Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
TAHUN 2022
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Formulasi
standarisasi Krim SPF ekstrak raspberry
Uji Uji
hemogenitas organolepti
k
Evaluasi
Uji Uji daya
visikositas sebar
Sampel diambil secara purposive, yaitu : tidak membandingkan sampel disuatu daerah
dengan sampel di daerah lain.
3.4 Sukarelawan
Sukarelawan yang digunakan dalam penelitian ini kira- kira 10 – 15 orang pada kulit
wajah yang berbeda-beda.
1. Wanita
2. Lelaki
3. Sering terpapar dengan matahari.
- kelinci
3.5.1 Alat
- pH meter
- visikometer
- timbangan
- mortar
- stamper
- gelas ukur
uv-visible.
3.5.2 Bahan
- Gliserin
- asam stearate
- propil praben
- metil paraben
- asam sitrat
- setil alcohol
- raspberry
Krim ekstrak raspberry ini menggunakan kosentrasi yang berbeda-beda bagi menentukan
mana kosentrasi yang baik untuk krim ekstrak raspberry ini untuk pembuatan krim SPF.
- Ekstrak raspberry
- Gliserin
- asam stearate
- propil praben
- metil paraben
- asam sitrat
- setil alcohol
- aquadest
3.7.1 Pembuatan krim ekstrak raspberry
Panaskan mortir dan stamper sebelum digunakan.. Fase minyak (asam stearat dan
setil alkohol) dileburkan diatas hotplate pada suhu 60-70˚C sehingga fase minyak
melebur seluruh komponennya :
(I). Fase air (trietanolamin, metil paraben, propil paraben, gliserin dan aquadest)
dimasukan kedalam beaker glass hingga tercampur semua (II). Masukkan (I) ke dalam
mortar yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Masukkan (II) sedikit demi sedikit ke
dalam mortar. Kemudian dilakukan proses pengadukan dengan homogenizer hingga
terbentuk basis krim. Setelah itu ditambahkan ekstrak beras merah dengan konsentrasi
2%, 4% dan 6% sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogeny.
100 mg setiap formula krim ekstrak Beras Merah (Oryza glaberrima L.) kemudian
dilarutkan dengan etanol sesuai dengan konsentrasi ppm didalam labu ukur 25 ml.
Kemudian diukur serapannya setiap 5 nm pada rentang panjang gelombang 292-372 nm.
Nilai serapan diubah menjadi nilai transmitan. Selanjtnya tiap transmitasi dilakukan
dengan nilai Erythermal Effectiveness Factor (FE).
Uji organoleptic adalah pengujian yang mengamati warna, bau,dan bentuk sediaan
ekstrak raspberry.
Uji iritasi adalah untuk menguji apa ada efek samping terhadap sediaan krim SPf
yang diuji pada manusia dan hewan uji. Sediaan di oleskan pada bagian belakang telinga
atau di tangan bagi menguji apa ada efek samping yang bisa mengiritasi kulit. Dibiarkan
selama 24 jam
3.8.5 Uji pH
Sediaan krim yang diuji haruslah di uji pH kerana setiap bagian badan mempunyai pH
yang berbeda-beda jika tidak diuji bisa membahayakan. Dengan menggunakan pengukur
ph, pH wajah ada sekitar 4 – 5.5 yang baik buat wajah.
Pengujian daya sebar diuji dengan 0,05 gram sediaan krim ekstrak raspberry dan
diletakakan pada kaca datar kemudian lihat
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, W. A., & Zulkarnain, A. K. (2015). Uji SPF in vitro dan sifat fisik beberapa
produk tabir surya yang beredar di pasaran. Majalah Farmaseutik, 11(1), 275-283.
More, B.H., Sakharwade, S.N., Tembhurne, S.V., & Sakarkar, D.M. (2013). Evaluation
of Sunscreen activity of Cream containing Leaves Extract of Butea monosperma for Topical
application.stiteog Pharmacy. 2013.
Rusita,Y.D., & Indarto,A.S. (2017). Aktifitas tabir surya dengan nilai sun protection
factor (spf) sediaan losion kombinasi ekstrak kayu manis dan ekstrak kulit delima pada paparan
sinar matahari dan ruang tertutup. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional. 2(1). 38–43.