https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v8i2.40678
e-ISSN : 2686-2506 Artikel Penelitian
Formulasi Sediaan Nanoemulgel Ekstrak Buah Lada Hitam (Piper ningrum L.)
dengan Variasi Konsentrasi Tween 80 dan PEG 400
Septia Andini*,Yulianita, E Nurul Kholisoh Febriani
Abstrak
Buah lada hitam memiliki komponen utama yaitu senyawa piperin yang berkhasiat
sebagai antiinflamasi. Pemakaian secara topikal dengan penghantaran obat melalui
TDDS (Transdermal drug delivery system) diharapkan dapat meningkatkan penetrasi
obat sehingga lebih efektif. Nanoemulgel merupakan sediaan nanoemulsi dengan
ukuran droplet kisaran 50-1000 nm dengan penambahan basis gel. Nanoemulgel dipilih
karena sistem penghantaran obat berpenetrsi kedalam kulit sehingga dapat
meningkatkan bioavailabilitas suatu zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
sediaan Nanoemulgel dengan variasi konsentrasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan
PEG 400. Sebanyak tiga formula dibuat dengan variasi konsentrasi surfaktan Tween 80
dan kosurfaktan PEG 400 yaitu F1 (30:30); F2 (35:25); dan F3 (40:20). Ekstraksi buah
lada hitam dengan metode sokletasi dengan pelarut etanol 96%. Tahap pembuatan
sediaan Nanoemulgel dibuat dalam 3 tahap yaitu pembuatan nanoemulsi, pembuatan
basis gel dan pencampuran nanoemulsi ke dalam basis gel. Hasil penelitian
menunjukkan Formula 3 merupakan formula terbaik dan stabil dilihat dari hasil
pengujian ukuran partikel (59,37) nm, polidispersitas indeks (0,25), zeta potensial (-
28,9) mV, dan pH sediaan (5,60±0,01).
250
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
Pendahuluan
Tanaman lada hitam ( Piper nigrum L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di
tempat beriklim tropis dengan kelembaban yang cukup, bagian yang dimanfaatkan
biasanya yaitu bagian buah yang telah dikeringkan1. Buah lada hitam mengandung
senyawa metabolit yaitu asam askorbat, asam palmitat, asam miristat, champene,
carvacrol, metil eugenol, alkohol, piperin, minyak atsiri, resin, piperidin, dan pati2. Lada
hitam memiliki komponen terbesar yaitu piperin3.
Senyawa piperin merupakan alkaloid utama yang memberikan rasa pedas pada buah
lada hitam. Berdasarkan penelitian Shakel dan Ramadhan (2010) ekstrak buah lada
hitam memiliki efektivitas sebagai antiinflamasi pada mencit betina dengan dosis
sebesar 3,75%. Hasil dari studi farmakologi bahwa senyawa piperin dapat menimbulkan
aktivitas farmakologis yang bermacam-macam salah satunya yaitu sebagai
antiinflamasi, antipiretik, analgesik, antikonvulsan dan depresan sistem syaraf pusat2.
Transdermal Drug Delivery System (TDDS) merupakan penghantaran obat paling
efektif untuk obat yang bersifat hidrofilik. TDDS dapat meningkatkan bioavailabilitas
obat meningkat, penyerapan lebih cepat dan mudah digunakan4. Ukuran droplet yang
kecil pada sediaan Nanoemulgel dapat meningkatkan penetrasi obat secara
transdermal sehingga lebih efektif.
Nanoemulgel dipilih karena memiliki kestabilan kinetik yang lebih tinggi sebab ukuran
droplet nanoemulgel jauh lebih kecil dari pada emulsi konvensional dengan ukuran
droplet >1000 nm, pembuatan Nanoemulgel tergantung pada ukuran partikel dengan
adanya kecepatan pengadukan yang berpengaruh terhadap homogenitas dan
viskositas ekstrak buah lada hitam5. Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan
menurunkan viskositas dan memperlambat waktu pemisahan. Pada penelitian Singh, et
al (2012) semakin kecil ukuran partikel maka semakin mudah obat menembus
penghalang atau barrier membran kulit dan efeknya semakin baik.
Sediaan nanoemulgel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variasi
konsentrasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400. Tujuan dari penelitian ini
untuk membuat dan menentukan formulasi sediaan nanoemulgel ekstrak buah lada
hitam dengan variasi konsentrasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dengan
hasil mutu fisik yang baik. Evaluasi nanoemulgel yang dilakukan meliputi organoleptik,
pH, viskositas, homogenitas sediaan, uji sentrifugasi, uji daya sebar, penentuan tipe
emulsi, uji stabilitas, penentuan ukuran partikel dan polidispersitas indeks (PDI) serta
penentuan zetapotensial menggunakan particle size analyzer.
251
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
METODE
Alat
Alat yang digunakan adalah alat-alat gelas (Pyrex®-Prancis), grinder (Vienta®, Jakarta,
indonesia), oven (Mammert®-Jerman), pH meter (Ohaus®-Polandia), homogenizer
(IKA®-Malaysia), tanur (Daihan®-Indonesia), timbangan analitik (LabPro), sonikator,
centrifuge, waterbath, Particel Size Analizer (Malvern®,Worcestershire,United Kingdom),
Rotary evaporator, vacuum pump (IKA®-Malaysia), viskometer Brookfield (DV-I Prime®-
India).
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah lada hitam, aquadest, etanol
96%, Tween 80 (Arantor), PEG 400 (Tose Alkamid), metil paraben (Brataco),
Triethanolamin (Sigma-Aldrich), karbopol 940 (Fargon), paraffin cair (Fargon), silica gel
(Indexim International), HCl 2N (Brataco), pereaksi mayer, pereaksi dragondrooff,
serbuk Mg (Brataco), FeCl3 1% (Brataco), kloroform (Brataco), anhidrat asetat
(Brataco), asam sulfat p (Brataco).
Prosedur Rinci
252
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
253
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
254
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
Hasil
Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak menggunakan metode sokletasi memiliki kelebihan yaitu
mendapatkan hasil ekstraksi yang banyak, waktu yang digunakan cepat, serta pelarut
yang digunakan sedikit, selain itu aktivitas biologis saat dipanaskan tidak hilang18. Hasil
ekstraksi yang diperoleh dari 500 gram serbuk simplisia adalah 57,82 gram ekstrak
dengan rendemen sebesar 11,56%.
255
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
Tabel 2. Hasil Distribusi Ukuran Partikel, Indeks Polidispersitas dan Nilai Zeta Potensial
Syarat pH sediaan yang dapat di toleransi kulit agar tidak mengiritasi yaitu 4,5-
6,5 hasil yang didapatkan memenuhi syarat11. Uji homogenitas pada semua formula
tidak ada butiran-butiran kasar dan homogen ((Ditjen POM,1979).Syarat nilai viskositas
untuk sediaan semi solid 2000-50000 cPs, dan syarat untuk sediaan nanoemulgel yaitu
500-10000 cPs21. Hasil yang didapatkan semua formula memenuhi syarat
10 g 20 g 50 g 100 g
F1 6,12 6,29 6,38 6,42
F2 5,38 5,61 5,91 6,39
F3 4,82 5,29 5,59 5,91
Syarat nilai daya sebar pada sediaan semisolid adalah 5-7 cm, semua formula
memenuhi syarat.
257
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
Hasil yang didapatkan pada pengujian tipe emulsi dengan 2 metode yaitu dengan
pewarnaan metylen blue dan metode dilusi (pengenceran) didapatkan tipe nanoemulgel
M/A.
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Pembahasan
Ekstrak buah lada hitam dilakukan ekstraksi dengan metode sokletasi dengan pelarut
etanol 96% mampu menghasilkan rendemen yang tinggi sebesar 11,56%. Hasil ini
menandakan pelarut etanol 96% dapat menghasilkan kadar piperin yang tinggi. Etanol
96% mempunyai kemampuan menyari dengan polaritas yang luas mulai dari senyawa
nonpolar sampai dengan polar22. Metode sokletasi merupakan metode ekstraksi terbaik
untuk mendapatkan banyak hasil ekstraksi, waktu yang digunakan cepat, serta pelarut
yang digunakan sedikit18. Ekstrak berwarna coklat tua, memiliki aroma khas dan tekstur
kental. Kadar air serbuk dan ekstrak buah lada hitam memiliki kadar sebesar 4,74% dan
5,67% sehingga memenuhi persyaratan. Menurut Kemenkes RI (2017), bahwa syarat
kadar air serbuk dan ekstrak tidak boleh lebih dari 14%. (2). Kadar abu serbuk dan
ekstrak kental memiliki kadar 5,47% dan 1,12%, hasil yang didapatkan memenuhi
persyaratan. Menurut23, bahwa syarat kadar air serbuk <6,1% dan ekstrak kental
<1,7%.(3). Dilakukan uji fitokimia, hasil yang didapatkan positif mengandung alkaloid,
flavonoid dan tanin24.
Organoleptik
Hasil pengujian organoleptik diantaranya warna, aroma dan bentuk. F1, F2 dan
F3 memiliki warna coklat tua, aroma khas aromatik kuat dan bentuk sediaan kental25.
Karakteristik Nanoemulgel
Hasil karakteristik nanoemulgel pengukuran partikel pada 3 formula didapatkan
147,5 (F1); 123,6 (F2) dan 59,3 (F3), masuk ke dalam rentang yang diharapkan yaitu
50-1000 nm(26). Formula 3 menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dengan
perbandingan surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 sebesar 40:20. Hal ini
menunjukkan peningkatan surfaktan dapat meningkatkan absorpsi diantara permukaan
minyak-air dan menyebabkan penurunan tegangan antar muka sehingga terjadinya
pembentukan sediaan nanoemulgel dengan ukuran globul yang lebih kecil27. Kombinasi
surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dapat mempengaruhi ukuran droplet
yang terbentuk, apabila kombinasi surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan sudah
sesuai maka hasil ukuran droplet menjadi kecil dan stabil28.
Polidispersitas indeks (PDI) didapatkan hasil yaitu 0,32 (F1); 0,27 (F2) dan 0,25
(F3). Nilai polidispersitas indeks <0,5 menandakan distribusi ukuran partikel seragam.
Semakin mendekati angka 0 maka menggambarkan distribusi ukuran partikel yang
semakin homogen dan formula nanoemulgel yang dibuat stabil19. Nilai polidispersitas
indeks <0,5 bersifat monodispersi yaitu ukuran partikel mempunyai satu bentuk yang
259
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
seragam dan distribusi partikel yang sempit12. Hasil pengujian polidispersitas indeks
menunjukkan bahwa semua formula memiliki nilai polidispersitas indeks kurang dari 0,5
yang berarti distribusi ukuran partikel homogen dan stabil.
Hasil zeta potensial pada sediaan nanoemulgel diperoleh nilai -25,2 (F1); -21,7
(F2) dan -21,5 (F3). Pada formula 2 dan formula 3 didapatkan nilai zeta potensial
sesuai persyaratan yaitu lebih besar dari +25 mV atau -25 mV, menurut penelitian29 nilai
zetapotensial sekitar ±20 mV hanya memberikan stabilitas jangka pendek, namun
dalam hal ini jika nilai zeta potensial hanya ±20 mV atau lebih rendah dapat
memberikan stabilitas yang cukup.
Uji Viskositas
Uji Stabilitas
1. Pengujian Sentrifugasi
Pada pengujian ini dilakukan menggunakan alat centrifuge dengan kecepatan 3800
rpm selama 60 menit. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui ada tidaknya
pemisahan fase yang mungkin terjadi akibat gaya gravitasi15. Berdasarkan hasil
yang diperoleh pengujian sentrifugasi menunjukkan semua formula tidak mengalami
pemisahan fase yang menandakan bahwa sediaan nanoemulgel yang terbentuk
memiliki kestabilan yang baik.
2. Pengujian Cycling Test
Uji Cycling test yaitu uji stabilitas dipercepat dengan perubahan suhu secara ekstrim
(antara 4°C dan 40°C), tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui kestabilan fisik
sediaan nanoemulgel selama proses penyimpanan dengan perubahan suhu yang
berbeda. Perubahan suhu yang ekstrim dilakukan sebagai simulasi pada saat
pendistribusian melalui transportasi. Perubahan yang di amati dari awal siklus
sampai akhir siklus dilakukan sebanyak 6 siklus yaitu 12 hari. Pengujian 1 siklus
disimpan di dalam kulkas pada suhu 4°C selama 24 jam lalu dipindahkan dan
disimpan di dalam oven pada suhu 40°C selama 24 jam. Pengamatan yang
dilakukan yaitu uji organoleptik, ukuran partikel, polidispersitas indeks, zeta
potensial, pH sediaan dan viskositas17.
a. Hasil pengujian organoleptik, pengamatan organoleptik sediaan nanoemulgel
dilakukan pada semua siklus. Hasil yang didapatkan pada uji organoleptik pada
siklus ke-0 sampai siklus ke-6 menunjukkan ketiga formula tidak terjadi
perubahan dari segi aroma, warna, dan konsistensi serta tidak adanya
pemisahan fase ataupun pembentukan kristal. Hal ini dapat disimpulkan sediaan
nanoemulgel ekstrak kental buah lada hitam yang dibuat memiliki kestabilan
yang baik.
261
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
b. Hasil pengukuran partikel, polidispersitas indeks (PDI) dan nilai zeta potensial
pada siklus ke-6 meningkat setelah dilakukan pengujian stabilitas, tetapi masih
masuk ke dalam rentang yang diharapkan untuk hasil ukuran partikel dan
polidispersitas indeks. Hal ini menunjukkan bahwa partikel kurang stabil selama
penyimpanan dan mengalami agregasi molekul yang dapat menyebabkan
ukuran partikel menjadi lebih besar. Peningkatan temperatur juga dapat
mempengaruhi partikel, sehingga peningkatan temperatur mempunyai pengaruh
terhadap ukuran partikel yang semakin besar34 .Fenomena ini dapat dijelaskan
melalui mekanisme Ostwald ripening, dimana ukuran partikel yang tidak seragam
menginduksi terjadinya difusi zat terlarut dari partikel yang berukuran kecil
menuju ke partikel yang berukuran besar sehingga partikel tersebut akan
semakin bertambah besar ukurannya dan terjadi agregasi35.
c. Hasil pengujian pH Sediaan, hasil pengukuran yang didapatkan menunjukkan
nilai pH sediaan nanoemulgel ekstrak buah lada hitam mengalami penurunan
setiap siklusnya. Dapat disimpulkan bahwa nilai pH dari ketiga formula masih
dalam rentang pH yang dapat diterima kulit yaitu 4,5-6,5 dan tidak menimbulkan
kulit menjadi iritasi dan kering36. Penurunan pH kemungkinan karena sediaan
nanoemulgel akan mencapai kesetimbangan sesuai dengan pH ekstrak. Nilai pH
ekstrak kental buah lada hitam yaitu 4,784. Menurut31 bahwa perubahan pH
terjadi karena oksidasi dari suatu zat obat yang kebanyakan terjadi ketika zat
tersebut dipaparkan ke cahaya atau dikombinasi ke dalam formula dengan zat-
zat kimia lainnya tanpa melihat pengaruh terhadap oksidasi yang tepat.
d. Hasil pengukuran viskositas semua formula mengalami penurunan setiap
siklusnya. Penurunan viskositas sediaan nanoemulgel disebabkan oleh waktu
penyimpanan. Waktu penyimpanan sangat mempengaruhi viskositas karena
semakin lama sediaan nanoemulgel disimpan, maka semakin lama pula sediaan
terpengaruh oleh lingkungan37 .Kenaikan viskositas terjadi karena adanya
penggumpalan pada sediaan38, sedangkan penurunan viskositas dapat
dipengaruhi oleh perubahan suhu dan tekanan, jika suhu meningkat, maka
viskositasnya akan menurun, begitupun sebaliknya apabila suhu menurun, maka
viskositasnya akan meningkat ini berarti sediaan nanoemulgel mudah mengalir
ketika suhu panas dibandingkan pada suhu dingin39. Selain itu faktor yang
mempengaruhi viskositas diantaranya zat pengental, surfaktan, kosurfaktan,
jumlah fase terdispersi, pengadukan, dan ukuran partikel40. Secara keseluruhan
dari ketiga formula sediaan nanoemulgel mendapatkan hasil nilai viskositas
masih dalam rentang yang diinginkan adalah 2000-50000 cPs12.
Kesimpulan
Sediaan nanoemulgel ekstrak buah lada hitam pada formula 3 dengan konsentrasi
surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 (40:20) merupakan formula dengan mutu
fisik yang paling baik dan stabil dilihat dari pengujian ukuran partikel (59,37) nm,
polidispersitas indeks (0,25), nilai zeta potensial (-21,5) mV, pH sediaan (5,60±0,01).,
Viskositas (5066,00±61,28), uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji cycling test.
262
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
Daftar Pustaka
1. Shamina., Azeez; V.V., Vandana; R., Suseela Bhai, (2014). Biochemical defense
responses of black pepper (Piper nigrum L.) lines to Phytophthora capsici.
Physiological and Molecular Plant Pathology, 88, 18 27.
2. Kumar, B., Singh, B. P., Jain, S. K., & Shafaat, K. (2012). Development and
characterization of a nanoemulsion gel formulation for transdermal delivery of
carvedilol. International Journal of Drug Development and Research, 4(1), 151–
161.
3. Meghwal, M., & Goshwami, T. K. (2012). Chemical composition, nutritional,
medicinal and functional properties of black pepper: A review.Journal. Indian
Institute of Technology Kharagpur, India, 1(2), 1-5.
4. Shakeel F, Ramadan W. (2010). Transdermal delivery of anticancer drug caffeine
from water-in-oil nanoemulsions. Coll Surf B 75: 356–62.
5. Utami, S. S. (2012). Formulasi Dan Uji Penetrasi in Vitro Nanoemulsi, Nanoemulsi
Gel, Dan Gel Kurkumin.Skripsi, Depok : Universitas Indonesia, 16–21.
6. Dewi christina dina. (2012). "Penetapan Kadar Nikotin Dalam Ekstrak Daun
Tembakau Vorstenlanden Bawah Naungan Dan Oogst Secara Kromotografi Cair
Kinerja Tinggi Fase Terbalik”.skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sanata
Dharma.
7. Indalifiyani Astri, Malaka, H., Sahidin., Fritiohady., Andriani, R. (2021). Formulasi
dan Uji Stabilitas Fisik Nanoemulgel Ekstrak Etanol Spons Petrosia Sp. Jurnal
Farmasi Sains dan Praktis, 7:3 Hal 321-331.
8. Nuraeni, W., Daruwati, I., W, E. M., & Sriyani, M. E. (2013). Verifikasi kinerja alat
Particle Size Analyzer (PSA) Horiba Lb-550 untuk penentuan distribusi ukuran
nanopartikel. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Nuklir, 268–269.
9. Murdock, R. C., Braydich-Stolle, L., Schrand, A. M., Schlager, J. J., & Hussain, S.
M. (2008). Characterization of nanomaterial dispersion in solution prior to in vitro
exposure using dynamic light scattering technique. Journal Toxicological Sciences,
101(2), 239–253.
10. Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Ri. Hal. 83-86, 195-197.
11. Tranggono, R.I, Dan Latifah, F. 2013. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
12. Handayani, M.,Nurmita., Arsyik Ibrahim. (2015). “Formulasi dan Optimasi Basis
Emulgel Carbopol 940 dan Triethanolamin Dengan Berbagai Variasi Konsentrasi”.
Journal. Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda.
13. Syamsuni, 2006.Pdf. (n.d.).Tambunan, S., & Sulaiman, T. N. S. (2018). Formulasi
Gel Minyak Atsiri Sereh Dengan Basis HPMC dan Karbopol. Majalah Farmaseutik,
14(2), 87–95.
263
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
264
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
27. Salim, N., Basri, M., Rahman, M. B. A., Abdullah, D. K., Basri, H., & Salleh, A. B.
(2011). Phase behaviour, formation and characterization of palm-based esters
nanoemulsion formulation containing ibuprofen. Journal of Nanomedicine and
Nanotechnology, 2(4).
28. Syaputri, F.N., Patricia, V.M.,2019. Pengaruh Penambahan Emulgator Tween
dan Span Terhadap Stabilitas Krim. Journal of science, Technology and
Enterpreneurship, 1(2), 140-146.
29. Ambarwati, R., Rustiani, E. 2022. “Formulasi dan Evaluasi Nanopartikel Ekstrak
Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Dengan Polimer Plga. Majalah
Farmasetik.7(4) 2022, 305-313.
30. Ditjen POM. (1979).Farmakope Indonseia,Edisi ke III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesian, Jakarta.
31. Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit UI Press. Halaman 158, 387-389.
32. Maharini, Rismarika, & Yusnelti. (2020). Pengaruh konsentrasi PEG 400 sebagai
kosurfaktan pada formulasi nanoemulsi minyak kepayang. Chempublish Journal,
5(1), 1–14.
33. Syamsuni, 2006.Pdf. (n.d.).Tambunan, S., & Sulaiman, T. N. S. (2018). Formulasi
Gel Minyak Atsiri Sereh Dengan Basis HPMC dan Karbopol. Majalah
Farmaseutik, 14(2), 87–95.
34. Rosanti, S.D., Puryanti, D., 2015. Pengaruh Temperatur Terhadap Ukuran
Partikel Fe3O4 Dengan Template PEG-2000 Menggunakan Metode
Kopresipitasi. J. Ilmu Fis. Univ. Andalas 7, 39–44.
35. Dzakwan, M. (2020). Formulasi Dan Karakterisasi Nanosuspensi Morin Dengan
Metode Sonopresipitasi. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 3(2), 121–131.
36. Sudjono, T. A., Honniasih, M., & Pratimasari, Y. R. (2012). Pengaruh Konsentrasi
Gelling Agent Carbomer 934 dan HPMC Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot
(Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Baka Pada
Punggung Kelinci,Journal. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.13(1), 6–11.
37. Budiman Haqqi, M. (2008). Uji stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan sediaan
krim. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
38. Iswindari, D. (2014). Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Rice Bran Oil.
Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
39. Effendi, M. Syafwansyah dan Adawiyah, Rabuatul. 2014. “Penurunan Nilai
Kekentalan Akibat Pengaruh Kenaikan Temperatur Pada Beberapa Merek
Minyak Pelumas”. Jurnal INTEKNA. No. 1, Tahun XIV, 1-101
265
S.Andini, Majalah Farmasetika, 8 (3) 2023, 250-266
40. Martin, Alfred . 2008. Farmasi Fisik Jilid 2. Jakarta: Universitas Indonesia : Press.
266