NURUL FAUZI
Nurul Fauzi
NIM A34110069
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB.
Meloidogyne spp. adalah salah satu nematoda parasit penting pada tanaman
tomat yang menyebabkan penyakit puru akar. Penggunaan seduhan kemangi dan
sembukan sebagai nematisida nabati merupakan salah satu alternatif untuk
mengendalikan nematoda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi
seduhan kemangi dan sembukan untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne
spp. dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Daun sembukan dan
kemangi di blender sampai halus kemudian diinkubasi dalam ember selama 2
minggu dengan cara diaerasi dan tanpa aerasi. Setelah 2 minggu seduhan disaring
dan hasil saringan digunakan dalam penelitian ini. Setiap seduhan diaplikasikan
dengan konsentrasi berbeda yaitu 10%, 30%, dan 50%. Hasil uji fitotoksik
menunjukkan seduhan kemangi dan sembukan tidak menunjukkan gejala toksik
pada tanaman tomat. Perlakuan seduhan di rumah kaca menunjukkan bahwa
seduhan daun kemangi mampu menekan pembentukan puru akar dibandingkan
seduhan daun sembukan dan kontrol. Perlakuan seduhan kemangi tanpa aerasi
konsentrasi 50% dapat menekan pembentukan puru akar sebesar 73%. Hasil uji in
vitro terhadap mortalitas larva nematoda menunjukkan bahwa seduhan daun
kemangi tanpa aerasi konsentrasi 50% mampu meningkatkan jumlah mortalitas
larva nematoda Meloidogyne spp. mencapai 50% dibandingkan dengan seduhan
daun sembukan dan kontrol setelah 48 jam perlakuan. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa daun seduhan kemangi memiliki potensi untuk
mengendalikan nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada tanaman tomat.
NURUL FAUZI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada
putusnya selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyusun karya tulis berbentuk skripsi yang berjudul Potensi Seduhan Kemangi
(Ocimum basillicum) dan Sembukan (Paederia foetida) untuk Pengendalian
Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. Sesuai dengan salah satu maksud dan
tujuan skripsi ini, disajikan untuk memenuhi persyaratan dan melengkapi sebagai
ujian, untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan
sejak bulan Februari 2015 sampai Juni 2015 bertempat di rumah kaca SEAMEO
BIOTROP dan Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen Proteksi
Tanaman, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis percaya dan sadar bahwa skripsi ini
jauh dari sempurna, namun penulis tetap berusaha dengan sebaik-baiknya
meskipun banyak hambatan yang terjadi antara lain seperti keterbatasan waktu,
kemampuan serta pengetahuan dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, penulis
mengaharapkan kritik serta saran sebagai motivasi bagi penulis untuk
menyempurnakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir
Abdul Munif, MScAgr selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu,
saran, motivasi, dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Idham Sakti Harahap,
MSi yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.
Terima kasih kepada orang tua, Ayahanda Iwan Herdiawan dan Ibunda Sri
Hernawati serta kakak dan adikku tercinta Gustiani Riva dan Gemi Nurbaiti yang
senantiasa memberikan dukungan moral, materil, doa, dan kasih sayang yang
tiada hentinya. Teman seperjuanganku, Anggun Sasmita, Vera Rachmawati, Pipih
Nurparidah, teman-teman Proteksi Tanaman 48, serta teman-teman Wisma Murni
yang telah memberikan semangat. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
kak Yadi Nurjayadi SSi, MSi atas bantuan dan nasihatnya selama penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Nurul Fauzi
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Metode Penelitian
x 100%
Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan pada perlakuan ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh diolah dengan Microsoft Office Excel
2007 dan analisis sidik ragam menggunakan program SAS 9.1.3. Perlakuan yang
berpengaruh diuji lanjut dengan uji Duncan dengan taraf α = 0.05
HASIL DAN PEMBAHASAN
a b c d
Gambar 1 Hasil seduhan kemangi dan sembukan yang digunakan (a) Kemangi
tanpa aerasi, (b) Kemangi
Ke diaerasi, (c) Sembukan tanpa aerasi, (d)
Sembukan diaerasi
udara ke dalam seduhan. Aliran udara tersebut sebagai sumber oksigen proses
metabolisme mikroba.
Berdasarkan hasil uji pH, seduhan daun sembukan tanpa aerasi bersifat
asam, seduhan daun kemangi yang diaerasi bersifat basa, dan seduhan daun
kemangi tanpa aerasi dan sembukan yang diaerasi mendekati netral (Tabel 1). Hal
ini sesuai dengan penelitian Kannangara (2006) yang menyatakan bahwa kondisi
pH pada pembuatan kompos secara anaerob lebih rendah dibandingkan dengan
yang aerob. Proses aerasi dapat memungkinkan terjadinya pembuangan sisa
proses metabolisme mikroba seperti CO2 dan H2O (Anggraeni et al. 2013). Sifat
asam dari proses tanpa aerasi berasal dari peningkatan gas CO2. Seiring
meningkatnya waktu fermentasi, produksi gas CO2 semakin bertambah. Menurut
Kartohardjono et al. (2007), gas CO2 sering disebut gas asam karena gas CO2
memiliki sifat asam. Peningkatan produksi gas tersebut diikuti dengan
peningkatan nilai pH semakin asam (Azizah et al. 2012). Oleh karena itu gas CO2
berpengaruh terhadap nilai pH. Kondisi pH netral terjadi karena mikroba yang ada
dalam proses dekomposisi berada pada fase stasioner, yaitu aktivitas degradasi
yang cenderung stabil.
Tabel 1 Hasil pengukuran pH dan isolasi bakteri dan cendawan dari seduhan
daun kemangi dan sembukan
Jumlah Jumlah
(a)
Seduhan pH Warna Bakteri Cendawan(b)
(108cfu/mL) (105 cfu/mL)
Sembukan
7.4 Kuning kecokelatan 6.9 1.0
diaerasi
Sembukan
tanpa 6.7 Cokelat kehitaman 7.6 4.1
aerasi
Kemangi
7.8 Hijau kekuningan 7.2 0.0
diaerasi
Kemangi
tanpa 7.5 Hijau tua 4.5 2.0
aerasi
(a)
Pengamatan pada 2 hari setelah inkubasi.
(b)
Pengamatan pada 7 hari setelah inkubasi.
oksigen sangat terbatas karena sirkulasi udara yang tidak lancar, sehingga mikroba
yang tumbuhh pada pada seduhan tanpa aerasi merupakan mikroba yang mampu
bertahan pada kondisi tersebut. Proses aerasi yang yang lama akan mengganggu
pertumbuhan mikroba yang terdapat di dalam suatu medium karena oksigen yang
berlebihan (Hidayah 2010).
a b c d
Gambar 3 Populasi bakteri dalam seduhan daun kemangi dan sembukan
sembukan.(a)
Kemangi diaerasi, (b) Sembukan diaerasi, (c) Sembukan tanpa aerasi,
(d) Kemangi tanpa aerasi
a b c d
Gambar 3 Populasi cendawan dalam seduhan daun kemangi dan sembukan
sembukan.(a)
Kemangi diaerasi, (b) Sembukan diaerasi, (c) Sembukan tanpa aerasi,
(d) Kemangi tanpa aerasi
dalam ekstrak tumbuhan juga terdapat senyawa lain yang keberadaannya ddapat
meningkatkan aktivitas ekstrak secara keseluruhan (sinergi).
Tabel 2 Uji fitotoksik seduhan daun kemangi dan sembukan pada tanaman tomat
Gejala fitotoksik
Seduhan Konsentrasi Pertumbuhan Tanaman layu Tanaman mati
terhambat
Sembukan 10% - - -
diaerasi 30% - - -
50% - - -
Sembukan 10% - - -
tanpa aerasi 30% - - -
50% - - -
Kemangi 10% - - -
diaerasi 30% - - -
50% - - -
Kemangi tanpa 10% - - -
aerasi 30% - - -
50% - - -
Kontrol - - -
a b c d e
Gambar 4 Pengaruh perlakuan seduhan daun kemangi dan sembukan pada
tanamat tomat (a) Kontrol, (b) Kemangi tanpa aerasi, (c) Ke
Kemangi
diaerasi, (d) Sembukan tanpa aerasi, (e) Sembukan diaerasi
Uji in vivo seduhan daun kemangi dan sembukan terhadap tanaman tomat
Hasil uji in vivo seduhan daun kemangi dan sembukan terhadap jumlah puru
akar tanaman tomat menunjukan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol (Tabel
3). Seduhan daun kemangi lebih baik dibandingkan seduhan daun sembukan
dalam menekan pembentukan puru dan populasi nematoda. Tanamaanaman yang diberi
perlakuan seduhan daun kemangi lebih rendah jumlah purunya dibandingkan
seduhan daun sembukan. Perlakuan seduhan daun kemangi tanpa aerasi mampu
menekan puru akar lebih baik dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan
seduhan daun sembukan.
sembukan Seduhan daun kemangi tanpa aerasi dapat menekan puru
akar dan populasi larva J2 lebih dari 50%.
50% Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
10
seduhan daun kemangi tanpa aerasi dapat menstimulasi sistem pertahanan akar
tanaman tomat terhadap Meloidogyne spp. Pemberian seduhan dengan konsentrasi
yang semakin tinggi berpengaruh langsung dalam menghambat pembentukan puru
akar dan populasi nematoda. Perlakuan seduhan daun sembukan tanpa aerasi
konsentrasi 10% menunjukkan jumlah puru dan populasi larva juvenil 2 lebih
besar daripada kontrol. Hal ini diduga adanya penguapan senyawa aktif di dalam
tanah sehingga mengurangi daya toksiknya terhadap nematoda puru akar.
Senyawa aktif eugenol, methyl eugenol, isoeugenol, methyl isoeugenol, methyl
chavicol, tanin, dan saponin bersifat mudah menguap (Zamfirache et al. 2011).
Tabel 3 Pengaruh seduhan daun kemangi dan sembukan terhadap jumlah puru
akar dan populasi nematoda
Jumlah Penekanan Populasi Penekanan
puru per g puru (%) larva J2 populasi
Perlakuan Konsentrasi
akar nematoda
(%)
Sembukan 10% 52.6 abc 25.0 abc 400.0 ab 19.8 ef
diaerasi 30% 46.6 abc 33.2 abc 282.6 ef 43.6 bc
50% 34.0 bc 51.6 ab 216.8 f 56.8 a
Sembukan 10% 77.6 a -10.6 c 317.8 de 36.6 cd
tanpa aerasi 30% 45.0 abc 35.6 abc 350.2 cd 30.0 de
50% 39.4 abc 43.6 ab 218.2 f 56.4 a
Kemangi 10% 41.4 abc 40.4 abc 430.6 ab 13.8 ef
diaerasi 30% 33.0 bc 52.6 ab 388.6 bc 22.2 def
50% 27.6 c 60.8 a 239.0 ef 52.4 ab
Kemangi 10% 28.0 c 68.4 a 232.4 ef 53.4 ab
tanpa aerasi 30% 23.6 c 66.2 a 193.0 f 61.2 a
50% 18.6 c 73.0 a 206.4 f 58.8 a
Kontrol 70.0 ab 456.2 a
Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji selang
berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
nematisida yang dapat merusak telur dan juvenil nematoda puru akar. Tanaman
sembukan memiliki beberapa senyawa aktif yang sama dengan tanaman kemangi
yaitu eugenol dan etanol. Senyawa aktif eugenol dan etanol pada sembukan
berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis dan
Staphylococcus aureus (Uddin et al. 2007).Variabel lain yang diamati pada
pangujian in vivo diantaranya berat basah akar, berat basah tajuk, dan tinggi
tanaman. Pada pengamatan tinggi tanaman, perlakuan seduhan daun kemangi dan
sembukan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman kontrol (Tabel 4).
Rata-rata seduhan daun kemangi memiliki tinggi tanaman lebih tinggi
dibandingkan seduhan daun sembukan dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
seduhan kemangi mampu menstimulasi pertumbuhan tinggi tanaman lebih baik
daripada seduhan sembukan. Diduga seduhan kemangi memiliki kandungan bahan
organik lebih banyak. Pada pengamatan berat basah tajuk tanaman seduhan
kemangi tanpa aerasi konsentrasi 50% berbeda nyata dibandingkan tanaman
kontrol dan perlakuan lainnya (Tabel 4). Tanaman yang diberi perlakuan seduhan
kemangi tanpa aerasi konsentrasi 50% memiliki berat basah tajuk yang paling
tinggi. Menurut Subba Rao (1994) hubungan bahan organik dengan pertumbuhan
tanaman secara tidak langsung memberikan nutrisi bagi tanaman dan penting
dalam pembentukan struktur tanah dan aerasi tanah. Menurut Singh dan
Sitaramaiah (1994), penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat
meningkatkan aerasi tanah dan penyediaan nutrisi akar yang menyebabkan
tanaman dapat tumbuh dengan baik, sehingga mampu mengimbangi kerusakan
yang diakibatkan oleh serangan nematoda. Kandungan bahan organik di dalam
seduhan daun kemangi tanpa aerasi diduga lebih banyak dibandingkan dengan
seduhan lainnya.
a b c d e
Simpulan
Perlakuan seduhan daun kemangi dan sembukan tidak bersifat toksik pada
tanaman tomat. Seduhan daun kemangi dan sembukan menunjukkan efek
nematisida dengan menekan jumlah puru akar yang disebabkan oleh Meloidogyne
spp.. Seduhan kemangi memiliki efek nematisida yang tinggi dibandingkan
seduhan sembukan. Seduhan yang paling baik menekan pembentukan puru yaitu
seduhan daun kemangi tanpa aerasi konsentrasi 50% dengan persentase
penekanan pembentukan puru 73% dan menekan populasi larva J2 58.8%. Efek
nematisida pada seduhan daun kemangi menyebabkan larva nematoda
Meloidogyne spp. inaktif setelah 48 jam perlakuan. Perlakuan seduhan daun
kemangi mampu menekan puru akar dan populasi nematoda Meloidogyne spp.
mencapai 50% pada konsentrasi 50%. Seduhan daun sembukan memiliki jumlah
populasi mikroba yang lebih banyak daripada seduhan daun kemangi.
Saran
Agrios GN. 1997. Plant Pathology. Ed ke-4. San Diego (US): Academic Press.
Achmad R. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta (ID): ANDI.
Aminudi. 2013. Potensi seduhan limbah baglog jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
untuk pengendalian Meloidogyne sp. pada tanaman tomat. [skripsi]. Bogor
(ID): Fakultas Pertanian IPB.
Anggraeni BI, Slamet A, Hermana J. 2013. Efek aerasi terhadap dominasi
mikroba dalam sistem High Rate Algae Pond (HRAP) untuk pengolahan air
boezem morokrembangan [tesis]. Surabaya (ID): ITS
Asikin S. 2010. Uji efikasi ekstrak tumbuhan rawa untuk mengendalikan
hama ulat grayak (Spodoptera litura) skala laboratorium. Hasil Penelitian
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.
Azizah N, Al-baari AN, Mulyani S. 2012. Pengaruh lama fermentasi terhadap
kadar alkohol, pH, dan pruduksi gas pada proses fermentasi bioetanol dari
whey dengan substitusi kulit nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1(2):
72-77.
Begum J, Yusuf M, Chowdhury JU, Khan S, Anwar M. 2007. Antifungal activity
of forty higher plants against phytopathogenic fungi. Journal Microbiol
Bangladesh. 24(1):76-78.
Berg RH, Taylor CG. 2008. Cell Biology of Plant Nematode Parasitism.
Heidelberg (DE): Springer.
Bharadwaj A, Sharma S. 2007. Effect of some plant extract on the hatch of
Meloidogyne incognita eggs. International Journal of Botany. 3(3):312-316.
Chedekal AN. 2013. Effect of four leaf extracts on egg hatching and juvenile
mortality of root knot nematode Meloidogyne incognita. IJALS. 6(1):68-74.
Dropkin VH. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Jogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Press.
Fahmuddin A, Subiksa. 2008. Potensilahan gambut untuk pertanian dan aspek
lingkungan. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry
Centre (ICRAF).
Hadisoeganda W, Suryaningsih E. 2004. Pestisida Botani untuk Mengendalikan
Hama dan Penyakit pada Tanaman Sayuran. Bandung (ID): Balai Penelitian
Tanaman Sayuran.
Hasabo SA, Noweer NWE. 2005. Management of root-knot nematode
Meloidogyne incognita on egg plant with some plant extracts. J
Phytopathol. 33(2):65-72.
Hidayah N. 2010. Pertumbuhan bakteri aerob dan anaerob penghasil gas hidrogen
pada medium limbah organik, ditinjau dari parameter pH dan cahaya
[skripsi]. Surabaya (ID): ITS.
Hidayat N, Padaga M, Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri.Yogyakarta (ID):
ANDI.
Iffah D, Gunandini D, Kardinan A. 2008. Pengaruh ekstrak (Ocimum basillicum
forma citratum) terhadap perkembangan lalat rumah (Musca domestica)
(L.). Perhimpunan Entomologi Indonesia. 5(1):36-44
16
Lampiran 1 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap berat basah tajuk tanaman
tomat
Lampiran 2 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap berat basah akar tanaman
tomat
Lampiran 3 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap tinggi tanaman tomat
Lampiran 4 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap jumlah puru akar tanaman
tomat
Lampiran 5 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap jumlah nematoda per 100
gram tanah tanaman tomat
Lampiran 7 Hasil analisis ragam uji in vivo terhadap persentase penekanan puru
akar nematoda Meloidogyne spp.
Lampiran 8 Hasil analisis ragam uji in vitro terhadap jumlah mortalitas nematoda
Meloidogyne spp.