Anda di halaman 1dari 4

ELEKTROKIMIA

Elektrokimia adalah studi mengenai hubungan antara reaksi kimia dan listrik atau
serangkaian pemisahan muatan yang terjadi di dalam media cair sperti larutan. Pemisahan
larutan homogen dengan elektrokimia menerapkan prinsip dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
dimana salah satu zat yang dipisahkan nantinya akan mengalami pengendapan menjadi bentuk
padatan sehingga dapat dipisahkan dari larutannya. Dalam elektrokimia juga melibatkan dua
buah elektroda penghantar yaitu anoda dan katoda.

Pertukaran antara energi listrik dan reaksi kimia memiliki aplikasi yang sangat luas dalam
kehidupan manusia seperti penerapan pada prinsip kerja baterai yang memberi daya pada
smartphone anda saat ini. Prinsip yang digunakan pada baterai juga menerapkan reaksi redoks
dimana oksidasi menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron pada satu spesies kimia
sedangkan reduksi adalah penambahan satu atau lebih elektron dalam satu spesies kimia.

Ketika reaksi oksidasi dan reduksi dipasangkan bersama dalam suatu reaksi redoks,


elektron dapat mengalir dari spesies ter-oksidasi ke spesies ter-reduksi. Aliran elektron tersebut
dapat secara spontan dihasilkan oleh reaksi dan menyebabkan energi listrik dalam satu sel. Hal
itulah yang dimanfaatkan pada prinsip kerja baterai yang ada hingga saat ini.

Jenis Sel Elektrokimia

Terdapat dua jenis sel elektrokimia yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Berikut ini merupakan
penjelasan kedua jenis sel elektrokimia secara lengkap;

1. Sel Volta

adalah sel elektrokimia yang didalamnya terjadi reaksi kimia yang menghasilkan energi
listrik proporsional.Sel volta memiliki prinsip kerja yaitu ketika dua plat logam yang berbeda
sebagai elektroda secara bersamaan direndam dalam larutan elektrolit yang memiliki reaktivitas
lebih tinggi dengan plat tersebut, maka hal ini akan menyebabkan ion logam didalamnya larut
sebagai ion bermuatan positif dan meninggalkan elektron bebas pada plat, oleh karena itu plat
logam menjadi bermuatan negatif.

Pada plat logam yang lain dimana reaktivitasnya lebih rendah akan cenderung menarik ion
positif yang ada pada larutan elektrolit untuk menempel pada permukaannya sehingga
menyebabkan plat ini menjadi bermuatan positif. Jika kedua plat ini terhubung melalui sebuah
konduktor, maka elektron akan mengalir dan menyebabkan arus listrik terbentuk mengalir
melaluinya.

Besar arus listrik yang dihasilkan akan sebanding dengan jumlah muatan positif dan negatif
yang ada pada masing-masing plat logam.
2. Sel Elektrolisis

Sel elektrolisis adalah jenis lain dari sel elektrokimia dimana sel elektrolisis ini bekerja
dengan prinsip yang berlawanan dengan sel volta. Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia
yang mendorong terjadinya reaksi kimia dengan adanya aliran listrik di dalamnya.

Sel elektrolisis bekerja dengan digunakan juga dua elektroda yang direndam dalam larutan
elektrolit dimana kedua elektroda yang digunakan memiliki perbedaan potensial dengan adanya
sumber listrik sehingga menyebabkan salah satu elektroda bermuatan positif sedangkan satu
yang lainnya bermuatan negatif.

Adanya listrik menyebabkan usur elektrolit cair dipecah menjadi ion positif dan ion negatif
dimana ion negatif akan tertarik ke dalam elektroda positif sedangkan ion positif akan
diendapkan menjadi padatan yang menempel pada elektroda yang bermuatan negatif. Dengan
prinsip demikian, sel elektrolisis dapat digunakan dalam pemisahan suatu zat dari senyawa
tertentu.

Berikut ini contoh dari sel elektrolisis;

RANGKUMAN VOLTAMETRI

Prinsip dari voltametri adalah mempolarisasi elektroda dalam sel elektrokimia pada
serangkaian range potensial tertentu dan mengamati perubahan arus yang dihasilkan oleh sel
akibat adanya prosesoksidasi reduksi analit. Voltametri merupakan metode analisis kimia
kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada konsep elektrokimia. Tegangan listrik diterapkan
ke elektroda kerja dan elektroda pembanding sebagai fungsi waktu dan profil arus yang
dihasilkan oleh reaksi oksidasi/reduksi di elektroda kerja diukur di elektroda

Instrumen yang disebut potensiostat digunakan untuk mengatur potensial yang diterapkan ke
elektroda kerja relatif terhadap elektroda pembanding sambil mengukur arus yang mengalir
sebagai hasil reaksi analit di elektroda kerja. Pengaturan input dan variabel output adalah
Tergantung pada arah penelusuran potensial, dimungkinkan untuk menerapkan potensial reduksi
dan/atau oksidasi.

1. Ketika discann dari potensial kecil ke besar terjadi reaksi Oksidasi.


2. Ketika discann dari potensial besar ke kecil terjadi reaksi Reduksi.
3. Ketika terjadi reaksi reduksi, arus puncak yang dihasilkan disebut arus puncak katodik
dan potensial puncaknya disebut potensial puncak katodik
4. Ketika reaksi oksidasi terjadi, arus puncak yang dihasilkan disebut arus puncak anodik
( dan potensial puncaknya disebut potensial puncak anodik.

Terdapat Persamaan Nernst,Persamaan Cottrel dan Persamaan Randless-Sevcick

Jenis Metode Voltammetri

1. Linear Sweep Voltammetry

Linear Sweep Voltammetry (LSV) adalah metode potensiodinamik dasar. Dalam LSV, potensial
elektroda kerja di-scan secara linier antara nilai akhir dan awal dan arus diukur sebagai fungsi
waktu. Keluaran paling umum dari percobaan LSV adalah arus vs. potensial, yang disebut
voltamogram.

2. Differential Pulse Voltammetry

Voltametri pulsa diferensial (DPV) adalah teknik yang melibatkan penerapan pulsa potensial
amplitudo pada potensial pemindaian linier. Dalam DPV, nilai potensial basa dipilih di mana
tidak ada reaksi faradaic dan diterapkan ke elektroda. Potensial dasar dinaikkan antara pulsa
dengan kenaikan yang sama. Arus segera diukur sebelum aplikasi pulsa dan di akhir pulsa, dan
perbedaan di antara keduanya dicatat.

3. Cyclic Voltammetry

Voltametri siklik adalah teknik elektrokimia untuk mengukur respons arus dari larutan redoks
dengan cara di-scan bolak-balik dengan potensial linier. Metode ini diterapkan untuk
memperoleh informasi tentang termodinamika proses redoks, tingkat energi analit dan kinetika
reaksi

4. Stripping Voltammetry
Karakteristik yang menentukan dari metode ini adalah prekonsentrasi analit pada permukaan
elektroda untuk menurunkan batas deteksi analit tersebut. ASV melibatkan akumulasi bahan
elektroaktif di elektroda dengan pengaturan potensial dari nilai 𝐸0E0-nya. Langkah
prakonsentrasi diikuti dengan pemindaian potensial dimulai dari potensial deposisi ke arah
anodik, bila deposisinya reduksi atau katodik bila deposisnya oksidasi. transfer elektron.

Anda mungkin juga menyukai