Anda di halaman 1dari 5

D. Savira, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No.

1 Juni 2020 44 - 48

Pemanfaatan Ekstrak Daun Kitolod (Hippobroma Longiflora (L) G.Don) Sebagai


Bahan Aktif Sediaan Tabir Surya
Dila Savira*, Damayanti Iskandar
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Raden Fatah Palembang, Palembang 30126, Indonesia
*email: dilasavira20@gmail.com

Received 04 March 2020


Accepted 06 May 2020

Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan ekstrak daun kitolod (Hippobroma
longiflora (L) G. Don) sebagai tabir surya. Daun kitolod diekstraksi secara maserasi
dengan pelarut metanol kemudian difraksinasi menggunakan n-heksana dan etil astetat.
Kandungan kimia yang diperoleh dari ekstrak etil asetat adalah flavonoid, alkaloid, dan
steroid. Untuk mengetahui aktivitas ekstrak tersebut dilakukan pengujian dengan cara
mengukur absorbansi dari panjang gelombang 200-400 nm pada tingkat konsentrasi
tertentu dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Nilai Faktor Perlindungan
Matahari (SPF) diukur pada konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm , 400 ppm dan 500
ppm. Konsentrasi 100 ppm memiliki nilai SPF 4,3 termasuk kedalam kategori proteksi
sedang. Konsentrasi 200 ppm memiliki nilai SPF 10,3 termasuk kedalam kategori proteksi
maksimal. Konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm memiliki nilai SPF berturut-turut
15,2; 21; dan 28 termasuk kedalam kategori proteksi ultra.

Kata kunci: Daun Kitolod, Tabir Surya, Faktor Perlindungan Matahari (SPF)

Abstract

Research has been done to utilize extract kitolod (Hippobroma longiflora (L) G. Don)
leaves as sunscreen. Kitolod leaves were extracted by maceration with methanol then
fractionation using n-hexane and ethyl acetate. The chemical compound obtained from
ethyl acetate extract were flavonoids, alkaloids, and steroid. To determine the activity the
extract tested by measuring the absorbance of a wavelength of 200-400 nm at a certain
concentration level by using UV-Vis spectrophotometry. The Sun Protection Factor (SPF)
value is measured at the concentration of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, and 500
ppm. The concentration of 100 ppm has an SPF value of 4,3 is included in the regular
protection category. The concentration of 200 ppm has an SPF 10,3 are included in the
maximum protection category. The concentration of 300 ppm, 400 ppm, and 500 ppm
repectively SPF value of 15,2; 21; and 28 are included in the ultra protection category.

Keywords: Kitolod leaves, sunscreen, Sun Protection Factors (SPF)

Online ISSN: 2528-0422 44


D. Savira, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1 Juni 2020 44 - 48

Pendahuluan menyebabkan alergi kontak berupa reaksi


Kanker kulit merupakan salah satu foto kontak alergi, sehingga saat ini mulai
kanker yang paling umum didiagnosis di dilakukan pengembangan potensi bahan
seluruh dunia. Kanker kulit di Indonesia alam sebagai tabir surya (Purwaningsih,
menempati urutan ketiga setelah kanker 2015). Salah satu bahan alam yang dapat
rahim dan kanker payudara (Badan dimanfaatkan sebagai tabir surya alami
Penelitian dan Pengembangan, 2007). adalah daun Kitolod (Hippobroma
Kanker kulit dijumpai 5,9-7,8 % dari Longiflora (L) G. Don).
semua jenis kanker pertahun. Kanker kulit Uji Fitokimia tanaman Kitolod
paling banyak di Indonesia adalah menunjukkan adanya flavonoid.
karsinoma sel basal (65,5%) kemudian Flavonoid merupakan senyawa yang
karsinoma sel skuamosa (23%), melanoma memiliki ikatan rangkap terkonjugasi
maligna (7,9%) dan kanker kulit lainnya, sehingga memungkinkan senyawa tersebut
salah satu faktor yang menyebabkan dapat menyerap radiasi sinar UV melalui
kanker kulit adalah radiasi sinar delokalisasi elektronnya (Siregar, 2015).
Ultraviolet (Cipto, 2016). Sehingga pada penelitian ini dilakukan
Sinar Ultraviolet dalam jumlah kecil dengan memanfaatkan ekstrak daun
diperlukan oleh tubuh manusia untuk Kitolod (Hippobroma Longiflora (L) G.
membantu pembentukan vitamin D oleh Don) sebagai bahan aktif sediaan tabir
tubuh (Cahyono, 2005). Paparan radiasi surya.
Ultraviolet yang berlebih dapat
memberikan dampak buruk terhadap kulit Metode Penelitian
manusia baik berupa perubahan akut Pengolahan sampel
seperti eritema, pigmentasi dan
fotosensitivitas, maupun efek jangka Sampel daun Kitolod (Hippobroma
panjang berupa penuaan dini dan kanker longiflora) dicuci bersih menggunakan air
kulit (Satiadarma, 1986). mengalir, kemudian dirajang kecil-kecil.
Sinar Ultraviolet yang terdiri dari Setelah itu dikeringkan dibawah sinar
UV A (320-400 nm), UV B (290-320 nm) matahari sampai kering dilanjutkan
serta UV C (200-290 nm). Sinar matahari dengan penghalusan daun dengan
yang sampai di permukaan bumi dan menggunakan blender hingga didapatkan
mempunyai dampak terhadap kulit adalah bubuk daun Kitolod (Hippobroma
sinar UV A dan UV B (Wang, 2008). Sinar longiflora).
matahari yang mengandung UV A dan UV
B dapat menimbulkan masalah pada kulit, Ekstraksi Sampel
UV A dapat menyebabkan pigmentasi dan Metode ekstraksi yang digunakan
UV B dapat menyebabkan eritema pada dalam penelitian ini adalah maserasi.
kulit (Wright, 2012). Untuk menghindari Ekstrak dimaserasi dengan menggunakan
masalah kulit yang terjadi maka diperlukan metanol selama 3x24. Selanjutnya hasil
perlindungan pada kulit menggunakan maserasi disaring hingga diperoleh filtrat.
tabir surya (Fitria, 2015). Tabir Surya Filtrat dipekatkan dan diuapkan
merupakan bahan kimia yang memberikan menggunakan rotary evaporator dengan
perlindungan terhadap efek perubahan suhu 40°C selama 4 jam sampai diperoleh
sinar matahari terutama radiasi ultraviolet ekstrak kental (Dirjen POM, 1979).
(Elmets, 1996). Ekstrak kental metanol difraksinasi
Tabir surya yang biasa diproduksi dengan menggunakan pelarut n-heksana,
oleh industri terbuat dari bahan kimia kocok hingga terbentuk dua fasa yaitu fasa
sintetik. Dampak penggunaan tabir surya non polar dan fasa polar. Fraksi polar
sintetik diantaranya iritasi dengan rasa difraksinasi kembali dengan etil asetat.
terbakar, rasa menyengat, dan Fraksi etil asetat diuapkan pelarutnya dan

Online ISSN: 2528-0422 45


D. Savira, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1 Juni 2020 44 - 48

diukur absorbansinya menggunakan tabir surya ditentukan dari nilai SPF


instrument UV-Vis (Mulia, 2017). sampel yang dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Uji serapan UV
Uji Fitokimia dari ekstrak kental daun kitolod dilakukan
pada variasi konsentrasi yaitu 100 ppm,
a. Uji Flavonoid
200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500
Fraksi etil asetat sebanyak 3 tetes
ppm.
dimasukan kedalam 2 tabung reaksi.
Tabung pertama digunakan sebagai
kontrol, dan tabung kedua ditambahkan Penentuan Nilai Sun Protection Factor
sedikit bubuk Mg dan 1 tetes HCl pekat. (SPF)
Kemudian dibandingkan dengan tabung Larutan senyawa ekstrak daun
kontrol, jika terjadi perubahan warna Kitolod diukur pada panjang gelombang
maka positif mengandung flavonoid. 200-400 nm menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Telah
b. Uji Alkaloid dikembangkan persamaan sederhana untuk
Fraksi etil asetat sebanyak 3 tetes menentukan nilai SPF secara in vitro
dimasukan kedalam tabung reaksi, (Mansur, 1986).
kemudian ditambahkan dengan
320
pereaksi Meyer dan diamati selama
beberapa menit, hasil uji dinyatakan 𝑆𝑃𝐹 = 𝐶𝐹 × ∑ 𝐸𝐸(λ) × 𝐼(λ) × 𝐴𝑏𝑠(λ)
positif jika terbentuk warna kuning. 290
Perlakuan diatas diulangi diganti
dengan peraksi Dragendorf, hasil uji Hasil dan Pembahasan
dinyatakan positif terbentuk warna
Uji Fitokimia
jingga.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun kitolod. Daun
c. Uji Tanin
kitolod dimaserasi dengan pelarut metanol,
Fraksi etil asetat sebanyak 3 tetes
kemudian di fraksinasi bertingkat dengan
kemudian ditambahkan dengan larutan
n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat
FeCl3 1 %. Jika terbentuk warna hijau
kemudian diuapkan sehingga di peroleh
kehitaman, sampel positif mengandung
ekstrak kental sebesar 12 gram, dengan
tanin.
nilai rendemen 4,8%. Kemudian ekstrak
kental etil asetat di uji fitokimia, dapat
d. Uji Terpenoid
dilihat hasilnya pada tabel 1.
Fraksi etil asetat sebanyak 3 tetes
Berdasarkan hasil uji fitokimia yang
ditambahkan 2 ml etanol, 2 ml
telah dilakukan ekstrak etil asetat daun
kloroform dan 3 ml asam sulfat. Uji
Kitolod positif mengandung senyawa
positif terpenoid ditandai dengan
alkaloid, flavonoid dan steroid disajikan
terbentuknya warna merah.
pada gambar 1.
Dapat dilihat pada gambar 1 yang
e. Uji Steroid
merupakan struktur umum senyawa
Fraksi etil asetat sebanyak 3 tetes
alkaloid dan flavonoid karena struktur
reagen Lieberman Burchard sebanyak 2
aslinya belum diketahui dimana pengujian
tetes. Uji positif adanya steroid pada
ini dilakukan secara kualitatif. Senyawa
larutan dengan perubahan warna
alkaloid dan flavonoid memiliki ikatan
menjadi coklat.
rangkap terkonjugasi yang memungkinkan
senyawa tersebut dapat
Pembuatan Larutan Uji
mendelokalisasikan elektronnya sehingga
Pada penelitian ini uji aktivitas tabir
dapat dijadikan sebagai bahan aktif tabir
surya dilakukan secara in vitro. Aktivitas

Online ISSN: 2528-0422 46


D. Savira, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1 Juni 2020 44 - 48

surya. Kelompok steroid yang terkandung Tabel 2. Nilai SPF ekstrak daun Kitolod
didalam daun kitolod belum diidentifikasi No Konsentrasi SPF Kategori
lebih lanjut, sehingga struktur pasti dari
steroid belum diketahui. Proteksi
1 100 ppm 4,3
sedang
Tabel 1. Kandungan fitokimia ekstrak etil
Proteksi
asetat daun kitolod 2 200 ppm 10,3
maksimal
Perubahan Hasil
Golongan
Warna Uji Proteksi
3 300 ppm 15,2
ultra
Berwarna
Flavonoid +
kuning Proteksi
4 400 ppm 21,5
ultra
Berwarna
Terpenoid -
kuning Proteksi
5 500 ppm 28
ultra
Berwarna
Tanin -
orange
Dari hasil yang didapatkan
Berwarna
Steroid + konsentrasi 100 ppm dan 200 ppm
coklat
termasuk kedalam kategori suntan, dalam
Berwarna kategori ini sinar UV B hanya sedikit yang
Alkaloid jingga diserap dan memiliki waktu yang singkat
- untuk menyerap sinar matahari sehingga
(Dragendroff) endapan
kuning masih dapat menyebabkan eritema dan
masih dapat menyerap sinar UV A
Alkaloid Berwarna sehingga menyebabkan kecoklatan pada
kuning + kulit namun bersifat sementara. Pada
(Mayer) endapan putih konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, dan 500
ppm termasuk kedalam kategori total
block dimana mampu menyerap sinar UV
A dan UV B, dan memiliki waktu yang
lama untuk menyerap sinar matahari yang
O masuk kedalam kulit. Faktor yang
mempengaruhi penentuan nilai SPF yaitu
OH
N
O
perbedaan konsentrasi dari tabir surya
(More, 2013).
(a) (b)
Gambar 1 (a)Alkaloid, (b) Flavonoid Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Uji Aktivitas tabir surya dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Setelah didapatkan absorbansi dari serbuk daun kitolod diekstrak
masing-masing konsentrasi, data menggunakan pelarut metanol kemudian
absorbansi dihitung menggunakan rumus difraksinasi bertingkat menggunakan
dan berikut tabel 2 yang merupakan tabel pelarut n-heksana dan pelarut etil asetat.
SPF dari daun kitolod : Ekstrak etil asetat kemudian diuji aktivitas
tabir suryanya. Konsentrasi 100 ppm
memiliki nilai SPF 4,3 termasuk kedalam
kategori proteksi sedang. Konsentrasi 200
ppm memiliki nilai SPF 10,3 termasuk

Online ISSN: 2528-0422 47


D. Savira, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1 Juni 2020 44 - 48

kedalam kategori proteksi maksimal. dan 28 termasuk kedalam kategori


Konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm proteksi ultra
memiliki nilai SPF berturut-turut 15,2; 21;

Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Krim Tabir Surya dengan
Kementrian Kesehatan, 2007, Penambahan Karaginan dan Buah
Riskesdas, Jakarta. Bakau Hitam (Rhizopora mucronata
C. Elmets, C.A & Young, 1996, Sunscreen lamk), J. Ilmu dan Teknol. Kelaut.
and Photocarcimogenesis an Trop., vol. 7 (1), pp. 1–4.
Objective Assessment, Photochem, R. Siregar, 2015, Antibacterial Activity of
pp. 435–439. Kitolod Leaf and Flower Extract
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Against Several Conjunctivity
Edisi 3. Jakarta: Depatemen Causing Bacterin. Bogor: Bogor
Kesehatan Republik Indonesia. Agricultural University.
Fitria, 2015, Uji Aktivitas Antibakteri S. A. Cipto H, 2016, Tumor Kulit, Edisi 7.
Ekstrak Etanol Daun Pepaya Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
(Carica papaya) terhadap Propioni S. Satiadarma, H., 1986, Kesehatan Kulit
Bacterium Acnes, Politeknik dan Kosmetika. Yogyakarta: Andy
Kesehatan Bandung. Offset.
Mansur, 1986, Determination of SPF U. Wang, S.Q. Stanfield, M.S &
Spechtrophotometer. Rio de Osterwalder, 2008, In Vitro
Jenairo: An Bras Dermatol. Assessment of UV A Protection by
More et all, 2013, Evaluation of Sunscreen Populer Sunscreen Available In The
Activity of Cream Containing United States, J. Am. Dermatology.
Extract of Butea monosperma for Wright CY, Novral M, et all, 2012, The
topical application. India: Impact of Solar Ultraviolet
Sudhakarrao Naik Institute, 201 Radiation on Human Health In Sub
M. Mulia, 2017, Isolasi Kumarin dari Sahara Africa, S.Afr. J.Sci.
Kulit Buah Limau Sundai (Citrus W. Cahyono, 2005, Pengaruh Penipisan
nobilis Lour), vol. 18, ISSN.2549- Ozon Terhadap Kesehatan Manusia,
7464. Padang: Jurusan Kimia Semin. Nas. Penelitian, Pendidikan, dan
Universitas Negeri Padang. Penerapan MIPA, ISSN 979-96880-4-3.
Purwaningsih, 2015, Efek Fotoprotektif

Online ISSN: 2528-0422 48

Anda mungkin juga menyukai