Anda di halaman 1dari 9

1

PERBANDINGAN KADAR SAPONIN EKSTRAK DAUN WARU (Hibiscus


tiliaceus L.) HASIL PENGERINGAN MATAHARI DAN PENGERINGAN
OVEN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

COMPARISON OF SAPONIN CONTENT OF WARU LEAF EXTRACT


(Hibiscus tiliaceus L.) RESULT OF SUN DRYING AND OVEN DRYING BY
SPECTROPHOTOMETRIC UV-VIS

Adhelia Dwi Pangestu

Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK
Variasi metode pengeringan mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan senyawa saponin
dalam daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perbedaan kadar saponin ekstrak daun waru hasil pengeringan sinar matahari dan
pengeringan oven secara spektrofotometri UV-Vis. Metode penelitian meliputi penentuan
rendemen ekstraksi maserasi simplisia daun waru yang telah dikeringkan dengan menggunakan
pelarut metanol p.a, identifikasi skrining fitokimia senyawa saponin yang meliputi pembentukan
busa dan pembentukan cincin biru kehijauan, serta penentuan kadar saponin secara
spektrofotometri Uv-Vis. Hasil rendemen dari ekstrak hasil pengeringan sinar matahari dan
pengeringan oven berturut-turut adalah 9,885±0,524% dan 7,483±0,282%. Hasil skrining fitokimia
daun waru menghasilkan busa yang stabil. Hasil kadar saponin yang diperoleh dari ekstrak hasil
pengeringan sinar matahari dan pengeringan oven berturut-turut adalah 169,871±28,779
mgDE/mL dan 38,311±1,962 mgDE/mL. Berdasarkan uji independent sample T-test nilai sig
kurang dari 0,05 yang artinya terdapat perbedaan kadar saponin yang signifikan. Kesimpulan pada
penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar saponin pada ekstrak daun waru hasil pengeringan
sinar matahari dan pengeringan oven.

Katakunci : daun waru, saponin, pengeringan sinar matahari, pengeringan oven, spektrofotometri
UV-Vis

ABSTRACT
Variations in drying methods affect the high or low content of saponin compounds in hibiscus
leaves (Hibiscus tiliaceus L.). The purpose of this study was to determine how differences in levels
of saponin extract of hibiscus leaves from sun drying and oven drying by spectrophotometry UV-
Vis. The research method included determining the extraction yield of maceration simplicia of
hibiscus leaves that had been dried using methanol solvent p.a, phytochemical screening
identification of saponin compounds which include foam formation and greenish blue ring
formation, and determination of saponin levels by spectrophotometry UV-Vis. The yield of
extracts from the results of sun drying and oven drying are 9.885 ± 0.524% and 7.483 ± 0.282%,
respectively. Phytochemical screening results of hibiscus leaves produce a stable foam. The results
of saponin levels obtained from extracts from the results of sun drying and oven drying are
169.871 ± 28.777 mgDE/mL and 38.311 ± 1,962 mgDE/mL. Based on the independent sample T-
test, the sig value is less than 0.05, which means that there are significant differences in saponin
levels. The conclusion of this study is that there are differences in the levels of saponins in
hibiscus leaf extract from sun drying and oven drying.

Keywords : waru leaf, Hibiscus tiliaceus L., saponin, sun drying, oven drying, spectrophotometric
UV-Vis
2

PENDAHULUAN glikosida yang banyak ditemukan


dalam tumbuhan. Glikosida saponin
Tanaman waru merupakan salah adalah glikosida yang aglikonnya
satu tanaman yang banyak tumbuh di berupa sapogenin. Saponin memiliki
Indonesia. Tanaman waru tumbuh karakteristik beruba buih. Sehingga
liar di hutan dan di ladang, kadang- ketika direaksikan dengan air dan
kadang tanaman waru ditanam di dikocok maka akan terbentuk buih
pekarangan atau di tepi jalan sebagai yang dapat bertahan lama, serta
pohon pelindung (Dalimartha, 2000). memiliki rasa pahit. Saponin mudah
Masyarakat sering memanfaatkan larut dalam air dan tidak larut dalam
daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) eter.
untuk pakan ternak atau daun yang Saponin memiliki aktivitas yang
muda dapat pula dijadikan sayuran luas seperti antibakteri, antifungi
(Suwandi & Hendrati, 2014). (Ben Ahmed et al., 2012; Maatalah
Masyarakat juga memanfaatkan daun et al, 2012), kemampuan
waru untuk membuat gelembung menurunkan kolesterol dalam darah
sabun. Daun waru berkhasiat sebagai (Vinarova et al, 2015) dan
antiradang, peluruh dahak, dan menghambat pertumbuhan sel tumor
peluruh kencing (Dalimartha, 2000). (Lu et al., 2012; Wu et al., 2014;
Daun waru juga berkhasiat sebagai Zhao et al., 2016). (Firdous, 2009)
obat demam, obat bisul dan obat membuktikan bahwa saponin
amandel (Departemen Kesehatan dan berfungsi sebagai antidiabetes.
Kesejahteraan Sosial Republik Berbagai penelitian telah
Indonesia, 2001). Para peneliti menemukan bahwa saponin dapat
sebelumnya telah melakukan uji memberikan efek antitusif dan
aktivitas farmakologi dari daun waru. ekspektoran (Eccles & Weber,
Ekstrak alami daun waru dapat 2009). Kemampuan saponin tersebut
melarutkan batu ginjal dan menjadikan saponin sebagai
berpotensi sebagai agen metabolit sekunder yang penting
antiurolithiasis dalam dalam bidang farmasi.
menghancurkan batu ginjal (Oktari, Daun waru dikeringkan dengan
et al, 2014). Daun waru juga dua variasi metode pengeringan,
menunjukkan adanya aktivitas yaitu pengeringan sinar matahari dan
sitotoksik, analgesik dan pengeringan oven. Pengeringan
neurofarmakologis (Abdul-Awal, et dengan sinar matahari merupakan
al, 2016). Selain daun waru dapat proses pengeringan yang paling
digunakan sebagai obat tradisional ekonomis dan paling mudah
daun waru juga dapat digunakan dilakukan, akan tetapi dari segi
sebagai bahan dasar pembuatan kualitas alat pengering buatan
produk, yaitu shampo. (oven) akan memberikan produk
Daun waru memiliki kandungan yang lebih baik. Pengeringan
senyawa aktif saponin, flavonoid, dengan oven dianggap lebih
polifenol, dan tannin (Kinho dkk., menguntungkan karena akan terjadi
2011). Dalam penelitian Istiqomah et pengurangan kadar air dalam
al (2011), menyebutkan bahwa daun jumlah besar dalam waktu yang
waru mengandung senyawa saponin singkat (Muller J, 2006), akan tetapi
yang tinggi yaitu sebanyak 12,9 penggunaan suhu yang terlampau
mg/g. Saponin merupakan jenis tinggi dapat meningkatkan biaya
3

produksi selain itu terjadi matahari dan pengeringan oven


perubahan biokimia sehingga berdasarkan analisa spektrofotometri
mengurangi kualitas produk yang UV-Vis merupakan penelitian
dihasilkan (Pramono S, 2006). eksperimental.
Tujuan pembandingan metode
pengeringan sinar matahari dan oven ALAT DAN BAHAN
adalah untuk mengetahui metode
pengeringan yang paling tepat untuk Alat dan bahan yang akan digunakan
mendapatkan kadar saponin yang untuk mempermudah dalam proses
tertinggi. Simplisia daun waru akan penelitian ini adalah neraca analitik,
di ekstraksi dengan metode ekstraksi bejana untuk maserasi, perkamen,
maserasi. Pelarut yang digunakan waterbath, cawan uap, tabung reaksi,
untuk mengekstraksi saponin adalah rak tabung reaksi, oven, batang
metanol p.a. Saponin akan lebih pengaduk, beaker glass,
banyak dihasilkan jika diekstraksi spektrofotometer UV-Vis. Bahan
dengan menggunakan metanol yang digunakan adalah daun waru,
karena saponin bersifat polar metanol p.a, diosgenin, vanillin,
sehingga saponin akan mudah larut H2SO4 72%, HCl 2N, aquadest,
(Harnone, 1987). kloroform, etanol.
Penentuan kadar saponin
dilakukan dengan menggunakan TAHAPAN PENELITIAN
metode spektrofotometri UV-Vis.
Analisa spektrofotometri UV-Vis Adapun tahap penelitian sebagai
telah dikenal sebagai metode analisia berikut.
kuantitatif yang baik untuk 1. Determinasi tanaman buah lerak
identifikasi, karakterisasi, 2. Pembuatan serbuk simplisia,
pemeriksaan kemurnian maupun kemudian dilakukan ekstraksi
penetapan kadar. Metode analisa menggunakan metode ekstraksi
spektrofotometri UV-Vis didasarkan maserasi, selanjutnya dipekatkan
pada interaksi antara materi dan menggunakan waterbath.
cahaya. Kelebihan metode 3. Uji pendahuluan adanya senyawa
spektrofotometri UV-Vis sebagai saponin, dengan menggunakan
metode penentuan kadar adalah metode uji busa dan uji warna.
metode ini merupakan metode yang 4. Penentuan kadar saponin
tepat dan sederhana untuk menggunakan spektrofotometri
menetapkan kuantitas zat yang UV-Vis.
sangat kecil. Selain itu, hasil yang
diperoleh cukup akurat, dimana HASIL PENELITIAN
angka yang terbaca langsung dicatat
oleh detektor dan tercetak dalam Penelitian telah dilaksanakan
bentuk angka digital maupun grafis pada bulan Februari sampai dengan
(Yahya, 2015). Mei 2019. Hasil dari determinasi
menunjukkan bahwa sampel yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini
adalah benar (Hibiscus tiliaceus L.)
Penelitian perbandingan kadar yaitu dengan genus Hibiscus dan
saponin ekstrak daun waru (Hibiscus spesies Hibiscus tiliaceus L.
tiliaceus L.) hasil pengeringan sinar
4

Hasil ekstrak kental yang adalah 1,918 gram dan 1,465 gram.
diperoleh dengan metode Hasil organoleptik ektrak daun waru
pengeringan sinar matahari dan dapat dilihat pada Tabel 1.
pengeringan oven berturut-turut

Tabel 3.2 Hasil Organoleptik Ekstrak Daun Waru

No. Organoleptik Keterangan


Hasil Pengeringan Matahari Hasil Pengeringan Oven
1. Tekstur Kental Kental
2. Warna Hijau tua Hijau kecoklatan
3. Bau Bau khas aromatis Bau khas aromatis

Nilai rendemen ekstrak kental daun dan sokletasi dapat dilihat pada
waru (Hibiscus tiliaceus L.) yang Tabel 2 dan Tabel 3.
didapat dari hasil ekstraksi maserasi

Tabel 2 Rendemen Ekstrak Daun Waru Hasil Pengeringan SInar Matahari


No. Bobot Serbuk Bobot Ekstrak Hasil Nilai Rendemen (%)
Simplisia yang Maserasi (gram)
diekstraksi (gram)
1. 20,0003 1,899 9,495
2. 20,0005 1,936 9,679
Rata-rata 1,918 9,587

Tabel 3 Rendemen Ekstrak Daun Waru Hasil Pengeringan Oven


No. Bobot Serbuk Bobot Ekstrak Hasil Nilai Rendemen (%)
Simplisia yang Maserasi (gram)
diekstraksi (gram)
1. 20,0002 1,473 7,365
2. 20,0008 1,456 7,280
Rata-rata 1,465 7,333
5

(a) (b)
(a) (b) Gambar 2 Hasil Uji Warna Esktrak
Gambar 1 Hasil Uji Busa Hasil (a) Pengeringan Matahari (b) B
Esktrak Kental Daun Waru Oven
Hasil (a) Pengeringan Matahari
(b) Pengeringan Oven

Panjang Gelombang Maksimum


0.008

0.006
Absorbansi

0.004

0.002

0
505 510 515 520 525 530 535
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 3 Hasil Kurva Panjang Gelombang Maksimum

Kurva Standart Diosgenin


0.015
y = 7E-06x + 0.0039
0.013
R² = 0.9826
Absorbansi

0.011

0.009

0.007

0.005
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi (µg/mL)

Gambar 2.7 Hasil Kurva Standar Diosgenin


6

Tabel 4 Hasil Kadar Saponin dalam Ekstrak


Ekstrak Kental Daun waru Kadar Saponin Rata-rata Kadar
(Hibiscus tiliaceus L.) (mg/mL) Saponin (mg/mL)
Ekstrak Hasil Pengeringan 175,7285715
Sinar Matahari 184,0148527 189,0621±16,44855499
207,4428572
Ekstrak Hasil Pengeringan 39,01428561
Oven 39,2999999 39,68095±0,91844293
40,72857133

Independent Sam ples Test

Kadar Saponin
Statistics Equal variances Equal variances
assumed not assumed
Levene's Test for F 8,817
Equality of Variances Sig. ,041
t-test for Equality of t 15,706 15,706
Means df 4 2,012
Sig. (2-tailed) ,000 ,004
Mean Difference
149,38114152 149,38114152

Std. Error Difference


9,51137037 9,51137037

95% Confidence Interval Lower 122,97334382 108,69908533


of the Difference Upper 175,78893922 190,06319771

Tabel 5 Hasil Uji Independent T-test

PEMBAHASAN dihasilkan dari masing-masing


ekstrak yaitu cairan kental. Uji
Hasil organoleptik ekstrak kental organoleptik bau dapat diuji dengan
daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) mencium aroma ekstrak dan dapat
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji disimpulkan bahwa bau ekstrak daun
organoleptik warna yang dihasilkan waru adalah berbau khas aromatis.
dari masing-masing metode Berdasarkan hasil pada Tabel 2
pengeringan menghasilkan warna dan 3, rendemen ekstrak yang
ekstrak yang tidak sama. Ekstrak dihasilkan dari metode pengeringan
hasil pengeringan sinar matahari sinar matahari lebih besar
menghasilkan warna hijau tua dan dibandingkan dengan hasil rendemen
ekstrak hasil pengeringan oven ekstrak dari metode pengeringan
menghasilkan warna hijau oven. Perbedaan ini diduga karena
kecoklatan. Perbedaan hasil warna adanya perbedaan suhu. Suhu
ini sesuai dengan hasil simplisia pengeringan oven yang digunakan
yang dikeringkan dengan metode cukup tinggi yaitu 55°C, sehingga
yang berbeda. Tekstur yang menyebabkan kandungan air yang
7

teruapkan lebih banyak (Hibiscus tiliaceus L.). Analisis


mengakibatkan rendemen yang dilakukan dengan menggunakan
dihasilkan menurun. Begitu juga instrumen spektrofotometri UV-
sebaliknya, semakin rendah suhu Visibel. Berdasarkan hasil pada tabel
yang digunakan maka semakin 4, dapat dikatakan bahwa kadar
sedikit kandungan air yang teruapkan saponin ekstrak hasil pengeringan
sehingga diperoleh rendemen yang sinar matahari lebih tinggi daripada
tinggi. Besar kecilnya nilai rendemen ekstrak hasil pengeringan oven. Hal
juga ditunjukkan dengan keefektifan ini dapat terjadi karena adanya
proses ekstraksi. Efektifitas proses pengaruh suhu pengeringan
ekstraksi dipengaruhi oleh jumlah simplisia, dimana dengan metode
pelarut, jenis pelarut yang pengeringan sinar matahari suhu
digunakan, ukuran partikel simplisia, pada saat itu adalah 24°C dan
metode dan lamanya waktu ekstraksi. pengeringan tidak langsung terkena
Hasil uji busa pada gambar 1, sinar matahari tetapi ditutup dengan
sampel pengeringan sinar matahari menggunakan kain hitam. Dengan
dan pengeringan oven muncul busa begitu kandungan air yang teruap
secara berturut-turut mencapai tidak terlampau tinggi dan senyawa
ketinggan 1,5 cm dan 1,2 cm. Setelah saponin tidak terdegradasi.
ditetesi dengan HCl dan dibiarkan Berdasarkan rendemen ekstrak daun
selama 1 menit busa tetap stabil waru yang diperoleh, ekstrak hasil
dengan ketinggian yang sama. Hal pengeringan sinar matahari juga
ini menunjukkan bahwa sampel menghasilkan rendemen yang lebih
mengandung senyawa saponin. tinggi dibandingkan dengan ekstrak
Timbulnya busa yang terbentuk hasil pengeringan oven. Hal ini yang
disebabkan karena senyawa saponin mendasari kadar saponin ekstrak
memiliki sifat fisika yang mudah daun waru hasil pengeringan sinar
larut dalam air dan akan matahari lebih tinggi dibandingan
menimbulkan busa ketika dikocok. ekstrak daun waru hasil pengeringan
Hasil uji warna pada gambar 2 oven.
bertujuan untuk mempertegas bahwa Berdasarkan tabel 5 dalam uji
senyawa yang terkandung dalam independent sample T-test diketahui
ekstrak kental daun waru adalah bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar
senyawa saponin. Sehingga uji reaksi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan
ini dilakukan untuk membuktikan taraf kepercayaan 95%. Oleh karena
ada tidaknya senyawa triterpenoid itu, sebagaimana dasar pengambilan
atau steroid dalam ekstrak kental keputusan uji Independent Sample T-
daun waru. Uji warna yang test maka dapat disimpulkan bahwa
dilakukan secara berulang dengan H1 diterima. Dengan demikian dapat
pereaksi LB terhadap ekstrak daun dikatakan bahwa ada perbedaan
waru dengan pembuatan blanko kadar saponin yang signifikan antara
untuk membandingan, menunjukkan ekstrak daun waru hasil pengeringan
hasil negatif. Ekstrak daun waru sinar matahari dengan ekstrak daun
tidak menunjukkan terbentuknya waru hasil pengeringan oven.
cincin…
Pada penelitian ini telah KESIMPULAN
dilakukan analisis untuk mengetahui
kadar saponin dalam daun waru
8

Berdasarkan hasil penelitian Koch. Analisis Kandungan


dapat disimpulkan bahwa kadar Saponin, 143-152.
saponin ekstrak hasil pengeringan
oven dan pengeringan matahari Muller J, a. (2006). Drying Of
menunjukkan adanya perbedaan Medical Plants In R.J.
yang signifikan, dengan kadar Bogers, L.E. Cracer, and D>
tertinggi terdapat pada ekstrak hasil Lange (eds), Medical and
pengeringan matahari dengan kadar Aromatic Plant, springer, The
sebesar 189,0621±16,44855499 Netherland. p.237-252.
mg/mL. Nevi, Y. (2009). Efek antibakteri
buah lerak terhadap
SARAN streptococcus mutans.
Dentika dental journal,
Sebaiknya perlu dilakukan 14(1):53-8.
penelitian lanjutan tentang senyawa
saponin secara kualitatif untuk Noer Shafa, P. R. (2018). Penatapan
memastikan adanya senyawa saponin Kadar Senyawa Fitokimia
pada daun waru atau formulasi (Tanin, Saponin dan
sediaan dengan bahan aktif senyawa Flavonoid Sebagai Kuarsetin)
saponin. Pada Ekstrak Daun Inggu
(Ruta angustifolia L.). Jurnal
DAFTAR RUJUKAN Ilmu-ilmu MIPA.
Pasaribu, T, & et.al. (2014). Saponin
Eccles & Weber. (2009). Common Content of Sapindus rarak
Cold. London: Springer. Pericarp Affected by Particle
Firdous, M. (2009). NIDDM Size and Type of Solvent, its
antidiabetic activity of Biological Activity on
saponins of momordica Eimeria tenella Oocysts.
cymbalarita in streptozotocin- International Journal of
nicotinamide NIDDM mice. Poultry Science 13(6): 347-
journal of clinical and 352.
diagnosis research 3, 1460- Pramono S. (2006). Penanganan
1465. Pasca Panen Dan
Herawati, H. E., Hayati, A., & Pengaruhnya Terhadap Efek
Darmanto , W. (2012). Fraksi Terapi Obat Alami. Prosiding
N-Butanol Buah Lerak Seminar Nasional Tumbuhan
(Sapindus rarak DC.) dapat Obat Indonesia XXVIII,
Menurunkan Kualitas Bogor, 15-18 Sept.2005, 1-6.
Spermatozoa Manusia In
Vitro. Jurnal Matematika dan Rachman Arif, W. W. (2015). Isolasi
Ilmu Pengetahuan Alam, 15- dan Identifikasi Senyawa
20. Saponin Ekstrak Metanol
Daun Binahong (Anredera
Minarno, E. B. (2016). Analisis cordifolia (Ten.) Steenis).
Kandungan Saponin Pada Program Studi Farmasi,
Daun Dan Tangkai Daun FMIPA, Universitas Pakuan,
Carica pubescens Lenne & K. Bogor.
9

Udarno, L. (2009). Lerak (Sapindus Penelitian dan


rarak DC.) Tanaman Industri Pengembangan Perkebunan,
Pengganti Sabun. Badan 7-8

Anda mungkin juga menyukai