Anda di halaman 1dari 10

PHARMACY, Vol.09 No.

03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

AKTIVITAS ANTI FUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L)


TERHADAP Candida albicans

Adityas Elvian Abriyanto, Sabikis, Sudarso

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,


Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202, Purwokerto 53182
Email:

ABSTRAK

Sembukan (Paederia foetida L) mengandung flavonoid dan terpenoid yang mempunyai


khasiat sebagai antifungi dari ekstrak etanol daun sembukan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk membuktikan aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dan profil
kromatografi lapis tipisnya. Dalam penelitian ini ekstraksi dilakukan dengan metode
maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol diencerkan dengan pelarut
Dimetilsulfoksida (DMSO) 10% hingga konsentrasi 1%, 10%, 100%. Uji aktivitas antifungi
menggunakan metode difusi dan untuk identifikasi senyawa flavonoid, dan senyawa
terpenoid menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil uji aktivitas
antifungi didapat bahwa ekstrak etanol daun sembukan tidak memiliki aktivitas antifungi
terhadap Candida albicans. Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
sembukan mengandung senyawa flavonoid dan senyawa terpenoid.

Kata kunci: ekstrak etanol daun sembukan (Paederia foetida L), antifungi, Candida
albicans, flavonoid, terpenoid.

ABSTRACT

Sembukan (Paederia foetida L) contain flavonoid and terpenoid which property as


antifungal. The aim of this research was to prove the activity of antifungal against
Candida albicans and its Thin Layer Cromatography profile. In this research the
extraction was done by maseration method with 96% ethanol solvent.The ethanol
extract was diluted using 10% Dimethylsulfoxide (DMSO) solvent until 1%, 10% and 100%
concentrations. Antifungal activity test was done by diffusion method and Thin Layer
Cromatography (TLC) method was done to identify the flavonoid,and terpenoid
compounds. The result of antifungal activity test exhibited that the ethanol extract of
sembukan leaves have no antifungal activity toward Candida albicans. The result of TLC
showed that the ethanol extract of sembukan leafs contain of flavonoid and terpenoid
compounds.

Key words: the ethanol extract of sembukan leafs (Paederia foetida L), antifungal,
Candida albicans, flavonoid, terpenoid.

1
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Pendahuluan skrotum atau lipatan-lipatan di bawah


Tanaman sembukan (Paederia payudara. Infeksi yang lebih gawat dapat
foetida L) atau (Paederia tomentosa Bl) menyerang jantung (endokarditis), darah
termasuk ke dalam famili Rubiaceae. (septisemia), dan otak (meningitis)
Kandungan kimia yang terdapat pada (Pelczar dan Chan, 1986).
batang dan daun sembukan adalah Tanaman ini termasuk ke dalam
asperuloside, deacetylasperuloside, suku Rubiaceae, di Sumatera tumbuhan
scandoside, flavonoid, paedorosidic acid, ini dikenal sebagai daun kentut, orang
gamasitosterol, arbutin, oleanolic acid, Banda menyebutnya kelatatan. Jawa
dan minyak menguap (anonim, 1985). Barat kasembukan, Maluku
Tumbuhan sembukan (Paederia mengenalnya dengan gumi siki.
foetida L) digunakan sebagai tanaman Batangnya yang lunak dan dipakai
obat yang di antaranya berkhasiat memanjat, hanya berdiameter setengah
sebagai anti rematik, penghilang rasa sentimeter, namun panjangnya dapat
sakit (analgesik), peluruh kentut mencapai 10 m. Biasanya ia dirambatkan
(karminatif), peluruh kencing, peluruh pada pagar kebun, pekarangan.
dahak (mucolitik), penambah nafsu Kandungan kimia yang terdapat
makan (stomakik), antibiotik, anti fungi, pada batang dan daun sembukan adalah
anti radang, obat batuk (anti tusif), flavonoid, asperuloside,
menghilangkan racun (detoksifikasi), deacetylasperuloside, scandoside,
obat cacing, pereda kejang (anonim, paedorosidic acid, gamasitosterol,
1985). arbutin, oleanolic acid, dan minyak
Candida albicans adalah khamir menguap ( Anonim, 1985).
yang termasuk kelas Ascomycetes. Klasifikasi Candida albicans
Divisi : Eucomycophyta
Khamir ini dapat menimbulkan suatu
Kelas : Ascomycetes
keadaan kandidiasis yaitu penyakit pada Bangsa : Saccharomycetales
Suku : Criptococcaceae
selaput lendir mulut, vagina dan saluran
Marga : Criptoccus
pencernaan serta dapat menimbulkan Spesies : Candida albicans
(Wolf & Wolf. 1996)
serangkaian penyakit pada beberapa
tempat, antara lain pada kulit terutama Candida albicans merupakan
pada bagian-bagian tubuh yang basah, suatu khamir yang termasuk kelas
hangat, seperti ketiak, lipatan paha, Ascomycetes dan merupakan anggota

2
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

flora normal selaput lendir saluran 2. Bahan: Etanol 96% Bratachem),


pernafasan, pencernaan dan genitalia simplisia daun sembukan, medium
wanita (Jawetz. 1986). PDA (Potato Dextrose Agar), NB
Metode Penelitian (Nutrien Broth), isolat Candida
Variabel Operasional albicans, akuades, ketokonazol, NaCl
1. Variabel bebas 0,9%, DMSO 10%.
Variasi konsentrasi ekstrak Jalannya Penelitian
etanol daun sembukan yang a) Pengambilan Dan Pemanenan Daun
sembukan
digunakan dalam uji antifungi.
Pengambilan daun sembukan
2. Variabel tergantung
dilakukan pada bulan Maret 2011 di
Zona hambat ekstrak etanol
Desa Jatinegara Kecamatan Sempor
daun sembukan terhadap Candida
Kabupaten Kebumen, dan pemanenan
albicans pada masing-masing
diambil pada tumbuhan yang telah
konsentrasi.
menjalar 1-2 meter, waktu pemanenan
3. Variabel terkendali
pada sore hari, diambil mulai daun yang
Kondisi lingkungan, metode
tua.
ekstraksi, suhu inkubasi pertumbuhan
b) Penanganan Pasca Panen Daun
C. albicans, uji aktivitas antifungi
Sembukan
dengan menggunakan metode difusi
Setelah dipetik daun disortir dan
agar dengan kertas saring whatman.
dibersihkan dengan air yang mengalir
Alat dan bahan
untuk membersihkan debu serta kotoran
1. Alat: Maserator, pengaduk, penangas
lain yang menempel, kemudian dibilas
air, cawan porselen, cawan petri,
hingga bersih dan ditiriskan. Selanjutnya
autoklaf (All American 25 lt), LAF
daun didiamkan 1 malam.
(Laminar Air Flow), inkubator
c). Determinasi Tanaman
(Memmert), jangka sorong, rak
Determinasi tanaman dilakukan
tabung, lampu spiritus, jarum ose,
untuk memastikan jenis tanaman yang
pinset, pipet tetes, alat-alat gelas
digunakan untuk penelitian, yaitu daun
(iwaki-pyrex), cakram kertas,
sembukan (Paederia foetida L).
seperangkat alat KLT, lampu UV,
Determinasi dilakukan di Laboratorium
seperangkat pereaksi semprot, oven.
Botani dan Genetika Progam Studi

3
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Pendidikan Biologi FKIP Universitas disertai pengurangan tekanan hingga


Muhammadiyah Purwokerto. diperoleh ekstrak kental.

d). Simplisia f). Uji Organoleptis


Simplisia dibuat dengan cara Uji organoleptis terhadap
pengeringan 60oC, pembuatan simplisia ekstrak sembukan yang dihasilkan
dengan cara ini dilakukan dengan cepat, adalah dengan mengamati bentuk,
tetapi pada suhu yang tidak terlalu warna, rasa, bau dari ekstrak daun
tinggi. Pengeringan yang terlalu lama sembukan.
akan mengakibatkan simplisia dapat
g). Profil Kromatografi Lapis Tipis dan
ditumbuhi kapang dan suhu yang terlalu Identifikasi Kandungan Senyawa
tinggi akan mengakibatkan perubahan Identifikasi golongan senyawa
kimia pada kandungan senyawa aktifnya. kimia dari profil kromatogram hasil KLT
Pada saat pembuatan simplisia, bahan dilakukan dengan cara memberikan
dipanen sore hari kemudian dicuci dan pereaksi penampak bercak untuk
ditiriskan serta diangin-anginkan masing-masing golongan senyawa.
semalam, ditimbang 1630 gram daun, Hasilnya diidentifikasi dengan melihat
dipotong (pisau atau alat pemotong), warna penampakkan bercak baik dengan
setelah itu daun yang telah dipotong sinar tampak ataupun dengan sinar UV
diletakan pada nampan kayu dan 366 nm.
disamaratakan, kemudian masukan ke a. Flavonoid
dalam alat pengering di tandai sampai Deteksi senyawa flavonoid dilakukan
terjadinya perubahan warna, baru sebagai berikut:
kemudian nampan di keluarkan dari alat Fase diam : Silika gel F254
Fase gerak: Butanol;Asam asetat;Air
pengering, dan didapat daun kering. Pereaksi warna: Amoniak dan
sitroborat
e). Pembuatan Ekstrak Sembukan
b). Terpenoid
Metode ekstraksi yang
Deteksi senyawa terpenoid
digunakan dalam maserasi langkah
dilakukan sebagai berikut:
pembuatannya adalah sebagai berikut:
Fase diam : Silika gel F254
maserat diuapkan dalam cawan porselin Fase gerak : Toluen,etil asetat
dengan pemanasan di atas penangas air Pereaksi warna: FeCl3

h). Uji Anti Fungi

4
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

1. Sterilisasi alat dan bahan Metode yang digunakan


Pada uji anti fungi perlakuan adalah metode agar miring. Semua
harus dalam keadaan steril. Tujuan alat yang digunakan telah
dari sterilisasi yaitu untuk disterilkan terlebih dahulu dengan
membunuh mikroorganisme yang menggunakan autoklaf. Satu ose
ada pada alat dan bahan, karena khamir berumur 2 hari digoreskan
dikhawatirkan akan menggangu pada medium agar PDA didekat api
jalannya penelitian. Sterilisasi Bunsen, setelah itu ditutup dengan
dilakukan di dalam autoklaf pada kapas steril dan diinkubasi selama
suhu 121oC selama 15 menit 48 jam di dalam inkubator dengan
(Hadioetomo, 1993). suhu 370C untuk kemudian
2. Pembuatan medium digunakan pada uji anti fungi.
a) Nutrient broth (NB) d) Perhitungan jumlah koloni
Candida albicans
NB sebanyak 0,8 gram dalam
100 mL air suling dipanaskan di atas Jumlah koloni jamur dalam

hotplate selama 5 menit sampai satu cawan petri harus memenuhi

menjadi larutan yang homogen. air standar uji yaitu 30-300 koloni (Lay.

suling ditambahkan untuk mengganti 1994), dimana kekeruhannya

volume yang hilang selama memenuhi standard Mc Farlan (108

pemanasan sampai tepat 100 mL. CFU/mL).

Selanjutnya sterilisasi dengan e) Uji aktivitas antifungi

autoklaf pada suhu 121oC selama 5


Uji ini dilakukan dengan
menit.
menggunanakan inokulum jamur
b) Potato Dextrose Agar (PDA)
yang mempunyai kekeruhan sama
PDA 19,5 gram dalam 500
dengan standard Mc Farlan. Pada
mL air suling dipanaskan di atas
cawan petri diletakan 5 kertas
hotplate sambil terus diaduk.
whatman yang telah diberi
selanjutnya medium disterilisasi
perlakuan sebagai berikut: dua
dengan autoklaf pada suhu 1210 C
kertas whatman untuk kontrol
selama 5 menit.
positif (krim ketokonazol 2%),

c) Kultur Candida albicans kontrol negatif akuades steril dan 3

5
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

kertas whatman yang lain untuk Digunakan metode maserasi


ekstrak daun sembukan. Uji karena metode ini merupakan
aktivitas anti fungi dari daun metode yang efektif dan efisien
sembukan dilakukan dengan untuk menyari senyawa-senyawa
metode difusi agar. yang terkandung dalam daun
Hasil dan Pembahasan sembukan yang dapat berfungsi
sebagai antifungi, sehingga dapat
A. Determinasi Tanaman
menyari senyawa-senyawa yang
Determinasi dilakukan dengan
dibutuhkan seperti flavonoid dan
panduan buku Flora of Java volume I
terpenoid secara maksimal.
dan volume II karangan Backer dan
Uji organoleptis ekstrak
Van Den Brink (1965).
etanol daun sembukan yang
B. Penyiapan Simplisia
diperoleh sebagai berikut:
Daun sembukan diperoleh di
Bau : khas
desa Jatinegara Kecamatan Sempor Rasa : pahit
Kabupaten Kebumen. Daun diambil Warna : hijau

pada sore hari yaitu pada jam 16.00- D. Identifikasi Kandungan Flavonoid
dan Terpenoid menggunakan
17.00 WIB. Daun basah, kemudian
KLT
dikeringkan dalam almari pengering
Untuk mendeteksi adanya
pada suhu 60oC sampai ditandai
flavonoid ditunjukan dengan warna
dengan terjadinya perubahan warna.
bercak kuning terang pada UV 366
C. Pembuatan Ekstrak Daun
nm (Markham, 1988).
Sembukan
Tabel 1. Hasil kromatogram senyawa flavonoid
Sebelum Setelah diuapi amoniak dan disemprot
disemprot dan sitroborat
hRf Senyawa positif
diamati disinar Diamati disinar UV diamati disinar
UV 254 nm 366 nm UV 366 nm
8,75 Pemadaman Kuning Kuning terang Positif flavonoid
20,0 Pemadaman Kuning Kuning terang Positif flavonoid
41,25 Pemadaman Kuning Kuning terang Positif flavonoid

6
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Harbone (1987) menyatakan untuk ekstrak, menunjukkan bahwa


mendeteksi adanya senyawa ekstrak etanol daun sembukan
terpenoid ditunjukkan dengan kemungkinan mengandung
warna berupa bercak hijau, coklat, senyawa terpenoid yaitu pada
kuning, merah, atau biru. Hasil dari bercak dengan hRf 11,25; 21,25;
identifikasi terpenoid terhadap 31,25; 45,00 dan 57,50

Tabel 2. Hasil Kromatogram senyawa terpenoid


Setelah disemprot
Sinar Sinar penampak bercak FeCl3
hRf Keterangan
UV 366 nm UV 254 nm Diamati pada UV 366
nm
11,25 Merah Pemadaman Coklat Positif terpenoid
21,25 Ungu Pemadaman Coklat keunguan Positif terpenoid
31,25 Merah muda Pemadaman Coklat keunguan Positif terpenoid
45,0 Jingga Pemadaman Coklat keunguan Positif terpenoid
57,5 Merah muda Pemadaman Coklat keunguan Positif terpenoid

E. Daya Antifungi dari 10-1-10-12 tersebut diambil masing-


Perhitungan koloni Candida albicans masing 1 mL dan kemudian ditambahkan
Perhitungan mikroba dilakukan pada masing-masing medium PDA
dengan menggunakan metode sebanyak 12 mL, selanjutnya
pengenceran sampai didapat diinkubasikan selama 24 jam, maka
pengenceran yang memenuhi syarat Mc. diperoleh hasil yang memenuhi syarat
8
Farland (10 CFU/mL). Hasil pengenceran adalah pada pengenceran 10-10
Tabel 3. Perhitungan jumlah koloni Candida albicans
Jumlah koloni
Jumlah koloni
Pengenceran Replikasi
C. albicans
I II
-6
10 581 496 -
-8
10 421 394 -
-10 8
10 296 314 0,03.10
-12 8
10 176 205 0,19.10

Hasil Uji Aktivitas Antifungi yaitu terhadap pertumbuhan jamur


Uji aktivitas antifungi dilakukan Candida albicans.
dengan tujuan untuk membuktikan Media yang digunakan untuk uji
apakah ekstrak etanol daun sembukan aktivitas antifungi ekstrak etanol daun
dapat mempunyai aktivitas antifungi sembukan adalah PDA (Potato Dextrose

7
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Agar) karena medium tersebut kertas whatman yang telah disterilkan.


merupakan medium yang umum Parameter yang diamati dari difusi padat
digunakan sebagai media tumbuh dari ini adalah adanya hambatan yang akan
Candida albicans pada uji aktivitas terlihat sebagai daerah bening atau
antifungi. Kultur isolat jamur daerah yang tidak memperlihatkan
pengenceran 10-10 untuk jamur Candida adanya pertumbuhan jamur di sekitar
albicans. kertas whatman. Dari hasil penelitian uji
Uji daya hambat ekstrak etanol aktivitas antifungi ekstrak etanol daun
daun sembukan terhadap pertumbuhan sembukan terhadap Candida albicans
Candida albicans dilakukan diperoleh data berdasarkan diameter
menggunakan metode difusi dengan zona hambat.
Tabel 4. Diameter zona hambat Candida albicans
Zona hambat (mm)
Replikasi Kons Akuades
Kons 1% Kons 10% Ketokonazol 2%
100% Steril
1 0 0 0 29 0
2 0 0 0 31 0
3 0 0 0 34 0
Rata-rata 0 0 0 31,3 0

Dari hasil tabel dan gambar di karena dinding sel yang begitu kompleks
atas dapat dilihat, ekstrak etanol daun dan rapat yang tersusun dari dinding
sembukan tidak memberikan zona selulosa, khitin, glukan dan manan,
hambat pada jamur Candida albicans. dimana dinding sel Candida albicans
Dan yang memberikan zona hambat tersebut berfungsi sebagai pelindung
hanya kontrol positif yaitu ketokonazol dari bahaya di daerah sekitar lingkungan
2%. Dari hasil KLT terbukti ekstrak jamur tersebut tumbuh atau antigenik
mengandung senyawa flavonoid dan (Pelczar & Chan 1986). Ketokonozol 2%
terpenoid, tetapi pada uji yang telah dapat memberikan aktivitas terhadap
dilakukan ekstrak tidak terbukti jamur Candida albicans karena
memberikan aktivitas pada jamur mekanisme kerja dari antimikrobial
Candida albicans, hal ini kemungkinan diantaranya yakni dapat menghambat
disebabkan senyawa flavonoid dan terhadap pembentukan struktur dinding
terpenoid tidak bisa masuk dan sel, penghambatan fungsi membran sel,
menembus dinding sel Candida albicans menghambat sintesis protein, dan juga

8
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

menghambat sintesis asam nukleat senyawa aktif ekstrak etanol daun


(Jawetz, 2005). Dinding sel sebagai sembukan tidak bisa masuk dan
penutup lindung dari sel selain juga menembus dinding selulosa C. Albicans.
berperan dalam proses-proses fisiologis
tertentu,struktur dinding sel dapat Daftar Pustaka
dirusak dengan cara menghambat Anonim. 1979. Materia Medika
Indonesia jilid I. Departemen
pembentukannya atau merusaknya
Kesehatan Republik Indonesia,
setelah terbentuk. Kelangsungan hidup Jakarta.
suatu sel tergantung pada
Anonim. 1985. Tanaman Berkhasiat
terpeliharanya molekul-molekul protein Obat. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
dan asam nukleat dalam keadaan
alamiahnya, suatu kondisi atau substansi Backer, C. A and Van den Brink, R.C.
1965. Flora of Java Vol II.
yang mengubah keadaan ini yaitu
Noordhoff NV, Groningen,
mendenaturasikan protein dan asam Netherlands.
nukleat yang dapat merusak sel dan sulit
Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik.
untuk bisa diperbaiki kembali Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
(Pelczar&Chan, 1986). Ketokonazol 2%
sebagai obat anti jamur dari golongan Depkes RI. 2000. Parameter Standar
Ekstrak. Departemen Kesehatan
imidazol yang biasa digunakan untuk
Republik Indonesia, Jakarta.
terapi kandidiasis (Depkes RI. 2000).
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi
Kesimpulan
Dasar Dalam Praktek. PT
Ekstrak etanol daun sembukan tidak Gramedia, Jakarta.
terbukti memiliki aktivitas antifungi
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia
terhadap Candida albicans. Untuk lebih Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Institut
lanjut perlu dilakukan pengujian yang
Teknologi Bandung, Bandung.
lain seperti uji aktivitas antibakteri
Harborn, J.B. 2006. Metode Fitokimia
karena pada uji aktivitas antifungi tidak
Cara Modern Menganalisis
terbukti karena pada fungi memiliki Tumbuhan, edisi III. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
dinding sel yang terlalu kompleks dan
rapat yang tersusun dari dinding Jawetz, E. Melnick, J.L., Adelberg, E.A.
1986. Mirobiologi Untuk Profesi
selulosa, khitin, glukan dan manan,
Kesehatan, Edisi XVI,
dimana dinding sel tersebut sehingga

9
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

diterjemahkan oleh dr. Bonang, Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986.
G,. EGC Press, Jakarta. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1
(terjemahan) Hadi Oetomo, S. UI
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Press, Jakarta.
2005. Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan. Terjemahan Huriati Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
dan Hartanto. EGC Press. Erlangga, Jakarta.
Jakarta.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Kromatografi dan Mikroskopi,
Laboratorium. Raja Grafindo diterjemahkan oleh Kosasih
Persada, Jakarta. Padmawinata dan Iwang Sudira.
Institut Teknologi Bandung,
Markham, K.R. 1982. Techniques of Bandung.
Flavonoid Identifications. edisi I.
Institut Teknologi Bandung, Voight, R. 1994. Buku Pelajaran
Bandung. Teknologi Farmasi, Edisi IV.
Gadjah Mada Unversity Press,
Markham, K.R. 1988. Cara Yogyakarta.
Mengidentifikasi Flavonoid,
Kosasih Padmawinata Wolf, F.A., Wolf, F.T. 1996. The Fungi.
penerjemah. Institut Teknologi Hafner Publishing, London.
Bandung, Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai