Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9, Makassar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia Email: marnilahusin9805@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas
tabir surya ekstrak etanol kulit buah alpokat (Persea americana Mill.) berdasarkan % eritema, % pigmentasi dan nilai sun protection factor. Penelitian diawali dengan dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan cairan penyari etanol 96%. Pengujian aktivitas ekstrak etanol kulit buah alpokat (Persea americana Mill.) dilakukan dengan menghitung nilai transmisi eritema (%Te), nilai transmisi pigmentasi (%Tp) dan nilai SPF menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Nilai rata-rata SPF dengan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm diperoleh berturut-turut 1,26; 1,5; 2; 3,33 dan 4,49. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata SPF dengan konsentrasi 300 ppm termasuk proteksi sedang, konsentrasi 250 ppm dan 200 ppm termasuk proteksi minimal serta konsentrasi 150 ppm dan 100 ppm tidak mencapai minimum proteksi SPF.
Kata kunci: Kulit buah alpokat, Tabir surya, SPF, Eritema, Pigmentasi
PENDAHULUAN
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 1
Sinar matahari vitamin D yang digunakan merupakan sumber energi untuk metabolisme yang dapat memberikan efek pembentukan tulang dan yang menguntungkan sistem imun, sebagai terapi maupun merugikan bagi penyakit psoriasis dan kehidupan mahluk hidup. vitiligo. Paparan sinar UV B Efek yang merugikan dari secara berlebihan dapat paparan sinar matahari yang menyebabkan luka bakar berlebihan dapat (sunburn) dan kanker kulit, menyebabkan sedangkan UV-A hiperpigmentasi kulit, menyebabkan kulit hitam sehingga kulit menjadi kusam (tanning) dan foto sensitivitas dan bersisik, selain itu sinar (Isriany, 2014). matahari juga dapat Kulit manusia secara meningkatkan resiko kanker alami mempunyai kulit yang biasanya kemampuan untuk disebabkan oleh sinar melindungi dirinya beserta ultraviolet (Lumempouw et organ di bawahnya dari al, 2012). bahaya sinar UV dengan Sinar ultraviolet membentuk butir-butir (UV) merupakan sinar yang pigmen melanin yang dapat dipancarkan oleh matahari memantulkan kembali sinar dengan panjang gelombang matahari. Kulit yang terpapar 200-400 nm. Sinar ultraviolet sinar matahari akan timbul (UV) terbagi menjadi tiga dua tipe reaksi melanin kelompok berdasarkan seperti penambahan melanin panjang gelombang, yaitu UV secara cepat ke permukaan A (320-400 nm) yang terbagi kulit dan pembentukan menjadi dua subbagian yaitu tambahan melanin baru. UV A1 (340- 400 nm) dan Terjadi pembentukan melanin UV A2 (320-340 nm), UV B secara berlebihan dan terus- (290-320 nm) dan UV C menerus akan terbentuk noda (200-290 nm). Sinar hitam pada kulit (Tranggono, ultraviolet yang mampu 2007). mencapai permukaan bumi Senyawa tabir surya yaitu sinar UV A dan sinar diperlukan untuk melindungi UV B, sedangkan sinar UV-C kulit dari radiasi UV A dan tidak dapat mencapai UV B secara langsung. Tabir permukaaan bumi karena surya merupakan suatu bahan mengalami penyerapan di aktif yang dapat menghambat lapisan ozon (Kinlay et al, penetrasi sinar UV ke dalam 1987). kulit. Tabir surya berdasarkan Sinar UV memiliki mekanisme kerjanya dibagi berbagai manfaat bagi menjadi dua yaitu tabir surya kehidupan manusia, salah fisik dan tabir surya kimia. satunya yaitu mengaktifkan Mekanisme kerja tabir fisik
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 2
yaitu memantulkan dan Pertanian Republik Indonesia menghamburkan radiasi sinar 2014 produksi buah alpokat ultraviolet agar tidak pertahun rata-rata sebesar menembus kulit. Tabir surya 307.318 ton. Rata-rata 1 buah kimia memiliki mekanisme alpokat mengandung kurang kerja mengabsorbsi radiasi lebih 9,5% kulit alpokat, sinar ultraviolet agar tidak sehingga dalam 307.318 ton menembus lapisan dalam dihasilkan 29.195 ton kulit kulit (Umrah, 2017). alpokat pertahun yang Pengujian aktivitas berpotensi sebagai limbah tabir surya ekstrak kulit buah dan mengganggu alpokat (Persea Americana keseimbangan kehidupan Mill.) dilakukan melalui uji (Badan Pusat Statistik, 2014). persen eritema, persen Kandungan kimia pigmentasi dan uji nilai Sun yang terdapat dalam kulit Protection Factor (SPF) buah alpokat yaitu alkaloid, secara in-vitro menggunakan terpenoid, tannin, saponin, spektrofotometri UV-Vis. steroid, flavonoid dan Persen transmisi eritema glikosida. Senyawa flavonoid (%Te) menggambarkan yang terkandung dalam kulit jumlah sinar matahari yang buah alpokat merupakan diteruskan setelah mengenai salah satu golongan polifenol tabir surya, sehingga dapat yang dijadikan sebagai bahan menyebabkan eritema kulit aktif tabir surya, karena (kulit menjadi kemerahan). senyawa flavonoid memiliki Persen transmisi pigmentasi gugus benzene aromatis (%Tp) menggambarkan terkonjugasi yang mampu jumlah sinar matahari yang menyerap sinar UV-A dan diteruskan setelah mengenai UV-B yang dapat tabir surya, sehingga dapat menyebabkan efek buruk menyebabkan pigmentasi terhadap kulit (jayustin M. kulit (kulit menjadi gelap). dan putra A. M., 2019) Alpokat merupakan Penelitian Wimpy et salah satu buah yang al, (2020) menyatakan bahwa dimanfaatkan sebagai ekstrak kulit buah alpokat tanaman obat secara turun memiliki nilai IC50 sebesar temurun oleh masyarakat. 11,50 yang termasuk kategori Masyarakat Indonesia antioksidan sangat kuat. sebagian besar hanya Penelitian lain juga dilakukan mengonsumsi daging buah oleh Alhabsy, (2014) yang alpokat, sedangkan kulitnya menyatakan bahwa adanya belum diolah secara hubungan positif antara maksimal sehingga antioksidan dan tabir surya. menghasilkan limbah kulit Aktivitas antioksidan buah alpokat. Menurut data semakin besar, maka semakin statistika Kementrian besar pula nilai SPF (Sun
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 3
Protection Factor). Fakultas MIPA Universitas Berdasarkan hal tersebut Hasanuddin. dilakukan penelitian tentang B. Alat dan Bahan Penelitian uji aktivitas tabir surya 1. Alat ekstrak kulit buah alpokat Alat-alat yang digunakan berdasarkan nilai SPF (Sun dalam penelitian ini adalah cawan Protection Factor). porselin, gelas kimia (Pyrex), Rumusan masalah gelas ukur (Pyrex), labu ukur dalam penelitian ini apakah (Pyrex), pipet skala (Iwaki), ekstrak etanol kulit buah timbangan analitik (adventurer alpokat (Persea americana pro), rotavapor (IKA RV 10 Mill) memiliki aktivitas Basic), spektrofotometer UV-Vis sebagai tabir surya dan (S himadzu UV-1800) dan berapa nilai Sun Protection seperangkat alat maserasi. Factor (SPF) dari ekstrak 2. Bahan etanol kulit buah alpokat Bahan-bahan yang (Persea americana Mill), digunakan pada penelitian ini untuk itu telah dilakukan adalah kulit buah alpokat (Persea penelitian dengan tujuan americana Mill.), etanol 96% dan untuk mengetahui aktivitas etanol p.a tabir surya ekstrak etanol C. Penyiapan Sampel Penelitian kulit buah alpokat (Persea 1. Pengambilan Sampel americana Mill) berdasarkan Sampel penelitian berupa % eritema, % pigmentasi dan kulit buah alpokat (Persea nilai Sun Protection Factor americana Mill.) berwarna hijau (SPF). yang diperoleh dari Malino Manfaat penelitian Kabupaten Gowa Propinsi ini adalah untuk memberikan Sulawesi Selatan informasi kepada masyarakat 2. Pengolahan Sampel luas terkait aktivitas tabir Buah alpokat yang telah surya ekstrak kulit buah dikumpulkan, dicuci bersih alpokat (Persea americana dengan menggunakan air Mill) berdasarkan % eritema, mengalir, kemudian diambil biji % pigmentasi dan nilai Sun dan daging buahnya hingga tersisa Protection Factor (SPF). kulit buahnya saja. Kulit buah METODE PENELITIAN alpokat dipotong tipis-tipis dan A. Waktu dan Tempat Penelitian dikeringkan dengan cara diangin- Penelitian akan anginkan selama 4 hari pada udara dilakukan pada bulan terbuka dan tidak terkena sinar Agustus 2021 bertempat di matahari langsung. Kulit buah Laboratorium Farmakognosi- alpokat yang sudah kering Fitokimia Program Studi kemudian diblender dan diayak Farmasi Fakultas MIPA dengan pengayak mesh 44 dan Universitas Islam Makassar mesh 12. dan Laboratorium Kimia D. Prosedur kerja
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 4
1. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit 290-400 nm dengan perubahan Buah Alpokat setiap kali pengamatan. Simplisia kulit buah 3. Analisis Data alpokat diekstraksi dengan metode a). Nilai Sun Protecting Factor maserasi. Ditimbang 150 gram (SPF) simplisia kemudian dimasukan Dihitung luas area kedalam wadah maserasi. dibawah kurva serapan area Ditambahkan 2,5 liter pelarut under curve (AUC) dari nilai etanol 96%, ditutup dan dibiarkan serapan pada panjang selama 3 X 24 jam terlindung dari gelombang 290-400 nm dengan cahaya matahari, sambil sesekali interval 5 nm, Nilai AUC diaduk. Dilakukan penyaringan dihitung menggunakan rumus maserat dengan kertas saring berikut sehingga didapatkan filtrat dan Aa+ Ab {AUC } = X dPa – b ampas simplisia. Ampas simplisia 2 dimaserasi kembali dengan etanol Keterangan : 96% sebanyal 2,5 liter. Semua Aa = absorbansi pada panjang filtrat disatukan dan dipekatkan gelombang a nm dengan menggunakan rotary Ab = absorbansi pada panjang evaporator sampai diperoleh gelombang b nm ekstrak kental kulit buah alpokat dPa-b = selisih panjang (Persea americana Mill.). Ekstrak gelombang a dan b kental kulit buah alpokat (Persea Dihitung nilai total americana Mill.) yang didapatkan AUC dengan menjumlahkan digunakan untuk analisis lebih nilai AUC pada tiap segmen lanjut. panjang gelombang. Nilai SPF 2. Pengukuran Absorbansi masing-masing konsentrasi Pengujian aktivitas tabir ditentukan menggunakan surya ekstrak kulit buah alpokat rumus berikut: ditentukan berdasarkan nilai SPF, AUC persen transmisi eritema dan Log SPF = λn−λ 1 transmisi pigmentasi. Keterangan : Ditimbang ekstrak kulit λn = panjang gelombang buah alpokat sebanyak 25 mg terbesar (400 nm) kemudian dilarutkan dengan 25 λ1 = panjang gelombang mL etanol p.a dan dimasukkan ke terkecil (290 nm) dalam labu tentukur hingga b). Nilai Persen Eritema diperoleh suatu konsentrasi 1000 Dihitung persen ppm (Larutan stok), kemudian transmisi eritema berdasarkan larutan stok diencerkan hingga data pengamatan nilai diperoleh 5 konsentrasi, yaitu 100 transmitan pada berbagai ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm panjang gelombang dengan dan 300 ppm. Diamati nilai cara sebagai berikut : transmisi dan absorbansi dengan 1) Nilai transmisi eritema panjang gelombang maksimun adalah T.Fe. Perhitungan nilai transmisi eritema tiap
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 5
panjang gelombang tabir surya (Ep) dihitung (panjang gelombang 292,5 – dengan rumus : 317,5 nm). Ep = ΣT.Fp 2) Banyaknya fluks eritema 3) Kemudian % transmisi yang diteruskan oleh bahan pigmentasi dihitung dengan tabir surya (Ee) dihitung rumus: dengan rumus : Ee = ΣT.Fe %transmisi 3) Kemudian % transmisi Ep pigmentasi = eritema dihitung dengan ΣFp rumus : Keterangan : Ee T = nilai transmisi % transmisi eritema = ΣFe Fp = fluks Keterangan : pigmentasi T = Nilai transmisi Ep = ΣT.Fp = banyaknya Fe = Fluks eritema fluks pigmentasi yang Ee = ΣT. Fe = banyaknya diteruskan oleh ekstrak fluks eritema yang pada panjang gelombang diteruskan oleh ekstrak 322,5 – 372,5 nm panjang gelombang 292,5 – ΣFp = Jumlah total energi 317,5 nm sinar UV yang c). Persen Transmisi Pigmentasi menyebabkan pigmentasi Dihitung nilai persen d. Validasi dan Reliabilitas transmisi pigmentasi dengan Instrumen cara sebagai berikut : Alat yang digunakan 1) Nilai transmisi pigmentasi pada penelitian ini untuk adalah T.Fp. Perhitungan menentukan transmisi eritema nilai transmisi pigmentasi dan pigmentasi serta nilai SPF tiap panjang gelombang adalah spektrofotometer UV- (panjang gelombang 322,5 – Vis. Pada penelitian ini 372,5 nm). dilakukan 3 kali replikasi pada 2) Banyaknya fluks pigmentasi tiap pengujian untuk menjaga yang diteruskan oleh bahan ketepatan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Ekstraksi Kulit Buah Alpokat (Persea Americana Mill.) Tabel 5. Data hasil ekstraksi kulit buah alpokat (Persea Americana Mill.) Persen Rendamen Bobot Simplisia Bobot Ekstrak b (a) (b) ( x 100 %) a 150 g 24,29 g 16,19 %
Buah alpokat terlebih daging buahnya, kemudian kulit
dahulu dibersihkan dari kotoran dan buah alpokat dipotong-potong kecil serangga yang menempel karena untuk mempercepat proses dapat mengganggu proses dan hasil pengeringan. Proses pengeringan ekstraksi. Buah alpokat yang telah bertujuan untuk mengurangi kadar bersih dipisahkan kulit buah dan air yang terdapat pada sampel agar
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 6
tidak terjadi pembusukan oleh Protection Factor (SPF) secara in- bakteri. vitro menggunakan spektrofotometri Simplisia ditimbang UV-Vis. Persen transmisi eritema sebanyak 150 gram dan ditambahkan (%Te) menggambarkan jumlah sinar cairan penyari 5 L sehingga matahari yang diteruskan setelah diperoleh ekstrak kental kulit buah mengenai tabir surya, sehingga dapat alpokat sebanyak 24,29 gram. menyebabkan eritema kulit (kulit Dilakukan perhitungan persen menjadi kemerahan) pada panjang rendamen yaitu membandingkan gelombang 292,5-317,5 nm. Persen nilai dari ekstrak kental hasil transmisi pigmentasi (%Tp) ekstraksi dengan simplisia awal yang menggambarkan jumlah sinar digunakan. Nilai persen rendamen matahari yang diteruskan setelah ekstrak kulit buah alpokat adalah mengenai tabir surya, sehingga dapat 16,19%. Penentuan persen rendamen menyebabkan pigmentasi kulit (kulit bertujuan untuk mengetahui kadar menjadi gelap) pada panjang metabolit sekunder yang terbawa gelombang 322,5-372,5 nm. Semakin oleh penyari. Keefektifan proses kecil nilai persen eritema dan ekstraksi ditunjukkan oleh besar pigmentasi, maka semakin sedikit kecilnya nilai persen rendamen. sinar UV yang diteruskan sehingga Beberapa faktor yang mempengaruhi dapat dikatakan bahwa bahan efektivitas dari proses ekstraksi yaitu tersebut memiliki aktivitas yang jenis penyari atau pelarut yang besar sebagai tabir surya. Tabir surya digunakan, ukuran partikel simplisia, dengan SPF menyatakan lamanya metode dan lamanya ekstraksi kulit sesorang berada dibawah (Permawati, Mia 2008). paparan sinar matahari tanpa B. Hasil Pengujian Aktivitas Tabir mengalam sunburn (kulit menjadi Surya terbakar). Angka SPF menyatakan Pengujian aktivitas tabir berapa kali daya tahan alami kulit surya ekstrak kulit buah alpokat manusia dilipatgandakan sehingga (Persea Americana Mill.) dilakukan aman dibawah paparan sinar melalui uji persen eritema, persen matahari tanpa mengalami sunburn pigmentasi dan uji nilai Sun (shovyana et al, 2013). Tabel 6. Data hasil perhitungan nilai transmisi eritema ekstrak kulit buah alpokat Persen Transmisi Eritema (% Te) Replikasi 100 ppm 150 ppm 200 ppm 250 ppm 300 ppm I 1,298 1,759 4,199 9,86 11,87 II 1,356 2,37 4,052 9,86 11,85 III 1,362 2,42 4,224 9,86 11,87 Nilai Rata- 1,338 2,19 4,15 9,86 11,86 rata %Te
Hasil perhitungan nilai ppm, 150 ppm dan 200 ppm
transmisi eritema pada tabel 6 di atas termasuk dalam kategori ekstra menunjukkan bahwa ekstrak kulit protection untuk eritema didasarkan buah alpokat dengan konsentrasi 100 pada nilai %Te berturut-turut sebesar
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 7
1,38%, 2,19% dan 4,15% karena 11,86% ppm termasuk kategori berada pada rentang 1-6, yang regular suntan untuk eritema artinya pada konsentrasi tersebut didasarkan pada nilai %Te yang dapat menyerap sebagian besar sinar berada pada rentang 6-18, yang UV-B dan sinar UV-A sehingga artinya pada konsentrasi tersebut dapat mencegah atau melindungi dapat menyerap sebagian besar sinar kulit dari kemerahan. Nilai transmisi UV-B dan sedikit menyerap sinar eritema ekstrak kulit buah alpokat UV-A sehingga dapat mencegah atau pada konsentrasi 250 ppm dan 300 melindungi kulit dari kemerahan berturut-turut sebesar 9,86% dan (eritema) (Indriani, nurfajri, 2018). Tabel 7. Data hasil perhitungan nilai transmisi pigmentasi ekstrak kulit buah alpokat Persen Transmisi Pigmentasi (% Tp) Replikasi 100 ppm 150 ppm 200 ppm 250 ppm 300 ppm I 1,186 1,438 1,640 3,26 3,61 II 1,186 1,495 1,642 3,26 3,6 III 1,186 1,497 1,644 3,26 3,61 Nilai Rata- 1,186 1,48 1,642 3,26 3,60 rata %Tp
Hasil perhitungan nilai artinya pada konsentrasi tersebut
transmisi pigmentasi pada tabel 7 di dapat menyerap sebagian besar sinar atas menunjukkan bahwa ekstrak UV-A dan sinar UV-B sehingga kulit buah alpokat dengan dapat mencegah atau melindungi dari konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 terjadinya warna kulit menjadi gelap ppm, 250 ppm dan 300 ppm (pigmentasi) (Indriani, nurfajri, termasuk kategori total blok, yang 2018). Tabel 8. Data hasil perhitungan nilai SPF ekstrak kulit buah alpokat Nilai SPF Ekstrak Replikasi 100 ppm 150 ppm 200 ppm 250 ppm 300 ppm I 1,258 1,622 2 3,23 4,57 II 1,258 1,44 2 3,38 4,46 III 1,278 1,44 2 3,38 4,46 Nilai Rata- rata SPF 1,26 1,50 2 3,33 4,49 Ekstrak
Hasil perhitungan nilai SPF kontak kulit dibawah sinar matahari
tabir surya ekstral kulit buah alpokat hingga terjadi kemerahan (eritema), (Persea americana Mill.) pada tabel namun jika dilihat dari nilai persen 8 di atas menunjukkan bahwa ekstrak eritema dan pigmentasi termasuk kulit buah alpokat dengan kategori ekstra protection hingga konsentrasi 100 ppm dan 150 ppm total blok yang artinya dapat belum mencapai nilai minimum melindungi atau mencegah kulit dari penggolonggan SPF, yang artinya terjadinya kemerahan (eritema) dan belum bisa memperpanjang waktu warna gelap pada kulit (pigmentasi).
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 8
Ekstrak kulit buah alpokat dengan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 konsentrasi 200 ppm dan 250 ppm ppm termasuk kategori ekstra termasuk kategori proteksi minimal protection, sedangkan konsentrasi karena berada pada rentang 2-4, 250 ppm dan 300 ppm termasuk sedangkan ekstrak kulit buah alpokat kategori regular suntan. Nilai dengan konsentrasi 300 ppm transmisi pigmentasi ekstrak etanol termasuk kategori proteksi sedang kulit buah alpokat pada konsentrasi karena berada pada rentang 4-6. Dari 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 hasil yang didapatkan menunjukkan ppm dan 300 ppm termasuk kategori bahwa konsentrasi ekstrak kulit buah total blok. Nilai SPF (sun protection alpokat yang terbaik adalah 300 ppm factor) ekstrak etanol kulit buah dengan nilai SPF 4,49 yang artinya alpokat pada konsentrasi 300 ppm dapat melindungi kulit empat kali sebesar 4,49 termasuk kategori lipat lebih lama dibandingkan dengan proteksi sedang, konsentrasi 250 ke-empat konsentrasi lainnya. Hasil ppm dan 200 ppm sebesar 2 dan 3,33 ini tidak sesuai dengan penelitian termasuk kategori proteksi minimal yang dilakukan oleh Wimpy et al DAFTAR PUSTAKA (2020) yang menyatakan bahwa Agustin, R, Oktadefitri, Y., dan ekstrak kulit buah aplukat pada Lucida, H. 2013. Formulasi konsentrasi 100 ppm termasuk Krim Tabir Surya Dari kategori antioksidan sangat kuat Kombinasi Etil P- dengan nilal IC50 sebesar 11,50 Metoksisinamat Dengan karena terjadi kesalahan pada saat Katekin. Skripsi. Padang : pengeringan simplisia tidak Universitas Andalas. terlindung dari cahaya matahari Astrani, Monica Citraningtyas. 2012. langsung sehingga kadar flavonoid Pengaruh Ekstrak Etanol dalam sampel menjadi berkurang Daun Alpokat (Persea (Indriani, nurfajri, 2018). Americana Mill.) Terhadap Perbedaan konsentrasi dari Mortalitas Cacing Ascaris tabir tabir surya merupakan salah suum, Goeze In Vitro. satu faktor penyebab dari penentuan Skripsi. Surakarta : nilai SPF (More et al, 2013). Universitas Sebelas Maret. Berdasarkan hasil penelitian pada A. N. Mokodompit, H. J. Edy dan W. ekstrak kulit buah alpokat (Persea Wiyono. 2013. Penentuan Americana Mill.) menunjukkan Nilai Sun Protection Factor bahwa seiring bertambah (SPF) Secara In Vitro Krim konsentrasi, maka semakin Tabir Surya Ekstrak Etanol bertambah daya proteksi tabir surya Kulit Alpokat. Pharmacon, yang ditunjukkan dengan Vol. 2 No 3. bertambahnya nilai SPF. Badan Pusat Statistika. 2014. KESIMPULAN Statistika Produksi Berdasarkan hasil Horticultural Tahun 2014. penelitian, maka dapat disimpulkan Jakarta Pusat : Kementrian bahwa aktivitas tabir surya ekstrak Pertanian Republik etanol kulit buah alpokat berdasarkan Indonesia. nilai transmisi eritema pada
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 9
BPOM RI. 2018. Informatorium Pertama. Jakarta: DEPKES Obat Nasional Indonesia RI. (IONI). Jakarta: BPOM RI. D. F. Alhabsy. 2014. Aktivitas Cumpelick, B.M. 1972. Analitycal Antioksidan dan Tabir Prosedures and Evaluation Surya pada Ekstrak Kulit of Sunscreen. J.Soc.Cosmet, Buah Pisang Goroho (Musa Vol.2. acuminate L.). Pharmacon, Colipa, G. 2006. International Sun vol. 3, no. 3. Protection Factor Test Fauziah, N. A., et al. 2016. Ekstraksi Method. dan Uji Stabilitas Zat Warna Chasanah, Qonita. 2017. Formulasi dari Kulit Buah Alpokat Tabir Surya Ekstrak Kulit (Persea americana Mill) Buah Pepaya (Carica dengan Metode papaya L.) dan Uji SPF Spektroskopi UV-VIS. Menggunakan Jurnal Atomik. Spektrofotometer UV-VIS. Indriani, H. dan Sumiarsih, E. 1992. Skripsi. Lampung : Alpukat. Jakarta: Penebar Universitas Tulang Bawang Swadaya. Lampung. Indriani, Nurfajri. 2018. Uji Potensi Ditjen POM. 1995. Farmakope Tabir Surya Ekstrak Daun Indonesia Edisi IV, Jakarta: Binahong (Anredera DEPKES RI. cordifolia (Ten) Steenis) Dirjen POM. 1986. Sediaan Galenik. Secara In Vitro. Skripsi. Jakarta: DEPKES RI. Makassar : UIN Alauddin Dutra, EA Olivera D.A. 2004. Makassar. Determination of Sun Isriany. 2014. Desain Sediaan Tabir Protecting Factor (SPF) of Surya. Makassar: Alauddin Sunscreen by Ultraviolet University Press. Spectrophotometry. Jayustin, M. dan Putra, A. P. 2019. Brazilian Journal Of Uji Efektivitas Antibakteri Pharmaceutical Sciences. dengan Kulit Buah Alpokat M.I. (Persea Americana Mill) DEPKES RI. 1985. Formularium sebagai Objek Untuk Kosmetika Indonesia Diambil Ekstraknya dengan (Cetakan I). Jakarta: Bioindikator Bakteri DEPKES RI. Staphylococcus aureus. Ditjen POM. 1986. Sediaan Galenik Jurnal Biosains Vol. 5 No. 2 Edisi 2. Jakarta: DEPKES Agustus 2019. RI. Khopkar, S. M. 2007. Konsep Dasar Ditjen POM. 1995. Farmakope Kimia Analitik. Terjemahan Indonesia Edisi IV, Jakarta: dari Basic Concepts of DEPKES RI. Analytical Chemistry oleh DEPKES RI. 2000.Parameter Saptoraharjo. Jakarta: UI- Standar Umum Ekstrak Press. Tumbuhan Obat. Cetakan Kinlay A. dan Diffey B. 1987. A Refference Spectrum for
Marni La Husin 2021 Universitas Islam Makassar 10
Ultraviolet Induced Erythema In Human Tranggono, Retno I. dan Fatmas L., Skin.CIE. 2007. Buku Pegangan Ilmu Lavi, N. 2013. Tabir Surya Bagi Pengetahuan Kosmetik. PT Pelaku Wisata. Universitas Gramedia Pustaka Utama: Udayana : Denpasar. Jakarta. Lumempouw L,I, Edi,S, Jessy J,E, Umrah, S., T. 2017. Uji Potensi Paendong. 2012, Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Daun Anti UV-B ekstrakfenolik Jambu Biji (Psidium dari tongkol jagung (Zea Guajava L.) Berdaging mays L), Jurnal MIPA Putih Secara In Vitro. UNSRAT. vol. 1, no. 1. Skripsi. Makassar : pp.1–4. Universitas Islam Negeri Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Alauddin Makassar. Analisis. Yogyakarta: Wimpy, et al. 2020. Uji Aktivitas Pustaka Pelajar. Antioksidan dan Tabir Sastrohamidjojo, H. 2001. Kimia Surya Kombinasi Ekstrak Dasar. Yogyakarta: UGM Kulit Buah Oisang Kepok University Press. (Musa Paradisiaca Linn) Sugihartini, N. 2011. Optimasi dan Ekstrak Kulit Buah Komposisi Tepung Beras Alpokat (Persea Americana dan Fraksi Etanol Daun Mill). Skripsi. Samarinda: Sendok (Plantago major L) Sekolah Tinggi Ilmu dalam Formulasi Tabir Kesehatan Nasional. Surya dengan metode Wihelmina, C., E. 2011. Pembuatan Simplex Lattice Design. dan Penentuan Nilai SPF Skripsi. Yogyakarta : Nanoemulsi Tabir Surya Fakultas Farmasi Menggunakan Minyak Universitas Ahmad Dahlan. Kencur (Kaempferia Sepadan, A., 2014. Uji Toksisitas galangal L.) Sebagai Fase Akut Ekstrak Etanol 96% Minyak. Depok: UI Press. Biji Buah Alpokat (Persea Wolf, R., et al. 2001. The Americana Mill.) terhadap Spectrophotometric Larva Artemia salina Leach Analysis and modelling of dengan Metode Brine Sunscreens.J. Chem. Educ. Shrimp Lethality Test Washington Vol 74. (BSLT). Skripsi Universitas Winkanda S., P. 2016. Kitab herbal Islam Negeri Syarif nusantara.Yogyakarta: Hidayatullah Katahati. Shovyana, H. H. dan Zulkarnain, A. Yuliastuti, I. 2002. Pemodelan dan K., 2013. Stabilitas Fisik Sintesis Senyawa Penyerap dan Aktivitas Krim w/o Sinar UV 3,4 Dimetoksi Ektrak Buah Mahkota Dewa heksilsinamat Berdasarkan (Phaleria marocarpha .S) Pendekatan Kimia sebagai tabir surya. Skripsi. Komputasi. Skripsi. Universitas gadjah Mada.