Anda di halaman 1dari 12

CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL

VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

FORMULASI KRIM KOMBINASI HERBAPEGAGAN (Centella asiatica L.)


DAN MINYAKZAITUN SEBAGAI TABIR SURYA SECARA IN VITRO

Suciaty Zainuddin1 , TN. Saifullah 2, Gunawan Pamudji W 1


1
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta
2
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Korespondensi: fauzan_amansyah@yahoo.com

ABSTRAK
Pegagan mengandung senyawa flavanoid dan sponin yang dapat diaplikasikan sebagai
tabir surya untuk mencegah radiasi sinar ultraviolet. Pegagan dan minyak zaitun
diformulasikan dalam sediaan krim agar mudah digunakan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi herba pegagan dan minyak zaitu
terhadap sifat fisik dan nilai sun protecting factor (SPF) sediaan krim. Ekstrak herba
pegagan diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
Pengukuran nilai SPF secara in vitro menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visibel.
SPF dihitung dan diplotkan dengan konsentrasi menggunakan metode regresi non linier.
Formulasi ekstrak herba pegagan dan minyak zaitun dalam sedian krim menggunakan
variasi konsentrasi F1 (5%;0,1%), F2 (10%:0,1%), dan F3 (20%:0,1%). Uji stabilitas
sifat fisik sediaan krim meliputi pemeriksaan organoleptik, homogenitas, viskositas,
daya sebar, tipe krim dan pH. Hasil diuji secara statistik menggunakan anova dua jalan
dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis secara in vitro menunjukkan bahwa
ekstrak herba pegagan dan minyak zaitun memiliki tingkat kemampuan tabir surya
dengan nilai SPF berturut-turut 28,5 (Proteksi ultra); 29,9 (Proteksi ultra); dan
37(Proteksi ultra).

Kata kunci :Herba pegagan, Flavonoid, dan saponin, Nilai SPF, Tabir Surya.

27
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

The UV Protection Activity by In Vitro Extract Herb Pegagan (Centella asiatica L.)
and olive oilOF SUNSCREEN CREAM.THESIS, FACULTY OF PHARMACY,
SETIA BUDI UNIVERSITY, SURAKARTA.

ABSTRACT
Extract herb pegaganconsists of flavanoid and saponin compound that can be applied as
sun filter to prevent ultraviolet radiation. Herb extract pegagan and olive oil has been
prepared in lotion dosage form due to its easy to use. The aims of this research was to
determine varying concentrations ofphysical properties and sun protecting factor (SPF)
value of sunscreen lotion. Extract herb pegagan and olive oil was obtained by
maceration method using ethanol 96% as solvent. In vitro measurement of SPF used
spectrophotometer Ultraviolet-visible. The SPF was calculated and plotted with
concentrations using non-linear regression method. Formulation Herb.Extract pegagan
and olive oilinsunscreen lotion using varying concentrations of was prepared by several
ratios i.e. F1 (5%:0,1%), F2 (10%:0,1%), and F3 (20%:0,1%). Physical stability and
properties of lotion were conducted i.e organoleptic, homogeneity, viscosity,
spreadibility, emulsion type and pH. The results were statistically analyzed using two
way analysis of variance at confidence level of 95%. The results showed that as many as
extract herb pegagan and olive oil SPF values of 28,5 (ultra protection); 29,9(ultra
protection); and 69(ultra protection), respectively.

Keyword: Extract herb pegagan and olive oil leaves, Flavonoid and Saponin, SPF value,
Sunscreen

PENDAHULUAN kuersetin (10%) dalam sediaan emulsi


Sinar matahari mengandung M/A memiliki nilai SPF setara dengan
radiasi ultraviolet (UV), dan paparan homosalat (senyawa standar untuk
terhadap UV dapat merusak sel dalam pengukuran SPF) dan memiliki nilai SPF
kulit. Ada tiga gelombang sinar UV. sekitar 30 pada kombinasi dengan
UVA, UVB, dan UVC. Paparan kronis titanium dioksida.
terhadap UVA dapat merusak kulit dan Kaur & Saraf (2010) melakukan
berperan dalam penuaan kulit dan kanker pengukuran nilai SPF terhadap beberapa
kulit. Sinar matahari juga mengandung minyak herbal baik berupa minyak tidak
sejumlah kecil UVB yang menyebabkan menguap (minyak zaitun, minyak kelapa,
kulit terbakar(Toselli, 2008).Penelitian minyak castor, minyak mustard,
formulasi krim tabir surya ini dibuat chaulmoogra, dan minyak wijen) maupun
dengan bahan aktif ekstrak herba pegagan minyak menguap (minyak peppermint,
(Centella asiatica L) dan minyak. minyak tulsi, minyak lemon, minyak
Kandungan bahan aktif yang ditemukan jeruk, minyak kayu putih, minyak teh dan
dalam pegagan diantaranya kuersetin, minyak mawar). Larutan hidroalkohol
betakaroten, vitamin C (Bajpai et al., dengan konsentrasi 0,1 % disiapkan dan
2005). Penelitian yang dilakukan oleh aktivitas fotoprotektif diuji menggunakan
Choquenetet al. (2007) menunjukkan metode spektrofotometri pada rentang

28
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

panjanggelombang 290-320 nm. Hasil Simplisia yang telah kering, dihaluskan


penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF kemudian diayak menggunakan ayakan
berada pada rentang 2-8 untuk minyak nomor 60 sampai serbuk terayak habis.
tidak menguap dan dalam rentang 1-7 Penetapan kadar lembab
untuk minyak menguap. Minyak zaitun Serbuk rimpang temu mangga ditimbang
memiliki nilai SPF paling tertinggi yaitu 2 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
sebesar 7,549. alat moisture balance pada suhu 105oC.
Data penelitian tentang analisis uji Nilai kadar lembab muncul pada alat
in vitro pada kombinasi herba pegagan dalam satuan persen.
dan minyak zaitun belum banyak Pembuatan ekstrak etanol Herba
dilakukan, oleh karena itu dilakukan pegagan
penelitian tentang formulasi kombinasi Pembuatan ekstrak daun pegagan
ekstrak herba pegagan dan minyak zaitun dengan menggunakan metode maserasi
secara in vtro. Penelitian uji in vitro sebanyak 50 gram. Serbuk daun pegagan
menggunakan metode dengan sediaan direndam dengan etanol 96% sebanyak
krim ekstrak herba pegagan sebagai 475 ml disimpan selama 5 hari sambil
sediaan kontrol. Penelitian ini juga untuk dikocok berulang-ulang. Dilakukan
mengetahui hasil uji in vitro formulasi sebanyak 3 kali pengulangan.Ekstrak
kombinasi ekstrak herba pegagan dan disaring dengan menggunakan alat vacum
minyakzaitun sebagaitabir surya. buchner, diuapkan menggunakan
METODE PENELITIAN evaporator, sehingga diperoleh ekstrak
Bahan kental.
Bahan yang digunakan adalah Penentuan nilai SPF ekstrak herba
daun pegagan, etanol 96% (Brataco), pegagan dan minyak zaitun
minyak zaitun (Brataco), propilenglikol, Penentuan nilai Sun Protection
setil alkohol, asam stearat, polisorbat 80, Factor (SPF) dilakukan secara in vitro
sorbitan 80, paraffin cair, dan Na-EDTA, dengan menggunakan spektrofotometer
NaCl, metil paraben, propil paraben, krim UV-Vis. Nilai SPF (Sun Protecting
ponds® dengan khasiat sama yang beredar Factor) dihitung dengan terlebih dahulu
di pasaran sebagai kontrol positif. menghitung luas daerah di bawah kurva
Alat serapan (AUC) dari nilai serapan pada
Neraca analitik, lampu UV, panjang gelombang 280-320 nm dengan
viscotester VT-04E, pH-meter, interval 5 nm. Nilai AUC dihitung
sentrifugator,alat-alat gelas (Pyrex), menggunakan rumus berikut:
mikroskop optik, gelas, wadah krim, [AUC] = (Aa + Ab)/2X(dPa-b)
kamera digital, buku dan data pencatatan, Keterangan :
lembar informed consent. Aa = Absorbansi pada panjang gelombang
Determinasi serbuk simplisia pegagan a nm
Tahap pertama penelitian ini adalah Ab = Absorbansi pada panjang gelombang
menetapkan kebenaran sampel b nm
pegaganyang berkaitan denganciri-ciri dPa-b = Selisih panjang gelombang a dan b
morfologis yang ada pada tanaman Nilai total AUC dihitung dengan
pegagan terhadap kepustakaan dan menjumlahkan semua nilai AUC pada tiap
dibuktikan di Laboratorium Biologi segmen panjang gelombang. Niai SPF
Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. masing-masing konsentrasi ditentukan
Pembuatan serbuk herba pegagan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

29
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

Log SPF = [AUC / ( λn - λ1)]XFP Ekstrak dibuat larutan induk yang


Keterangan : kemudian dibuat seri konsentrasi 0,02%
λn = panjang gelombang terbesar ppm; 0,04% ppm; 0,06% ppm; 0,08%
λ1 = panjang gelombang terkecil (290 nm) ppm; dan 0,1% ppm, kemudian dibaca
n-1 = interval aktivitas eritemogenik absorbansinya dan direplikasi sebanyak 3
FP = faktor pengenceran kali.

Tabel 1. Formula krim herba pegagan dengan minyak zaitun

Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3


Ekstrak herba pegagan 5 10 20
Minyakzaitun 0,1 0,1 0,1
Setil alkohol 2 2 2
Parafin cair 18 18 18
Asam stearat 13 13 13
Lanolin anhidrat 1 1 1
Propilen glikol 10 10 10
Polisorbat 80 3,47 4,25 3,47
Sorbitan 80 1,32 1,32 2
Propil paraben 0,1 0,1 0,1
Metil paraben 0,1 0,1 0,1
Natrium EDTA 0,1 0,1 0,1
Aquades ad 100 100 100

Pembuatan krim visual, jika warna krimmerata maka


Fase minyak dibuat dengan diasumsikankrim tersebut homogen.
melebur asam stearat, setil alkohol, Pengamatan dilakukan tiap minggu
paraffin cair, lanolin anhidrat, propil selama 30 hari.
paraben, sorbitan 80, dan ekstrak herba 3. Uji viskositas
pegagan dan minyakzaitun pada suhu 70o Uji viskositas/kekentalan
C. Fase air dibuat dengan memanaskan dilakukan dengan menggunakan
propil paraben, propilenglikol, polisorbat viscometer dengan rotor no 1. Pengamatan
80, sebagian air, dan natrium EDTA pada dilakukan tiap minggu selama 30 hari.
suhu 70o C. Krim dibuat dengan cara 4. Uji daya sebar
mencampurkan fase air sedikit demi Sediaan 0,5 gram diletakkan di
sedikit ke dalam fase minyak sambil tengah kaca bulat berskala, diatas bahan
diaduk dengan pengaduk stamfer sampai diletakkan kaca bulat lain lalu didiamkan
terbentuk basis. Tambahkan sisa fase air selama 1 menit lalu dicatat penyebaranya,
kemudian diaduk sampai homogen. pemberat ditambah sebesar sebesar 50
Pengujian stabilitas fisik krim gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram dan
1. Uji organoleptis diukur tiap 1 menit. Penyebaran dicatat
Uji organoleptis krim meliputi uji melalui 4 sisi. Pengujian dilakukan setelah
warna, bau, dan konsistensi krim. sehari krimdibuat kemudiaan disimpan
Pengamatan dilakukan tiap minggu selama satu minggu, diuji lagi daya
selama 30 hari. sebarnya, begitu seterusnya selama 30
2. Uji homogenitas hari.
Sampel dilihat keseragaman warna
dalam basis yang sudah bercampur secara

30
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

5. Penentuan tipe krim Penentuan nilai SPF ekstrak herba


Penentuan tipe krim dapat pegagan
dilakukan dengan uji kelarutan zat warna, Gambar 1 menunjukkan bahwa ekstrak
dengan menggunakan zat warna larut air herba pegagan dan minyak zaitu semakin
seperti metilen biru yang diteteskan pada besar konsentrasi maka SPF yang
krim jika zat warna terlarut dan berdifusi dihasilkan juga akan semakin besar,
homogen pada fase eksternal yang berupa sehingga pada konsentrasi 20% ; 0,1%
air, maka tipe emulsi adalah M/A, namun mendapatkan SPF sebesar 37.
jika zat warna tampak sebagai tetesan di Hasil pengujian sifat fisik krim
fase internal, maka tipe emulsi adalah 1. Hasil uji organoleptis krim
A/M. Hasil sebaliknya jika digunakan zat Tabel 2 menunjukkan bahwa
warna larut minyak (Sudan III). warna dan bau pada semua formula tidak
Pengamatan dilakukan menggunakan mengalami perubahan, tetapi konsistensi
mikroskop molekuler dan diamati hari ke- pada semua formula mengalami
2 dan pada hari ke-30. penurunan sampai penyimpanan minggu
6. Uji pH ke 4.
Pengukuran pH dilakukan dengan
cara mencelupkan pH stick ke dalam
sediaan krim ekstrak herba pegagan.
Pengamatan dilakukan tiap minggu
selama 30 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi kandungan senyawa
dalam ekstrak
Uji reaksi warna memberikan hasil
bahwa ekstrak herba pegagan
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
dan saponin.
Tabel 2. Hasil organoleptis sediaan krimekstrak herba pegagan
Formula Uji organoleptis Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Formula 1 warna HP HP HP HP
bau HB HB HB HB
konsistensi ++ ++ ++ +++
Formula 2 warna HP HP HP HP
bau TB TB TB TB
konsistensi + + + ++
Formula 3 warna HP HP HP HP
bau TB TB TB TB
konsistensi ++ ++ ++ +++
Keterangan :
Formula 1: Polisorbat 80 (3,47) : Sorbitan 80 (1,32)
Formula 2: Polisorbat 80 (4,25) : Sorbitan 80 (1,32)
Formula 3: Polisorbat 80 (3,47) : Sorbitan 80 (2)
HP : warna hijau pucat
TB : tidak berbau
+ : sangat kental
++ : kental
+++ : agak kental

31
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

2. Hasil uji homogenitas krim Gambar 2 menunjukkan bahwa


Hasil pengamatan pada uji perbedaan variasi formula dan lama
homogenitaskrim menunjukkan bahwa penyimpanan tidak memberikan pengaruh
keempat formula merupakaan sediaan bermakna terhadap viskositas. Dari hasil
yang homogen selama 30 hari uji viskositas menunjukkan bahwa krim
penyimpanan. stabil dari minggu pertama sampai
3. Hasil uji viskositas krim minggu ke empat.
Tabel 3. Hasil Uji Viskositas sediaan krim ekstrak herba pegagan dengan minyak zaitun

Pemeriksaan Viskositas (d Pas)


waktu Formula I Formula A Formula B Kontrol (+)
Minggu 1 146,66 ±15,28 253,33 ±5,77 206,66 ± 5,77 130,00 ± 15,81
Minggu 2 200,00 ± 10,00 273,33 ± 5,76 210.00 ± 12,25 193,33 ± 5, 77
Minggu 3 206,66 ± 5,77 276,66 ± 5,77 220,00 ± 10,00 193,33 ± 5,77
Minggu 4 163,33 ± 5,77 281,66 ± 2,88 216,66 ± 5,77 170,00 ± 10,00

300
Viskositas (dPas)

250
200 formula 1
150
100 formula 2
50 formula 3
0
1 2 3 4 Kontrol (+)
Lama Penyimpanan (minggu)

Gambar 2. Profil pengaruh perbandingan lama penyimpanan terhadap viskositas padasediaan


krim herba pegagan dan minyak zaitun
4. Hasil uji daya sebar krim semakin rendah. Viskositas yang tinggi
Daya sebar yang dihasilkan paling akan sulit mengalir karena memiliki gaya
tinggi adalah pada F1 dan yang paling kohesi yang besar antara molekul basis
rendah adalahF4, artinya semakin kecil sehingga menyebabkan krim sulit untuk
konsentrasi asam stearat maupun menyebar. Penyimpanan selama 30 hari
trietanolamin, maka daya sebar yang menunjukan bahwa daya sebar semakin
dihasilkan akan semakin tinggi, hal ini meluas pada semua formula, hal ini
berbanding terbalik dengan viskositas dikarenakan viskositas pada sediaan
krim. Daya sebar suatu sediaan krim krimjuga menurun dan sediaan menjadi
berhubungan erat dengan viskositas lebih encer sehingga daya sebar akan
sediaan tersebut, semakin tinggi semakin meluas.
viskositasnya maka daya sebar akan
Tabel 4. Hasil uji daya sebar sediaan krimekstrak herba pegagan dan minyak zaitun

Luas penyebaran (cm2 ± SD)


Formula
Beban Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
55,46 2,99 ± 0,06 2,58 ± 0,09 1,83 ± 0,05 2,43 ± 0,03
105,46 3,23 ± 0,02 2,89 ± 0,03 1,87 ± 0,04 2,61 ± 0,02
FI
155,46 3,37 ± 0,05 3,00 ± 0,04 1,92 ± 0,03 2,73 ± 0,01
205,46 3,46 ± 0,07 3,10 ± 0,03 1,93 ± 0,02 2,84 ± 0,02
55,46 3,02 ±0,09 2,13 ± 0,03 1,78 ± 0,02 2,06 ± 0,02
F2
105,46 2,64 ± 0,07 2,49 ± 0,04 1,86 ± 0,00 2,25 ± 0,02

32
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

155,46 2,93 ± 0,07 2,73 ± 0,06 1,90 ± 0,00 2,39 ± 0,02


205,46 3,07 ± 0,13 2,84 ± 0,06 1,93 ± 0,00 2,41 ± 0,04
55,46 2,41 ± 0,15 2,47 ± 0,06 1,99 ± 0,03 2,23 ± 0,00
105,46 2,86 ± 0,10 2,67 ± 0,05 2,06 ± 0,02 2,42 ± 0,01
F3
155,46 3,09 ± 0,04 2,87 ± 0,03 2,12 ± 0,02 2,53 ± 0,02
205,46 3,23 ± 0,02 2,97 ± 0,03 2,15 ± 0,01 2,63 ± 0,04
55,46 2,47 ± 0,08 2,45 ± 0,07 1,95 ± 0,02 2,24 ± 0,04
105,46 2,76 ± 0,04 2,76 ± 0,06 1,99 ± 0,03 2,42 ± 0,03
K (+)
155,46 3,01 ± 0,06 2,98 ± 0,04 2,05 ± 0,02 2,50 ± 0,06
205,46 3,18 ± 0,04 3,14 ± 0,05 2,03 ± 0,08 2,57 ± 0,04

4 4
3.5
Daya sebar (cm)

Daya sebara (cm)


3 3
Formula 1 2.5 Formula 1
2 2
Formula 2 1.5 Formula 2
1 Formula 3 1 Formula 3
Formula 4 0.5 Formula 4
0 0
50 100 150 200 50 100150200
Beban (gram) Beban (gram)

(a) (b)

3 3
Daya sebar (cm)

2.5
2
Formula 1 2 Formula 1
Formula 2 1.5 Formula 2
1
Formula 3 Formula 3
1
Formula 4 Formula 4
0 0.5
50 100 150 200
0
Beban (gram)
50 100 150 200
(c) (d)
Gambar 3. Profil pengaruh beban terhadap daya sebar pada sediaan krim ekstrak herba pegagan
dan minyak zaitun. Minggu 1 (a), minggu 2 (b), minggu 3 (c), dan minggu 4 (d)

Gambar 3 menunjukkan bahwa, 5. Hasil uji tipe krim


pengaruh beban dan lama penyimpanan Gambar 4 menunjukkan bahwa
akan memberikan pengaruh bermakna pada pengujian semua formula krim
terhadap daya sebar (p < 0,05), memiliki tipe minyak dalam air karena
peningkatan beban akan menaikkan saat ditetesi methylen blue dan dilihat
peningkatan daya sebar, dan semakin lama dibawah mikroskop zat warna terlarut dan
penyimpanannya maka daya sebar akan berdifusi homogen pada fase eksternal
semakin tinggi. yang berupa air. Hal ini ditunjukkan pada

33
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

semua formula bahwa tidak ada minggu ke 4.


perubahan sampai pada penyimpanan

Metilen Blue

F1 F2 F3

Sudan III

F1 F2 F3

Gambar 4. Uji tipe krim pada sediaan krim ekstrak herba pegagan dan minyak zaitun

6. Hasil uji pH krim


6
5
4
PH

3 F1
2 F2
1 F3
0
1 2 3 4
Lama Penyimpanan (minggu)

Gambar 5. Profil pengaruh perbandingan lama penyimpanan terhadap pH pada sediaan krim
ekstrak herba pegagan dan minyak zaitun

Gambar 5 menunjukkan bahwa pH Penentuan nilai SPF sediaan krim


yang dihasilkan stabil, tidak ada ekstrak herba pegagan dan minyak
perubahan dari minggu pertama sampai zaitun
minggu terakhir. F1 menghasilkan pH Tabel 5. Hasil uji SPFsediaan krim
lebih rendah dibandingkan dengan F2 dan ekstrak herba pegagan dan minyak
F3, hal ini dikarenakan pada F2 dan F4 zaitun
mengandung asam stearat yang lebih Formula Nilai SPF
banyak. Asam stearat bersifat asam, Formula 1 28,51974
sehingga semakin banyak asam stearat Formula 2 29,95833
yang digunakan akan membuat sediaan
Formula 3 69,08211
akan semakin bersifat asam atau pH akan
Keterangan :
semakin rendah.
Formula 1: Ekstrak herba pegagan (5%)
dan minyak zaitun (0,01%)

34
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

Formula 2: Ekstrak herba pegagan (10%) Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk
dan minyak zaitun(0,01%) Sediaan Farmasi IV. Terj. Dari
Formula 3: Ekstrak herba pegagan (20%) introduction to Pharmacetical
dan minyak zaitu (0,01%) Dosage Form oleh Farida Ibrahim.
SIMPULAN DAN SARAN Jakarta: UI Press.
Simpulan Bajpai M, Pande A, Tewari SK, Prakash
1. Ekstrak herba pegagan dan minyak D. 2005. Phenolic contents and
zaitun memiliki aktivitas tabir surya antioxidant activity of some food
dengan nilai untuk masing-masing and medicinal plants. Int J Food
formula sebagai berikut F1 SPF 28, F2 Sci Nutr, 56 : 287-91.
SPF 29, F3 SPF 37. Benrath J, Zimmermann M, Gillardon F.
2. Konsentrasi yang efektif dari 1995. Substance nitric oxide
kombinasi ekstrak herba pegagan dan mediate wound healing of
minyakzaitun sebagai tabir surya ultraviolet photodamagedrat skin:
terdapat pada F3 SPF 37. effectfor an effectof nitric oxide on
3. Sediaan krim kombinasi ekstrak herba keratinocproliferation.Neurosci
pegagan dan minyak zaitun masih Lett. 200:17–20.
stabil selama penyimpanan dengan Brenes M. García A, García P, Rios J,
nilai uji t-test pada formula 1, 2, 3 dan Garrido A. 1999. Phenolic
kontrol (+) yaitu kurang dari 0,05 compounds in Spanish olive oils.
yang berarti tidak berbeda signifikan J. Agric. Food Chem. 47: 3535-
antara minggu 1 sampai minggu 4. 3540.
Saran Brenes M, Hidalgo FJ, García A, Rios JJ,
Disarankan pada peneliti selanjutnya García P, Zamora, R, Garrido
untuk meneliti lebih lanjut A.2000. Pinoresinol and 1-
tentangmengenai isolasi flavanoid acetoxypinoresinol, two new
yang terkandung dalam pegagan phenolic compounds identified in
(Centella asiatica L.) yang memiliki olive oil. J. Am. Oil Chem. Soc. 77
aktivitas sebagai perlindungan : 715-720.
terhadap sinar UV-B. Brenes M, García A, García P, Garrido A.
2001. Acid hydrolysis of
DAFTAR PUSTAKA secoiridoid aglycons during
Andreadou I. 2006. The olive constituent storage of virgin olive oil. J. Agric.
oleuropein exhibits anti-ischemic, Food Chem.49 : 5609-5614.
antioxidative, and hypolipidemic Brenes M, Medina E, Romero C, De
effects in anesthetized rabbits.The Castro A. 2007. Antimicrobial
Journal of Nutrition and Disease, activity of olive oil. Anno, 18.
136. Cook D, Mitchell R, Darr D. 1979.
Anief M. 1997. Formulasi Obat Topikal. Changes in the
Gadjah Mada University Press. mechanicalproperties of intact
Yogyakarta. guinea pig skin resulting from
Anief M. 1988. Ilmu Meracik Obat. ultra-violetirradiation. Bioeng
Gadjah mada University Press. Skin, 2:13.
Yogyakarta. Choquenet B, Couteau C, Paparis E,
Anonim. 2009.Naturakos, Volume IV. Coiffard LJM. 2008. Quercetin
Jakarta :Badan Pengawas Obat dan and Rutin as Potential Sunscreen
Makanan. Agents : Determination of Efficacy

35
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

by an inVitro Method. J.Nat.Prod. on pentylenetetrazole-induced


71 : 1117–1118 kindling, cognition and oxidative
Dasuki AU. 1991. Sistematika Tumbuhan stress in rats. Pharmacology
Tinggi. Bandung: ITB. Biochemistry and Behavior.
Delita YN. 2012. Viabilitas monosit yang 74:579–585.
dipapar Streptococcus viridansdan Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia
diinkubasi dengan minyak zaitun Penuntun Cara Menganalisa
(Oleum olivae). [Skripsi] Jember : Tumbuhan, Terjemahan K,
Universitas Jember. Padmawinata dan Soedira I.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Penerbit Institut Teknologi
Edisi III. Jakarta: Departemen Bandung.
Kesehatan Indonesia. Hashim Pet al., 2011. Triterpene
Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan composition and bioactivites of
Simplisia.Jakarta: Departemen Centella asiatica L., Molecules,
Kesehatan Republik Indonesia. 16: 1310-1322.
Ditjen POM. 1986. Sediaan Galenik. Hsuet al., 2004. Efficacy antioxidant
Jakarta: Departemen Kesehatan herbal. J. Aest. Derm., 10: 67-69.
Republik Indonesia. James WD, Berger TG,Elston DM. 2006.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Andrews’ diseases of the skin:
Edisi IV. Jakarta: Departemen clinical dermatology (10th ed.).
Kesehatan Republik Indonesia. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Djajadisastra J., 2007. Buku Pegangan Jones, P.H.
Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jamil SS, Nizami Q,Salam M. 2007.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka “Centella asiatica (Linn.) Urban: a
Utama. review,” Natural Product
Djauhariya E,Hernani. 2004. Gulma Radiance, 6: 158–170.
Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Kanitakis, J. 2002. Anatomy, histology
Swadaya. and immunohistochemistry of
Fehri, B et al. 1996. Ole Africana herba. normal human skin. European
Olea europaea L. : stimulant, anti- Journal of Dermatology, 12 :390–
ulcer and anti-inflammatory 401.
effects. Boll. Chim. Pharm. 135 : Kaur CD, Saraf S. 2010. In vitro sun
42-49. protection factor determination of
Fullerton A, Keiding J. 1997. A herbal oils used in cosmetics.
comparison between a Pharmacognosy Res. 2: 22–25.
tristimuluscolorimeter (Minolta Khaiat A., 2000. Botanical extracts. In
ChromaMeter CR-200) and Elsner, P., and Maibach, I.H.
twspectrophotometers (Minolta (Eds.). Cosmeceuticals. New York:
Spectrophotometer CM-508iand Marcel Dekker.
CM-2002). Quantification of UV- Khan, et al., 1995.Tetraketoner A new
B induced erythema ina hairless class of tyrosinase inhibitor.
guinea pig model. Skin Res Biorganic and Medical Chemistry.
Technol, 3:237. Lachman L., 1994. Teori dan Praktek
Gawkrodger DJ. 2002. Dermatology, An Farmasi Industri. (Ed. ke-3).
Illustrated Colour Text. 3rd ed. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta:
Edinburgh: Churchill Livingstone. Penerbit Universitas Indonesia, UI
Gupta YK, Kumar MHV, Srivastava AK. Press.
2003. Effect of Centella asiatica

36
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

Lowe NJ, Breeding J. 1986. Sunscreen Sunscreen.J.Am.Acad. Dermatol,


evaluation by mouse 6:687-692.
spectrophotometricand human Orey C. 2007. Khasiat Minyak zaitun.
assays. In: MarksR, PlewigG Jakarta : Penerbit Hikmah.
(eds)SkinModels. Germany Ramirez MC et al. 2006. Olive Oil and
:Springer. Health. CAB International.
Majewska M, Skrzycki M, Podsiad M, Rietjens SJ, Bast A, Vente, J, Haenen.
Czeczot H., 2011. Evaluation of 2007. The Olive Oil Antioxidant
antioxidant potential of flavonoids: Hydroxytyrosol Efficiently
an in vitro study. Acta Poloniae Protects Against the Oxidative
Pharmaceutical-Drug Research, Stress-Induced Impairment of the
68 : 611-615. NO2 Response of Isolated Rat
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Aorta.American Journal of Heart
Kedokteran. EGC. Jakarta. Circulation Physiology, 292.
Marchaban, Saifullah TN. 2014. Petunjuk Ro BI, Dawson TL. 2005. The role of
Praktikum Formulasi dan sebaceous gland activity and scalp
Teknologi Sediaan Cair dan Semi micro-oral metabo- lism in the
Padat. Yogyakarta : UGM etiology of seborrheic dermatitis
Marwat, SK et al. 2009. Fruit plant and dandru. J Investigative
species mentioned in holy qura’n Dermatol SP.,10 : 194-197.
and ahadith and their Robert J, Walter, 2008. Low molecular
ethnomedicinal weight antioxidants and their role
importance.American- in skin aging. Clin. Exp. Derm.,26:
eurasianJournal of Agriculture 578–82.
and Environment Science, 5. Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik,
Miteva,Fluhr JW., 2008. Practical Aspects Dasar Kecantikan & Berbusana
of Cosmetic Testing. Germany: yang Serasi. Jakarta: Penerbit
Springer. Rineka Cipta.
Montedoro GF, Servili M, Baldioli Ruano J et al. 2005. Phenolic Content of
M,Miniati E. 1992. Simple and Virgin Olive Oil Improves
hydrolysable phenolic compounds Ischemic Reactive Hyperemia in
in virgin olive oil. 1. Their Hypercholesterolemic Patients.
extraction, separation, and Journal of the American College of
quantitative and semiquantitative Cardiology46.
evaluation by HPLC. J. Agric. Safitri AN, et al. 2013. Optimasi formula
Food Chem,40 : 1571-1576. sediaan krim (Fragaria x
Muizzudim N, Shakoori AR, Marenus ananassa). Universitas Brawijaya
KD. 1998. Effect of topical Saha K.2008. Development of Plant Based
application of antioxidants and Medicines: Conservation, Efficacy
free radical scavprotectionof and Safety. Dordrecht: Kluwer
hairless mouse skin exposedto Academic Publishers.
chronic doses ofultravioletB. Skin SharpPE,LaReginaMC,SuckwMA.1998.T
Res Technol.4:200–204. heLaboratoryRat.USA: CRCPress.
Newmann, Stotland DM, Ellis JI. 2009. Saifulllah TN, Kuswahyuning R. 2008.
The Safety of Nanosized Particles Teknologi dan Formulasi Sediaan
in Titanium Dioxide and Zinc Semi Padat. Yogyakarta :
Oxide-Based Laboratorium Teknologi Farmasi

37
CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2019

Fakultas Farmasi Universitas Wasitaatmadja SM.2011. Dasar-Dasar


Gadjah Mada. Peremajaan Kulit. Dalam S.M.
Sudjadi, 2000. Kimia Farmasi Analisis. Wasitaatmadja, dan S.L. Menaldi
Pustaka Pelajar : Yogyakarta. (Eds.). Peremajaan Kulit, Jakarta:
Thornfeldt B, Bourne J.2010. Medicinal Balai Penerbit FKUI.
Plants of the World. Portland: Wilhelmi G. 1949. Ueber die
Timber Press. pharmakologischen
TilaarM, Wong LW, Ranti AS, Eigenschaftenvon Irgapyrin, einem
Wasitaatmadja S, Suryaningsih, neuen Präparat aus der
Maily. 2009. The Use of Pyrazolreihe.Schweiz Med Wschr
Mangosteen Pericarp for 79:577–582.
Antioxidant and Moisturizing Wolf R,Wolf D , Morganti P, Ruoco V.
Agents in Cosmetic. Paper 2001. Sunscreen. Clinics in
presented at the meeting of the Dermatology, 19: 452-459.
Society of Cosmetic of Chemists W/ongfhunet al.2009. Flavour
(IFCC) Conference, Melbourne. Characterization of Fresh and
Australia. Processed Pennywort (Centella
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. asiatica L.). Food Chem, 119: 69.
Taksonomi Tumbuhan Obat– Voigt, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi
obatan. Jogjakarta: Gajah Mada Farmasi, Diterjemahkan oleh
University Press Soendani Soendani Noerrono,
Wahyuni S. 2014. Aktivitas Perlindungan Edisi V, Cetakan Kedua,
Sinar UV Secara In Vitro Dan In Universitas Gadjah Mada Press,
Vivo Dari Ekstrak Daun Sirsak Yogyakarta. Hlm 366-367.
(Annona muricata L.) SI Farmasi- Yuniarti T.2008. Ensiklopedia Tanaman
Stikes NWU. Obat Tradisional. Yogyakarta:
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu MedPress.
Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.

38

Anda mungkin juga menyukai