Anda di halaman 1dari 6

Bul. Littro. Vol. XVII No.

2, 2006, 53 - 58

PENGARUH KEHALUSAN BAHAN DAN LAMA EKSTRAKSI


TERHADAP MUTU EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorriza Roxb)
Bagem Br. Sembiring, Ma’mun dan Edi Imanuel Ginting
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

ABSTRAK divided 2 factors, they are material of particle


size and duration of extraction. Two particles
Penelitian pengaruh kehalusan bahan size inclu-ding 40 and 60 mesh, and three
dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak lengths of ex-traction including 4, 6 and 8 hours
temulawak telah dilakukan di Laboratorium were tested. The result showed that the particle
Pengujian Balittro, dari bulan Maret sampai size influen-ced the extract yield, curcumin
Mei 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk content, oil con-tent and xanthorizol content in
memepelajari pengaruh kehalusan bahan dan the extract. Mean while, the length of extraction
lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak temula- influenced the ex-tract and oil content. The
wak yang dihasilkan. Rancangan yang diguna- highest Cur-cumin content is 2.88% obtained
kan adalah Rancangan Acak Lengkap Fakto- from 40 mesh particle size material, while
rial dengan dua ulangan. Perlakuan terdiri dari Xanthorizol content is 14.25% obtained from
2 faktor, pertama adalah kehalusan bahan (40 material with 60 mesh of particle size.
dan 60 mesh) sedangkan kedua adalah lama
ekstraksi (4, 6 dan 8 jam). Hasil penelitian Key words : Curcuma xanthorriza, simplisia,
menunjukkan bahwa kehalusan bahan berpe- extraction, quality extract
ngaruh terhadap rendemen, kadar minyak at-
siri, kadar kurkumin dan kadar xanthorizol PENDAHULUAN
ekstrak temulawak. Sedangkan lama ekstraksi
berpengaruh terhadap rendemen. Kadar kur-
Temulawak merupakan salah satu
kumin tertinggi 2,88% yang dihasilkan dari jenis tanaman obat yang mempunyai
kehalusan bahan 40 mesh, sedangkan kadar prospek cerah untuk dikembangkan.
xantorizol 14,25% yang diperoleh dari keha- Badan Pengawasan Obat dan Makanan
lusan bahan 60 mesh. Republik Indonesia telah menentukan 9
Kata kunci : Curcuma xanthorriza, simplisia, tanaman unggulan salah satunya adalah
ekstraksi, mutu ekstrak temulawak. Menurut www.Suara Mer-
deka.com, edisi 24 November 2004,
ABSTRACT
ekspor temulawak Indonesia tahun
The Influence Of The Particle Size 2003 adalah sebesar 5.452 juta dollar
And Length Of Extraction On The AS dengan volume 9.149 ton. Pengem-
Yield And Quality Of Curcuma bangan tanaman temulawak di Indone-
Extract (Curcuma xanthoriza) sia sangat potensial karena produksi
rimpang temulawak mengalami pening-
The effect of suitable method condition to katan sejak tahun 2001 - 2002 (BPS,
quality of Curcuma extract, was conducted in the
Laboratory at Post Harvest Technology Labora- 2003).
tory of Research Institute for Aromatic and Medi- Rimpang temulawak telah digu-
cinal Crops Bogor from Mart to May 2006. The nakan secara luas dalam rumah tangga
objective of this experiment to find out the suita- dan industri. Penggunaan rimpang te-
ble method condition to get quality Curcuma ex- mulawak dalam bidang industri antara
stract. Randomized complete design with factorial
was used and using 2 replications. The trearment lain industri makanan, minuman, obat-

53
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58

obatan, tekstil dan kosmetik. Pening- minimal 5,00% (MMI, 1972). Rimpang
katan penggunaan temulawak dalam temulawak dapat dimanfaatkan sebagai
industri obat-obatan memerlukan teknik anti inflamasi, kola-goga, lipokolestero-
pengolahan yang baik sehingga mutunya lemik, anti bakteri, anti jamur, diuretik,
dapat meningkat. Mutu ekstrak dipenga- anti tumor dan mengobati jerawat. Tu-
ruhi oleh teknik ekstraksi, kehalusan juan penelitian adalah untuk menge-
bahan, jenis pelarut, lama ekstraksi, kon- tahui pengaruh kehalusan bahan dan
sentrasi pelarut, nisbah bahan dengan pe- lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak
larut, proses penguapan pelarut, pemur- temulawak. Diharapkan akan diperoleh
nian dan pengeringan (Bombaderlli, kombinasi perlakuan yang optimal un-
1991; Vijesekera, 1991). tuk menghasilkan ekstrak temulawak
Kandungan kimia rimpang temu- yang berkualitas sebagai bahan obat
lawak yang dapat dimanfaatkan dalam alami.
bidang industri makanan, minuman mau-
pun farmasi adalah pati, kurkuminoid BAHAN DAN METODE
dan minyak atsiri (Sidik et al., 1995). Penelitian dilaksanakan di Labo-
Fraksi pati merupakan komponen ter- ratorium Pengujian Balai Penelitian
besar dalam rimpang temulawak. Pati Tanaman Rempah dan Obat, dari bulan
berbentuk serbuk berwarna putih keku- Maret sampai dengan Mei 2005. Temu-
ningan karena mengandung sedikit kur- lawak diperoleh dari Instalasi Penelitian
kuminoid serta memiliki sifat mudah di- Sukamulya, Sukabumi. Bahan kimia
cerna sehingga dapat digunakan sebagai yang digunakan adalah water for HP-
bahan campuran makanan bayi maupun LC, methanol HPLC grade, alkohol un-
untuk pengental sirup. Pencampuran pati tuk analisis bahan aktif ekstrak dan
temulawak dengan pati serelia dalam bahan kimia lainnya untuk analisis
pembuatan roti dapat mengurangi sifat proksimat. Sedangkan peralatan yang
basi dari produk yang dihasilkan (Her- digunakan adalah tampah, pisau, ginder,
man dan Atih Suryati, 1985). ayakan, ekstraktor, kain saring, kertas
Kurkuminoid merupakan kompo- saring, evaporator, HPLC dan GS.
nen yang dapat memberi warna kuning Rimpang temulawak dicuci, diti-
dan zat ini digunakan sebagai zat warna riskan lalu diiris-iris setebal 6 - 7 mm
dalam industri pangan dan kosmetik. kemudian dikeringkan menggunakan
Fraksi kurkuminoid yang terdapat pada alat pengering (blower) sampai kering
temulawak terdiri dari dua komponen, (simplisia dapat dipatahkan). Setelah
yaitu kurkumin dan desmetoksikurku- kering simplisia digiling kemudian di-
min. Menurut Sinambela (1985) kurku- ayak sehingga diperoleh serbuk temu-
min mempunyai sifat koleknesis yaitu lawak ukuran 40 dan 60 mesh. Selan-
dapat meningkatkan produksi dan sek- jutnya masing-masing serbuk diekstrak
resi empedu. Selain pati dan kurkumino- selama 4, 6 dan 8 jam dengan menggu-
id, temulawak juga mengandung minyak nakan pelarut alkohol 70%, kemudian
atsiri yang dapat digunakan untuk peng- dibiarkan selama 24 jam. Setelah dibiar-
obatan, bumbu, kosmetik dan pewangi kan 24 jam ekstrak tersebut disaring.
(Sidik et al., 1995). Untuk tujuan ekspor Setelah disaring diperoleh filtrat yang
kadar minyak atsiri dalam temulawak kemudian diuapkan sehingga dihasilkan

54
Bagem Br. Sembiring et al., : Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)

ekstrak kental. Analisis karakteristik mu- Rancangan percobaan yang digu-


tu simplisia temulawak meliputi kadar nakan adalah rancangan Acak Lengkap
air, kadar minyak, kadar abu, kadar sari Factorial dengan dua ulangan dan ma-
air, kadar sari alkohol, kadar kurkumin sing-masing analisisnya dilakukan dup-
dan kadar xanthorizol. Untuk mutu eks- lo. Faktor pertama adalah kehalusan
trak dilakukan analisis kurku-min meng- bahan yang terdiri dari 2 taraf yaitu 40
gunakan metode HPLC dan kadar dan 60 mesh dan faktor kedua adalah
minyak ekstrak dengan cara penyulingan lama ekstraksi yang terdiri dari tiga
selama 6 jam. Selanjutnya minyak yang taraf yaitu 4, 6 dan 8 jam.
dihasilkan dianalisis kadar xanhtorizol-
nya dengan menggunakan alat gas kro- HASIL DAN PEMBAHASAN
matografi. Analisis gas dilakukan de- Karakteristik mutu simplisia temu-
ngan menggunakan alat Gas kromato- lawak
grafi Hitachi 263-70 yang dilengkapi
dengan detector ionisasi nyala dan Dari hasil analisis mutu simplisia
kolom kapiler 25 m x 0,25 mm. Fase dihasilkan bahwa simplisia yang digu-
diam yang dipakai adalah Carbowax dan nakan memenuhi standar mutu (Tabel
fase gerak nitrogen. Suhu kolom dipro- 1).
gram dari 60 - 200ºC dengan kecepatan Rendemen ekstrak temulawak
0,30º C/menit. Suhu injector 220ºC dan
suhu detector 250ºC. Volume contoh Telah dilakukan ekstraksi ter-
yang diinjeksikan 0,4 µl. hadap serbuk temulawak baik ukuran
40 maupun 60 mesh sesuai dengan per-
lakuan.
Tabel 1. Karakteristik mutu simplisia temulawak
Table 1. Quality of characteristic Curcuma xanthorizol
Karakteristik/ Hasil analisis (%)/ *Standar Mutu (%)/
Characteristic Analysis Quality Standard
Kadar air/Moisture content 10,85 < 12
Kadar abu/Ash content 3,92 3–7
Kadar sari air/Water extractable 13,08 -
Kadar sari alkohol/ 10,95 >5
Alcohol extractable
Kadar minyak atsiri/Oil content 6,48 Min 5
Kadar kurkumin/ 1,36 0,02 – 2
Curcumin content
Kadar anthorizol/ 1,86 -
Xanthorizal content
* Sumber : Materia Medika Indonesia (1979)
Source : Indonesian Standar for Medical Raw Material

55
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58

Hasil pengamatan menunjukkan mencapai kesetimbangan system. Ja-


bahwa rendemen ekstrak berkisar antara ringan bahan/simplisia dapat mem-
16,65 – 32,49% (Tabel 2). Semakin lama pengaruhi efektivitas ekstraksi. Ukur-
waktu ekstraksi semakin tinggi ren- an bahan yang sesuai akan menjadi-
demen yang dihasilkan sampai batas 6 kan proses ekstraksi berlangsung
jam karena kesempatan bersentuhan an- dengan baik dan tidak memakan wak-
tara bahan dengan pelarut semakin besar tu yang lama.
dan lewat dari 6 jam rendemen ekstrak
Kadar kurkumin
menurun kemungkinan hal ini terjadi
karena larutan sudah mencapai titik je- Hasil analisis keragaman menun-
nuh (Suryandari, 1981). Demikian hal- jukkan bahwa pengaruh interaksi antara
nya dengan kehalusan bahan, semakin kehalusan bahan dengan lama ekstraksi
halus bahan yang digunakan semakin tidak berbeda nyata terhadap kadar kur-
tinggi rendemen yang dihasilkan. Hal ini kumin ekstrak temulawak yang dihasil-
kemungkinan karena permukaan bahan kan. Hasil pengamatan menunjukkan
semakin luas sehingga memperbesar kadar kurkumin yang terdapat dalam
terjadinya kontak antara partikel serbuk ekstrak temulawak berkisar antara 1,34
dengan pelarut. – 2,88%. Kadar kurkumin tertinggi
Menurut Heath dan Reineocius dihasilkan dari kehalusan bahan 40
(1986), semakin kecil ukuran bahan mesh dan lama ekstraksi 4 jam (Tabel
yang digunakan maka semakin luas 2).
bidang kontak antara bahan dengan pela-
Tabel 2. Pengaruh kehalusan bahan dan lama ekstraksi terhadap rendemen ekstrak
temulawak, kadar minyak dan kadar xanthorizol
Table 2. The effect of particle size and duration of extraction on the yield,
curcumin content, oil content and xanthorizol content of extract
Kehalusan Lama Rendemen Kadar Kadar Kadar
bahan ekstraksi ekstrak kurkumin minyak Xanthorizol
(mesh)/ (jam)/ (%)/ (%)/ (%)/ (%)/
Particle Duration of Extract Curcumin Oil Xanthorizol
size extraction yield content content content
(hour)
40 4 16,65 e 2,88 a 33,03 a 7,05 c
6 30,69 b 1,97 b 14,99 f 7,47 b
8 29,73 c 1,75 b 18,49 e 7,06 c
60 4 22,49 d 2,63 a 28,00 b 14,21 a
6 32,49 a 1,85 b 22,46 d 14,19 a
8 30,82 b 1,34 c 24,33 c 14,25 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf 1% DMRT.
Note : Numbers followed by the same letter in the same column are not significantly different at 1%
level of DMRT Semakin lama waktu ekstraksi,
rut dan semakin besar kecepatan se-makin kecil kadar kurkuminnya. Hal

56
Bagem Br. Sembiring et al., : Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)

ini kemungkinan kurkumin dapat disamping faktor kehalusan bahan maka


terekstrak pada tahap awal ekstraksi, umur tanaman, tempat tumbuh, teknik
sedangkan untuk selanjutnya yang isolasi dan teknik analisis lainnya juga
muncul adalah senyawa lain bukan mempengaruhi kadar xantorizol yang
kurkumin. Demikian juga dengan dihasilkan. Menurut Sirait (1985) kadar
kehalusan bahan, semakin halus serbuk xantorizol tertinggi dihasilkan dari mi-
yang digunakan maka se-makin kecil nyak atsiri rimpang temulawak umur 12
kadar kurkuminnya. Kela-rutan bulan. Selama penyaringan terjadi pe-
kurkumin dalam alkohol rendah. nguapan minyak atsiri terutama bagian-
bagian fraksi ringan. Sementara xantho-
Kadar minyak atsiri
rixol merupakan fraksi berat yang tidak
Hasil dari penyulingan diperoleh mudah menguap pada suhu kamar.
kadar minyak atsiri yang terdapat dalam
ekstrak temulawak berkisar antara 14,99 KESIMPULAN
– 33,03%. Hasil uji statistik menunjuk- 1. Simplisia temulawak yang digu-
kan bahwa kehalusan bahan berpengaruh nakan sebagai bahan ekstraksi
terhadap rendemen minyak yang dihasil- memenuhi standar mutu.
kan, sedangkan lama ekstraksi tidak ber- 2. Kehalusan bahan dan lama eks-
pengaruh. Semakin halus bahan yang di- traksi berpengaruh terhadap ren-
gunakan maka semakin kecil rendemen demen ekstrak. Rendemen eks-
minyak yang dihasilkan karena terjadi trak tertinggi adalah 32,49% dan
penguapan minyak. Hal ini kemung- terkecil 16,65%.
kinan minyak yang terdapat didalamnya 3. Kehalusan bahan berpengaruh
menguap karena jaringan bahan semakin terhadap kadar kurkumin, kadar
luas. Kadar minyak atsiri yang dihasil- minyak dan kadar xantorizol eks-
kan dari kehalusan bahan 40 mesh ada- trak temulawak, sedangkan lama
lah 33,03%, sedangkan yang 60 mesh ekstraksi tidak berpengaruh.
adalah 28,00% (Tabel 2). 4. Kadar kurkumin tertinggi adalah
Kadar xanthorizol 2,88% dan kadar minyak atsiri-
Hasil analisis keragaman menun- nya 33,03% yang masing-masing
dihasilkan dari kehalusan bahan
jukkan bahwa kehalusan bahan berpe-
40 mesh.
ngaruh nyata terhadap kadar xanthorizol
5. Kadar xanthorizol tertinggi ada-
ekstrak temulawak, sedangkan lama ek-
lah 14,25% yang dihasilkan dari
straksi tidak berpengaruh. Semakin halus
kehalusan bahan 60 mesh.
bahan yang digunakan, semakin tinggi
kadar xanthorizol yang dihasilkan (Tabel
DAFTAR PUSTAKA
2). Kadar xanthorizol tertinggi dihasilkan
dari kehalusan bahan 60 mesh yaitu Bombardelli, E., 1991. Technologies
14,25% dan terkecil dari kehalusan for Processing of Medicinal
bahan 40 mesh yaitu 7,47%. Xanthorizol Plants, in the Medicinal Plant in-
merupakan komponen khas dalam mi- dustry, CRC Press, Florida, USA.
nyak atsiri temulawak. Komposisi mi- p. 85 - 89
nyak atsiri temulawak tidak selalu sama

57
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58

BPS, 2003. Statistika Pertanian. Jakar- Sinambela, James, 1985. Fitoterapi,


ta Indonesia. 123 hal. Fitostandar dari Temulawak. Pro-
siding Symposium Nasional Te-
Herman dan Atih Suryati, 1985. Ber-
mulawak. Universitas Pajajaran.
bagai macam penggunaan temu-
Bandung. 238 hal.
lawak dalam makanan dan minu-
man. Prosiding Simposium Nasi- Sirait, M.; Moesdarsono, A. Gana;
onal Temulawak. Universitas Paja- Nor, K.M., 1985. Pemeriksaan
jaran. Bandung. hal. 186 - 194 kadar Xanthorizol dalam Cur-
cuma xanthoriza Robx. Simposi-
Heath, HB dan G. Reineocius, 1986.
um Nasional Temulawak; tanggal
Flavor Chemistry and Techno-
17 - 18 September 1985; Ban-
logy, The AVI, Publishing Co.
dung. Lembaga Penelitian Uni-
Inc, Westport, Connecticut. 245 p.
versitas Padjajaran. hal. 82 - 84.
http://www.suaramerdeka.com. edisi
Suryandari, S., 1981. Pengambilan
24 November 2004. Ekspor Temu-
Oleoresin Jahe dengan cara Sol-
lawak Indonesia Tahun 2003. 1 hal
vent extraction. BBIHP. Bogor.
MMI (Materia Medika Indonesia), 15 hal.
1979. Jilid III. Departemen Kese-
Vijesekera, R.O.B., 1991. Plant Deri-
hatan Republik Indonesia. Jakarta.
ved Medicines and Their Role In
196 hal.
Global Health, In The Medicinal
Sidik, Moelyono M.W. dan Ahmad Industry, CRC Press, Florida.
Muhtadi, 1995. Temulawak (Cur- USA. p. 1 - 8
cuma xanthoriza). Yayasan Pe-
ngembangan Obat Bahan Alam
Phyto Medica. 200 hal.

58

Anda mungkin juga menyukai