Anda di halaman 1dari 7

UJI AKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK DAUN

SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN


METODE BIOAUTOGRAFI

Samsidar Usman*), Ismail Ibrahim**)


*)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar
**)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif antimikroba ekstrak
daun Sembukan (Paederia foetida L.) yang memiliki efektifitas terhadap Staphylococcus aureus
dengan metode Bioautografi. Bahan uji dari penelitian ini adalah daun sembukan (Paederia
foetida L.) dan sampel yang digunakan adalah Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Uji Senyawa Bioaktif Ekstrak
Daun Sembukan (Paederia foetida L.) dapat memberikan efektifitas terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus pada ekstrak eter daun sembukan dengan nilai Rf 0,85 dengan zona hambat
4,75 mm, nilai Rf 0,82 zona hambat 6,5 mm, nilai Rf 0, 84 zona hambat 6,25 mm dan ekstrak n-
Butanol nilai Rf 0,35 dengan zona hambat 5,25 mm, nilai Rf 0,47 zona hambat 6,75 mm, nilai Rf
0,37 zona hambat 9,5 mm.
Kata kunci : Daun Sembukan (Paederia foetida L.), Staphylococcus aureus, Bioautografi

PENDAHULUAN dan sepsis dengan supurasi pada berbagai


Manusia hidup di alam selalu organ (Ervizal, 2011).
kontak dengan mikroorganisme, bakteri, Melihat perkembangan resistensi
virus dan berbagai bentuk kehidupan parasit Staphylococcus aureus yang meningkat
lainnya. Penyakit infeksi timbul apabila sangat perlu untuk mengembangkan obat-
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh obat antibakteri alternatif seperti
menyebabkan berbagai gangguan fisiologis pemanfaatan obat tradisional. Penggunaan
normal tubuh. Oleh karena itu dilakukan bahan alam sebagai obat tradisional di
usaha untuk mengatasi penyakit infeksi Indonesia telah dilakukan oleh nenek
dengan memanfaatkan obat tradisional. Obat moyang kita sejak ratusan tahun yang lalu.
tradisional merupakan obat yang banyak Tumbuhan yang digunakan untuk obat
digunakan oleh masyarakat Indonesia. Obat tradisonal dapat dijadikan alternatif
tradisional juga merupakan salah satu pencarian zat antimikroba baru (Ervizal,
pengganti atau pengobatan alternatif dalam 2011). Banyak sekali tumbuhan yang dapat
penyembuhan suatu penyakit pada masa di manfaatkan sebagai obat tradisional salah
sekarang ini, dengan cara pemanfaatan satunya adalah daun sembukan.
bahan-bahan alam khususnya tanaman yang Mikroorganisme adalah mahluk
mengandung bahan obat untuk pengobatan hidup yang berukuran sangat kecil.
suatu penyakit. Namun demikian baru Aktivitas kehidupannya bergantung pada
sedikit yang telah dibuktikan kandungan keadaan sekitar dan dapat mempengaruhi
kimia dan aktivitas biologisnya. kehidupan manusia sebagai penyebab
Berbagai jenis bakteri saat ini terjadinya berbagai macam penyakit yang
semakin kuat menghancurkan kerja merugikan. Penyakit yang dapat disebabkan
antibiotik. Mekanisme pertahanan yang antara lain gatal, rasa sakit, infeksi dan dapat
seharusnya dipakai antibiotik untuk mengganggu penampilan dan masih banyak
melawan infeksi mampu dihancurkan oleh lagi penyakit lainnya, sehingga masih
bakteri, tak terkecuali dengan menjadi masalah yang serius untuk
Staphylococcus aureus, bakteri tersebut ditangani.
merupakan jenis bakteri patogen dan dapat Langkah pengobatan untuk
menyebabkan pneumonia, meningitis, penyakit infeksi antimikroba ini adalah
epyema, endocarditis, pioderma, impetigo dengan pemberian agen antimikroba yang
dapat menghambat pertumbuhan atau

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 49


membunuh mikroba yang menginfeksi. dan terkadang dapat menyebabkan infeksi
Agen antimikroba sekarang ini telah dan sakit parah.
banyak ditemukan, tetapi beberapa Penggunaan daun sembukan
diantaranya tidak efektif digunakan karena (Paederia foetida L.) dapat dilakukan untuk
banyaknya mikroba yang resisten dan efek menguji aktivitas senyawa bioaktif
sampingnya sangat merugikan penderita antimikroba yang dimiliki daun sembukan
(Wasito,dkk 2013). (Paederia foetida L.) melalui metode
Tumbuhan sembukan, kasembukan bioautografi. Metode bioautografi yang
atau yang sering disebut dengan daun kentut merupakan metode spesifik yang digunakan
merupakan salah satu jenis tumbuhan obat untuk mendeteksi bercak pada kromatogram
Indonesia. Tumbuhan ini berasal dari Asia hasil kromatografi lapis tipis yang
Timur, tetapi sekarang tersebar di daerah mempunyai aktivitas sebagai antibakteri,
tropis seluruh dunia. Secara ilmiah antifungi dan antiviral.
tumbuhan ini disebut Paederia foetida L. Berdasarkan paparan diatas maka
Keterangan foetida menunjukkan bahwa penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tumbuhan berbau busuk (Nurcahyanti dan dengan judul “ Uji senyawa bioaktif
Wandra, 2012). antimikroba dari ekstrak Daun Sembukan
Tumbuhan sembukan telah banyak (Paederia foetida L.) terhadap
diteliti di daerah luar Sulawesi. Beberapa Staphylococcus aureus melalui metode
literatur menyebutkan bahwa tumbuhan Bioautografi”
sembukan banyak diekstrak menggunakan Tujuan dari penelitian ini adalah
pelarut yang bersifat polar. Seperti Untuk mengetahui senyawa bioaktif ekstrak
penelitian Abriyanto dkk, (2012) melakukan Daun Sembukan (Paederia foetida L.) yang
uji aktivitas anti fungi dari ekstrak etanol dapat menghambat pertumbuhan
sembukan. Selain itu, Mirnawati dkk (2011) Staphylococcus aureus dengan
melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap menggunakan metode Bioautografi.
ekstrak n-Heksana batang Sembukan
(Paederia foetida L.) yang positif METODE DAN BAHAN
menghambat B. subtilis dan P. aureginose. Jenis Penelitian
Kandungan kimia dari tumbuhan Jenis penelitian ini adalah
sembukan adalah asperulosida, skandosida, eksperimental yang merupakan penelitian
paederosida, deasetilasperulosida, asam laboratorium dengan menggunakan metode
paederosida, arbutin, asam oleonik, dan Bioautografi dengan pengujian senyawa
gama sitosterol. Daun sembukan memiliki bioaktif antimikroba dari ekstrak Daun
bau yang tidak enak dan tidak bersifat Sembukan (Paederia foetida L.) asal
permanen, karena apabila daun direbus atau Kecamatan Herlang,Kabupaten Bulukumba
dikukus aromanya akan berkurang. Provinsi Sulawesi Selatan.
Daun sembukan ini telah
dimanfaatkan sebagai tanaman obat yaitu Waktu dan Tempat Penelitian
untuk mengobati perut kembung. Selain itu Penelitian ini telah dilaksanakan di
juga dapat mengobati mata bengkak, Laboratorium Fitokimia Farmasi dan
penyakit maag, disentri, dan herpes (Shetty, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
dkk, 2012). Selain itu dapat mengobati Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
reumatik, hepatitis, batuk, beri-beri, Timur Makassar pada bulan Agustus 2017.
antibakteri, mengurangi rasa nyeri atau
analgesik, dan penenang atau sedatif (Khare, Alat dan Bahan
2010). 1. Alat yang Digunakan
Selain itu, ekstrak etanol daun Bahan yang digunakan dalam penelitian
sembukan (Paederia foetida L.) ini adalah, Ekstrak Daun Sembukan
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap (Paederia foetida L.), aquadest, etanol
Enterococcus faecalis, Shigella flexneri, 96%, etil asetat, CHCl3, metanol pa,
dan Echerichia coli (Yenny Herwanna, hexan, kapas, kertas saring, label,
2013). Staphylococcus aureus adalah medium Nutrien Agar (NA), Plat KLT
bakteri Gram positif yang dapat Silika Gel F254
ditemukan di kulit dan di hidung manusia 2. Bahan yang Digunakan

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 50


Bahan yang digunakan dalam penelitian ditambahkan dengan pelarut n-Butanol
ini adalah, Ekstrak Daun Sembukan sebanyak 50 ml, terbentuk dua lapisan
(Paederia foetida L.), aquadest, etanol untuk lapisan air disimpan dalam
96%, etil asetat, CHCl3, metanol pa, wadah, lapisan n-Butanol diuapkan
hexan, kapas, kertas saring, label, hingga diperoleh ekstrak n-Butanol
medium Nutrien Agar (NA), Plat KLT kering. Selanjutnya ekstrak eter dan
Silika Gel F254. ekstrak n-Butanol dilakukan uji
pemisahan senyawa dengan metode
Pengambilan dan Pengolahan Bahan Uji bioautografi.t/kering.
1. Pengambilan Bahan Uji 2. Penyiapan Bakteri Uji
Pengambilan rimpang daun Sembukan a. Peremajaan bakteri
(Paederia foetida L.) dilakukan pada Diambil tabung reaksi steril, lalu
pagi hari. Metode pengambilan sampel diisi dengan 5 ml medium Nutrien
dilakukan secara sampling purposif Agar (NA). Kemudian didiamkan
yang dikenal juga sebagai sampling beberapa saat dengan posisi miring.
pertimbangan dimana sampel yang akan Setelah memadat, diambil biakan
digunakan adalah daun Sembukan asal murni digoreskan pada permukaan
Kecamatan Herlang Kabupaten agar miring, diinkubasi pada suhu
Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. 37ºC selama1 x 24 jam.
2. Pengolahan Bahan Uji b. Penyiapan Suspensi Bakteri
Pengolahan daun Sembukan Suspensi bakteri dari biakan murni
dibersihkan dari kotoran yang melekat, Staphylococcus aureus,
disortasi basah di bawah air mengalir ditambahkan larutan natrium
hingga bersih, lalu dipotong kecil-kecil, klorida fisiologis (NaCl) 0,9%
dikeringkan dengan cara diangin- sebanyak 10 ml kedalam biakan
anginkan pada suhu kamar. tersebut lalu dihomogenkan.
Bahan yang telah dikeringkan, terlebih 3. Pemisahan dan Pemurnian Komponen
dahulu ditimbang sebanyak 500 gram, Kimia
lalu dibungkus dengan aluminium foil a. Pembuatan Eluen
(alfol) dan siap untuk dilakukan Dibuat campuran eluen dengan
ekstraksi. menggunakan kloroform-metanol-
air dengan perbandingan (10:6:1),
Prosedur kerja. (15:6:1), dan (20:6:1) untuk eluen
1. Ekstraksi sampel dengan metode polar dan heksan : etil asetat
maserasi dengan perbandingan (7:3), (8:2),
Daun Sembukan (Paederia foetida L.) dan (9:1) untuk eluen nonpolar,
yang telah dikeringkan ditimbang kemudian masing-masing eluen
sebanyak 350 gram dimaserasi dengan dengan perbandingan yang
Etanol 96% hingga diperoleh ekstrak berbeda-beda dimasukkan ke dalam
etanol 96%. Kemudian dilanjutkan botol eluen, dikocok-kocok hingga
Ekstraksi Dengan Pelarut Dietil Eter homogen. Larutan eluen dengan
dimana Ekstrak kental yang diperoleh, perbandingan yang berbeda siap
terlebih dahulu ditambahkan dengan air untuk digunakan sebagai uji.
sebanyak 50 ml hingga terdispersi, b. Penotolan Sampel Ekstrak
kemudian ditambahkan dengan pelarut Dipilih salah satu ekstrak daun
dietil eter sebanyak 50 ml lalu Sembukan yang telah dilarutkan,
dimasukkan ke dalam corong pisah. ditotolkan pada garis penotolan
terbentuk dua lapisan untuk lapisan air dengan menggunakan pipa kapiler.
disimpan dalam wadah, lapisan eter Ekstrak eter diidentifikasi secara
diangin-anginkan hingga diperoleh kromatografi Lapis Tipis dengan
ekstrak eter kering. Kemudian menggunakan cairan pengelusi
dilanjutkan Ekstraksi Dengan Pelarut n- Hexan-etil asetat dengan
Butanol. Dimana Lapisan air dari hasil perbandingan (7:3), (8:2), dan
ekstraksi eter dimasukkan kembali ke (9:1), sedangkan pada ekstrak n-
dalam corong pisah, kemudian Butanol diidentifikasi

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 51


menggunakan cairan pengelusi pada masing-masing bakteri
kloroform-metanol-air dengan Staphylococcus aureus yaitu pada
perbandingan (10:6:1), (15:6:1), diameter daerah bening yang
dan (20:6:1),pada lempeng diperoleh.
Kromatografi lapis tipis (KLT)
maka akan terbentuk noda di bawah Pengumpulan dan Analisis Data
sinar lampu UV 254 nm dan hasil Pengamatan dan pengukuran diameter
yang diperoleh dihitung masing- hambat pada bakteri Staphylococcus aureus
masing nilai Rf dari tiap-tiap dilakukan masa inkubasi 24 jam kemudian
nodanya. zona hambatan yang terbentuk masing-
c. Pengujian Aktivitas Antibakteri masing diukur dengan menggunakan alat
Secara KLT-Bioautografi jangka sorong.
Medium Nutrien Agar (NA)
dituang secara aseptik kedalam Pengamatan dan Pengumpulan data
cawan petri sebanyak 15 ml dan Pengamatan data berdasarkan diameter zona
dibiarkan memadat. Ekstrak eter hambat yang dilakukan setelah inkubasi 1 x
daun Sembukan ditotolkan pada 24 jam padasuhu 37ºC, kemudian di ukur
lempeng KLT, lalu dielusi dengan zona hambatan dengan menggunakan jangka
eluen heksan-etil asetat sedangkan sorong.
ekstrak n-Butanol daun Sembukan
ditotolkan pada lempeng dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
eluen kloroform-metanol-air, Hasil penelitian
setelah itu dilihat penampakan noda Dari hasil penelitian dan
pada lampu UV 256 nm. Setelah itu pengamatan Uji Senyawa Bioaktif Ekstrak
masing-masing lempeng diletakan Daun Sembukan (Paederia foetida L)
di atas medium agar. Setelah 30 terhadap Staphylococcus aureus dengan
menit lempeng tersebut Metode Bioautografi pada masa inkubasi 24
dipindahkan, kemudian diinkubasi jam dengan suhu 37oc, maka diperoleh hasil
pada suhu 37°C selama 1x24 jam. pengukuran yang dapat dilihat pada tabel
Setelah itu diukur zona hambatan dibawah ini

Tabel 1. Hasil nilai Rf dan diameter zona hambat ekstrak eter Daun Sembukan (Paederia foetida
L.) dengan eluen Hexan-Etil Asetat (7:3) terhadap Staphylococcus aureus
Nilai Rf dan Diameter Zona Hambat
Noda I II III
Nilai Rf Diameter Nilai Rf Diameter Nilai Rf Diameter
1 0,9 - 0,91 - 0,94 -
2 0,85 4,75 mm 0,82 6,5 mm 0,84 6,25 mm
3 0,78 - 0,71 - 0,78 -
4 0,68 - 0,6 - 0,72 -
5 0,61 0,5 - 0,45
6 0,47 - 0,38 - 0,34 -

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 52


Tabel 2. Hasil nilai Rf dan diameter zona hambat ekstrak n-Butanol Daun Sembukan (Paederia
foetida L.) dengan eluen Kloroform-Metanol-Air (20:6:1) terhadap Stylococcus aureus.
Nilai Rf dan Diameter Zona Hambat
Noda I II III
Nilai Rf Diameter Nilai Rf Diameter Nilai Rf Diameter
1 0,91 - 0,94 - 0,92 -
2 0,71 - 0,82 - 0,87 -
3 0,77 - 0,77 - 0,78 -
4 0,65 - 0,72 - 0,74 -
5 0,55 - 0,67 - 0,58
6 0,5 - 0,6 - 0,48 -
7 0,35 5,25 mm 0,47 6,75 mm 0,37 9,5 mm
8 0,25 - 0,32 - 0,27 -

Pembahasan karena pemisahan bercak diberikan lebih


Pada penelitian ini digunakan baik.
bahan uji berupa Daun Sembukan (Paederia Berdasarkan hasil KLT diporoleh
foetida L.) yang dipetik langsung dari bercak noda yang tidak begitu jelas, tetapi
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. setelah diamati dibawah sinar UV 366 nm
Daun Sembukan (Paederia foetida L.) yang diketahui bahwa pada ekstrak eter Daun
diperoleh, dicuci bersih dengan air mengalir Sembukan (Paederia foetida L.) dengan 3
lalu dipotong atau dirajang kecil-kecil lalu replikasi masing-masing memperlihatkan 6
diangin-anginkan di tempat yang tidak bercak noda pada replikasi 1 dengan nilai
terkena cahaya matahari langsung. Rf1 0,9; Rf2 0,85; Rf3 0,78; Rf4 0,68; Rf5
0,61; dan Rf6 0,47, pada replikasi 2 dengan
Tahap selanjutnya sampel Daun nilai Rf1 0,91; Rf2 0,82; Rf3 0,71; Rf4 0,6;
Sembukan (Paederia foetida L.) diekstraksi Rf5 0,5; Rf6 0,38 dan pada replikasi 3
dengan metode meserasi dimana sampel dengan nilai Rf1 0,94; Rf2 0,84;Rf3 0,78; Rf4
tersebut ditimbang sebanyak 350 gram 0,72; Rf5 0,45; dan Rf6 0,34.Hal ini
kemudian dimasukkan ke dalam bejana menunjukkan bahwa pada ekstrak eter Daun
maserasi dengan ditambahkan pelarut etanol Sembukan (Paederia foetida L.) terdapat 6
96% hingga sampel terendam sempurna komponen senyawa kimia yang larut dalam
dilakukan selama 5×24 jam dengan pelarut non polar karena ada 6 nilai Rf yang
pengadukan 1×24 jam, setelah itu dilakukan berbeda. Pada ekstrak N-Butanol dengan 3
penyaringan untuk memisahkan filtrat dan replikasi masing-masing memperlihatkan 7
ampasnya, kemudian diuapkan mengunakan bercak noda pada replikasi 1 dengan nilai
rotapavor sehingga menghasilkan ekstrak Rf1 0,91; Rf2 0,71; Rf3 0,77; Rf4 0,65; Rf5
kental. 0,55; Rf6 0,5; Rf7 0,35;dan Rf8 0,25,pada
Ekstrak yang diperoleh selanjutnya replikasi 2 dengan nilai Rf1 0,94; Rf2 0,82;
dilakukan pemisahan senyawa kimia dengan Rf3 0,77; Rf4 0,72; Rf5 0,67; Rf6 0,6; Rf7
menggunakan metode Kromatografi Lapis 0,47; Rf8 0,32, dan pada replikasi 3 dengan
Tipis (KLT). Senyawa yang telah terpisah nilai Rf1 0,92; Rf2 0,87; Rf3 0,78; Rf4 0,74;
akan nampak sebagai noda pada permukaan Rf5 0,58; Rf6 0,48; Rf7 0,37; Rf8 0,27. Hal
lempeng KLT dan masing-masing noda ini menunjukkan bahwa pada ekstrak n-
memilki nilai Rf yang berbeda pada Butanol Daun Sembukan (Paederia foetida
pemisahan senyawa dengan metode KLT L.) terdapat 8 komponen senyawa kimia
disebabkan oleh adanya perbedaan daya yang larut dalam pelarut polar karena ada 8
elusi. Penelitian ini digunakan ekstrak eter nilai Rf yang berbeda.
dengan eluen Hexan-Etil Asetat (7:3) dan Hasil yang diperoleh dari pemisahan
ekstrak n-Butanol dari ekstrak kental daun senyawa secara KLT dilanjutkan dengan
sembukan (Paederia foetida L.) dengan pengujiaan Bioautografi untuk melihat
eluen Kloroform-Metanol-Air (20:6:1) senyawa bioaktif yang dapat menghambat

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 53


pertumbuhan Staphylococcus aureus. Sembukan (Paederia foetida L.) dapat
Daerah hambatan pada pengujian secara memberikan efektifitas terhadap
Bioautografi ekstrak Daun Sembukan pertumbuhan Staphylococcus aureus pada
(Paederia foetida L.) secara Kromatografi nilai Rf 0,85 dengan zona hambat 4,75 mm,
Lapis Tipis (KLT) kemudian dihitung nilai nilai Rf 0,82 zona hambat 6,5 mm, nilai Rf
Rfnya. Maka dalam hal ini ditemukan 0,84 zona hambat 6,25 mm. Sedangkan
senyawa bioaktif yang dapat menghambat Ekstrak n-Butanol Daun Sembukan
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pada (Paederia foetida L.) dapat memberikan
uji aktivitas antibakteri secara bioautografi efektifitas terhadap pertumbuhan
didapat hasil bahwa kromotogram ekstrak Staphylococcus aureus pada nilai Rf 0,35
eter dengan 3 replikasi yang menghambat dengan zona hambat 5,25 mm, nilai Rf 0,47
Staphylococcus aureus adalah bercak noda zona hambat 6,75 mm, nilai Rf 0,37 zona
dengan nilai Rf cawan petri 1 = 0,85 zona hambat 9,5 mm
hambat = 4,75 mm, nilai Rf cawan petri 2 =
0,82 zona hambat = 6,5 mm, nilai Rf cawan DAFTAR PUSTAKA
petri 3 = 0,84 zona hambat = 6,25 mm. Pada
Abriyanto, A.E,dkk. 2012. Aktivitas Anti
kromatogram ektsrak n-Butanol dengan 3
Fungi Ekstrak Etanol Daun
replikasi yang menghambat staphylococcus
Sembukan (Paederia foetida L.)
aureus memperlihatkan bercak noda dengan
Terhadap Candida albicans.
nilai Rf cawan petri 1 = 0,35 zona hambat =
Pharmacy. Vol 9 (3)
5,25 mm, nilai Rf cawan petri 2 = 0,47 zona
hambat = 6,75 mm, nilai Rf cawan petri 3 = Akhyar. 2010. Uji Hambat dan Analisa KLT
0,37 zona hambat 9,5 mm. Hal ini Bioautografi Ekstrak Akar dan Buah
menunjukkan bahwa pada ekstrak Daun Bakau (Rhizophora stylosa Griff)
Sembukan (Paederia foetida L.) yang Terhadap Vibro Harveyi. Jurnal
memiliki zona hambat ditandai dengan Kefarmasian Universitas Hasanudin
adanya warna bening atau transparan yang Makassar.
disebabkan karena proses difusi dari ekstrak
Anief, Muhammad. 2011. Ilmu Meracik
Daun Sembukan (Paederia foetida L.) yang
Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada. UI
berpengaruh terhadap pertumbuhan
Press
Staphylococcus aureus.
Zona hambat yang dimiliki daun Ansel, H. 2010. Pengantar Bentuk Sediaan
sembukan Sembukan (Paederia foetida L.) Farmasi. Jakarta : UI press
yang berkisar pada 4,75±9,5 dengan tingkat
aktivitas antibakteri yang cukup besar Departemen Kesehatan RI., 2010.
dengan ekstrak etanol dari daun Sembukan Farmakope Indonesia Edisi V.
(Paederia foetida L.) mampu mengatasi Jakarta : Depkes RI
bakterii Staphylococcus aureus. Ervizal, 2011. Dasar-dasar
Adapun Beberapa faktor yang dapat Mikroorganisme. Universitas
mempengaruhi nilai Rf adalah: Indonesia Press. Jakarta
a. Struktur kimia dari senyawa yang
dipisahkan Hariana, A. 2013. Tumbuhan Obat dan
b. Sifat dari penyerap (adsorben) dan Khasiatnya. Jakarta Timur : Penebar
derajat aktifitasnya Swadaya Cibubur
c. Pelarut sebagai fase gerak dan derajat Hasdianah. 2012. Mikrobiologi. Yogyakarta
kemurniannya :Nuha Medika
d. Kejenuhan dari uap dalam chamber
. Khare. 2010. Thin-Layer Chromatography,
PENUTUP VCH Publisher, USA.
Kesimpulan Misnadiarly,dkk. 2014. Mikrobiologi Untuk
Hasil penelitian Uji Senyawa Klinik dan Laboratorioum. Jakarta:
Bioaktif Ekstrak Daun Sembukan (Paederia PT. Rineka Citra
foetida L.) Terhadap Staphylococcus aureus
dengan Metode Bioautografi dapat Nurcahyanti, A.D.R dan Wandra, J. 2012.
disimpulkan bahwa : Ekstrak eter Daun Sembukan Kurang Sedap Namun
Berkhasiat Hebat. Bios : Salatiga

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 54


Rohman,A. 2009. Kromatografi Untuk Warsa, U.C. 2014. Buku Ajar Mikrobiologi
Analisis Obat. Yogyakarta : Graha Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : UI
Ilmu Press
Salaki, Christina, dkk. 2012. Pemanfaatan Wasito, dkk. 2013. Obat Tradisional
Bakteri Bacillus cereus terhadap Kekayaan Indonesia. Yogyakarta:
hama Spodoptera liturs Pada Graha Ilmu
Tanaman Kubis. Vol 18 No. 2.
Widyaningrum, MPH. 2011. Kitab Tanaman
Manado: Unsrat
Obat Nasional. Jakarta : Media
Sudjadi, 2013. Metode Pemisahan. Penerbit Pressindo
Kansius, Yogyakarta.
Yenny. Herwanna, Elly. 2013. Resistensi
Tjitrosoepomo, G. 2013. Taksonomi Dari Bakteri Enterik: Aspek Global
Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Terhadap Antimikroba. Jakarta:
Mada University Press Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 55

Anda mungkin juga menyukai