Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285

p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JELANTIR (Conyza


sumatrensis (Retz.) E. Walker) DALAM SEDIAAN DEODORAN SPRAY
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis

Agis Destriawan*, Reni Mulyani, Salih Muharam


Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah
Sukabumi

*Email: destriawan20@gmail.com

Artikel diterima: 22 Juli 2023 ; Disetujui: 30 Oktober 2023


DOI: https://doi.org/10.36387/jiis.v8i2.1458

ABSTRAK

Bakteri Staphylococcus epidermidis diketahui menjadi penyebab bau badan


pada tubuh manusia. Metode umum untuk membunuh bakteri penyebab bau badan
adalah deodoran. Deodoran komersil mengandung alumunium chlorohydrate dan
diketahui senyawa tersebut dapat meningkatkan resiko kanker kulit dan alzheimer.
Kandidat deodoran yang lebih aman adalah yang berbahan alami. Salah satu bahan
alami yang berpotensi sebagai deodoran yaitu daun jelantir. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengekstraksi dan mengkarakterisasi senyawa fitokimia dan menguji
aktivitas antibakterinya dalam sediaan deodoran spray pada Staphylococcus
epidermidis. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi menggunakan
pelarut etanol, karakterisasi ekstrak menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan uji
antibakteri sediaan deodoran spray ekstrak daun jelantir menggunakan difusi
cakram. Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun jelantir mengandung flavonoid
5.5727 ±0.1336 (%b/b QE), saponin 8.6472 ±0.0353 (%b/b SE), tanin 2.1448
±0.0506 (%b/b TAE), steroid 1.0231 ±0.0083 (%b/b BSE) dan triterpenoid 0.9090
±0.0030 (%b/b UAE) dan hasil uji antibakteri memiliki diameter zona hambat
tertinggi adalah 13.50 ±0.50 (mm) pada formula 30 (%b/v).

Kata Kunci: Ekstrak daun jelantir, Deodoran spray, Antibakteri, Kadar Fitokimia

ABSTRACT

The bacteria Staphylococcus epidermidis is known to cause body odour in


the human body. A common method to kill bacteria that cause body odour is
deodorant. Commercial deodorants contain aluminium chlorohydrate and the
compound is known to increase the risk of skin cancer and alzheimer's disease. A
candidate for a safer deodorant is one made from natural ingredients. One of the
natural ingredients that has potential as a deodorant is jelantir leaves. The purpose
of this study was to extract and characterise phytochemical compounds and test
their antibacterial activity in deodorant spray preparations on Staphylococcus
epidermidis. The extraction method used was maceration using ethanol solvent,
extract characterisation using UV-Vis spectrophotometry and antibacterial test of

Agis Destriawan, dkk | 276


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

deodorant spray preparation of jelantir leaf extract using disc diffusion. The results
showed that jelantir leaf extract contained flavonoids 5.5727 ±0.1336 (%w/w QE),
saponins 8.6472 ±0.0353 (% w/w SE), tannins 2.1448 ±0.0506 (%w/w TAE),
steroids 1.0231 ±0.0083 (%w/w BSE), triterpenoids 0.9090 ±0.0030 (%w/w UAE)
and the antibacterial test results had the highest inhibition zone diameter of 13.50
±0.50 (mm) in formula 30 (%w/v).

Keywords: Jelantir leaf extract, Deodorant spray, Antibacterial, Phytochemical


Content

PENDAHULUAN 2017). Hal ini didukung dengan


Staphylococcus epidermidis adanya penelitian yang menyebutkan
adalah bakteri penyebab timbulnya bahwa ekstrak etanol daun situduh
bau badan (Zahara, 2018). Untuk langit/jelantir memberikan aktivitas
mengurangi bau badan dapat antibakteri dengan batas daerah
menggunakan deodoran sesudah hambat efektif adalah konsentrasi 100
mandi (Khasanah et al., 2010). Saat ini mg/mL adalah 14.1 mm (S.mutans)
banyak deodoran komersil yang dan 14.2 mm (S.aureus), sedangkan
menggunakan bahan aluminium ekstrak etanol daun situduh
chlorohydrate. Namun, bahan tersebut langit/jelantir yang dibuat menjadi
diketahui dapat meningkatkan risiko sediaan obat kumur memiliki aktivitas
kanker kulit dan alzheimer pada antibakteri dengan batas daerah
pemakainya (Exley, 2003). hambat efektif pada konsentrasi 20%
Bahan alternatif yang lebih adalah 14.3 mm (S.mutans) dan
aman adalah bahan alami, salah (S.aureus) 10% adalah 14.01 mm
satunya yaitu daun situduh (Damanik, 2017).
langit/jelantir (Conyza sumatrensis Pada penelitian ini akan
(Retz.) E. Walker). Telah dilaporkan dilakukan uji aktivitas antibakteri
bahwa kandungan senyawa fitokimia ekstrak daun jelantir (Conyza
yang terdapat di dalam daun situduh sumatrensis (Retz.) E. Walker) dalam
langit/jelantir adalah glikosida, sediaan deodoran spray terhadap
saponin, flavonoid, tanin, bakteri Staphylococcus epidermidis.
steroid/triterpenoid yang diketahui Tujuan dari penelitian ini adalah
memiliki aktivitas antibakteri (Lubis, mengekstraksi dan mengkarakterisasi

Agis Destriawan, dkk | 277


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

senyawa fitokimia dari ekstrak daun anhidrat, propilenglikol, gliserin,


jelantir (Conyza sumatrensis (Retz.) E. parfum aroma teh hijau, media nutrien
Walker) dengan metode agar, media mueller hinton agar,
Spektrofotometri UV-Vis, selanjutnya bakteri Staphylococccus epidermidis,
melakukan uji aktivitas antibakterinya sodium klorida, larutan standar Mc.
dalam sediaan deodoran spray Farland 0.5 dan deodoran spray yang
terhadap bakteri Staphylococcus dijual di pasaran.
epidermidis menggunakan metode Preparasi dan Ekstraksi Sampel
difusi cakram. Daun jelantir (Conyza
sumatrensis (Retz.) E. Walker)
METODE PENELITIAN sebanyak 2 kg dibersihkan dengan air
Alat kemudian dikeringkan di bawah sinar
Alat yang digunakan dalam matahari. Daun yang telah kering
penelitian ini adalah grinder, neraca dihaluskan sampai menjadi serbuk.
analitik, rotary evavorator, pH meter, Selanjutnya serbuk daun
Particle Size Analyzer (PSA) jelantir di masukan ke dalam wadah
Beckman coulter LS 13 320, autoclave maserasi (toples), kemudian
dan spektrofotometer UV-Vis Hitachi ditambahkan pelarut etanol 80% dan
U-2900. disimpan pada suhu kamar. Maserasi
Bahan dilakukan sebanyak 3 kali 24 jam.
Bahan yang digunakan dalam Maserat yang diperoleh disaring
penelitian ini adalah daun jelantir kemudian dipekatkan menggunakan
(Conyza sumatrensis (Retz.) E. rotary evavorator dengan suhu 50℃.
Walker) yang berasal dari Kecamatan Analisis Kadar Total Fitokimia
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Ekstrak Daun Jelantir Metode
Jawa Barat, akuades, etanol, standar Spektrofotometri UV-Vis.
baku sapogenin, kuersetin, asam tanat, Pengukuran kadar flavonoid,
β-sitosterol, asam ursolat, alumunium saponin, tanin, steroid dan triterpenoid
klorida, kalium asetat, metanol, total dalam ekstrak daun jelantir
pereaksi folin denis, sodium karbonat, menggunakan spektrofotometer UV-
kloroform, asam sulfat, asam asetat Vis pada masing-masing panjang

Agis Destriawan, dkk | 278


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

gelombang yaitu 436 nm, 289 nm, 290 dilakukan pada semua formula yang
nm, 298 nm dan 296 nm. Sedangkan disajikan pada Tabel 1. menggunakan
penetapan kadarnya berdasarkan metode difusi cakram dengan media
persamaan regresi linear dari masing- nutrien agar dan mueller hinton agar
masing standar berturut-turut meliputi Oktaviana et al., 2019).
kuersetin (pelarut etanol dengan Selanjutnya formula yang
pereaksi alumunium klorida 2% dan menunjukan hasil zona hambat paling
kalium asetat 120 mM), sapogenin besar dievaluasi berdasarkan SNI 16-
(pelarut methanol), asam tanat (pelarut 4951-1998 dan diuji potensi
akuades dengan pereaksi folin denis menyebabkan iritasinya terhadap
dan larutan sodium karbonat jenuh), kulit.
beta sitosterol (pelarut kloroform
Tabel 1. Formula sediaan deodoran spray
dengan pereaksi asam sulfat dan asam Jumlah (%) b/v
Bahan
asetat anhidrat) dan asam ursolat F0 F1 F2 F3 F4
Ekstrak
(pelarut kloroform dengan pereaksi daun jelantir
- 5 10 20 30
Propilen
asam sulfat) (Aminah et al., 2017; glikol
5 5 5 5 5

Lokasari et al., 2019; Pratama et al., Gliserin 10 10 10 10 10


Parfum
q.s q.s q.s q.s q.s
2019; Ludi dan Sakung, 2022; (teh hijau)
Add Add Add Add Add
Hutasuhut et al., 2022). Alkohol 70% 30 30 30 30 30
mL mL mL mL mL
Pembuatan Formula Deodoran
Spray dan Uji Antibakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
Formula deodoran Berdasarkan hasil penetapan
mengandung ekstrak daun jelantir, kadar total senyawa fitokimia ekstrak
propilen glikol, gliserin, parfum daun jelantir yang disajikan pada Tabel
(aroma teh hijau) dan etanol 70% 2 terlihat kadar tertinggi adalah
(Kurniasih et al., 2021). Formula saponin sebesar 8.6472 ±0.0353 (%b/b
deodoran yang dibuat mengikuti SE), kadar tertinggi kedua adalah
standar Rowe et al. (2009) seperti flavonoid sebesar 5.5727 ±0.1336
yang disajikan pada Tabel 1. (%b/b QE), kadar tertinggi ketiga
Uji aktivitas antibakteri adalah tanin sebesar 2.1448 ±0.0506
terhadap Staphylococcus epidermidis (%b/b TAE), selanjutnya steroid

Agis Destriawan, dkk | 279


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

sebesar 1.0231 ±0.0083 (%b/b BSE) Uji


Zona Hambat
Respon
(mm)
dan kadar terendah adalah triterpenoid Tidak
Formula 0 0.00 ±0.00
ada
dengan kadar sebesar 0.9090 ±0.0030
Formula 1 6.83 ±0.29 Sedang
(%b/b UAE). Formula 2 8.17 ±0.29 Sedang
Formula 3 10.50 ±0.50 Kuat
Tabel 2. Kadar total senyawa fitokimia Formula 4 13.50 ±0.50 Kuat
ekstrak daun jelantir Kontrol (+) 7.33 ±0.058 Sedang
Golongan X Total
R2
Senyawa (%b/b) Hasil uji antibakteri
Flavonoid 5.5727 ±0.1336 0.9983
Saponin 8.6472 ±0.0353 0.9950
menunjukan diameter zona hambat
Tanin 2.1448 ±0.0506 0.9918 paling besar adalah pada formula 4
Steroid 1.0231 ±0.0083 0.9883
Triterpenoid 0.9090 ±0.0030 0.9945
dengan penambahan ekstrak daun
jelantir sebanyak 30 (%b/v)
Selanjutnya uji aktivitas
memberikan zona hambat sebesar
antibakteri terhadap Staphylococcus
13.50 ±0.50 (mm). Hal ini terjadi
epidermidis pada seluruh formula
karena penambahan ekstrak daun
disajikan pada Gambar 1 dan Tabel 3.
jelantir pada formula 4 paling banyak
dibanding formula yang lain. Ekstrak
daun jelantir memberikan pengaruh
aktivitas antibakteri karena telah
diketahui mengandung senyawa
fitokimia meliputi flavonoid, saponin,
tanin, steroid dan triterpenoid.
Telah dilaporkan adanya
flavonoid di dalam ekstrak
memberikan aktivitas antibakteri
karena pada struktur flavonoid
terdapat gugus hidroksil yang dapat
Gambar 1. Zona hambat uji antibakteri
sediaan deodoran spray (a); Formula 0 (b); mengakibatkan transport nutrisi dan
Formula 1 (c); Formula 2 (d); Formula 3 (e);
Formula 4 (f); kontrol positif. perubahan komponen organik

Tabel 3. Zona hambat uji antibakteri sediaan sehingga menimbulkan efek toksik
deodoran spray pada bakteri, saponin memiliki
aktivitas antibakteri karena dapat

Agis Destriawan, dkk | 280


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

merusak permeabilitas dinding sel hasil, memvalidasi keberhasilan


yang mengakibatkan kematian sel, percobaan dan memastikan bahwa
tanin memiliki aktivitas antibakteri metode yang digunakan dapat
karena dapat mengkerutkan dinding menghasilkan respon yang
sel yang dapat mengganggu diharapkan, seperti pada hasil
permeabilitas sel dan mengakibatkan penelitian ini yang menunjukan
kerusakan dinding sel, steroid terbentuknya zona hambat sebesar
memiliki aktivitas antibakteri karena 7.33 ±0.058 (mm) pada kontrol positif.
dapat merusak membran sel bakteri Respon diameter zona hambat
dan triterpenoid memiliki aktivitas antibakteri dibagi menjadi beberapa
antibakteri karena dapat bereaksi kategori, yaitu respon lemah (≤ 5 mm),
dengan porin (protein trans membran) sedang (5 – 10 mm), kuat (10 – 20
dibagian membran luar dinding sel mm) dan sangat kuat (≥20 mm)
bakteri, membentuk suatu ikatan (Khoirunnisak et al., 2020).
polimer kuat yang dapat Apabila membandingkan
mengakibatkan rusaknya porin (Manik dengan hasil penelitian lain
et al., 2014; Canell, 1998; menyebutkan sediaan deodoran spray
Dwidjoseputro, 2003; Monalisa et al., dari minyak atsiri daun kemangi
2011; Rini et al., 2017). menghasilkan zona hambat antibakteri
Pada penelitian ini paling tinggi pada formula 15 %
menggunakan Formula 0 (kontrol sebesar 15.62 mm dan kontrol positif
negatif) yang bertujuan untuk sebesar 9.57 mm pada bakteri
memastikan bahwa hasil yang diamati Staphylococcus epidermidis
tidak disebabkan oleh faktor-faktor (Oktaviana et al., 2019).
lain selain faktor yang sedang diteliti, Selanjutnya berdasarkan SNI
seperti pada hasil penelitian ini yang 16-4951-1998, evaluasi sediaan
menunjukan tidak terbentuknya zona deodoran spray ekstrak daun jelantir
hambat pada formula 0. Kemudian formula 4 telah diukur meliputi uji pH
menggunakan kontrol positif yaitu dan homogenitas. Hasilnya ditunjukan
deodoran spray komersil yang pada Tabel 4 dan Gambar 2.
bertujuan untuk menjadi pembanding

Agis Destriawan, dkk | 281


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Berdasarkan hasil uji pH menunjukan deodoran spray ekstrak


terlihat deodoran spray ekstrak daun daun jelantir formula 4 tidak
jelantir formula 4 pada setiap menimbulkan reaksi iritasi eritema dan
pengukuran tidak ada perubahan yang edema pada kulit 10 orang responden.
signifikan dan berada pada rentang 3 – Dengan demikian sediaan deodoran
7.5 (SNI 16-4951-1998). Dengan spray ekstrak daun jelantir aman untuk
demikian sediaan deodoran spray digunakan pada kulit (Wilyanti et al.,
ekstrak daun jelantir tidak berpotensi 2021).
menyebabkan iritasi kulit dan kulit
Tabel 5. Hasil uji iritasi sediaan deodoran
bersisik (Marinda, 2012). spray
No Gender/Usia Eritema Edema
1 Laki-laki / 29 tahun − −
Tabel 4. Hasil uji pH sediaan deodoran spray − −
2 Laki-laki / 23 tahun
Uji pH R1 R2 R3
3 Perempuan / 50 tahun − −
Hari ke-0 5.69 5.70 5.69
Hari ke-7 5.63 5.64 5.64 4 Laki-laki / 55 tahun − −
Hari ke-14 5.64 5.63 5.63 5 Laki-laki / 24 tahun − −
Rata-rata 5.65 6 Perempuan / 30 tahun − −
7 Laki-laki / 25 tahun − −
Selanjutnya berdasarkan hasil 8 Laki-laki / 25 tahun − −
uji homogenitas terlihat ukuran 9 Perempuan/ 48 tahun − −
10 Laki-laki / 26 tahun − −
partikel deodoran spray ekstrak daun Keterangan:
(+) = Terjadi reaksi
jelantir formula 4 yang terkecil adalah (-) = Tidak terjadi reaksi
0.077 µm dan terbesar adalah 2.92 µm
yang memenuhi syarat ukuran partikel KESIMPULAN
untuk sediaan topikal aerosol yaitu Berdasarkan hasil penelitian
lebih kecil dari 5 µm (Farmakope dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
Indonesia VI). Dengan demikian jelantir (Conyza sumatrensis (Retz.) E.
sediaan deodoran spray dinyatakan Walker) mengandung flavonoid
homogen karena memiliki ukuran 5.5727 ±0.1336 (%b/b QE), saponin
partikel yang sangat kecil (tidak dapat 8.6472 ±0.0353 (%b/b SE), tanin
dilihat secara visual) (Syamsuni, 2.1448 ±0.0506 (%b/b TAE), steroid
2006). 1.0231 ±0.0083 (%b/b BSE) dan
Berikutnya berdasarkan hasil uji triterpenoid 0.9090 ±0.0030 (%b/b
iritasi yang disajikan pada Tabel 5 UAE), memiliki aktivitas antibakteri

Agis Destriawan, dkk | 282


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

yang kuat terhadap Staphylococcus Streptococcus mutans dan


Staphylococcus aureus.
epidermidis yang didukung dengan
Skripsi. Universitas Sumatera
hasil diameter zona hambat antibakteri Utara.
sediaan deodoran spray sebesar 13.50 Dwidjoseputro D. 2003. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta:
±0.50 (mm) pada formula 4 dengan Djambatan.
penambahan ekstrak daun jelantir Exley C. 2003. A biogeochemical
sebanyak 30 (%b/v) dan telah cycle for aluminium. Journal
of Inorganic Biochemistry. 1–
memenuhi standar SNI 16-4951-1998 7.
serta tidak menimbulkan iritasi pada Hutasuhut DA, Aspriyanto D, Firdaus
kulit. IAK. 2022. Uji Fitokimia
Kualitatif Dan Kuantitatif
Ekstrak Kulit Buah Rambai
DAFTAR PUSTAKA (Baccaurea Motleyana)
[BSN] Badan Standar Nasional. 1998. Konsentrasi 100%. Jurnal
Standar Nasional Indonesia Kedokteran Gigi. 6(2).
SNI 16-4951-1998 Sediaan Khasanah RA, Budiyanto E, Nenny W.
deodorant dan antiperspirant. 2010. Pemanfaatan Ekstrak
Jakarta: BSN. Sereh sebagai Alternatif Anti
[KEMENKES RI] Kementrian Bakteri Staphylococcus
Kesehatan Republik Indonesia. epidermidis pada Deodoran
2023. Farmakope Indonesia Parfume Spray. Jurnal
Edisi VI. Jakarta: Kemenkes Universitas Negeri
RI. Yogyakarta. 2-3.
Aminah, Tomayahu N, Abidin Z. Khoirunnisak, Ningrum WA, Wirasti,
2017. Penetapan Kadar Rahmatullah S. 2020. Uji
Flavonoid Total Ekstrak Etanol Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Kulit Buah Alpukat (Persea Etanol Daun Bidara (Ziziphus
americana Mill.) Dengan Mauritiana Lamm) Dalam
Metode Spektrofotometri UV- Formulasi Sediaan Sabun Cair
Vis. Jurnal Fitofarmaka Sebagai Antiseptik Terhadap
Indonesia. 4(2). Bakteri Stapylococcus Aureus
Atcc 25923. Journal Medical
Canell, RJP. 1998. Natural Products Sains. 5(1).
Isolation Methods in
Biotechnology. Totowa: Kurniasih E, Perwitasari M, Febriyanti
Humana Press. R. 2021. Pengaruh Perbedaan
Konsentrasi Propilenglikol
Damanik DA. 2017. Uji Aktivitas Pada Uji Sifat Fisik Sediaan
Antibakteri dari Ekstrak Etanol Deodoran Spray Ekstrak Daun
Daun Situduh Langit (Erigeron Sirih (Piper Betle L.).
sumatrenis Retz) dan Sediaan Disertasi. Politeknik Harapan
Obat Kumur Terhadap Bakteri Bersama Tegal.

Agis Destriawan, dkk | 283


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Lubis L. 2017. Karakterisasi dan Oktaviana MI, Pahalawati IN,


Isolasi Senyawa Saponin dari Kurniasih NF, Genatrika E.
Ekstrak Etanol Daun Situduh 2019. Formulasi Deodoran
Langit (Erigeron Sumatrensis Spray dari Minyak Atsiri Daun
Retz.). Skripsi. Universitas Kemangi (Ocimum basilicum
Sumatera Utara. L.) sebagai Antibakteri
Penyebab Bau Badan
Ludin D, Sakung J. 2022. Analisis
(Staphylococcus epidermidis).
Kadar Steroid Pada Buah,
Jurnal Farmasi Indonesia.
Tepung, dan Biskuit Labu
16(2). 396-405.
Siam (Sechium edule). Jurnal
Media Eksakta. 18(2). 155- Pratama M, Razak R, Rosalina VS.
159. 2019. Analisis Kadar Tanin
Total Ekstrak Etanol Bunga
Lokasari AD, Putri OK. 2019.
Cengkeh (Syzygium
Perbandingan Kadar Saponin
aromaticum L.) Menggunakan
Ekstrak Daun Waru (Hibiscus
Metode Spektrofotometri UV-
tiliaceus L.) Segar dan Kering
Vis. Jurnal Fitofarmaka
Menggunakan
Indonesia. 6(2).
Spektrofotometer UV-Vis.
Disertasi. Akademi Farmasi Rini AA, Suprianto, Rahmatan H.
Putra Indonesia Malang. 2017. Skrining Fitokimia Dan
Uji Antibakteri Ekstrak Etanol
Manik DF, Hertiani T, Anshory H.
Buah Kawista (Limonia
2014. Analisis Korelasi Antara
Acidissima L.) Dari Daerah
Kadar Flavonoid Dengan
Kabupaten Aceh Besar
Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Terhadap Bakteri Escherichia
Etanol Dan Fraksi-Fraksi Daun
Coli. Prosiding Seminar
Kersen (Muntingia Calabura
Nasional Pendidikan Biologi.
L.) Terhadap Staphylococcus
Aureus. Jurnal khazanah. 6(2). ISBN: 978-602-61265-2-8.
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME.
Marinda WS. 2012. Formulasi dan Uji
2009. Handbook of
Stabilitas Fisik Gel Liposom
Pharmaceutical Excipients.
yang Mengandung Fraksinasi
London: The Pharmaceutical
Ekstrak Metanol Kulit
Press.
Manggis (Garnicia
mangostana L.) Sebagai Syamsuni H. 2006. Farmasetika dasar
Antioksidan. Skripsi. dan hitungan farmasi. Jakarta:
Universitas Indonesia. EGC.
Monalisa DT, Handayani, Sukmawati Wilyanti W, Farhan F, Puspariki J.
D. 2011. Uji Daya Antibakteri 2021. Pembuatan Dan Uji
Ekstrak Daun Tapak Liman Stabilitas Sediaan Deodoran
(Elephantopus sacber L.) Semprot Daun Sintrong
Terhadap Staphylococcus (Crassocephalum
aureus dan Salmonella typhi. Crepidioides) Dan Buah Jeruk
Jurnal BIOMIA. 9(2). 13-20. Nipis (Citrus Aurantifolia)
Sebagai Antibakteri. Jurnal

Agis Destriawan, dkk | 284


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), Oktober 2023, 276-285
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Ilmu Holistik dan Kesehatan. Minyak Sirih (Piper Betle


5(2). 129-134. Linn.) sebagai Antiseptik.
Zahara I. 2018. Formulasi Sediaan Jurnal Farmagazine. 5(1). 17-
30.
Deodoran Roll On dengan

Agis Destriawan, dkk | 285

Anda mungkin juga menyukai