2, 2006, 53 - 58
53
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58
obatan, tekstil dan kosmetik. Pening- minimal 5,00% (MMI, 1972). Rimpang
katan penggunaan temulawak dalam temulawak dapat dimanfaatkan sebagai
industri obat-obatan memerlukan teknik anti inflamasi, kola-goga, lipokolestero-
pengolahan yang baik sehingga mutunya lemik, anti bakteri, anti jamur, diuretik,
dapat meningkat. Mutu ekstrak dipenga- anti tumor dan mengobati jerawat. Tu-
ruhi oleh teknik ekstraksi, kehalusan juan penelitian adalah untuk menge-
bahan, jenis pelarut, lama ekstraksi, kon- tahui pengaruh kehalusan bahan dan
sentrasi pelarut, nisbah bahan dengan pe- lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak
larut, proses penguapan pelarut, pemur- temulawak. Diharapkan akan diperoleh
nian dan pengeringan (Bombaderlli, kombinasi perlakuan yang optimal un-
1991; Vijesekera, 1991). tuk menghasilkan ekstrak temulawak
Kandungan kimia rimpang temu- yang berkualitas sebagai bahan obat
lawak yang dapat dimanfaatkan dalam alami.
bidang industri makanan, minuman mau-
pun farmasi adalah pati, kurkuminoid BAHAN DAN METODE
dan minyak atsiri (Sidik et al., 1995). Penelitian dilaksanakan di Labo-
Fraksi pati merupakan komponen ter- ratorium Pengujian Balai Penelitian
besar dalam rimpang temulawak. Pati Tanaman Rempah dan Obat, dari bulan
berbentuk serbuk berwarna putih keku- Maret sampai dengan Mei 2005. Temu-
ningan karena mengandung sedikit kur- lawak diperoleh dari Instalasi Penelitian
kuminoid serta memiliki sifat mudah di- Sukamulya, Sukabumi. Bahan kimia
cerna sehingga dapat digunakan sebagai yang digunakan adalah water for HP-
bahan campuran makanan bayi maupun LC, methanol HPLC grade, alkohol un-
untuk pengental sirup. Pencampuran pati tuk analisis bahan aktif ekstrak dan
temulawak dengan pati serelia dalam bahan kimia lainnya untuk analisis
pembuatan roti dapat mengurangi sifat proksimat. Sedangkan peralatan yang
basi dari produk yang dihasilkan (Her- digunakan adalah tampah, pisau, ginder,
man dan Atih Suryati, 1985). ayakan, ekstraktor, kain saring, kertas
Kurkuminoid merupakan kompo- saring, evaporator, HPLC dan GS.
nen yang dapat memberi warna kuning Rimpang temulawak dicuci, diti-
dan zat ini digunakan sebagai zat warna riskan lalu diiris-iris setebal 6 - 7 mm
dalam industri pangan dan kosmetik. kemudian dikeringkan menggunakan
Fraksi kurkuminoid yang terdapat pada alat pengering (blower) sampai kering
temulawak terdiri dari dua komponen, (simplisia dapat dipatahkan). Setelah
yaitu kurkumin dan desmetoksikurku- kering simplisia digiling kemudian di-
min. Menurut Sinambela (1985) kurku- ayak sehingga diperoleh serbuk temu-
min mempunyai sifat koleknesis yaitu lawak ukuran 40 dan 60 mesh. Selan-
dapat meningkatkan produksi dan sek- jutnya masing-masing serbuk diekstrak
resi empedu. Selain pati dan kurkumino- selama 4, 6 dan 8 jam dengan menggu-
id, temulawak juga mengandung minyak nakan pelarut alkohol 70%, kemudian
atsiri yang dapat digunakan untuk peng- dibiarkan selama 24 jam. Setelah dibiar-
obatan, bumbu, kosmetik dan pewangi kan 24 jam ekstrak tersebut disaring.
(Sidik et al., 1995). Untuk tujuan ekspor Setelah disaring diperoleh filtrat yang
kadar minyak atsiri dalam temulawak kemudian diuapkan sehingga dihasilkan
54
Bagem Br. Sembiring et al., : Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
55
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58
56
Bagem Br. Sembiring et al., : Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
57
Bul. Littro. Vol. XVII No. 2, 2006, 53 - 58
58