Anda di halaman 1dari 9

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Penentuan nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak Etanol 70 % Temu Mangga (Curcuma
mangga) dan Krim Ekstrak Etanol 70 % Temu Mangga (Curcuma mangga) secara In Vitro
Menggunakan Metode Spektrofotometri
Erlina Yulianti*, Adeltrudis Adelsa**, Alifia Putri**
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan paparan sinar matahari yang tinggi dan sebagian besar
penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga memerlukan suatu perlindungan kulit. Selain itu, Indonesia
juga merupakan negara yang memiliki bahan alam yang melimpah. Bahan alam sebagai alternatif tabir surya
adalah tanaman temu mangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai SPF ekstrak etanol 70 %
temu mangga dalam bentuk ekstrak dan sediaan krim dengan konsentrasi preparasi ekstrak dan krim yaitu
1250 ppm, 2500 ppm , 3750 ppm dan 5000 ppm. Ekstrak kental temu mangga dan krim temu mangga
kemudian ditentukan nilai SPFnya menggunakan metode spektrofotometri dengan pengenceran
menggunakan etanol 70 %. Kalkulasi nilai SPF menggunakan metode Mansur. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Nilai SPF yang dihasilkan ekstrak etanol 70 % temu mangga dengan konsentrasi 1250 ppm, 2500
ppm, 3750 ppm, dan 5000 ppm berturut- turut adalah 9,19; 19,81; 25,23; dan 35,12. Nilai SPF yang
dihasilkan sediaan krim ekstrak etanol 70 % temu mangga dengan konsentrasi yang sama dengan ekstrak
berturut- turut adalah 2,16; 3,54; 5,48; dan 6,81. Penurunan nilai SPF esktrak etanol 70 % temu mangga
pada konsentrasi 1250 ppm, 2500 ppm, 3750 ppm dan 5000 ppm dengan nilai SPF krim ekstrak etanol 70 %
temu mangga adalah 76,4 %, 82 %, 78 %, dan 80 %.
Kata kunci: Ekstrak, Krim, SPF, Temu mangga, Tabir surya.

The Determination of SPF (Sun Protection Factor) Value of 70 % Ethanol Extract Curcuma
Mangga and 70 % Ethanol Extract Curcuma Mangga Cream In Vitro using
Spektrofotometry Method
ABSTRACT
Indonesia is a tropical country with high sun exposure. Most of Indonesian people works outside so they
need skin protection. Indonesia also has a lot of natural resources. Natural resources as the alternative sunscreen that is from curcuma mangga. The purpose of this research was to measure SPF (sun protection
factor) value Ethanol Extract 70 % Curcuma mangga and cream with 1250 ppm, 2500 ppm, 3750 ppm and
5000 ppm preparation concentration. The SPF value of Curcuma mangga extract and Curcuma mangga
cream obtained from spektrofotometer UV-Vis and then calculated the SPF value with Mansur method. The
result of this research indicate that SPF value of ethanol extract 70 % Curcuma mangga with 1250 ppm,
2500 ppm, 3750 ppm, and 5000 ppm concentration are 9,19 ; 19,81 ; 25,23 ; and 35,12 respectively. The
SPF value of ethanol extract 70 % Curcuma mangga cream are 2,16 ; 3,54 ; 5,48 and 6,81 respectively.
Decreasing of SPF value of ethanol extract 70 % Curcuma mangga with SPF value of cream ethanol extract
70% Curcuma mangga are 76 %,4 %, 82 %, 78 %, and 80 %.
Keywords: Curcuma mangga, Extract, Cream, Sunscreen, SPF.
* Program Studi Farmasi, FKUB
** Lab Farmasi, FKUB

41

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan
paparan sinar matahari yang tinggi dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja
diluar ruangan sehingga memerlukan suatu
perlindungan kulit. Spektrum sinar matahari
yang mempunyai dampak buruk pada kulit
adalah sinar ultraviolet yang disebut UVB
dan UVA. Kedua sinar ultraviolet ini bekerja
secara sinergis sehingga dibutuhkan suatu
pencegahan atau perlindungan untuk mengurangi dampak buruk pada kulit akibat radiasi sinar UVB dan UVA.1
Di samping itu, Indonesia adalah negara
yang memiliki bahan alam yang melimpah,
sehingga penulis ingin memanfaatkan bahan
alam sebagai alternatif tabir surya yaitu dari
tanaman temu mangga. Tabir surya adalah
sediaan yang dapat melindungi kulit dari
pengaruh sinar ultraviolet yang dipancarkan
oleh matahari.2
Temu mangga (Curcuma mangga)
mengandung flavonoid dan kurkumin yang
mampu mengabsorbsi UVA dan UVB.3 Kurkumin dapat mengabsorpsi sinar UV yang
memiliki panjang gelombang antara 200400 nm sehingga mampu digunakan sebagai
pelindung terhadap UVA dan UVB.4 Penentuan efektivitas tabir surya dilakukan dengan
menentukan nilai SPF secara in vitro dengan
spektrofotometri UV-vis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai SPF ekstrak etanol 70 % temu
mangga dalam bentuk ekstrak dan sediaan
krim dengan konsentrasi ekstrak 1250 ppm,
2500 ppm , 3750 ppm dan 5000 ppm

rimpang temu mangga dan nilai SPF krim


tabir surya ekstrak etanol 70 % rimpang
temu mangga. Variabel bebas terdiri dari
berbagai konsentrasi ekstrak etanol 70 %
rimpang temu mangga yaitu 1250 ppm, 2500
ppm, 3750 ppm dan 5000 ppm.
Ekstraksi Temu Mangga
Ekstraksi serbuk rimpang temu mangga
dilakukan dengan metode maserasi dengan
pelarut etanol 70 %. Sebanyak 100 gram
serbuk rimpang temu mangga ditambah 800
ml bagian etanol 70 % dengan perbandingan
1:8. Kemudian dicampur di dalam maserator.
Diaduk menggunakan overhead stirer selama 1 jam satu kali sehari agar dicapai
keadaan yang homogen. Kemudian didiamkan selama 2 hari. Setelah itu disaring
dengan kain untuk mendapatkan filtrat.
Kemudian remaserasi dilakukan sampai 3
kali. Filtrat yang dihasilkan dikumpulkan
menjadi satu. Kemudian dikentalkan
menggunakan rotary evaporator. Setelah itu
didihilangkan kadar air menggunakan oven
dengan suhu 40 C selama 60 menit.
Pembuatan Krim
Fase minyak yaitu asam stearat,
paraffin liquidum dan vaselin album
dipanaskan di atas penangas, ditunggu
sampai melebur. Lalu diukur suhunya pada
suhu 70 C kemudian ditambahkan span 80
dan propil paraben. Diaduk sampai homogen
menggunakan overhead stirer. Ekstrak
kental temu mangga dicampurkan dengan
air. Kemudian propilen glikol digunakan
untuk melarutkan metil paraben. Kemudian
campuran propilenglikol dan metil paraben
ditambahkan pada fase air yang berisi
ekstrak kental temu mangga dan dipanaskan
pada suhu 70 C. Kemudian fase air
dicampurkan pada fase minyak pada suhu
yang sama sedikit demi sedikit sambil
dihomogenkan menggunakan overhead

BAHAN dan METODE


Variabel penelitian
Variabel terikat terdiri dari nilai SPF
yang dihasilkan esktrak etanol 70 % rimpang
temu mangga dan krim tabir surya ekstrak
etanol 70 % rimpang temu mangga serta
penurunan nilai SPF ekstrak etanol 70 %

42

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

stirer. Ditunggu sampai terbentuk krim. Saat


menjelang dingin krim ditambahkan dengan
pewangi.

5 menit. Kemudian dilakukan sentrifugasi


selama 5 menit. Diukur nilai absorbansinya
menggunakan
alat
spektrofotometer.
Spektrum absorbansi sampel dalam bentuk
larutan diperoleh pada kisaran 290-320 nm,
setiap interval 5 nm.

Penentuan Nilai SPF Esktrak Temu


Mangga
Ekstrak etanol temu mangga diambil
sebanyak 0,0125 g, 0,025 g, 0,0375 g dan
0,05 g. Kemudian diencerkan dengan etanol
70 % hingga 10 ml (1250 ppm, 2500 ppm,
3750 ppm, dan 5000 ppm). Spektrofotometer
UV-vis dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan etanol 70 % dan etanol 70 %
sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam kuvet.
Dibuat kurva serapan uji dalam kuvet
dengan panjang gelombang antara 290-320
nm, etanol 70 % digunakan sebagai blanko.
Kemudian tetapkan serapan rata- ratanya
(Ar) dengan interval 5 nm. Hasil absorbansi
masing-masing konsentrasi krim dicatat dan
kemudian nilai SPFnya dihitung.

Evaluasi Krim
Evaluasi akhir sediaan yang dilakukan
yaitu uji organoleptis, uji homogenitas fisik,
uji pH, uji daya sebar, uji rasio pemisahan
krim, dan uji determinasi tipe krim.
Analisis Data
Nilai SPF sediaan krim dianalisis
menggunakan metode Mansur5 :

Keterangan :
EE
: Erythemal effect spectrum
I
: Solar intensity spectrum
Abs
: Absorbance of sunscreen product
CF
: Correction factor (= 10)

Penentuan Nilai SPF Krim


Krim ditimbang sebanyak 125 mg, 250
mg, 375 mg dan 500 mg. Masing - masing
krim dipindahkan ke labu ukur 100 ml
kemudian diencerkan dengan etanol 70 %.
Selanjutnya, dilakukan ultrasonikasi selama

Nilai EE X I adalah konstan dan ditunjukkan


pada Tabel 1 berikut6 :

Tabel 1. Normalized product function digunakan pada kalkulasi SPF


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Panjang Gelombang ( nm)


290
295
300
305
310
315
320
Total

Cara perhitungan :
1. Nilai serapan yang diperoleh dikalikan
dengan nilai EE x I untuk masingmasing
panjang gelombang yang terdapat pada
tabel diatas.

EE X I
0.0150
0.0817
0.2874
0.3278
0.1864
0.0839
0.0180
1

2. Hasil perkalian serapan dan EE x I


dijumlahkan.
3. Hasil penjumlahan kemudian dikalikan
dengan faktor koreksi yang nilainya 10 untuk
mendapatkan nilai SPF sediaan.

44

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

Analisis data menggunakan one way


ANOVA untuk mengetahui perbedaan ratarata nilai SPF krim yang didapatkan
terhadap
konsentrasi
ekstrak
yang
digunakan. Apabila didapatkan hasil bahwa
H0 diterima maka dilanjutkan dengan analisis
menggunakan uji honestly signifficant
difference (HSD). Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui nilai sun protecting factor mana
yang berbeda signifikan.

Tabel 2. Nilai SPF ekstrak temu mangga


Ekstrak (ppm)
1250
2500
3750
5000

Nilai SPF
9,19 0,4842
19,77 0,0814
25,23 1,6852
35,12 1,0050

% KV
0,053
0,004
0,066
0,029

Analisis statistik data konsentrasi ekstrak


terhadap nilai SPF ekstrak menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan (p =
0,000). Uji Tukey menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan di antara 4 konsentrasi tersebut (p = 0,000).
Data perbandingan dari keempat konsentrasi ekstrak dapat dilihat pada Gambar 1
berikut.

HASIL
Nilai SPF Esktrak Temu Mangga
Hasil nilai SPF yang dihasilkan ekstrak
temu mangga ditampilkan pada Tabel 2
dibawah ini:

Gambar 1. Perbandingan 4 konsentrasi ekstrak temu mangga yang berbeda


Keterangan: Data ditampilkan dalam rata- rata standar deviasi. Pada gambar didapatkan hasil bahwa perbandingan keempat konsentrasi adalah berbanding lurus yaitu semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai
SPF semakin tinggi.

Penentuan Nilai SPF Krim Temu Mangga


Hasil nilai SPF yang dihasilkan krim
temu mangga ditampilkan pada Tabel 3
berikut ini:

Tabel 3. Nilai SPF krim temu mangga

45

Krim
A
B

Nilai SPF
2,16 0,0361
3,54 0,0961

% KV
0,017
0,027

5,48 0,3717

0,068

6,81 0,0321

0,004

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

Analisis statistik data krim A,B,C,D terhadap


nilai SPF menunjukkan ada perbedaan yang
signifkan (p = 0,016). Uji Mann Whitney
menunjukkan adanya perbedaan yang 46ignifykan di antara keempat krim terssebut.

Data perbandingan dari keempaat krim


temu mangga dapat dilhat pada Gambar 2
berikut.

Gambar 2. Perbandingan 4 krim temu mangga


Keterangan: Data ditampilkan dalam rata-rata standar deviasi. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak pada setiap krim maka semakin tinggi nilai SPF.

Perhitungan penurunan nilai SPF ekstrak


temu mangga dengan nilai SPF krim temu
mangga dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar penurunan nilai SPF ekstrak


yang dibuat krim.

Tabel 4. Penurunan nilai SPF ekstrak dengan krim temu mangga


Ekstrak
(ppm)
1250 ppm

Nilai SPF

Krim

Nilai SPF

Penurunan

9,19 0,4842

2,16 0,0361

7,03

- 76,4

2500 ppm

19,81 0,0814

3,54 0,0961

16,27

- 82

3750 ppm

25,23 1,6852

5,48 0,3717

19,75

- 78%

5000 ppm

35,12 1,0050

6,81 0,0321

28,31

- 80 %

Pada tabel 4 dapat disimpulkan bahwa


prosentase penurunan nilai SPF ekstrak
menjadi krim temu mangga yaitu sebesar
76 % - 82 %.

kental. Pada warna krim, semakin banyak


jumlah esktrak yang ditambahkan semakin
kuning warna krim.
Uji Homogenitas fisik
Pada uji homogenitas fisik, krim tampak
homogen secara fisik karena distribusi
partikel merata di kaca objek.

Evaluasi Krim
Uji Organoleptis
Pada uji organoleptis didapatkan krim
yang wangi, berbentuk semi padat,
bertekstur lembut dan memiliki konsistensi

46

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

Uji pH
Krim memiliki pH yang stabil yaitu
dengan nilai pH 4,65 4,88. Nilai pH krim
yang dihasilkan sesuai pada rentang kulit
wajah yaitu 4,5- 6,5.

dapat mempengaruhi hasil absorban krim


sehingga penyerapan sinar uv lebih besar.
Pada pengukuran absorbansi basis krim
yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil
bahwa basis krim menghasilkan nilai absorbansi sekitar 1 pada panjang gelombang
290- 320. Hal ini membuktikan bahwa
eksipien krim dan bahan aktif lainnya juga
dapat menghasilkan pita absorbsi UV sehingga mempengaruhi nilai SPF tabir surya.

Uji Daya Sebar


Pada uji daya sebar didapatkan hasil
pada keempat krim bahwa semakin berat
beban yang diberikan, diameternya semakin
besar.

Faktor yang mempengaruhi penentuan


nilai SPF yaitu penggunaan pelarut yang
berbeda, kombinasi dan konsentrasi dari
tabir surya, tipe emulsi, efek dan interaksi
dari komponen pembawa misalnya ester,
emollient, dan emulsifier yang digunakan
pada formulasi, interaksi pembawa dengan
kulit, penambahan bahan aktif, dan sistem
pH. Faktor ini dapat menambah atau mengurangi penyerapan UV pada setiap tabir
surya. 8
Metode untuk penentuan nilai SPF krim
ada dua macam, yaitu dengan cara menentukan karakteristik tabir surya menggunakan
analisis spektrofotometri dan mengukur serapan atau transmisi UV melalui lapisan
produk tabir surya pada plat kuarsa atau
biomembran.9 Metode spektrofotometri
menggunakan pengenceran dengan kalkulasi nilai SPF menggunakan metode Mansur.
Kuvet pada metode spektrofotometri
menggunakan kuvet quartz yang transparan
pada panjang gelombang ultraviolet. Metode
ini cocok untuk tabir surya yang tidak kental
tetapi apabila digunakan bahan dengan
kekentalan tinggi yang tidak bisa diencerkan
membuat metode ini tidak cocok. Metode ini
terbukti akurat dan mudah untuk dilakukan.

Uji Rasio Pemisahan Krim


Krim memiliki stabilitas yang baik dibuktikan dengan tidak adanya pemisahan krim.
Pada seminggu berikutnya krim juga tidak
memisah artinya krim memiliki stabilitas
yang baik dalam penyimpanan.
Uji Determinasi Tipe Krim
Pada keempat krim menunjukkan tipe
krim air dalam minyak karena tidak terdistribusi merata pada air dan terdistribusi merata
pada minyak.
PEMBAHASAN
Ekstrak temu mangga yang digunakan
di dalam penelitian ini merupakan zat aktif
utama yang memiliki aktivitas antioksidan
dengan cara mengabsorbsi sinar UV yang
memiliki panjang gelombang antara 200400 nm yaitu dari senyawa kurkumin dan
flavonoid. Pada spektra UV-vis menunjukkan
bahwa pada senyawa kurkumin terdapat
gugus kromofor dan C-H alifatik yang dapat
mengabsorbsi sinar UV yang memiliki panjang gelombang antara 200- 400 nm.7
Pada penelitian ini menggunakan
metode spektrofotometri dengan pengenceran untuk penentuan nilai SPF. Metode ini
valid digunakan tetapi tidak dapat menyatakan nilai SPF yang akurat. Hal ini dikarenakan pada pengenceran didapatkan bahanbahan lain selain krim, misalnya pelarut yang

11

Metode spektrofotometri UV merupakan


metode yang simpel, cepat, dan membutuhkan biaya sedikit serta dapat digunakan untuk penentuan nilai SPF secara in vitro pada
beberapa formulasi kosmetik. Hal ini dapat

47

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

ditunjukkan pada proses produksi dan pada


produk terakhir. 8
Metode tradisional untuk analisis tabir
surya didasarkan pada analisis kuantitatif
larutan sampel. Standar diperoleh melalui
perbedaan konsentrasi dari bahan aktif yang
diukur dan metode kuantitatif dikembangkan
berdasarkan hukum Beer dengan rumus12 :

Metode substrat untuk penentuan nilai


SPF secara in vitro harus transparan pada
ultraviolet dan menstimulasi penyerapan dan
tekstur kulit manusia secara in vivo. Metode
substrat terdiri dari 3 macam yaitu 3 M
transpore tape, vitro skin dan polyvinyl chloride film.13
Transpore tape sangat mudah dibaca
dan tidak mahal. Sisi adesifnya membuat
mudah untuk mengaplikasikan sampel.
Quartz slidenya dapat dicuci dan digunakan
kembali. Penggunaan substrat ini pertama
dievaluasi oleh Diffey and Robson. Metode
Diffey ini digunakan untuk kalkulasi standar
deviasi. Keuntungan utama penggunaan
transpore tape adalah biaya yang rendah,
mudah dibaca dan digunakan. Kerugian
penggunaan transpore tape salah satunya
adalah tidak dapat mengabsorbsi formulasi
yang menggunakan alkohol atau minyak
sebagai pembawa. Vitro skin merupakan
kulit sintetik yang mempunyai tekstur sangat
mirip dengan epidermis manusia. Keuntungan utama vitro skin yaitu selain teksturnya mirip dengan epidermis manusia, vitro
skin mempunyai kemampuan untuk memecahkan emulsi. Kerugiannya yaitu harganya
relatif mahal dan kemampuan transmisi UV
rendah. PVC film merupakan bahan transmisi UV yang baik walaupun tidak memiliki
tekstur seperti kulit manusia.13
Pengukuran nilai SPF suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan secara in vitro dan
in vivo. Untuk uji SPF secara in vitro sangat
tepat dan konsisten, hanya membutuhkan
periode yang pendek. Sangat mungkin terdapat penyimpangan dari absorbsi kulit
sebenarnya dibanding in vitro sehingga menimbulkan ketidakpastian diantara nilai yang
diklaim dan nilai SPF yang diukur. Sementara metode in vivo menghasilkan variasi yang
besar pada pengukuran nilai SPF produk
tabir surya pada subjek manusia. Walaupun
metode ini membutuhkan waktu yang cukup
lama tetapi hasilnya lebih nyata dan dekat
untuk mengklaim nilai SPF. Oleh karena itu,

A = abc
Keterangan :
A = nilai absorbansi analit band
a = koefisien absorptivity analit band (a konstan)
b = tebal kuvet (umumnya konstan)
c = konsentrasi analit.

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa


bila sinar radiasi monokromatis melewati
suatu medium yang mengandung senyawa
penyerap radiasi elektromagnetik maka sebagian cahaya akan diserap dan oleh larutan
dan sebagian lagi akan diteruskan oleh larutan. Faktor yang mempengaruhi kekuatan
radiasi cahaya yang ditransmisikan ke medium penyerap radiasi elektromagnetik adalah
ketebalan kuvet (b) dan konsentrasi larutan
(c). 12
Pada awalnya, konsentrasi ekstrak yang
digunakan yaitu 2500 ppm, 5000 ppm, 7500
ppm dan 10.000 ppm dalam rentang panjang
gelombang 290- 320 nm dengan interval 5.
Pada konsentrasi ini didapatkan nilai absorban yang tidak stabil pada konsentrasi
7500 ppm dan 10.000 ppm. Hal ini dikarenakan alat spektrofotometer UV-vis yang
digunakan hanya dapat mengukur absorban
dengan nilai maksimal 4. Jadi semakin mendekati nilai absorban 4, semakin tidak stabil
sehingga tidak valid untuk dilanjutkan pada
tahap analisis. Oleh karena itu, dilakukan
penurunan rentang konsentrasi. Hal ini
membuktikan
bahwa
konsentrasi
mempengaruhi kekuatan radiasi cahaya
yang ditransmisikan ke medium penyerap
radiasi elektromagnetik.

48

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

metode in vitro harus ditingkatkan agar lebih


dekat seperti kondisi nyata, metode in vivo
pada subjek manusia tidak tergantikan untuk
mengukur nilai SPF.14

5.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
dihasilkan nilai SPF ekstrak sebesar 9,19;
19,81; 25,23; dan 35,12. Nilai SPF yang
dihasilkan sediaan krim adalah 2,16; 3,54;
5,48; dan 6,81. Penurunan nilai SPF esktrak
dengan nilai SPF krim adalah 76,4 %, 82 %,
78 %, dan 80 %.

6.

7.

SARAN
Disarankan
untuk
menggunakan
metode pengukuran serapan atau transmisi
UV melalui lapisan produk tabir surya pada
plat kuarsa atau biomembran dan penelitian
lebih baik dilanjutkan secara in vivo yang
lebih nyata dan dekat untuk mengklaim nilai
SPF walaupun membutuhkan waktu yang
cukup lama.

8.

9.

DAFTAR PUSTAKA
1. Balakhrisnan KP and Narayanaswamyi
N. Botanicals as sunscreens: Their Role
in the Prevention of Photoaging and
Skin Cancer. International Journal of
Research in Cosmetic Science
Universal Research Publications. 2011;
1(1):1-12.
2. Oroh E dan Harun ES. Tabir Surya
(Sunscreen). Berkala Ilmu Penyakit Kulit
& Kelamin. 2001; 13(1):1.
3. Badmaev, Vladimir MD, Prakash L,
Majeed M. Topical and Nutraceutical
Skin Care Natural. 2005. (online).
www.personalcaremagazine.com.
Diakses 30 September 2013.
4. Yuliani SH. Optimasi Kombinasi
Campuran Sorbitol, Gliserol, dan
Propilenglikol dalam Gel Sunscreen

10.

11.

12.

13.

49

Ekstrak Etanol Curcuma mangga.


Yogyakarta:
Fakultas
Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. 2010.
Mansur JS, et al. Determination of Sun
Protection
Factor
for
Spectrophotometry. An Bras Deramtol.
1986; 61:121-124.
Sayre RM, et al. Comparison of in vivo
and in vitro Testing of Sunscreening
Formulas. Photochem Photobiol. 1979;
29:559-566.
Kusmiyati, Aznam N, Sri H. Isolasi dan
Identifikasi Zat Aktif Ekstrak Metanol
Rimpang Kunyit Putih (Curcuma
mangga Val.) Fraksi Etil Asetat.
Yogyakarta:
Fakultas
Farmasi,
Universitas Ahmad Dahlan. 2011.
More BH, Sakharwade SN,Thembrune
SV, Sakarkar DM. Evaluation of
Sunscreen Activity of Cream Containing
Leaves Extract of Butea monosperma
for
Topical
Application.
India:
Sudhakarrao
Naik
Institute
og
Pharmacy. 2013.
Bambal V, Wyawarahe N, Turaskar A.
Study of Sunscreen Activity of Herbal
Cream Containing Flower Extract of
Nyctanthes Arbortristis L.and Tagetes
Erecta L. India: Manoharbai Patel
Institute of Pharmacy. 2011.
Pissavini M, et al. Determination of the
in vitro SPF. Cosmet Toiletries. 2003;
118:63-72.
Spruce SR and Hewitt JP. In-vitro SPF:
Methodology and Correlation with invivo Data. Euro Cosmetics. 1995; 14-20.
Von
Talsk G.
Derivative
Spectrophotometry Low and Higher
Order.
Weinheim:
VCH
Verlagsgesellschaft. 1994.
Diffey BL and Robson J. A New
Substrate to Measure Sun Screen
Protection Factors Throughout The
Ultraviolet Spectrum. J Soc Cosmet
Chem. 1989; 40:127-133.

Majalah Kesehatan FKUB

Volume 1, Nomer 1, Maret 2015

14. Sheu MT, Ling CW, Huang CM.


Correlation of in vivo an in vitro
Measurement of Sun Protection Factor.
Taiwan:
Graduate
Institute
of
Pharmaceutical
Sciences,
Taipei
Medical University. 2003.

50

Anda mungkin juga menyukai