ABSTRAK
Penelitian penentuan aktivitas potensi tabir surya ekstrak kulit buah jeruk nipis secara
in vitro bertujuan untuk menentukan potensi tabir surya ekstrak kulit buah jeruk nipis dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Penentuan aktivitas ini berdasarkan metode
perhitungan nilai persen Transmisi eritema (%Te) dan persen Transmisi pigmentasi (%Tp)
serta nilai Sun Protecting Factor (SPF). Hasil pengujian didapatkan nilai rata - rata %Te
pada konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm, berturut - turut
adalah 8,37 %, 2,29 %, 1,71 %, 1,50 % dan 0,19 % . Nilai rata - rata transmisi pigmentasi
%Tp pada konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm berturut - turut
adalah 21,62 %, 12,68 %, 11,16 %, 7,75 % dan 5,08 %. Nilai rata - rata SPF berturut -
turut sebesar 4,44; 9,25; 11,08; 13,79; 40,15. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
konsentrasi ekstrak 100 ppm termasuk dalam kategori regular suntan, total block, dan
SPF minimal. Konsentrasi 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm termasuk dalam kategori extra
protection, total block, dan SPF maksimal dan 300 ppm termasuk dalam kategori total block
dan SPF ultra.
Kata kunci: Kulit Buah Jeruk Nipis, Tabir Surya, Transmisi Eritema dan Pigmentasi, SPF
PENDAHULUAN
Suatu produk yang dapat (ponkan) terkandung zat antioksidan
melindungi kulit manusia dari sinar UV sebanyak 66,84-68,91 %. Makin kecil nilai
adalah sediaan tabir surya. Tabir surya IC50 makin tinggi aktivitas penangkapan
terbagi menjadi dua yaitu tabir surya fisik radikal bebasnya. Antioksidan dapat
yang bekerja dengan memantulkan bekerja dengan cara mengatasi efek-
radiasi sinar UV tersebut atau UV efek kerusakan pada kulit manusia yang
blocker dan tabir surya kimia yang diakibatkan oleh radikal bebas yang
bekerja dengan menyerap radiasi sinar merupakan faktor utama pada proses
UV atau UV absorbent (Anggraini, 2013). penuaan (aging) dan kerusakan jaringan
Menurut penelitian menunjukkan kulit. Hasil KLT menunjukkan bahwa
bahwa ekstrak etanolik kulit buah jeruk senyawa yang terkandung dalam ekstrak
nipis mempunyai aktivitas antioksidan etanolik kulit buah jeruk nipis adalah
dengan IC50 sebesar 54,458 µg/mL golongan flavonoid dan vitamin C
(Khasanah, 2014) dan untuk daun jeruk (Khasanah, 2014).
nipis memiliki aktivitas antioksidan Adanya kandungan flavonoid dari
dengan IC50 93,41 ppm (Fajarwati, ekstrak kulit jeruk nipis dapat dijadikan
2013). Dalam kulit jeruk manis acuan untuk menetapkan potensi tabir
JF FIK UINAM Vol.5 No.3 2017 193
suryanya, karena senyawa flavonoid pada penelitian ini adalah air suling, kulit
memiliki gugus benzen aromatis buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia),
terkonjugasi yang mampu menyerap sinar pelarut etanol 70 %.
UV-A atau UV-B yang dapat B. Pengolahan Sampel
menyebabkan efek buruk terhadap kulit. Sampel kulit buah jeruk nipis
Menurut Baumann dalam jurnal (Citrus aurantifolia) berwarna hijau tua
Widyastuti Antioksidan yang diberikan berasal dari daerah Desa Bissua Kec.
secara topikal tidak memberikan Pallangga, Kab. Gowa dicuci bersih
kapasitas yang cukup untuk dapat diserap dengan air mengalir untuk menghilangkan
kedalam kulit, konsekuensinya, aktivitas kotoran yang menempel, kemudian
antioksidan topikal tidak dapat melindungi dikupas lalu dipisahkan kulit dan
kulit lebih baik dari serangan radiasi sinar dirajang kecil-kecil. Setelah itu
ultraviolet sendiri tapi harus mempunyai dikeringkan dengan menggunakan lemari
nilai minimal Sun Protective Factor (SPF) pengering sampai kering. Tujuannya
atau kapasitas sebagai tabir surya adalah simplisia tidak mudah rusak dan
(Widyastuti, 2015: 69). tidak terjadi kerusakan dekomposisi
Berdasarkan uraian tersebut, kulit kandungan senyawa dalam tanaman kulit
buah jeruk nipis berpotensi sebagai tabir buah jeruk nipis. Simplisia yang sudah
surya. Namun belum ada penelitian ilmiah kering dirajang kecil-kecil.
yang menguji aktivitas dan potensi C. Ekstraksi Sampel
tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan Simplisia ditimbang sebanyak
penelitian untuk mengetahui aktivitas dan 650 gr kemudian dimasukkan dalam
potensi sebagai tabir surya dan wadah maserasi. Kemudian dituangi
menghitung nilai SPF (Sun Protecting pelarut etanol 70% sebanyak 3 liter,
Factor). ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya, sambil berulang-
METODE PENELITIAN ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai
A. Alat dan Bahan dengan bugner dan ampas ditambah
1. Alat cairan penyari, diaduk dan diserkai
Alat-alat yang digunakan pada kembali sehingga diperoleh seluruh sari.
penelitian ini adalah wadah maserasi, Kemudian sari ditutup dan dibiarkan di
cawan porselin, gelas ukur, kuvet, labu tempat sejuk, terlindung cahaya selama 2
tentukur, mikro pipet, neraca analitik, hari, kemudian endapan dipisahkan
pipet tetes, spektrofotometer UV-Vis, dan (Depkes RI. 1979). Sari kemudian
deksikator vakum. dipekatkan dan diuapkan dengan rotary
2. Bahan evaporator dengan suhu 60º C selama 4
Bahan-bahan yang digunakan jam sampai diperoleh ekstrak kental.
pigmentasi.
Untuk memperoleh nilai SPF pada
Ditimbang dengan seksama ektrak
rentan panjang gelombang UV A dan UV
kulit buah jeruk nipis kemudian dilarutkan
B, terlebih dahulu ditentukan rata-rata
dengan pelarut dan dimasukkan ke dalam
nilai SPF sebanyak 2 mg/cm2 yang
labu tentukur, diperoleh suatu konsentrasi
setara dengan 2 mg/ml.
(Larutan stok), kemudian larutan stok
b. Nilai Persen Eritema
diencerkan hingga diperoleh 6
Dari data pengamatan nilai
konsentrasi yaitu 100 ppm, 150 ppm, 200
transmitan pada berbagai panjang
ppm, 250 ppm dan 300 ppm. Diamati nilai
gelombang dapat dihitung persen
transmisi dan serapannya pada panjang
transmisi eritema dengan cara sebagai
gelombang 290-400 nm dengan
berikut :
perubahan setiap kali pengamatan.
1. Nilai transmisi eritema adalah
2. Analisis Data
T.Fe. Perhitungan nilai transmisi
a. Nilai Sun Protecting Factor
eritema tiap panjang gelombang
(SPF)
(panjang gelombang 292,5 – 372,5
dihitung terlebih dahulu luas daerah
nm).
dibawah kurva serapan (AUC) dari nilai
2. Banyaknya fluks eritema yang
serapan pada panjang gelombang 290-