Cara kerja:
- Oleskan sediaan tabir surya pada bagian tubuh yang sudah diberi tanda
dan satu bagian lagi yang tidak diberi sediaan tabir surya
- Tutupi bagian yang tidak disinari dengan penutup berwarna hitam
- Lakukan oenyinaran dengan sinar UV dengan intensitas yang
disetarakan dengan sinar matahari pada kedua bagian tersebut selama
waktu tertentu
- Catat dosis eritema minimal pada bagian tubuh yang diolesi dengan
sediaan tabir surya
V. SYARAT SNI
No Kriteria uji satuan persyaratan
1 Penampakan - Homogen
2 pH - 4,5-8,0
3 Bobot jenis 200C - 0,95-1,-5
4 Viskositas 250C Cps 2.000-50.000
5 Faktor pelindung surya - Min.4
6 Bahan aktif Sesuai permenkes no.
376/m3nk3w/per/VIII/1
990.
7 Pengawet Sesuai permenkes no.
376/m3nk3w/per/VIII/1
990.
8 Cemaran Mikroba
8.1 ALT Koloni/g Maks 102
8.2 Jamur Koloni/g Negatif
8.3 Coliform APM/g <3

5
8.4 Staphylococcus aureus Koloni/g Negatif
8.5 Psaudomonas aeruginosa Koloni/g Negatif

Anda mungkin juga menyukai