Jaroslav Heyrovsky
Pada sekitar tahun 1960, beberapa modifikasi yang lebih mendasar dari
teknik polarografi dikembangkan untuk meningkatkan sensitivitas, selektivitas, dan
memperluas penggunaan alat ini. Seiring kemajuan ilmu elektronika, teknik
voltametri juga mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan semakin
akuratnya pemberian potensial dan pengukuran arus.
Bila potensial elektroda di scan ke nilai potensial yang lebih negatif sehingga
mencapai potensial dekomposisi dari ion analit maka ion-ion analit yang terdapat
pada permukaan Helmholtz akan tereduksi. Akibatnya, konsentrasi ion-ion analit
pada permukaan Helmholtz ini akan berkurang. Untuk menutupi kekurangannya ion-
ion analit pada permukaan Helmholtz ini maka ion-ion analit yang terdapat pada
tubuh larutan akan berdifusi menuju elektroda. Aliran ion-ion analit inilah yang akan
menghasilkan arus difusi. Pada metoda voltametri arus difusi inilah yang akan
diukur, yang besarnya bergantung pada konsentrasi ion-ion analit yang terdapat di
dalam larutan.
Metode ini adalah bagian dari voltametri pelucutan yang merupakan teknik baru dan
terdiri dari 4 langkah yaitu pembentukan kompleks antara logam dengan ligan,
adsorpsi kompleks pada permukaan elektroda, reduksi logam atau kompleks, dan
pengukuran arus dengan scan potensial secara anoda atau katoda. Tujuan dari
teknik ini adalah untuk membuat analisis lebih selektif dan menurunkan limit deteksi.
Selektivitas dapat ditingkatkan dengan memilih ligan maupun larutan elektrolit,
semakin selektif ligan yang digunakan selektivitas akan semakin baik. Limit deteksi
diturunkan dengan meningkatnya konsentrasi analit yang teradsorp pada permukaan
elektroda.
Dalam metode ini, pada tahap stripping hanya terjadi proses melarutkan kembali
analitnya. Tidak melibatkan perubahan kimia baik pada tahap deposisi maupun
stripping.
Teknik voltametri
Voltametri sama halnya dengan potensiometer, yaitu mempunyai elektroda kerja dan elektroda
pembanding, bedanya pada voltametri ditambah dengan sebuah elektroda yaitu elektroda
pembantu (auxillary electrode) sehingga voltameter mempunyai 3 buah elektroda pada
amperometer elektroda pembanding yang mempunyai potensial yang sudah tetap sehingga
kelebihan arus ditangkap oleh elektroda pembantu.
Teknik voltametri menggunakan elektroda yang dapat mempengaruhi hasil analisis. Pada sel
voltametri, terdapat tiga jenis elektroda yaitu elektroda kerja, elektroda pembanding, dan elektroda
pembantu.
1. Elektroda Kerja
Elektroda kerja merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi maupun oksidasi. Bahan
elektroda kerja sangat mempengaruhi hasil analisis dengan teknik voltametri. Pemilihan
elektroda kerja tergantung pada reaksi reduksi oksidasi dari analit dan arus dasar pada
rentang potensial yang dibutuhkan dalam pengukuran. Hal lain yang harus diperhatikan
dalam memilih elektroda kerja yaitu memiliki respon arus dengan keberulangan yang baik,
konduktivitas listrik yang baik, rentang potensial yang lebar, biaya, ketersediaan, dan
toksisitas. Elektroda kerja dapat berperan sebagai katoda maupun anoda tergantung dari
jenis reaksi elektroda tersebut. Potensial elektroda kerja dapat divariasikan terhadap waktu
untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan dari analit. Elektroda kerja yang sering digunakan
diantaranya merkuri, karbon, dan logam mulia seperti platinum dan emas.
2. Elektroda Pembanding Elektroda pembanding merupakan elektroda yang memiliki potensial
yang konstan dan digunakan untuk mengontrol potensial pada elektroda kerja. Syarat
elektroda pembanding yang baik yaitu memiliki potensial yang konstan, memiliki sifat
reversibel secara kimia dan elektrokimia, dan koefisien termal dari potensial harus kecil.
Beberapa jenis elektroda pembanding :
a. Elektroda Hidrogen Standar
Elektroda pembanding ini jarang digunakan karena preparasi yang tidak mudah, sangat
sensitif dan menggunakan gas. Elektroda ini digunakan untuk menentukan potensial
standar pada setengah reaksi lainnya. Elektroda hidrogen standar terdiri dari elektroda
platinum yang dicelupkan ke dalam larutan yang memiliki aktivitas ion hidrogen sebesar
1,00 dan terbentuk gelembung gas H2 pada tekanan 1 atm. Prinsip kerja elektroda ini
yaitu reduksi ion H + menjadi gas H2 pada elektroda Pt.
b. Elektroda Kalomel Jenuh
Elektroda kalomel jenuh merupakan elektroda pembanding berdasarkan reduksi Hg2Cl2
menjadi Hg pada larutan KCl jenuh.
c. Elektroda Perak/Perak Klorida
Elektroda pembanding ini berdasarkan reduksi AgCl menjadi Ag
3. Elektroda Pembantu Pada sel elektrokimia, arus mengalir antara elektroda kerja dan
elektroda bantu sehingga arus dapat diukur. Reaksi yang terjadi pada elektroda bantu
berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada elektroda kerja. Jika pada elektroda kerja terjadi
reaksi reduksi, maka pada elektoda bantu terjadi reaksi oksidasi. Elektroda bantu yang
digunakan harus bersifat inert seperti kawat platina atau batang karbon.